You are on page 1of 8

HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara (tentative) dari suatu masalah yang masih lemah tingkat kebenarannya sehingga

masih harus diuji menggunakan data-data yang telah dikumpulkan dan diolah. Hipotesis juga dapt diartikan sebagai jawaban sementara atas rumusan masalah, dimana rumusan masalah telah dibuat dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis yang pernyataannya dibuat untuk menjelaskan nilai parameter populasi maka disebut hipotesis statistik. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta empiris yang diperoleh melalui pengolahan data. Dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah, belum jawaban empiris. Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Jawaban atas masalah dapat dibedakan dalam 2 bentuk, sesuai dengan taraf pencapaiannya, yaitu: a. Jawaban atas masalah yang masih berupa kebenaran pada taraf teoritis. Kebenaran teoritis diperoleh dari studi literatur. b. Jawaban atas masalah yang berupa kebenaran pada taraf empiris (berdasar pada fakta). Kebenaran empiris dicapai setelah peneliti selesai melakukan pengolahan data dan analisis terhadap data olahan. Setelah hipotesis dirumuskan maka peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis tersebut. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling relevan untuk membuktikan hipotesis. Berdarkan data yang dikumpulkan maka akan diuji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat diterima atau ditolak. Tidak semua penelitian mengharuskan menyusun perumusan hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan pada penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru menemukan hipotesis, selanjutnya penelitian akan menguji hipotesis ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. 1. Fungsi Hipotesis Paling tidak satu dari beberapa fungsi berikut ini hendaknya dimiliki hipotesis : Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru. Petunjuk ke arah penelitian lebih lanjut Sebagai suatu hipotesis kerja. Sebagai suatu konsep yang berkembang. Sebagai bahan dari bangunan suatu teori.

Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional. Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian data. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

2. Pertimbangan dalam Merumuskan Hipotesis Harus mengekpresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variable yang akan dikaji. Kedua variable tersebut adalah variable bebas dan variable tergantung. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variable tergantung dua variabel bebas. Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris. Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. Sebaiknya Hipotesis jangan mencerminkan unsur-unsur moral, nilai-nilai atau sikap.

3. Jenis-jenis Hipotesis Jenis Hipotesis Berdasarkan Sumbernya: Hipotesis Induktif vs Deduktif Hipotesis berasal dari dua sumber utama, yaitu; (a) pengalaman, pengamatan, dan dugaan peneliti sendiri; serta (b) hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan teori yang sudah terbentuk. Hipotesis yang berasal dari pengalaman, pengamatan dan dugaan si peneliti disebut hipotesis induktif, maksudnya adalah hipotesis tersebut berasal dari sumber yang khusus (khusus dari pengamatan, dugaan ataupun pengalaman si peneliti). Sedangkan hipotesis yang berasal dari prariset disebut hipotesis deduktif, maksudnya adalah hipotesis tersebut berasal dari beberapa teori yang dikumpulkan sehingga pernyataan (hipotesis) tersebut bersifat umum.

Jenis Hipotesis Berdasarkan Perumusannya: Hipotesis Ho vs Hipotesis Ha Hipotesis Ha disebut juga hipotesis alternatif atau hipotesis kerja, dimana hipotesis ini menyatakan adanya hubungan antara variable X (independen) dan variable Y (dependen) atau adanya perbedaan antara dua kelompok, dimana adanya hubungan ini dinyatakan ketika merumuskan hipotesis. Hipotesis Ho disebut juga hipotesis nul, hipotesis nul merupakan dugaan yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variable X dan Y. Juga tidak adanya perbedaan antara dua kelompok. Jenis Hipotesis Berdasarkan Pengujiannya: Hipotesis Penelitian vs Hipotesis Statistik Hipotesis Statistik yaitu hipotesis yang data penelitiannya berasal dari data sampel, biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif. Karena penelitian kuantitatif menggunakan data sampel (hanya sebagian objek penelitian), maka pengujian hipotesis juga secara statistik dan betul-betul diuji dimana masih ada unsure signifikasi didalamnya. Hipotesis Penelitian biasanya digunakan pada penelitian kualitatif, dimana penelitian kualitatif biasanya menggunakan data populasi (sampling total atau sensus) yaitu data keseluruhan dari objek penelitian. Untuk itu penggujian yang digunakan dalam penelitian ini, tidak punya istilah signifikasi (tingkat kesalahan atau tingkat keraguan). Jenis Hipotesis Berdasarkan Perumusan Masalah: Hipotesis deskriptif Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif. Hipotesis komparatif Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini, variabelnya sama, tetapi berbeda pada populasi atau sampel, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Hipotesis asosiatif/hubungan Rumusan masalahnya menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

