You are on page 1of 20

IPTEKS

IlmuPengetahuanTeknologidanSenidalam AlQuran

Oleh : Yayat Saputra 1010.411.065

Universitas PembangunanNasional Veteran Jakarta FakultasIlmuPolitikdanSosial JurusanKomunikasi 2010/2011


1

BAB I IPTEKS
A. Pentingnya ipteks dalam kehidupan
Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dimiliki oleh setiap manusia yang hidup di dunia ini. Dari zaman dahulu hingga sekarang manusia sudah memiliki akal pikiran untuk berfikir bertahan hidup dan menciptakan sesuatu yang dapat memudahkan proses hidup manusia. Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain yang hidup di dunia ini. Manusia memiliki akal sehat dan pikiran sehingga dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Sejak jaman dahulu sudah banyak manusia yang berusaha menciptakan sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan manusia.Contoh sesuatu yang telah ditemukan oleh manusia dan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia saat ini adalah listrik.Pada saat ini listrik merupakan kebutuhan pokok untuk manusia.Karena segala sesuatu saat ini membutuhkan sumber daya listrik.Segala alat yangtelah dibuat dan listrik yang telah ditemukan merupakan salah satu perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang berhasil dikembangkan oleh manusia untuk membantu atau membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah.Tentu dari semua alat dan segala sesuatu yang telah diciptakan tidak begitu saja jadi seketika.Para ilmuan berusaha keras melakukan eksperimen dan penelitian sehingga segala sesuatu dapat ditemukan dan dapat diciptakan.Dan hasil ciptaan mereka pun sangat berguna hingga saat ini. Namun perkembanagan teknologi saat ini tidak hanya memiliki nilai positif, tetapi juga memiliki nilai negative. Mungkin dari segi positif perkembangan teknologi saat ini dapat memudahkan pekerjaan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan nya tetapi dari segi negative nya manusia akan menjadi seseorang yang lebih pemalas, misalkan dalam segi kendaraan, mungkin kendaraan sangat berguna dalam kehidupan manusia dan fungsi kendaraan adalah untuk mengantar kita ke tempat tujuan kita dengan cepat dan lebih menghemat waktu tetapi kendaaraan yang menggunakan tenaga fosil akan mengeluarkan gas sisa hasil proses pembakaran dan dibuang ke udara bebas. Jika banyak manusia yang menggunakan kendaraan maka udara di dunia akan menjadi tidak sehat. Begitu juga pembangkit listrik, walaupun listrik sangat berguna untuk kehidupan kita
2

sehari-hari karena peralatan kerja kita rata-rata menggunakan listrik tetapi tempat pembangkit listrik ada yang menggunakan batu bara dan fosil. Hal ini sama dengan kendaraan. Hal ini dapat merusak lingkungan. Manusia akan selalu mengembangkan teknologi yang sudah ada agar selalu dapat lebih berguna dan semakin efisien. Karena manusia memiliki sifat yang tak pernah puas dengan apa yang telah dia miliki. Sesuatu hal jika memiliki nilai positif maka pasti dia akan memiliki nilai negative pula tetapi nilai negative tersebut harus kita tekan seminimal mungkin agar sesuatu tersebut menjadi lebih bermanfaat. Perkembangan teknologi yang sudah maju saat ini diharapkan dapat menjadikan manusia yang lebih berkualitas dan bermanfaat dan dapat melestarikan bumi ini agar kita selalu nyaman tinggal di bumi ini. Jangan lah kita menyalah gunakan perkembangan teknologi karena ilmu-ilmu pengetahuan teknologi merupakan salah satu karunia Allah SWT yang telah diberikan manusia agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dapat berguna untuk kita semua. Semakin maju pengetahuan teknologi maka itu merupakan salah satu cerminan kemampuan intelektual manusia yang semakin memiliki nilai kualitas yang baik dan juga berkembang.

B. Konsep ipteks dalam Islam


Definisi IPTEK adalah ilmu pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, diorganisasi,

disistematisasi, dan diinterpretasi, sehingga menghasilkan kebenaran yang obyektif, serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah. Secara etimologis, kata ilmu berarti pengetahuan dan kejelasan. Ilmu menurut Al quran mencakup segala macam pengetahuan yang berguna bagi manusia dalam kehidupannya., baik masa kini maupun masa depan. Dari sudut pandang filsafat, ilmu lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan.

Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh manusia atau segala sesuatu yang diperoleh manusia baik melalui panca indra, intuisi, pengalaman, maupun firasat. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar atau dapat diterima oleh akal. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai kumpulan rasionalisasi kolektif insani atau sebagai pengetahuan yang sudah sistematis.

Sejalan dengan itulah Islam memandang kegunaan dan peranan ilmu, sehingga tidak membuat garis pemisah antara agama dan ilmu.Agama adalah nilai-nilai panutan yang memberi pedoman pada tingkah laku manusia, serta pandangan hidupnya.Sedangkan ilmu adalah sesuatu hasil yang dicapai oleh manusia berkat bekal kemampuan-kemampuan sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Pencipta.

Ilmu tidak dibekalkan sebagai barang jadi, ilmu harus dicari, dan untuk ikhtiar mencarinya, Tuhan membekali manusia dengan berbagai kemampuan yang memang sesuai kodrat dan keinginan untuk mengetahui apa saja.

Kewajiban mencari ilmu Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Quran dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman pada Al-Quran dan Al-Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Quran yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil) Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas pada babi hutan. (HR. Ibnu Majah dan lainya)Juga pada hadist rasulullah yang lain,carilah ilmu walau sampai ke negeri cina.Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru tetap dikejar.Dalam kitab Talimul mutaalim disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut trlebih dahulu adalah ilmu haal yaitu ilmu yang dseketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh.Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih.Apabila kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lainya.Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih mengutamakan ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama.Maka anak menjadi orang yang buta agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali memberikan bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum.Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, sedekah yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain.(HR. Ibnu Majah)

Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama dianding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang mutaadi (dapat berkembang) yang manfaatnya bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain.

Keutamaan orang yang berilmu Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat.Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhlukNya. Mereka digelari sebagai : al-Raasikhun fil Ilm (Al Imran : 7), Ulul al-Ilmi (Al Imran : 18), Ulul al-Bab (Al Imran : 190), al-Basir dan as-Sami' (Hud : 24), al-A'limun (al-A'nkabut : 43), al-Ulama (Fatir : 28), al-Ahya' (Fatir : 35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain.Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkatsejajar dengan para malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya:

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah: 159) Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, akan dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka."(HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau.Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih) Jadi setiap orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau mengamalkan pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat.

C. Hubungan wahyu dan hadist dengan ipteks


Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma (Lihat Yahya Farghal, 1990: 99119): Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din an al tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam pribadi manusia dengan tuhannya.Agama tidak mengatur umum/publik.Paradigma ini memandang agama dan iptek mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan). Paradigma ini mencapai kematangan pada akhir abad XIX di Barat sebagai jalan keluar dari kontradiksi ajaran Kristen (khususnya teks Bible) dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (inexist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan. Paradigma tersebut didasarkan pada pikiran Karl Marx (w. 1883) yang memandang agama (Kristen) sebagai candu masyarakat, karena agama menurutnya membuat orang terbius dan lupa akan penindasan kapitalisme yang kejam. Karl Marx mengatakan: Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of the heartless just as it is the spirit of a spiritless situation.It is the opium of the people. (Agama adalah keluh-kesah makhluk tertindas, jiwa dari suatu dunia yang berjiwa, sebagaimana ia merupakan ruh/spirit dari situasi yang ruh/spirit. Agama adalah candu bagi rakyat).

Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa dalam al-Qur`an dan al-Hadits-- menjadi qaidah fikriyah pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-Nabhani, 2001). Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya) : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. [96]: 1). Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman.Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan Aqidah Islam (Al-Qashash, 1995: 81). paradigma yang dibawa Rasulullah Saw (w. 632 M) yang meletakkan Aqidah Islam yang berasas Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah sebagai asas ilmu pengetahuan. Beliau mengajak memeluk Aqidah Islam lebih lalu setelah itu menjadikan aqidah tersebut sebagai pondasi dan standar berbagai pengetahun.Ini dapat ditunjukkan misalnya dari suatu peristiwa ketika di masa Rasulullah Saw terjadi gerhana matahari, yang bertepatan dengan wafatnya putra beliau (Ibrahim).Orang-orang berkata, matahari ini terjadi karena meninggalnya Ibrahim. Maka Rasulullah segera menjelaskan: Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian kelahiran seseorang, akan tetapi keduanya termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah. Dengannya Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya Bukhari dan an-Nasa`i] (Al-Baghdadi, 1996: 10).Dengan jelas kita tahu bahwa Rasulullah Saw telah meletakkan Aqidah sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan, bahwa fenomena alam adalah tanda keberadaan dan kekuasaan Allah, tidak ada hubungannya dengan nasib seseorang. Hal ini sesuai dengan aqidah muslim yang tertera dalam al-Qur`an:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang berakal. (Qs. Ali Imran [3]: 190). Inilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar segala pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mencetak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek.Itulah hasil prestasi cemerlang dari paradigma Islam ini yang dapat dilihat kejayaan iptek Dunia Islam antara tahun 700 1400 M. Pada masa dikenal nama Jabir bin Hayyan (w. 721) sebagai ahli kimia termasyhur, Khawarzmi (w. 780) sebagai ahli matematika dan astronomi, Al (858) sebagai ahli astronomi dan matematika, Al-Razi (w. 884) sebagai kedokteran, ophtalmologi, dan kimia, Tsabit bin Qurrah (w. 908) sebagai kedokteran dan teknik, dan masih banyak lagi (Tentang kejayaan iptek Dunia Islam lihat misalnya M. Natsir Arsyad, 1992; Hossein Bahreisj, 1995; Ahmed dkk, 1999; Eugene A. Myers 2003; A. Zahoor, 2003; Gunadi dan Shoelhi, 2003). Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek.Inilah paradigma sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw.Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini, Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan keimanan muslim. Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada al-Quran dan al- Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada al quran dan al-Hadits. Ringkasnya, al-Qur`an dan al-Hadits adalah standar (dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek dikembangkan, harus sesuai

10

dengan al-Qur`an dan al-Hadits, dan tidak bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits itu. Jika suatu konsep bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits, maka konsep itu ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang.Berarti, manusia sekarang bukan manusia pertama, Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). FirmanAllahSWT: (Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani).[32]: 7).

Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu al-Qur`an dan al-Hadits hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh mengambil iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi Saw penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu berasal tradisi kaum Persia yang beragama Majusi.

11

D. Tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungan


Ada dua fungsi utama manusia hidup di dunia, yaitu sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah. Sedangkan esensi dari khalifah Allah di muka bumi adalah ia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kehidupan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya, serta memanfaatkannya dengan sebesar-besarnya. Karena

alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Sedangkan untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai.Dalam konteks sebagai hamba Allah, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah yang memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta kepadanya. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan manusia menghamba kepada selain Allah, termasuk menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk kepada dirinya. Untuk menggali potensi alam dan pemanfaatannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai.

Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup (ilmuan atau cendekiawan) yang sanggup menggali dan memberdayakan sumber-sumber alam ini. Akan tetapi, para ilmuan juga harus sadar bahwa potensi sumber daya alam ini terbatas dan akan habis terkuras apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh karena itu, tanggung jawab memakmurkan, melestarikan, memberdayakan, dan menjaga keseimbangan alam semesta banyak bertumpu pada para ilmuan dan cendekiawan. Mereka mempunyai amanat atau tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan. Bila tanggung jawab ini tidak dilakukan, dan justru berbuat kerusakan di muka bumi dengan jalan eksploitasi sumber daya alam besarbesaran atau menguras alam demi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu, maka fungsi manusia sebagai khalifah dan pemakmur di muka bumi ini telah bergeser menjadi perusak. Akibat kerusakan yang ditimbulkan itu akan dirasakan oleh anak cucu serta generasi mendatang.
12

Firman Allah dalam Q.S. Ar-Rum : 41, mensinyalir bahwa terjadinya kerusakan di muka bumi ini adalah akibat ulah tangan manusia sendiri.

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat merasa sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Agar kerusakan alam lingkungan ini tidak berlanjut terus, maka sepatutnya manusia menyadari efek samping dari perbuatannya.Kemampuan berilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh manusia hendaknya dapat dipakai secara optimal untuk mewujudkan bumi lestari tanpa kerusakan. Allah memerintahkan kepada umat manusia agar berbuat baik dan tidak menyebarkan kerusakan di muka bumi. Hal itu sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S. Al-Qashash ayat 77 :

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Kedua fungsi manusia tersebut tidak boleh terpisah, artinya keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang seharuskan diaktualisasikan dalam kehidupan manusia. Jika hal tersebut dapat dilakukan secara terpadu, akan dapat mewujudkan manusia yang ideal (Insan Kamil), yakni manusia sempurna yang pada akhirnya akan memperoleh keselamatan hidup dunia dan akhirat.

