You are on page 1of 8

A. Teori Sentral Teori sentral ini dikemukakan oleh walter B.Canon.

menurut teori ini, gejala kejasmanian termasuk tingkah laku merupakan akibar dari emosi yang dialami oleh individu. Jadi, individu mengalamai emosi terlebih dahulu, baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam jasmaninya. B. Teori Peripheral Teori ini dikemukakan oleh James dan Lange. Menurut teori ini dikatakan bahwa gejalagejala kejasmanian atau tingkah laku seseorang bukanlah merupakan akibat dari emosi, melainkan dari emosi yang dialami oleh individu itu sebagai akibat dari gejala-gejala kejasmanian. C. Teori Kepribadian Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktivitas pribadi dimana pribadi ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu emoi meliputi perubahan-perubahan jasmani. D. Teori Kedaruratan Emosi Teori ini dikemukakan oleh Cannon. Teori ini mengemukakan bahwa reaksi yang mendalam dari kecepatn jantung yang semakin bertambah akan menambah cepatnya aliran darah menuju ke urat-urat, hambatan pada pencernaan, pengembangan atau penuaian pada kantungkantung di dalam paru-paru dan proses lainnya yang mencirikan secar khas keadaan emosional seseorang, kemudian menyiapkan organisme untuk melarikan diri atau berkelahi, sesuai dengan penilaina terhadap situasi yang ada oleh kulit otak(Chaplin,1989). 2. Ciri-ciri Perkembangan Emosi Remaja Masa remaja merupakan suatu peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Umumnya, masa ini berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai umur 18 tahun, yaiut masa anak duduk dibangku sekolah menengah. Karena berada [pada masa peralihan anak-naka dan masa dewasa status remaja agak kabur, baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. 1. Perubahan Jasmani Perubahan jasmani yang ditunjukan dengan adanya perubahan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Taraf permulaan perumbuhan ini hanya terbatas pada bgian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh sering mempunyai akibat yang tidak terduga pada perkembangan emosi remaja. 2. Perubahan Pola Interaksi Dengan Orang tua Perbedaan pola suh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja. Cara memberikan hukuman misalnya, kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada masa remaja cara seperti itu justru dapat menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara rmaja dan orang tuanya. Pemberontakan terhadap orang tua menunjukkan bahwa mereka berada dalam konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan orang tua. Jika mereka berhasil dalam perlawanan terhadap orang tua sehingga menjadi marah, merekapun belum merasa puas karena orang tua tidak menunjukkan pengertian yang mereka inginkan. Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja. 3. Perubahan Interaksi dengan teman Sebaya. Gejala ini sebenarnya sehat bagi remaja tetapi, tidak jarang menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada remaja jika tidak diikuti dengan bimbingan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa. Oleh karena itu, tidak jarang tua justru merasa tidak gembira atau bahkan cemas ketika anak remajanya jatuh cinta. 4. Faktor Pandangan luar

Ada sejumlah faktor perubahan pandangan luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut : a. Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Kadang-kadang mereka dianggap sudah dewasa. Tetapi mereka tidak dapat mendapat kebebasan. Seringkali mereka dianggap masih anak kecil sehingga menimbulkan kejengkelan pada diri remaja. b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai- nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan. Kalau remaja laki-laki memiliki banyak teman perempuan, sebaliknya, apabila remaja putri mempunyai banyak teman laki-laki sering dianggap tidak baik atau bahkan mendapat predikat yang kurang baik. Sehingga remaja bertingkah laku emosional. c. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut kedalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral. Sehingga merugikan perkembangan emosional remaja. 5. Perubahan Interaksi dengan Sekolah Pada mas anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, tidfak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada guru daripada kepada orang tuanya. Namun demikian, tidak jarang terjadi bahwa dengan figur sebagai tokoh tersebut, guru memberikan ancaman-ancaman tertentu kepada para peserta didiknya, dengan ancamanancaman itu sebanrnya dapat menambah permusuhan saja dari anak-anak setelah anakanak tersebut menginjak remaja. Sehingga menimbulkan stimulasi negative bagi perkembangan emosi anak. D.PERKEMBANGAN BAHASA a. Pengertian Perkembangan Bahasa dalam waktu singkat anak dapat menguasai banyak kosakata, ucapan dan bahkan ara mengucapkannya. Oleh karena itu, berbagai peneliti psikologi perkembangan mengatakan bahwa secara umum perkembangan bahasa lebih cepat dari perkembangan aspek-aspek lainnya, meskipun kadang-kadang ditemukan juga sebagian anak yang lebih cepat perkembangan motoriknya dari pada perkembangan bahasanya. Ahli psikologi perkembangan mendefenisikan perkembangan bahasa sebagai kemmpuan individu dalam menguasai kosakata,ucapan,gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun waktu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya. b. Tahapan Perkembangan bahasa secara umum, perkembangan berbahasa pada individu menurut Berk (1989) dapat dibagi kedalam empat komponen, yaitu: 1. Fonologi (phonology) 2. Semantik(semantics) 3. Tata bahasa (grammar), dan 4. Pragmatic(pracmatics) Fonologi berkenaan dengan bagaimana individu memahami dan menghasilkan bunyi bahasa. Jika kita pernah mengunjungi daerah lain atau negara lain yang bahasanya tidak kita mengerti boleh jadi kita akan kagum, heran atau bingung karena bahasa orang asli disana terdengan begitu cepat dan sepertinya tidak putus-putus antara satu kata dengan kata lain, dan begitu sebaliknya.

