You are on page 1of 12

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH


Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK Selasa, 11 Oktober 2011
Ir. Ade Muhammad, M.Han

PENDAHULUAN Pemandangan Jendela Pecah dalam sebuah komunitas, dalam sebuah riset ternyata menimbulkan rangsangan sosial untuk berbuat kriminal. Ini disebut teori Broken window1 hasil penelitian dari JAMES Q. WILSON (Harvard) dan GEORGE L. KELLING (JFK school Harvard) kemudian menjadi populer di Amerika dan kemudian benar benar diterapkan secara efektif di Eropa. Ini adalah contoh dari fenomena Community Based Crime Prevention2 yang telah lama dijadikan Strategi Umum dalam menekan kriminalitas dengan merangsang persepsi sosial dari kuatnya keamanan disatu komunitas. Lebih jauh lagi Community Based Prevention ini memang sangat terkait dan membutuhkan Desentralisasi Pemerintahan. Karena kekuatan Kepolisian harus mempunyai keterkaitan secara langsung, fisikal maupun emosional dengan komunitas komunitas yang ada. Kemudian wilayah yang terdesentralisasi ini dapat memelihara sendiri unit Polisi dari segi finansial, kontrol publik maupun kontrol pemerintahan lokal. Sehingga semua aspek dalam pemahaman teritorial kepolisian dapat terpenuhi. Fenomena di Indonesia adalah bahwa benar ada Otonomi Daerah, yang seharusnya menghasilkan tingkat kriminalitas yang rendah, namun kenyataannya tidak menurunkan angka kriminalitas. Faktanya Indonesia dari tahun 2000 2009 mempunyai rating skor 8.9 untuk kasus pembunuhan dan masuk pada golongan IV dari VI golongan tingkat keparahan kasus kejahatan pembunuhan dunia3. Dengan rating terkecil yaitu Eslandia dengan golongan I dan rating skor 0.00 (sudah termasuk percobaan pembunuhan). Kemudian juga tidak menurunnya tingkat kriminalitas nasional secara umum, lihat Figure 14.

Figure 1 Jumlah TIndak Pidana Menurut Kepolisian Daerah 2007-2009


1 2

James Q. Wilson and George L. Kelling. "BROKEN WINDOWS: The police and neighborhood safety" http://www.unodc.org/pdf/youthnet/tools_violence_prevention_handbook.pdf 3 http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_intentional_homicide_rate, Homicide statistics, Trends (20032008) UNODC 4 http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=34&notab=1 Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK

LATAR BELAKANG Dari Fenomena Indonesia tersebut, muncul dua pertanyaan yaitu: 1. Bagaimanakah strukturnya Penyebabnya? 2. Bagaimana struktur Keamanan dalam Desentralisasi yang benar? Sebelum melangkah menjawab semua ini, ada baiknya untuk melihat sedikit latar belakang fenomena Otonomi Daerah yaitu Desentralisasi setidaknya secara filosofi. Pengertian Filosofi Negara Demokrasi5 adalah menggunakan 3 prinsip utama yaitu : Bottom Up, Desentralistik dan Transparan. Ini adalah melawan prinsip utama non Demokratik yaitu: Top Down, Sentralistik dan tidak Transparan. Sementara menurut definisi Desentralisasi6 adalah noun 1. sistem pemerintahan yg lebih banyak memberikan kekuasaan kpd pemerintah daerah; 2. penyerahan sebagian wewenang pimpinan kpd bawahan (atau pusat kpd cabang dsb); -- fungsional pengakuan adanya hak pd seseorang atau golongan untuk mengurus hal-hal tertentu di daerah; -- kebudayaan pengakuan adanya hak pd golongan kecil dl masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri di daerah; -- politik pengakuan adanya hak mengurus kepentingan rumah tangga sendiri pd badan politik di daerah yg dipilih oleh rakyat di daerah tertentu. Kemudian untuk melakukan bedah analisis, digunakan alat alat analisis berupa: 1. Analisa PESTEL, sebuah metode analisis dengan menganalisa dan mempertimbangkan faktor faktor makro yang mempengaruhi objek analisa. Analisa PESTEL terdiri dari analisa Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment dan Legal. 2. Analisa SWOT, adalah sebuah metoda analisis dengan menganalisa Keunggulan Kelemahan Internal objek analisa dan juga Ancaman serta Kesempatan yang mengelilingi objek analisa tersebut. 3. Analisa Berpikir Sistem7, adalah sebuah metoda analisis dengan menggambarkan 4 hal: Lingkar alur Sebab Akibat, Persediaan dan Aliran, Non Linearitas dan Konsep Tunda waktu. Analisa berpikir sistem ini (Systems Thinking) akan menentukan pada saat nanti dihitung pada simulasi lanjutannya (System Dynamics), sebelum akhirnya diambil sebuah kebijakan atau rancangan sistem yang baru. Ini sangat berguna untuk memahami fenomena sosial yang kompleks dan
5 6

