You are on page 1of 14

MAKALAH KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA

KELOMPOK 5 / 3 B Anggota : Alfinda S. Aprianto S. Dwi Agung W. Miradita C.P Pujiono Rahayu N. Resti K.P.S Sigit B.P Toha M. Wiji Utami

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2011

A. Arti penting gizi pada balita

Masa balita ( bawah 5 tahun ) merupakan periode / usia penting dalam tumbuh kembang fisik anak. Akan tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal inidisebabkan pada masa ini anak cenderung susah untuk makan dan hanya suka padajajanan yang kandungan zat gizinya tidak baik (Hardinsyah, 1992).

Pada masa balita juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sehingga anak mudah sakit dan terjadi kekurangan gizi. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yanga kan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional danintelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.Perkembangan modal serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.Sehingga setiap penyimpangan sekecil apapun apabila tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari (Soetjiningsih, 1995).

Penilaian status gizi golongan rawan dapat memberikan informasi penting tetang keadaan gizi suatu masyarakat pada saat sekarang maupun masa lampau. Gizi kurang pada anak dapat membuat anak menjadi kurus, pertumbuhan terhambat. Hal ini terjadikarena kurang protein (zat pembangun) dan kurang tenaga yang diperoleh dari makanananak. Tenaga anak diperlukan dalam membangun badannya yang tumbuh secara pesat. (Roedjito D. 1989).

Menurut Roedjito D (1989), alasan mengapa mengatasi dan mencegah gizi kurang pada anak merupakan masalah besar yang perlu diperhatikan adalah gizi kurang pada anak mempengaruhi pertumbuhan otak anak yang dapat menjadi hambatan dalam prosesbelajar. Anak yang terkena kwasiokor kelihatan gemuk tapi kurang sehat, mukanya gemuk seperti bulan, kaki bengkak karena odema, perut buncit tapi bahu dan lengan ataskurus. Kulit mudah terkelupas, rambut pucat anak terlihat muram. Sedangkan marasmus yang berarti kelaparan adalah dimana anak tidak mendapatkan makanan yang cukup dari jenis pangan manapun, baik protein maupun zat pemberi tenaga. Anak yang sangat kurus itu sering hanya separuhnya saja dari berat sehat sesuai umur. Anak memiliki wajah seperti orang tua, kepala tampak besar karena badan kurus dan kecil, tangan dan kakinyakurus dan tulang rusuk anak telrihat nyata

B. Kebutuhan zat gizi ( nutrisi ) pada balita 1. KARBOHIDRAT Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun, apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan BB(obesitas). Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran. Porsi terbesar dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal dari karbohidrat ( sumber energi utama). Karbohidrat merupakan makanan utama yang terjangkau oleh masyarakat. Karbohidrat disimpan terutama dalam bentuk glikogen dalam jaringan hati dan otot. Bila energi tidak terdapat dari karbohidrat, maka diambil dari protein dan lemak. Karbohidrat didapat dalam bentuk : a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa) b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa) c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)

2. LEMAK Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam dan asam arakidonat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K. Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui kandungan kalori atau anergi yang dimiliki dan peranan asam-asam lemak tertentu yang terdapat di dalamnya. Bagi bayi, sumber lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar 50 60 Persen energi yang yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu, Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu rendah dari

jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak nabati dalam makanan sapihan atau makanan tambahan bagi bayi dn balita adalah cara efektif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi anak dan balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15 persen atau kurang dari total energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua tahun, lemak yang dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus dilihat juga dari segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membram pada semua organ. Organ-organ penting seperti retina dan sisitim saraf pusat terutama disusun oleh lemak. Asam lemak yang dangat dibutuhkan oleh jaringan tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang esensial.Asam lemah yang esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat didalam tubuh sehingga harus diperolaeh dari makanan, terdiri dari asam Linoleat, linulenat dan arakhidonat. ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk keperluan bayi dan anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung faktor-faktor yang menyebabkan lemaknya mudah dicerna, juga komposisi kimianya membuat ASI mudah dicerna dan juga memberikan suplai yang seimbang antara asam lemak omega-6 dan omega-3. Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut : sedapat mungkin bayi diberikan ASI, komposisi asam lemak dalam formula makanan bayi harus disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam lemak yang terkandung dalam ASI, dan selama masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40 persen dari total energi yang dibutukan per hari, dengan komposisi asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI.