Semantik mrujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.setelah selesai masa pra sekolah, anak-anak memperoleh sejumnlah kata-kata baru dalam jumlah yang banyak. Pragmatic merujuk kepada sisi komunikatif dari bahasa. Ini berkenaan dengan bagaimana menggunakan bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan orang lain. Pragmatik juga mencakup di dalamnya pengetahuan sosiolinguistik, yaitu bagaimana suatu bahasa harus diucapkan dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan perkembangan kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan kedalam tahaptahap sebagai berikut : 1. Tahap pralinguistik atau meraba (0,3-1,0 tahun) Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif. 2. Tahap bolofrastik atau kalimat satu kata (1,0 1,8 tahun) Pada usia sekitar satu tahun mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebagai suatu kaolimat penuh. Mencakup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu. 3. Tahap kalimat dua kata (1.6-2,0 tahun) Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah kalimat dua kata yang dirangkai secara tepat. Misalnya anak mengucapkan mobilmobilan siapa? atau bertanya itu mobil-mobilan milik siapa? dan sebagainya. 4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun) Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah. Ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai menggunakan kata jamak dalam kematangan perkembangan anak. 5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun) Pada tahap ini anak semakim mampu mengembangkan struktur bahasa ayng kompleks lagi serta mempu mengembangkan kalimt-kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi. 6. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun dewasa) Pada akhir masa kanak-kanak perbendaharaan kata semakin meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi. Ketrampilan dan performasi tata bahasa terus berkembang kearah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujusan dari kompetensi komunikasi. c. Hubungan Kemampuan Berbahasa Dengan Kemampuan Berpikir. Berpkir pada dasarnya merupakan rangkaian kognisi yang bersifat pribadi atau pemprosesan informasi (information processing) yang berlangsung selama munculnya stimulasi sampai dengan munculnya respon. (Morgan 1989) dalam proses berpikir digunakan symbol-symbol yang memiliki makna atau arti tertentu bagi masing-masing individu. Aktivitas berpikir 9individu sesungguhnya dibantu dengan menggunakan symbol-symbol verbal dan hukum tata bahasa. Guna menggabungkan kata-kata menjadi suatu kalimat yang bermakna betapa pun seseorang dalam berpikir tidak mengeluarkan kata-kata secara eksplisit melainkan hanya di dalam hati, sesungguhnya ketika proses berpikir itubterjadi juga menggunakan bantuan bahasa-bahasa yaddng digunakannya hanya dihafalkan di dalam hati. Telah dipaparkan sebelumnya bahwa aktivitas berpikir juga melibatkan bahasa berpikir yang terjadi di dalam hati atau yang sering dikenal dengan percakapan dalam hati (inner speech). Bahasa merupakan alat yang sangat berguna dan sangat membantu individu untuk

