You are on page 1of 8

PERAN HUKUM Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh semua orang di dalam suatu masyarakat

dengan ancaman harus mengganti kerugian atau mendapat hukuman jika melanggar atau mengabaikan peraturan-peraturan itu, sehingga dapat tercapai suatu pergaulan hidup dalam masyarakat itu yang tertib dan adil. Peran Hukum di masyarakat adalah Menertibkan masyarakat dan mengatur pergaulan hidup Menyelsaikan pertikaian Memelihara dan mempertahankan ketertiban dan aturan-aturan , jika perlu dengan pemaksaan Mengubah tata tertib dan aturan sesuai kebutuhan masyarakat Memenuhi keadilan dan kepastian hukum Direktif , Integratif, stabilitatif, proyektif dan korektif ( syachran basah ) Sebagai alat penggerak pembangunan Sebagai alat kritik ( fungsi kritis ) mengawasi masyarakat dan pejabat

FUNGSI HUKUM PIDANA 1. Umum Fungsi umum hukum pidana adalah untuk mengatur hidup kemasyarakatan atau menyelenggarakan tata dalam masyarakat (Sudarto) Berisi ketentuan hukum pidana yang berlaku untuk seluruh lapangan hukum pidana, baik yang terdapat dalam KUHP maupun diluar KUHP , kecuali ditentukan lain. Bagian umum ini, dalam KUHP dimuat dalam Buku I KUHP (Aturan Umum), pasal 1-103. Mengatur tentang ketentuan tentang batas berlakunya KUHP, pidana, hal yang menghapuskan, mengurangkan atau memberatkan pidana, percobaan, penyertaan, perbarengan daluarsa dsb. Pasal 103 merupakan aturan penutup yang mengatur tentang dapat dibuatnya UU pidana lainnya diluar KUHP. 2. Khusus Melindungi kepentingan hukum dari perbuatan yang hendak memperkosanya dengan sanksi pidana yang sifatnya lebih tajam bila dibandingkan dengan sanksi pidana yang terdapat pada cabang

hukum yang lain. Kepentingan hukum yang wajib dilindungi itu ada tiga macam yaitu : 1. Kepentingan hukum perorangan (individuale belangen) misalnya kepentingan hukum terhadap hak hidup (nyawa), kepentingan hukum atas tubuh, kepentingan hukum akan hak milik benda, kepentingan hukum terhadap harga diri dan nama baik, kepentingan hukum terhadap rasa susila, dsb. 2. Kepentingan hukum masyarakat (sociale of maatschapppelijke belangen), misalnya kepentingan hukum terhadap keamanan dan ketertiban umum, ketertiban berlalu lintas di jalan raya, dsb. 3. Kepentingan hukum negara (staatsbelangen), misalnya kepentingan hukum terhadap keamanan dan keselamatan negara, kepentingan hukum terhadap negara-negara sahabat, kepentingan hukum terhadap martabat kepala negara dan wakilnya, dsb. Berisi perbuatan yang dapat dipidana dan ancaman pidananya. Diatur dalam Buku II (kejahatan) dan Buku III (Pelanggaran) KUHP. Perbedaannya terletak pada berat ringannya pidana yang diancamkan Kejahatan lebih berat daripada pelanggaran. Ancaman pidana terberat hanya diancamkan dengan kurungan paling lama 1 tahun Sanksi hukum pidana mempunyai pengaruh preventif (pencegahan) terhadap timbulnya pelanggaran-pelanggaran norma hukum (Theorie des psychischen Zwanges / ajaran Paksaan Psikis)

Sanksi hukum pidana yang bersifat khusus ini dapat dibedakan : a. Fungsi Primer Hukum pidana berfungsi sebagai sarana dalam penanggulangan kejahatan atau sarana kontrol sosial atau pengendalian masyrakat (as a tool for social engineering) Hukum pidana mendapatkan dimensi moral dalam melindungi masyarakat dan orang dari kejahatan dan penjahat serta melindungi warga masyarakat dari campur tangan penguasa yang menggunakan pidana sebagai sarana secara tidak benar b. Fungsi Sekunder Pengaturan tentang kontrol sosial yang dilaksanakan secara spontan atau dibuat negara dengan alat perlengkapannya

