You are on page 1of 2

JAMU, OBAT HERBAL TERSTANDAR dan FITOFARMAKA

Jamu Berdasarkan fakta sejarah, jamu adalah obat asli Indonesia yang ramuannya, cara pembuatan, pembuktian khasiat dan keamanan serta cara penggunaannya berdasarkan pengetahuan tradisional. Sebagai bentuk produk Obat Bahan Alam, jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiatnya dimana pembuktiannya hanya berdasarkan pengalaman/data empiris, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku yaitu CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik), serta jenis klaim penggunaan sesuai jenis pembuktian tradisional tingkat umum dan medium. Bentuk penyajian jamu semestinya sesuai dengan cara empiris, tradisi masyarakat agar tetap mempertahankan pemahaman akan adanya keseimbangan holistik yang menjadi falsafah dasar obat tradisional

Obat Herbal Terstandar Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dengan hewan uji, meliputi uji khasiat dan uji manfaat, dan bahan bakunya telah distandarisasi. Ada 5 macam uji praklinis yaitu: uji eksperimental in vitro, uji eksperimental in vivo, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik, dan uji toksisitas khusus.

Fitofarmaka Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji praklinik dan uji klinik (bahan obat diujikan ke manusia), bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi. Uji klinik harus mengikuti deklarasi Helsinki yang terdiri dari 4 fase.

Fase pertama: untuk mengetahui dan mengklarifikasi efek dan farmakokinetik dalam tubuh. Sukarelawan yang sehat dan sejumlah tertentu diberi obat, lalu diamati pola penyerapan, metabolism, dan ekskresi pasca konsumsi obat. Fase kedua: obat diberikan pada orang yang sakit sesuai klaim obat, untuk control digunakan placebo sebagai pembanding. Fase ketiga: jumlah sukarelawan diperbanyak dan lokasi diperluas. Obat yang akan diteliti dibandingkan dengan innovator. Pembanding innovator adalah obat yang sudah mapan di pasaran dan terbukti banyak digunakan untuk mengobati penyakit yang diklaim. Setelah obat dibuktikan berkhasiat dan menunjukkan keamanan saat dipakai, maka obat itu diizinkan untuk diproduksi sebagai legal drug. Fase keempat: setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran yang diamati pada pasien dalam berbagai kondisi, usia dan ras. Studi ini dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat efek terapeutik dan pengamatan jangka panjang dalam menggunakan obat. Dari hasil evaluasi itu masih memungkinkan suatu obat ditarik dari peredaran jika terbukti membahayakan.

Hingga saat ini, tanaman unggulan nasional yang telah diuji klinis baru 9 yaitu:

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees) Kunyit (Curcuma domestica Val.) Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) Jati belanda (Guazuma ulmifolia) Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Jambu biji (Psidium guajava L) Cabai jawa (Piper retrofractum Vahl.) Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

10. Temukan artikel penelitian di Pubmed dengan topik sbb (tugas individu) 11. Kelas A : desain eksperimental pada obat hipertensi 12. Kelas B : desain case control untuk obat diabetes melitus 13. Kelas C : desain cohort untuk penelitian ADR dan efek samping 14. Setelah anda menemukan artikel tersebut, jawablah pertanyaan ini: 15. 1. Tentukan kelompok pembanding dan kelompok kontrol 16. 2. Tentukan intervensi atau eksposure pada masing masing kelompok kontrol dan pembanding 17. 3. Bagaimana hasil penelitian tersebut. 18. Selanjutnya kumpulkan artikel anda dengan pembahasannya! 19. Sukses

You might also like