berpikir. Seringkali dikatakan oleh banyak orang bahwa kemampuan berpikir seseorang menentukan dan sekaligus dapat dipahami dari kemampuan bahasanya dan sebaliknya. Meskipun demikian, dalam kasus tertentu ada sejumlah orang yang kemampuan berpikirnya bagus tetapi kemampuan berbahasanya kurang. C. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja Sejalan perkembangan psikis remaja yang berada pada fase pencarian jati diri, ada tahapan kemampuan berbahasa yang kadang-kadang menyimpang dari norma umum seperti munculnya istilah-istilah khusus dikalangan remaja. Dalam perkembangan masyarakat modern sekarang ini, di kota-kota besar bahkan berkembang khas remaja yang sering dikenal dengan bahasa gaul. Bahkan karena pesatnya perkembangan bahasa gaul ini dan untuk membantu kalangan diluar remaja memahami bahasa mereka, Debby Sahertian (2000) telah menyusun dan menerbitkan sebuah kamus khas remaja yang disebut dengan Kamus Bahasa Gaul. D.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Secara rinci dapat didefenisikan sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut : 1. Kognisi Tinggi-rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang. 2. Pola komunikasi dalam keluarga Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah atau interaksinya relative demokratis akan mempercepat perkembangan bahasa anggota keluarganya. 3. Jumlah anak atau anggota keluarga Sejumlah keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi bervariasi. 4. Posisi urutan kelahiran Perkembangan bahasa anak yang posisi urutan kelahiran ditengah atau lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak tengah memiliki arah komunikasi keatas maupun kebawah. 5. Kedwibahasaan ((bilingualism) Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa yang lebih dari satu akan lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. G. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS a. Pengertian Bakat Khusus Bakat (atitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih bersifat potensial atau masih laten, bakat merupakan p[otensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal. Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, baik yang bersifat umujm maupun yang bersifat khusus.

Dengan bvakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi dibutuhkan latihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi. Seseorang yang memiliki potensi bakat musik tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, bakat musiknya tidak dapat berkembang dan terwujud dengan baik. b. Jenis-jenis bakat Khusus Bakat khusu (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Bakat khusus dalam bidang kreatif-produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru. Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat dikagumi, mampu menciptakan lagu hanya dalam 30 menit dan mampu melukis dengan sangat indah dalam waktu singkat dan sejenisnya. Bakat khusus kinestetik/psikomotorik, misalnya sepak bola, bulu tangkis, tennis dan ketrampilan teknik. Adapun bakat khusus dalam bidang sosial, misalnya sangat mahir mencari koneksi, sangat mahir berkomunikasi dalam organisasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan. c.Hubungan Antara Bakat dan Prestasi Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar,1992) karena bakat dan kemapuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika. Perlu ditekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial, seseorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakatnya secara maksimal. Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan terealisasikan dalam bentuk prestasi unggul. Bakat sangat menentukan prestasi seseorang tetapi sejauh mana bakat itu akan terwujud dan menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang turut menentukan. d. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus Conny Semiawan dan Utami Munandar menegaskan bahwa berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu kinerja (performance) yang dapat dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan altihan agar suatu kinerja (performance) dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Ada sejumlahfaktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusu yang secara garis besar dikelompokkan menjadi factor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-fakor internal tersebut adalah : 1. Minat 2. Motif berprestasi 3. Keberanian mengambil resiko 4. Keuletan dalam mengahadapi tantangan, dan 5. Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul. Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasala dari lingkungan individu tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor eksternal meliputi : 1. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri 2. Sarana dan prasarana 3. Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga 4. Lingkungan tempat tinggal 5. Pola asuh orang tua