c. Fungsi Subsidier Usaha melindungi masyarakat dari kejahatan hendaknya digunakan upaya-upaya lain terlebih dahulu. Bila dipandang kurang memadai, maka digunakanlah hukum pidana (Ultimum Remedium Pidana berarti nestapa atau penderitaan. Jadi, hukum pidana merupakan hukum yang memberikan sanksi berupa penderitaan atau kenestapaan bagi orang yang melanggarnya. Karena sifat sanksinya yang memberikan penderitaan inilah hukum pidana harus dianggap sebagai ultimum remidium atau obat yang terakhir apabila sanksi atau upaya-upaya hukum lain tidak mampu menanggulangi perbuatan yang merugikan. Dalam pengenaan sanksi hukum pidana terdapat hal yang tragis sehingga hukum pidana dikatakan sebagai pedang bermata dua. Maksudnya, satu sisi hukum pidana melindungi kepentingan hukum (korban) namun dalam sisi yang lain, pelaksanaannya justru melakukan penderitaan terhadap kepentingan hukum (pelaku). Karena demikian, hukum pidana harus dianggap sebagai ultimum remidium (obat terakhir jika hukum lain tak mampu). KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI PERNGERTIAN Pembangunan ekonomi adalah proses yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakat atau menyebabkan pendapatan per kapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: 1. pertumbuhan, 2. penanggulangan kemiskinan, 3. perubahan atau transformasi ekonomi, dan 4. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Tiga Tujuan Inti Pembangunan Peningkatan ketersediaan kebutuhan hidup pokok. Peningkatan standar hidup. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial. Penggolongan Negara-Negara Dunia I. Berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakat :

a. Negara Dunia Ke-I (First World), (Negara Maju / Developed Country). Eropa Barat (Inggris, Perancis, Belanda, Portugis, Jerman Barat), Amerika Utara (USA, Kanada),Australia, New Zeland, Jepang, Korea, China b. Negara Dunia Ke-II (Second World), (Negara Berkembang / Negara Selatan) Sebagian besar Asia, Negara-negara Afrika, Negara-negara Amerika Latin (Amerika Tengah dan Selatan). II. Berdasarkan pada Tingkat Pendapatan Perkapita : a. Negara Maju (Developed Country) > U$ 2.000 b. Negara Semi Maju (Semi Developing Country) > U$ 400 c. Negara Miskin (Under Developing Country) < U$ 400 Dari penggolongan diatas dapat dilihat bahwa tidak semua Negara memiliki pendapatan per kapita yang merata, hal ini disebabkan oleh beberapa hambatan pembangunan yang berbeda yang terdapat pada setiap negara contoh : letak geografis, ketersediaan SDA maupun SDM serta kebijakan yang diambil pemerintah. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI MASALAH PEREKONOMIAN Peranan pemerintah dalam hal campur tangannya terhadap proses perkembangan ekonomi untuk masing-masing negara mempunyai tingkatan yang berbeda-beda. Kebijkan yang diambil pemerintah ada dua macam, yaitu kebijakan ekonomi dalam negeri dan kebijakan ekonomi luar negeri. A. KEBIJAKAN EKONOMI DALAM NEGERI Semua orang setuju bahwa peranan pemerintah di negara maju itu harus lebih aktif demi untuk memperlancar pembangunan. Hal ini disebabkan situasi di negara tersebut berbeda dengan situasi ketika negara-negara sekarang telah maju mengalami proses perkembangan. Halangan untuk berkembang di negara sedang berkembang saat ini lebih berat daripada halangan untuk berkembang di negara-negara maju pada saat mereka mulai berkembang. Pada dasarnya terdapat dua perbedaan aliran mengenai cara mengatasi hambatan pembangunan. All Or Nothing Approach (semua atau tidak sama sekali). Rintangan-rintangan dari perkembangan itu hanya dapat diatasi bila pemerintah mengadakan industrialisasi besar-besaran dan secara cepat. Artinya pemerintah harus melakukan perencanaanpererncanaan dan program-program dan selekasnya dapat diadakan akumulasi kapital. Perencanaan itu paling sedikit harus memliki tiga kelompok target, yaitu: 1. Target produksi yang tegas yang menunjukkan kenaikan produksi barang-barang yang diperlukan.