Ranadireksa, Hendarmin, Arsitektur Konstitusi Demokratik, Fokus Media-2007 KBBI, http://www.artikata.com/arti-325016-desentralisasi.html 7 Learning Organization Peter Senge (1999) Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK dinamis. Dimana dengan System Thinking ini dapat dicapai sebuah desain sistem sosial atau pemerintahan yang mempunyai kemampuan Organisasi yang Belajar. 4. Disini kita akan menelaah Keamanan Daerah Pemekaran Otonomi Daerah dengan menggunakan sebuah Struktur Generik dari Pertahanan8, sebagai dasar dari struktur Keamanan Daerah. Generic Defense System
Dr. Ir. Muhammad Tasrif ir. Ade Muhammad, M.Han Research Thesis; Redesigning the Structure of RIs Defense System ; An analysis of Systems Thinking

Figure 2 Generic Defense System

Dr. Ir. Muhammad Tasrif, M.Eng Ir. Ade Muhammad, M.Han, Studi Pertahanan ITB, 2010 (Riset Thesis : Redesigning the structure of RIs Defense System; an analysis of system thinking 2010) Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK ANALISIS Analisa PESTEL Faktor Faktor Politik Penjelasan tiap Faktor - Konflik Politik secara fisik terutama saat PILKADA9 - Manageble nya money politics10 - Hancurnya tataruang11 - Instabilitas dan potensi gejolak tinggi12 - Kepolisian dibawah langsung Presiden - Desentralisasi Indonesia: Pusat Daerah SubDaerah - Desentralisasi Standar : Pusat Daerah - Tergantung Finansial pada Pusat13 - 124 Kabupaten 70% lebih APBD untuk biaya belanja pegawai14 - Kabupaten Lemah dan tidak punya skala ekonomis15 - Manageble nya money politics16 - Kecenderungan Korupsi tinggi di Kabupaten Kota17 - Kapasitas lokal rendah18 - SDM Keamanan pusat kuat namun kurang19 - Masalah sosial tinggi yang sebenarnya bisa ditangani oleh adat, tapi hukum adat cenderung tidak diakui atau dilaksanakan secara efektif20 - Alienisasi sosial untuk daerah daerah terluar21 - Infrastruktur transportasi, telekomunikasi, energi minim - Penguasaan teknologi rendah - Jarak logistik teknologi jauh (utk yg jauh dari Jakarta) - Konflik kepentingan penguasaan SDA antara Provinsi dan Kabupaten22