13

E. Sikap muslim dalam menghadapi kemajuan ipteks


Penyikapan terhadap Perkembangan IPTEK Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa alat untuk mencapai dan membuka kebenaran.Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap kebenaran fisik, (2) naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara probadi maupun sosial, (3) pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi).Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi, (4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral. Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemenelemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah islamisasi ilmu pengetahuan. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama.Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan jalan untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri.Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah.Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah.Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya. Dari uraian di atas hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt.Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding
14

dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuantujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.

Keselarasan IMTAQ dan IPTEK Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan ilmu (Al-Hadist). Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah memberikan kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia. Di sisi lain, memunculkan kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku khususnya para mahasiswa dan pelajar serta generasi muda kita, dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru yang cenderung menjauh dari nilai-nilai spiritualitas. Semuanya ini menuntut perhatian ekstra orang tua serta pendidik khususnya dosen dan guru, yang kerap bersentuhan langsung dengan mereka . Dari sisi positif, perkembangan iptek telah memunculkan kesadaran yang kuat pada sebagian generasi muda kita akan pentingnya memiliki keahlian dan keterampilan. Utamanya untuk menyongsong kehidupan masa depan yang lebih baik, dalam rangka mengisi era milenium ketiga yang disebut sebagai era informasi dan era bio-teknologi. Ini sekurang-kurangnya telah memunculkan sikap optimis, generasi muda kita umumya telah memiliki kesiapan dalam menghadapi perubahan itu. Don Tapscott, dalam bukunya Growing up Digital (1999), telah melakukan survei terhadap para remaja di berbagai negara. Ia menyimpulkan, ada sepuluh ciri dari generasi , yang akan mengisi

15

masa tersebut. Ciri-ciri itu, para remaja umumnya memiliki pengetahuan memadai dan akses yang tak terbatas. Bergaul sangat intensif lewat internet, cenderung inklusif, bebas berekspresi, hidup didasarkan pada perkembangan teknologi, sehingga inovatif, bersikap lebih dewasa, investigative arahnya pada how use something bukan as how does good it as work ( possible( bagaimana bagaimanamenggunakansesuatusebaikmungkin) serta cek ricek menjadi keharusan bagi mereka. Sikap optimis terhadap keadaan sebagian generasi muda ini tentu harus diimbangi dengan memberikan pemahaman, arti penting mengembangkan aspek spiritual keagamaan dan aspek pengendalian emosional.Sehingga tercapai keselarasan pemenuhan kebutuhan otak dan hati (kolbu). Penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepada generasi akan kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di akhirat.

carakerjanya) . Mereka pemikir cepat (fast thinker), peka dan kritis terutama pada informasi palsu,

16

F. Dampak positif dan negative dari kemajuan ipteks


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit (Qardhawi, 1997). Dahulu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika oleh Columbus . Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh berita pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasi canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan Neil Amstrong di bulan (Winarno, 2004). Dulu orang naik haji dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Subhanallah? Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun 1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang asli, ternyata telah disimpan di bank dan kemudian baru dititipkan pada bibinya, Elenna adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan dari suami isteri (Hadipermono, 1995). Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja (Bakry, 1996). Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (humancloning). Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.

17

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing .Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.Jadi, paradigma Islam, danbukannya paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek.Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Mari kita simak firman-Nya: Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatanya Serta hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt.Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuantujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.

18

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/36601185/Iptek-Dalam-Islam Anonim, Al Quran dan Iptek, blogspot : Al-Ikhwan.net, 2008 Anonim, Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-Ikhwan.net, 2008 http://rebrond.blogspot.com/2010/01/paradigma-hubungan-agama-iptek.html http://mcdens13.wordpress.com/2010/03/07/dampak-kemajuan-islam-di-bidang-iptek/

19

KELOMPOK 8 :

Bimo Ristri Wiratama

( 1010411061 ) ( 1010411239 ) ( 1010412012 ) ( 1010411065)

Alfif Fikri

Putra Jaya

Yayat Saputra

20

You might also like