3. PROTEIN

Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya sembilan asam amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat menyebabkan kwashiorkor (kurang protein) dan marasmus (kurang protein dan kalori). Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian. Kebutuhan protein per hari (per kg BB) Usia 0-6 bulan 7-12 bulan 1-3 tahun 4-6 tahun Berat badan normal (kg) Tinggi badan (cm) Protein (gr) 6 60 10 8,5 12 18 71 90 110 18 25 39

4. CAIRAN a. Air Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,mengingat kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan.air bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler, medium untuk pengganti ASI

b. Mineral Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro, yaitu : Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung dan

produksi susu. Kalsium akan dieksresikN 70% dalam tinja, 10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan tergantung dalam keceptan pertumbuhan. Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic serta keseimbangan asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam, daging, susus dan telur. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin, penyerapan besi, dll. Tembaga dapat diperoleh dari hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan. Flour merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gizi dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan karies gigi. Sumber flour terdapat dsalam air, makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat diperoleh dari garam. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur hemoglobin untuk pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan kelebihan dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi, dan tumbuhan. Magnesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme. Kekurangan mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia,maknesium dapat diperoleh dari biji-bijian, kavang-kacangan,daging dan susu. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat diperoleh kacangkacanagn padi , biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau. Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan

gigi.kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor dapat diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-kacangan,padi-padian dan lain-lain.

Kalium

berfungsi

dalam

kontraksi

otot

dan

hantaran

implus

saraf,keseimbangan cairan,dan pengaturan irama jantung,kalium dapat diperoleh dari semua makanan. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan keseimbangan asam dan basa,dan cairan.kekurangan cairan dapat

mengakibatkan kram otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat diperoleh dari garam,susu,telur,tepung dan lain-lain. Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu proses metabolism jarinagn saraf.sulfur dapat di peroleh dari makanan protein. Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2.seng dapat diperoleh dari daging ,padipadian,kacang-kacangan,dan keju.

5. VITAMIN Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 U.I untuk semua umur. Gol Umur Ca (g) 0,6 Fe (g) 8 Vit.A sebagai Karotin (mcg) 1200 Tiamin Riboflavin Niasin (mg) 0,4 (mg) 0,5 (mg) 6 Vit.C Vit D (mg) 25 U,I (400)

Bayi 6-12 bln Anak 1-3 thn 4-6 thn

0,5 0,5 0,5

8 10 10

1500 1800 2400

0,5 0,6 0,8

0,7 0,9 1,0

8 9 13

30 40 50

Total Energi dan Parenteral nutrisi Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa rekruitmen dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama masa pertumbuhan. Kebutuhan energy anak diatas 1 tahun Umur Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari) FAO (1971) Anak 1 1-3 4-6 112 101 91 Nelson (1969) 110 100 90

Kalori yang diberikan akan digunakan untuk : Metabolism basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada usia selnjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30 kal/kgBB/hari. Metabolism basal meningkat 10% untuk tiap kenaikan suhu 10C. Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan diatas keperluan metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa makan dan mencerna makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila diberikan makanan biasa. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari 10%. Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat mencapai 50-80 kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat berolahraga (atletik, berenang, dan sebaginya). Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk keperluan tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.

Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari permulaan kira-kira 20-40 kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi menjadi 15-

25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk pertumbuhan akan menigkat lagi. Kalori dalam makanan berasal dari nutrient protein, lemak, dan karbohidrat. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori. Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet (balnced diet) ialah 15% berasal dari protein, 35% dari lemak, dan 50% dari karbohidrat. Menurut Platt (1961), bila makanan tersebut diukur nilai gizinya dengan Net Dietary protein calories % atau NDpCals %, maka sesuatu makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut :

Masa bayi Anak 1-3 tahu Anak 4-9 tahun

: 8,0 : 7,8 : 5,9

Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori, dapat menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.

C. Contoh perhitungan kebutuhan nutrisi Untuk menjamin pertumbuhan,perkembangan,dan kesehatan BALITA,maka perlu asupan gizi yang cukup.Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan Departemen Kesehatan RI Untuk anak usia1-3 tahun membutuhkan : 1,5 mangkok nasi (@ 200g) 0,5 ikan (50g) 2 tempe (@ 25 g) Semangkok sayur (1000g), seiris buah pepaya (100 g) dan segelas susu (200 ml)

Bagi anak usia 4-6 tahun membutuhkan: 2 mangkok nasi (@200g) 1 ikan (50 kg) 3 tempe (@25g) 1, 5 mangkok sayur (100 g) , 2 iris buah pepaya(@100g) dan segelas susu (200 ml).

Asupan gizi tersebut akan menjamin tercukupinya kebutuhan kalori untuk BALITA antara 1360-1830 kalori/anak /hari dan kebutuhan protein untuk BALITA antara 16-20 g/anak /hari. Cara menghitung kebutuhan gizi Sebelum menghitung kebutuhan gizi terlebih dahulu mengetahi informasi yang dibutuhkan, yaitu umur jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, statuss kesehatan, dan tingkat kegiatan, sehingga dapat diketahui angka kecukupan gizi.

Penghitungan angka kebutuhan dapat dihitung dengan 2 (dua) cara : 1) Menggunakan bantuan Tabel Kebutuhan Energi dan Protein per kg BB (Tabel 2). Tabel ini, menampilkan angka kebutuhan energi dengan tingkat kegiatan sedang. Tabel Kebutuhan Energi dan Protein per Kg Berat badan per hari Golongan Umur Energi(Kal) Protein (gr) (Tahun) per kg BB per kg BB Golongan umur Energi (kal) Protein per kg BB 1 3 th 4 6 th (g) per kg BB 100 90 2.5 2.0

Sumber : Departemen Kesehatan, 1992.