Ekonomi

Sosial

Teknologi

Environment
9 10

http://padang-today.com/?mod=artikel&today=detil&id=78 http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=85195:pilkada-masih-diramaikanmoney-politik-&catid=165:pilkada-medan&Itemid=94 11 Otda & Konflik Tata Ruang Publik - PUSHAM-UII - pusham.uii.ac.id/files.php?type=art&id=184&lang=id 12 http://www.indosiar.com/fokus/23503/uu-no-22-jangan-jadi-pembenaran-pemekaran-wilayah, 13 http://news.suaramanado.com/berita/manado/dprd-sulut/2011/5/1433/otonomi-daerah-tergantungkeikhlasan-pemerintah-pusat, http://www.undp.or.id/pubs/docs/pemekaran_ID.pdf 14 http://www.seknasfitra.org/index.php?option=com_content&view=article&id=358%3Amendagri-siap-pangkasbelanja-pegawai-daerah&catid=51%3Afitra-on-media&Itemid=86&lang=in http://budget-info.com/images/stories/lbi/Kinerja%20Pengelolaan%20Anggaran%20Daerah%202009.pdf http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/09/16/96518/Belanja-Daerah-Didominasi-BelanjaPegawai 15 http://www.batukar.info/komunitas/articles/mungkinkah-mengalihkan-otonomi-daerah-ke-provinsi Oleh Moh. Ilham A Hamudy (Pemerhati Pemerintahan) 16 http://www.mediasmscenter.com/index.php?option=com_content&view=article&id=121:mayoritas-pilkadaterindikasi-politik-uang-&catid=1:info-pilkada&Itemid=66 17 http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/Memerangi_Korupsi_dprd.pdf 18 http://www.undp.or.id/pubs/docs/pemekaran_ID.pdf 19 http://niasonline.net/2010/12/22/kapoldasu-sebaiknya-segera-bentuk-polres-baru-di-daerah-pemekaran/ 20 http://www.gunungmaskab.go.id/informasi/ucapan-dirgahayu-ke-8-kab-gunung-mas-dari-pemprovkalteng.html 21 http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/Memerangi_Korupsi_dprd.pdf Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK - Rusaknya Lingkungan Hidup - Global Warming, perubahan cuaca dan iklim - Masalah hukum yang kompleks23 - UU No. 22 tahun 1999 Otonomi Daerah - UU No. 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah, pembentukan, penghapusan, dan penggabungan daerah otonom baru24 - UU No. 25 tahun 1999 Hub Keu Pusat Daerah

Legal

Analisa SWOT Keamanan Pemekaran Strenght / KEKUATAN Weaknesses / KELEMAHAN - Respons keinginan Daerah untuk Desentralisasi - SDM kapasitas rendah pada Reformasi - SDA terlalu kecil skala ekonomi - Public Support tinggi - Tumpang tindih hukum Nasional, Perda Prov dan - Good Will Politik tinggi Perda Kabupaten/Kota pemekaran - Dianggap gagal - Masih Sistem Sentralistik secara hakikat - Potensi gangguan keamanan yang tinggi, karena ketidak puasan pada Pusat dan konflik horizontal akibat kurangnya kegiatan ekonomi - Kapasitas aparat keamanan yang minim, kendali yang terlalu jauh, penguasaan teritorial yang luas - Tendensi pelanggaran HAM aparat pusat yang cukup tinggi - Persepsi Aparat Keamanan Pusat pada wilayah terluar yang umumnya curiga pada warga lokal Opportunities / KESEMPATAN Threats / ANCAMAN - Reformasi 1998 - Potensi Separatisme - Partisipasi Publik Tinggi - Potensi dan tindak Kriminalitas karena basic - Dukungan Internasional untuk Capacity Building needs - Penelitian tentang sistem Otda dari berbagai - Potensi dan tindak Konflik Horizontal karena institusi sebagai masukan kondisi sosial, politik dan ekonomi yang buntu- Desain Politik kembali ke Sentralistik

22 23

http://www.undp.or.id/pubs/docs/pemekaran_ID.pdf http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/Masalah2%20Hukum%20dlm%20Pelaksanaan%20Oonomi%20Daerah%20-%20prof-dr-Solly%20Lubis.pdf 24 http://www.untan.ac.id/?p=240 Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK Graphical Analysis dan System Thinking Struktur Keamanan dalam Fenomena Pemekaran25
Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