e. Perbedaan Individual Dalam Bakat Khusus

Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individujuga memiliki bakat khususnya masing-masing secara berbeda-beda. Menurut Conny Semiawan dan Utami Munandar, perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan pada kualitasnya. Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan. Perbedaan dalam bidang kualitasnya mengandung makna bahwa diantara individu satu dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama, tetapi kualitasnya berbeda. f. Perkembangan Moral Remaja Istilah moral berasal dari kata lain mos (Moris) , yuang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan. Sedangkan moral merupakan kemampuan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilainilai moral itu, seperti : (a) seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, dan (b) larangan mencuri, berzinah, membunuh, meminum minuman keras dan berjudi. Seseorang dapat dikatakana bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang di junjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Tugas perkembangan penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudiana mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus di bimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak. PERUBAHAN FUNDAMENTAL DALAM MORALITAS SELAMA MASA REMAJA Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret. Keyakinan moral lebih terpusat pada apa ayng benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral ayng dominan. Penilaian moral menjadi semakin koqnitif. Ini mendorong remaja lebih berani menganalisa kode sosial dan kode pribadi dari pada masa kanak-kanak dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral ayng dihadapinya. Penilaian moral menjadi kurang egosentris. Penilaian oral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis. Pada masa remaja, laki-laki dan perempuan telah mencapai apa yang oleh Piaget disebut tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan koqnitif.. dalam tahap pertama individu yakni bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar moralapabila hal ini menguntungkan anggota-anggota kelompok secara keseluruhan. Dalam tahap kedua individu menyesuaikan diri dengan standar sosial dan ideal yang diinternalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap diri sendiri dari pada sensor sosial. Sekalipun dengan dasar yang terbaik, ketika tugas pokok dalam mencapai moralitas dewasa, yaitu mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum, merumuskan konsep yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai pedoman perilaku, dan melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri, merupakan tugas yang sulit bagi kebanyak remaja. Perubahan Konsep Moral Ada dua kondisi yang membuat penggantian konsep moral khusus ke dalam konsep yang berlaku umum tentang benar dan salah yang lebih sulit dari pada yang seharusnya. Pertama, kurangnya bimbingan dalam mempelajari bagaimana membuat konsep khusus berlaku umum. Dengan percaya saja bahwa remaja telah mempelajari prinsip pokok tentang benar dan salah, orang tua dan guru jarang menekankan dalam usaha pembinaan remaja untuk melihat hubungan

antara prinsip khusus yang dipelajari sebelumnya dengan prinsip umum yang penting untuk mengendalikan perilaku dalam kehidupan orang dewasa. Kondisi kedua yang membuat sulitnya menggantiukan konsep moral yang berlaku khusus dengan konsep moral yang berlaku umum berhubungan dengan jenis displin yang diterapkan dirumah dan disekolah. Sering sekali penekanan kedisplinan hanya terletak pada pemberian hukuman pada perilaku salah yang dianggap sengaja dilakukan. Pembentukan Kode Moral Pembentukan kode moral terasa sulit bagi remaja karena ketidak konsistenan dalam konsep benar dan salah ayng ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketidak konsistenan membuat remaja bingung dan terhalang dalam proses pembentukan kode moral. Bagi banyak remajaberbohong sosial atau berbohong untuk menghindari kemungkinan menyakitkan hati orang-orang lain kadang-kadang dibenarkan. Keraguansemacam ini juga jelas dalam sikap terhadap masalah mencontek, pada waktu remaja duduk disekolah mengengah atas atau pendidikan tinggi. Peran Suara hati dalam Pengendalian Perilaku Orang tua an guru tidak dapat mengawasi remaja dari dekat seperti yang dilakukan ketika masih anak-anak. Oleh karena itu, sekarang remaja harus bertanggung jawab dalam pengendalian perilakunya sendiri. Bila dahulu dipercaya bahwa ketakutan baik akan hukuman maupun akan penolakan sosial-merupakan pencegah yang terbaik untuk melakukan kesalahan, sekarang hal ini dimengerti sebagai sumber motivasi berdasarkan pengendalian dari luar ayng hanya efektif bila ada perilaku yang nyata-nyata salah dan hukuman bagi pelakunya. Perkembangan moral telah menekankan bahwa cara yang efektif bagi semua oeang untuk mengawasi perilakunya sendiri adalah melalui pengembangan suara hati, yaitu kekuatan ke dalam (batinah) uyang tidak memerlukan pengendalian lahiria. Dalam diri seseorang yang mempunyai moral yang matang, selalu ada rasa bersalah dan malu. Namun, rasa bersalah berperan lebih penting dari pada rasa malu dalam mengendalikan perilaku. Apabila pengendalian lahiriah tidak ada. Hanya sedikit remaja yang mampu mencapai tahap perkembangan moral yang demikian sehingga remaja tidak dapat disebut secara tepat orang yang matang secara moral. 3. PROSES PERKEMBANGAN MORAL Perkembangan moral individu dapat berlangsung melalui beberapa cara, sebagai berikut : 1. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman tentang tingkah laku ayng benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Di samping itu, yang paling pneting dalam pendidikian moral ini, adalah keteladanan dari orang tua, guru atau orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral. 2. Identifikas, yaitu dengan cara mengidentifikasikan atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, kiai, artis atau orang dewasa lainnya) 3. Proses coba-coba (trial &error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus di kembangkan, sementara tingkah laku ayng mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya.

You might also like