2. Perhitungan anggaran penanaman modal untuk proyek investasi publik seperti jalan, jembatan, listrik air, dsb. 3. Membuat anggaran untuk human investment yang meliputi pengeluaran pemerintah untuk investasi dalam bidang pendidikan dan membuat peraturan yang mengatur kegiatan perseorangan swasta Gradual Approach, Rintangan pertumbuhan sebaiknya dihilangkan secara bertahap yaitu dengan perencanaan yang sedikit saja, industrialisasi dilaksanakan secara perlahan-lahan dan mementingkan mekanisme pasar demi berkembangnya usaha-usaha swasta serta memecahkan masalah pembangunan dengan bertahap. Fokus kebijakan didalam negeri adalah pada perbaikan pada : 1. Bidang pendidikan dan kesehatan, yaitu dengan perluasan bidang pendidikan dan perbaikan makanan. 2. Fasilitas pelayanan umum, yaitu dengan perluasan transportsi, komunikasi, tenaga listrik dan prasaran lainnya. 3. Bidang pertanian, yaitu dengan land reform (redistribusi pemilikan tanah supaya penggunaan tanah lebih efisien dengan memberikan kepada petani luas tanah yang mendekati kemampuan maksimum seorang petani dala mengolah tanah. Kebijakan pembangunan dalam negeri yang diambil pemerintah juga meliputi Kebijakan dari segi/aspek permintaan/pengeluaran dan penawaran. A. Kebijakan dari segi/aspek permintaan/pengeluaran. 1. Kebijakan Fiskal Kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negara. Atau kebijakan pemerintah yang membuat perubahan dalam bidang per-pajakan dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran/permintaan agregat dalam perekonomian. Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. 2. Kebijakan Moneter Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang

yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. b. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy. Adalah suatu Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy). B. KEBIJAKAN EKONOMI LUAR NEGERI Biasanya negara sedang berkembang melaksanakan kebijaksanaan perdangan internasional untuk melindungi industri dalam negerinya dengan proteksi, subsidi, dan multiple exchange rate. Kebijakan ekonomi luar negeri juga meliputi: 1. Investasi asing swasta, bisa berbentuk investasi langsung dengan membeli saham-saham perusahaan dinegara berkembang. 2. Investasi asing pemerintah, berupa pinjaman dan hadiah dari pemerintah asing atau badan internasional. 3. Kebijaksanaan tata niaga untuk pengembangan sektor industri. a. Pola ekspor. Pengaturan dilakuan untuk mendukung arah pola tata niaga yang mampu mendatangkan bahan mentah, bahan pendorong maupun keahlian. b. c. Pola pasar dalam negeri dengan pengaturan tata niaga yang mendukung Tarif. Pengenaan tarif akan mengundang impor barang jadi dan sebaliknya persaingan bebas agar mutu produksi dalam negeri dapat segera meningkat. pembebanan tarif pada barang yang disusulkan industri hilir akan menyebabkan impor yang diusulkan industri hilir. Karena pembebanan tarif pada seluruh rantai industri tidak mungkin dilakukan, maka pembebanan tarif harus selektif. d. Quota. Dilakukan untuk membatasi impor. Dari segi kuantittas kuota lebih efektif dalam membatasi jumlah barang yang diimpor, sehingga mengakibatkan tingginya harga barang dan terbatasnya jumlah barang. e. Penunjukan importir oleh pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi atau mengontrol jumlah barang impor yang masuk, tetapi bukan karena adanya kuota.

DAFTAR PUSTAKA Djojohadikusumo, Sumitro. 1975. Ekonomi Indonesia. Bandung. Sukirno, Sadono. 1981. Ekonomi Pembangunan. Medan: Berta Gerat. Sudarto. 1990. Hukum Pidana 1. Semarang: Yayasan Sudarto

TUGAS UKD I HUKUM PIDANA EKONOMI

Resume tentang : Pembangunan Ekonomi, Peran Hukum, Fungsi Hukum Pidana.

Oleh : BERNARDUS BAYU E0010073

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

You might also like