Figure 4 Struktur Keamanan Pemekaran Otonomi Daerah

Analisa gambaran struktur Keamanan Otonomi Daerah: Threats (Ancaman) akan selalu mengganggu Local Security Stability (Stabilitas Keamanan Lokal) sehingga Pemerintah Lokal akan memerlukan Strategy dari situ akan muncul Desired Operation (Operasi yang diinginkan) dari situ akan muncul lagi Operation (setelah mengalami beberapa penyesuaian seperti anggaran, sdm dsb) tujuan operasi ini untuk menanggulangi Threats (Ancaman). Potential Threats (Potensi Ancaman) adalah sumber laten untuk menambah Threats (Ancaman). Potential Threats (Potensi Ancaman) adalah sumber laten untuk menyerang Local Security Stability (Stabilitas Keamanan Lokal). Strategy diperlukan untuk menjalankan Desired Operation (Operasi yang diinginkan) dari situ akan muncul lagi Operation (setelah mengalami beberapa penyesuaian seperti anggaran, sdm dsb) untuk mengisi Gap (antara yang diinginkan dan fakta yang ada). Strategy diperlukan untuk menjalankan Desired Operation (Operasi yang diinginkan) Operation dari situ akan muncul lagi Gap (antara yang diinginkan dan fakta yang ada) kemudian akan mempengaruhi pembuatan Strategy baru.
25

Generic System of Defense Dr. Ir. Muhammad Tasrif and Ir. Ade Muhammad, M.Han, Studi Pertahanan ITB 2010 Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK Vision (Visi) dari Pemerintah Pusat atau Daerah diperlukan untuk memecahkan kebuntuan dalam menegakkan Local Security Stability (Stabilitas Keamanan Lokal)

Struktur Solusi Holistik Keamanan dalam Fenomena Otonomi Daerah


Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

+ 1. Autonomy on Province 2. Police Under Governor Political Agenda + + Input and Information +

New Law of POLICE under Governor New Law of Autonomy on Province

+ + Integrated Dev. Plan

- Preparation Plan Community based Prevention Program + + Capacity Building + Rationalization + Regional Integration

