You are on page 1of 1

Ayo Kuliner lagi di Pujasera UB Malang, Perspektif,- Launching Pujasera PKL Ub tidak terlepas dari sejarah hearing berkali-kali

oleh pihak PKL di bantu EM-UB dan para mahasiswa yang mengatas namakan sahabat PKL. Pada awal Maret 2011, penggusuran PKL awalnya dimulai dari Fakultas Teknik. Saya ingat pada saat itu, hari senin terjadi penggusuran dan hari Rabu sudah terbit Surat Keputusan (SK) yang berisi PKL dilarang berjualan disekitar UB, ungkap Julianto, salah satu perwakilan dari paguluyuban PKL-UB. Penggusuran secara tiba-tiba ini membuat berbagai pihak mempertanyakan tindakan rektorat. Merasakan adanya kejanggalan, Sahabat PKL melakukan hearing antara rektorat dengan para pedagang PKL dengan mediasi dari Komnas HAM secara langsung. Julianto mengatakan, setelah melakukan hearing, diketahui maksud penggusuran PKL tersebut karena rektorat akan mengajukan ISO 14000. Sertifikasi ISO 14000 itu mensyaratkan lingkungan bersih, asri, dan nyaman. Selain itu, ada rencana dari pihak rektorat untuk membangun food court di tiga titik strategis di Universitas brawijaya pada akhir tahun 2012, sambung pria kelahiran 44 tahun silam ini. Presiden Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya, Arief Budi laksono, memaparkan, selain hearing yang dilakukan beberapa waktu yang lalu, pihak EM-UB berpartisipasi menyampaikan info-info terkait kepada BEM masing-masing Fakultas. Jadi pihak EM pun tidak bisa membina secara teknisnya. Sebelumnya, setelah penggusuran dilakukan, PKL tidak sekedar tinggal diam. Para PKL mencari tanah untuk berjualan kembali. Tanah warga setempat yang berada tepat di balik dinding pembatas wilayah UB di sebelah timur gedung UKM menjadi lahan para PKL menjajakkan dagangan mereka. Di atas tanah seluas 23x18 m2 ini, mereka harus menanggung beban sewa senilai 60jt/tahun. Sementara itu, rektorat juga memberikan bantuan sebesar 20jt serta fasilitas pembukaan jalan dari lahan tersebut ke wilayah UB. Rektorat melakukan pembinaan sistem manajerial sebagai hasil pertama dari hearing. (dan yang disayangkan dari keseluruhan sewa tanah dan pembangunan ulang pujasera, sisanya para pedagang PKL yang melakukan iuran sendiri kurang lebih Rp. 800.00,- tiap PKL) SY GAK MAKSUD DENGAN KALIMAT INI, COBA DICEK LG KE PENULISNYA. Untuk mensosialisasikan keberadaan Pujasera ini, Sahabat PKL ingin mengadakan Launching Pujasera PKL. Beberapa mahasiswa dari Home Band-UB juga turut membantu Launching ini dengan cara mengisi acara dengan hiburan-hiburan dan musik serta perlengkapan. Acara launching ini dimaksutkan agar mahasiswa brawijaya bisa kembali mencicipi salah satu kuliner UB tersebut. Memang sudah bagus dan tertata rapi kondisinya sekarang daripada dulu, lumayan untuk menjadi alternatif kuliner lagi di brawijaya!, puji Yusron, mahasiswa Manamen FEB-UB 2010. Setelah launching dilakukan, pihak EM-UB berharap kejadian kesalahan komunikasi antara pihak rektorat dan PKL tidak terjadi lagi dan menjadi pelajaran bagi semua pihak. Sementara itu, pihak PKL menginginkan segera ditandatanganinya MOU hearing oleh pihak rektorat. Selain itu, mereka juga berharap setelah pembangunan foodcourt UB selesai, para PKL difasilitasi dan tidak diberikan beban sewa yang terlalu tinggi. (ICL)

You might also like