D. Penilaian Status Gizi Anak Balita 1. Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Jika ditinjau dari sudutpandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur. Penggunaan antropometri sebagai alat ukur status gizi semakin mendapat perhatian karena dapat digunakan secaraluas dalam program-program perbaikan gizi di masyarkat. Dalam menilai status gizi anak balita dapat digunakan indikator antropmetri. Indeks antropometri yang umum digunakandalam menilai status gizi adalah : berat badan menurut umur (BB/U) tinggi badan menurutumur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

2. Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan temasuk air, lemak, tulang dan otot. Indeks tinggi badan menurut umur adalah pertumbuhan linier (Supariasa, 2002). Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran masatubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makananyang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antroprometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal dimana kesehatan baik, keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhangizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti pertumbuhan umur. Sebaliknya , dalam keadaan abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan, yaitu dapatberkembang cepat atau lebih lambat. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, makaindeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran statusgizi. Mengingat karakteristik berat badan, maka indeks BB/U menggmbarkan status gizi seseroang saat ini.

a. Kelebihan Indeks BB/U : Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum

Baik untuk status gizi akut atau kronis Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil Dapat mendeteksi kegemukan.

b. Kelemahan Indeks BB/U : Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak di bawah usia lima tahun. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian ataugerakan anak pada saat penimbangan.

3. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.Pertumbuhan tinggi badan relatif sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktuyang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak dalamwaktu yang relatif lama. Beaton dan Bengoa (1973) dalam Supariasa, 2002 menyatakan bahwa indeks TB/U disamping memberikan gambaran status gizi masa lampau, jugalebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi. 1) Keuntungan IndeksTB/U Baik untuk menilai status gizi masa lampau Ukuran panjang dapat dibuat sendiri murah dan mudah dibawa 2) Kelemahan Indeks TB/U Tinggi badan tidak cepat naik Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehinggadiperlukan dua orang untuk melakukannya Ketepatan umur sulit didapat

4. Berat Badan Menurut Tinggi Badan

Dalam keadana normal, perkembangan berat badan akan searah denganpertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakanindikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini (sekarang). Keuntungan Indeks BB/TB : Tidak memerlukan data umur. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus)

Kelemahan Indeks BB/TB :. Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek, cukup tinggibadan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, karena faktor umur

tidak dipertimbangkan. Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran tinggi badan kelompok balita Membutuhkan dua orang dalam melakukan pengukuran. Sering terjadi kesalahan dalam pembacan hasil pengukuran (Supariasa, 2002).

Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metodepenilaian status gizi secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi yaitu kuranggizi protein dan obesitas pada semua kelompok umur. Penilaian status gizi denganmenggunakan antropometri memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :

Kelebihan antropometri : Relatif murah Cepat, sehingga dapat dilakukan pada populasi yang besar Objektif Dapat dirangking apakah ringan, sedang atau berat Tidak menimbulkan rasa sakit pada responden

Kelemahan Antropometri : Membutuhkan data referensi yang relevan

Kesalahan yang muncul seperti kesalahan pada peralatan (belum dikalibrasi) dankesalahan pada peneliti (kesalahan pengukuran, pembacaan dan pencatatan) Hanya mendapatkan data pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena kurang energy dan protein, tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat gizi mikro.

E. Permasalahan gizi yang menonjol pada balita Di indonesia kelompok anak BALITA menunjukkan prevalansi paling tinggi untuk menderita KKP (Kurang Kalori Protein) dan devensiasi vitamin A serta anemia devensiasi gizi Fe. Kelompok umur ini sulit di jangkau oleh berbagai upaya kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan lainya, karena tidak dapat sendiri ke tempat pelayanan gizi dan kesehatan. Perbaikan gizi kelompok BALITA, program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga). Di taman BALITA diadakan upaya rehabilitasi derita KKP dan melatih para ibu dan mereka yang bertanggung jawab atas pengurusan BALITA di dalam keluarga, bagaimana mengurus dan memasak serta menyediakan makanan bergizi untuk anak BALITA. Proyek PMT berupa pemberian makanan bergizi suplemen pada makanan anak BALITA yang biasa dikomsumsi untuk terapi dan rehabilitasi anak-anak yang kondisi gizinya tidak memuaskan. Kegiatankegiatan diatas terutama ditujukkan pada masyarakat yang kurang mampu. Sedangkan progam UPGK merupakan upaya pendidikan terpadu untuk menigkatkan produksi bahan makanan bergizi di lahan pekarangan sekitar rumah, dipergunakan untuk komsumsi menigkatkan kondisi kesehatan keluarga.

You might also like