Golden Shakehand

Figure 5 Struktur Solusi Holistik Keamanan Pemekaran Otonomi Daerah

Analisa gambaran struktur Solusi Holistik Keamanan Otonomi Daerah: Vision (Visi) harus dikeluarkan untuk menjadi arah baru kemana kita menuju, untuk itu Visi pada Otonomi ini ada dua yaitu : 1. Otonomi Pada Provinsi dan 2. Polisi dibawah Gubernur ini akan memberikan otoritas yang bertanggung jawab pada Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal) Vision (Visi) 1. Otonomi Pada Provinsi dan 2. Polisi dibawah Gubernur menjadi sebuah Political Agenda (Agenda Politik) kemudian menghasilkan New Laws (Police under Governor + Autonomy on Province) (Hukum Hukum baru : UU Polisi dibawah Gubernur + UU Otonomi pada Propinsi) Integrated Development Plan (Rencana Pembangunan yang Menyeluruh) dst Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal) akan mempunyai sejumlah Preparation Plan (Rencana Persiapan) Kemudian akan menghasilkan sejumlah Input and Information
Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK (Masukan dan Informasi) yang akan banyak bermanfaat pada Political Agenda (Agenda Politik) yang sudah mempunyai Visi untuk solusinya kemudian akan menghasilkan New Laws (Police under Governor + Autonomy on Province) (Hukum Hukum baru : UU Polisi dibawah Gubernur + UU Otonomi pada Propinsi) sebagai payung hukum perubahan dan dari sini dapat dikembangkan sebuah Integrated Development Plan (Rencana Pembangunan yang Menyeluruh) salah satunya adalah program Regional Integration (Penyatuan Regional), artinya menyatukan kembali yang sudah dipecah pecah atas nama pemekaran Stock Law Enforcer (Stok Penegak Hukum) otomatis akan terisi, dengan Kepolisian yang sudah didistribusi dan ditambah kemungkinan besar untuk mengambil orang lokal sebagai penegak hukum ini akan memperbaiki kondisi Politics (Politik) dan akibatnya akan membuat kondusif Environment (Lingkungan) yang akan memperlancar Operation (Operasi) untuk menanggulangi Threats (Ancaman) yang akan mempengaruhi Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal). Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal) Preparation Plan (Rencana Persiapan) ini akan memberikan Input and Information (Masukan dan Informasi) ke Political Agenda (Agenda Politik) sehingga dari sini akan muncul paket pembaharuan berupa New Laws (Police under Governor + Autonomy on Province) (Hukum Hukum baru : UU Polisi dibawah Gubernur + UU Otonomi pada Propinsi) sebagai payung hukum perubahan dan dari sini dapat dikembangkan Integrated Development Plan(Rencana Pembangunan yang Menyeluruh) Regional Integration (Penyatuan Regional) dimana ini akan menanggulangi Legal Problem (Masalah Hukum) yang mempentaruhi faktor Politics (Politik) Lokal yang juga mempengaruhi faktor besar Environment (Lingkungan) yang berperan besar pada berbagai Operation (Operasi) untuk menanggulangi Threats (Ancaman) yang mengancam dan memperburuk kondisi Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal). Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal) Preparation Plan (Rencana Persiapan) ini akan memberikan Input and Information (Masukan dan Informasi) ke Political Agenda (Agenda Politik) sehingga dari sini akan muncul paket pembaharuan berupa New Laws (Police under Governor + Autonomy on Province) (Hukum Hukum baru : UU Polisi dibawah Gubernur + UU Otonomi pada Propinsi) sebagai payung hukum perubahan dan dari sini dapat dikembangkan Integrated Development Plan(Rencana Pembangunan yang Menyeluruh) Regional Integration (Penyatuan Regional) ini akan memperbaiki Economical Scale (Skala Ekonomi) yang tadinya kecil kecil menjadi gabungan wilayah kabupaten dalam sebuah Propinsi, yang punya skala ekonomi lebih baik Ini akan memperbaiki Environment (Lingkungan) yang berperan besar pada berbagai Operation (Operasi) untuk menanggulangi Threats (Ancaman) yang mengancam dan memperburuk kondisi Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal). Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal) akan mempunyai sejumlah Preparation Plan (Rencana Persiapan) Kemudian akan menghasilkan sejumlah Input and Information (Masukan dan Informasi) yang akan banyak bermanfaat pada Political Agenda (Agenda Politik) yang sudah mempunyai Visi untuk solusinya kemudian akan menghasilkan New Laws (Police under Governor + Autonomy on Province) (Hukum Hukum baru : UU Polisi dibawah Gubernur + UU Otonomi
Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK pada Propinsi) sebagai payung hukum perubahan dan dari sini dapat dikembangkan sebuah Integrated Development Plan (Rencana Pembangunan yang Menyeluruh) salah satunya adalah program Regional Integration (Penyatuan Regional) yang mempunyai program program salah satu program penting adalah Rationalization (Rasionalisasi) yaitu penyesuaian pegawai Pemda yang terlalu gemuk akibat pemekaran lebih jauh bagian dari konsekuensi adalah munculnya program Golden Shakehand (Jabattangan Emas), yaitu program insentif dan pesangon besar untuk mengurangi pegawai negeri di daerah daerah ex pemekaran ini akan memperbaiki HRD Capacity and Stock (Kapasitas dan Persediaan SDM) di daerah yang merupakan Internal Constrain (Batasan Internal) yang menjadi penghambat didalam sistem pemerintahan desentralisasi dimana ini mempengaruhi Operation (Operasi) untuk memitigasi Threats (Ancaman) yang mengancam pada kondisi Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal). Integrated Development Plan (Rencana Pembangunan yang Menyeluruh) salah satunya adalah program Regional Integration (Penyatuan Regional) yang mempunyai program program salah satu programnya yang penting adalah Capacity Building (Pembangunan Kapasitas) ini akan memperbaiki kualitas HRD Capacity and Stock (Kapasitas dan Persediaan SDM) di daerah yang merupakan Internal Constrain (Batasan Internal) yang menjadi penghambat didalam sistem pemerintahan desentralisasi dimana ini mempengaruhi Operation (Operasi) untuk memitigasi Threats (Ancaman) yang mengancam pada kondisi Local Security and Stability (Keamanan dan Stabilitas Lokal). Sekarang Strategy (Strategi) yang lebih baik dapat dicapai dengan membuat Desired Operation (Operasi yang diinginkan) kemudian gap antara yang diinginkan dan yang bisa diberikan sekarang akan jauh lebih baik untuk melaksanakan Operation (karena berbagai faktor penghambat sudah diselesaikan dengan langkah holistik) sehingga selain melaksanakan Operasi untuk menanggulangi Threats biasa, dapat juga melakukan operasi lain yaitu melibatkan masyarakat dalam Community Based Prevention Program (Program Pencegahan berbasis Komunitas) yang akan memitigasi mulai dari bibit Potential Threats (Potensi Ancaman) sehingga akan berpengaruh pada Local Security Stability (Stabilitas Keamanan Lokal) dan juga terwujud menjadi Threats (Ancaman).

Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK

Analisa Organisasi /Wadah dari Struktur Fungsi Analisa Grafik Model Otonomi
Gambar analisis oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han berdasarkan masukan ir. Hendarmin Ranadireksa Model Indonesia Model Kesatuan (Japan, S.Korea, Perancis) Model Federasi (AS, Malaysia, Filipina)

PUSAT

Pemerintah RI Pemda Prov


Pemda Kab/Kota

National Govt Perfecture/Prov

National Govt States / Prov

SUBDAERAH DAERAH

Hukum Nasional Hukum Provinsi Hukum Kab/Kota

Hukum Nasional

Hukum Federal Hukum Negara Bagian

Figure 6 Analisa Grafik Model Otonomi

Gambar 6 memperlihatkan model Otonomi yang dikenal didunia (Model Kesatuan dan Model Federasi) dan model otonomi Indonesia. Bentuk Model Indonesia mengalami kerancuan pada prinsip Otonomi Daerah lainnya, karena mempunyai Sub Daerah yang juga Otonom. Bahkan punya kecenderungan tidak mematuhi hirarki dan bertentangan dengan Pemda Provinsi diatasnya. Dalam Otonomi yang standar pada sistem Unitary / Kesatuan dan Federasi peran utama Provinsi adalah menentukan dan melola tata ruang dan peran Kota adalah melola manusia. Sementara di Indonesia peran nampaknya tidak dipahami dengan baik dan terjadi tumpang tindih peran dan aturan aturannya. Dari sisi hukum, ada perbedaan pada Unitary dan Federasi. Dimana pada Unitary menganut Hukum Tunggal atau Hukum Nasional, yang berlaku disemua wilayahnya, baik Pusat maupun Daerahnya. Sementara pada sistem Federasi, menganut Hukum bertingkat, yaitu Hukum Nasional dan Hukum Daerahnya masing masing, namun dengan catatan harus selaras dengan Hukum Nasional dan sesuai dengan konstitusinya. Sisi hukum pada Kesatuan a la model Indonesia menganut Federasi namun berlebih dengan diperbolehkannya Sub Daerah mengeluarkan Hukumnya sendiri melalui Perda perda, yang tidak jarang bertentangan dengan Hukum Provinsi, Perda Nasional bahkan dengan Konstitusi. Sehingga pada Otonomi model Indonesia terjadi fenomena Hyper Autonomy.
Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

10

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK Analisa Grafik Model KEPOLISIAN
Gambar analisis oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

Model Kepolisian RI
WILAYAH POLITIK

Model Kepolisian Jepang dan Amerika PM Jpg Mendagri Depdagri J.N.Police


Figure 7 Analisa Grafik Model Kepolisian

Presiden RI KAPOLRI POLRI Menteri Kementerian

Presiden AS Gubernur Pemda Neg.Bg State Police Walikota Pemda Kota Police Dept.

