Professional Documents
Culture Documents
Ilmu komputasi logika atau computational logic telah berkembang menjadi bidang penelitian yang prestisius di Jerman dan negara-negara Eropa, karena disiplin ini bersifat lintas keilmuan/kedisiplinan meliputi ilmu komputer, matematika, logika, dan kecerdasan buatan. Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Yudi Pra\iidi menyatakan ilmu komputasi logika belum menarik banyak minat sebagai bidang penelitian di negeri ini. Namun, dia menduga ban\ak kalangan peretas (hacker) di Indonesia yang justru sangat bagus penguasaan komputasi logikanya dengan berkaca pada tingginya kasus kejahatan pere-tasan (hacking). Saya menduga hacker-hacker kita cukup menguasai komputasi logika," katanya. Menurut dia pengembangan ilmu ini sangat mendesak karena menjadi dasar kajian pada bidang automated reasoning, semantics dan verification. Komputasi logika khusus disediakan untuk para pengembang sistem yang lebih berkonsentrasi pada deskripsi problem yang diselesaikan dibandingkan de-ngan memikirkan mekanisme komputasi aktual dari problem tersebut. "Dengan paradigma ini, suatu sistem dapat dibuat dengan cepat dan sederhana, serta dapat dipahami dan dipelihara dengan mudah. Sistem yang dimaksud tidak hanya berupa software, tetapi juga hardware. Saat ini bidang ilmu komputasi logika adalah salah satu pionir pendidikan dan penelitian di Eropa," Dengan menguasai komputasi logika, mereka bisa mendeteksi dan mengkritisi kelemahan program tertentu dalam komputer. Dia memetakan Teknik Informatika UII bekerja sama dengan TU Technische Universitat (TU) Dresden dan DAAD Jerman untuk meng-upgrade dan bertukar pikiran. TU Dresden dan DAAD Jerman dikenal sebagai pusat peneltiian dan pengembangan ilmu komputasi logika terkemuka di Eropa. Bentuk kerja samanya dengan menyelenggarakan The Third Indonesian Summer School on Computational Logic, 4-9 Oktober. Menurut dia terdapat tujuh peserta yang memperoleh beasiswa dari TU Dresden dan DAAD Jerman untuk ikut dalam kegiatan tersebut. Mereka akademisi dari Jerman, Taiwan, India, Vietnam, Filipina, Polandia, dan Tanzania. Peserta yang hadir mengikuti kegiatan tersebut adalah 57 orang dari berba-, gai perguruan tinggi di Indonesia. Sementara peserta dalam negeri sebanyak tiga puluh akademisi dari berbagi perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan serupa pernah dilaksanakan Agustus 2006, dengan tema Short Course 2006 on Intelligent System Computational Logic. Salah satu bahasan soal aplikasi dari komputasi logika sistem cerdas (intelligent system), sebagai contoh adalah jaringan syaraf tiruan yang dikenal dengan neural-symbolic integration. Sementara itu, dari sisi teori, teknik pemrograman menjadi pokok bahasan utama. Constraints and logic programming adalah contoh dari hasil penelitian pada komputasi logika