WILAYAH HUKUM

Pada gambar 7 dapat dilihat Analisa grafik model Organisasi Kepolisian. Dengan menampilkan dua model umum Kepolisian yaitu Model Jepang (mewakili bentuk negara Unitary/Kesatuan) dan Model Amerika (mewakili bentuk negara Federasi). Baik Model Jepang maupun Amerika benar benar menempatkan terpisah antara Wilayah Politik (Presiden dan Gubernur/Walikotanya) dengan Wilayah Hukum (dibawah Depdagri untuk model Jepang dan dibawah Pemda Propinsi/Negara Bagian atau Kota untuk model Federasi). Sehingga dihindari kooptasi politik dalam operasional Kepolisian yang membutuhkan ketundukan pada Hukum, bukan Komando apalagi komando yang melanggar aturan dan hukum. Sementara itu pada model Kepolisian di Indonesia, posisi Kepolisian masuk dalam Wilayah Politik, dengan ditandai Kapolri berada dibawah langsung Presiden dan setara dengan Menteri yang merupakan pejabat politik. Dari struktur seperti ini dapat menimbulkan resiko kooptasi politik, terutama dari kepentingan politik Presiden. Sehingga dari analisa ini dapat disimpulkan kedudukan Polri berada dalam posisi tertinggi didunia, yaitu berada dibawah Presiden langsung.

Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

11

STRUKTUR KEAMANAN PADA PEMEKARAN OTONOMI DAERAH Workshop Evaluasi Pemekaran Wilayah III - PSIK

Kesimpulan Kesimpulan akan menjawab pertanyaan awal yaitu Pertanyaan no 1. Bagaimanakah strukturnya Penyebabnya? Secara holistik dapat dilihat pada Figure 4. Struktur Keamanan Pemekaran Otonomi Daerah o Terdapat keterbatasan pada faktor Internal Constrain dan Environment o Pada Internal Constrain disebabkan oleh HRD Capacity and Stock o Pada Environment disebabkan oleh Economical Scale karena sebuah wilayah pemekaran merupakan penggalan dan pecahan dari sebuah wilayah yang lebih besar , sehingga punya potensi ekonomi menghidupi sendiri lebih kecil serta seringkali tidak cukup dan Politics o Pada Politics disebabkan oleh Stock Law Enforcer yang tidak siap melayani wilayah baru dan terbatasnya anggaran pusat dan Law Problem yang tumpang tindih Secara Model Pemerintahan Otonomi dapat dilihat pada Figure 6. Analisa Grafik Model Otonomi o Perbedaan dengan Model Otonomi secara empirik dan berhasil, Model Indonesia mempunyai Sub Daerah yang menjadi Wilayah Otonom. o Tidak singkron, dengan tumpang tindih hukum yang bertingkat tingkat, sehingga melebihi prinsip otonomi pada Federasi. o Terjadi Fenomena Hyper Autonomy. Secara Model Kepolisian dapat dilihat pada Figure 7. Analisa Grafik Model KEPOLISIAN o Kepolisian Model lain secara empirik dan berhasil, menghindari Kepolisian berada dalam Wilayah Politik dan dimasukkan dalam Wilayah Hukum (berada di bawah Depdagri atau Pemda Provinsi atau Pemda Kota) o Kapolri masuk pada Wilayah Politik o Rentan terhadap pengaruh dan kooptasi Politik dari Presiden o Posisi Kepolisian tertinggi didunia.

Pertanyaan no 2. Bagaimana struktur Keamanan dalam Desentralisasi yang benar? Secara holistik dapat dilihat pada Figure 5. Struktur Solusi HolistikKeamanan Pemekaran Otonomi Daerah Rujukan solusi dapat dilihat pada Model Otonomi Unitary dan Federasi pada Figure 6. Analisa Grafik Model Otonomi Rujukan solusi dapat dilihat pada Model Kepolisian Jepang atau Amerika pada Figure 7. Analisa Grafik Model KEPOLISIAN

Oleh Ir. Ade Muhammad, M.Han

12

You might also like