4. Merumuskan Hipotesis Rumusan hipotesis sebenarnya sudah dapat dibaca dari uraian masalah, tujuan penelitian, kajian teoritik, dan kerangka pikir sehingga rumusannya harus sejalan. Rumusan hipotesis sebagai petunjuk arah dalam rancangan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data serta penyimpulan. Jenis atau bentuk hipotesis sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Dilihat dari tingkat eksplanasinya, bentuk rumusan masalah ada tiga, yaitu: masalah deskriptif (variabel mandiri), masalah komparatif (perbandingan), masalah asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga, yaitu: deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang hanya memliki satu variabel. Contohnya: a. Rumusan Masalahnya: 1. Berapa daya tahn lampu pijar merek X? 2. Bagaimana semangat kerja karyawan PT X? b. Hipotesis Penelitiannya: 1. Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam 2. Semangat kerja karyawan PT X = 75% Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contohnya: a. Rumusan Masalahanya: Bagaimana produktivitas kerja karyawan PT.X bila dibandingkan dengan PT Y? b. Hipotesis Penelitiannya: 1. Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dengan di PT Y 2. Produktivitas kerja karyawan di PT X lebih besar atau sama dengan PT Y 3. Produktivitas kerja karyawan di PT X lebih kecil atau sama dengan PT Y Sedangkan hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yang menanyakan dua variabel atau lebih. Contohnya: a. Rumusan Masalahnya: Adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual? b. Hipotesis Penelitiannya: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual.

Dari ketiga bentuk/jenis hipotesis tersebut, secara statistik (yang hanya ada bila berdasarkan data sampel) hanya ada dua jenis yakni hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nul (Ho). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nihil dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan keandalannya. Oleh karena itu dalam pembuktiannya, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur dan tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian, hipotesis dapat dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis. Merumuskan hipotesis memliki tahapan-tahapan yakni tahapan merumuskan hipotesis penelitian, hipotesis operasional dan hipotesis statistik. Perumusan hipotesis penelitian dilakukan dengan merumuskan hipotesis yang dibuat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat. Selanjutnya hipotesis dalam bentuk kalimat yang masih abstrak, dirumuskan secara operasional yang diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Perumusan hipotesis secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Rumusan Masalah Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai Hipotesis Penelitian Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai Hipotesis Operasional Ho : Tidak terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai. Ha : Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai Hipotesis Statistik Apabila kinerja pegawai diasumsikan dengan kenaikan pemasukan perusahaan sebesar 30%, Ho : = 0,3 dan Ha : 0,3 Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji, pengujian ini akan membuktikan Ho atau Ha yang akan diterima. Jika Ha diterima, maka Ho ditolak.

5. Uji Hipotesis Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Kebenaran (benar atau salahnya ) suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita memeriksa seluruh populasi. (Memeriksa seluruh populasi? Apa mungkin?) Lalu apa yang kita lakukan, jika kita tidak mungkin memeriksa seluruh populasi untuk memastikan kebenaran suatu hipotesis? Kita dapat mengambil contoh acak, dan menggunakan informasi (atau bukti) dari contoh itu untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Penerimaan suatu hipotesis terjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI untuk MENOLAK hipotesis tersebut dan BUKAN karena HIPOTESIS ITU BENAR dan

Penolakan suatu hipotesis terjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI untuk MENERIMA hipotesis tersebut dan BUKAN karena HIPOTESIS ITU SALAH. Landasan penerimaan dan penolakan hipotesis seperti ini, yang menyebabkan para statistikawan atau peneliti mengawali pekerjaan dengan terlebih dahulu membuat hipotesis yang diharapkan ditolak, tetapi dapat membuktikan bahwa pendapatnya dapat diterima. Perhatikan contoh-contoh berikut : Contoh 1: Sebelum tahun 1993, pendaftaran mahasiswa Universtas GD dilakukan dengan pengisian formulir secara manual. Pada tahun 1993, PSA Universitas GD memperkenalkan sistem pendaftaran "ON-LINE". Seorang Staf PSA ingin membuktikan pendapatnya bahwa rata-rata waktu pendaftaran dengan sistem ON-LINE akan lebih cepat dibanding dengan sistem yang lama Untuk membuktikan pendapatnya, ia akan membuat hipotesis awal, sebagai berikut : Hipotesis Awal : rata-rata waktu pendaftaran SISTEM "ON-LINE" sama saja dengan SISTEM LAMA.

Staf PSA tersebut akan mengambil contoh dan berharap hipotesis awal ini ditolak, sehingga pendapatnya dapat diterima! Contoh 2 : Manajemen PERUMKA mulai tahun 1992, melakukan pemeriksaan karcis KRL lebih intensif dibanding tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan karcis yang intensif berpengaruh positif terhadap penerimaan PERUMKA. Untuk membuktikan pendapat ini, hipotesis awal yang diajukan adalah : Hipotesis Awal : TIDAK ADA PERBEDAAN penerimaan SESUDAH maupun dilakukan perubahan sistem pemeriksaan karcis. SEBELUM

Manajemen berharap hipotesis ini ditolak, sehingga membuktikan bahwa pendapat mereka benar! Contoh 3: Eko Nomia S.Kom., seorang system analis memperbaiki sistem pembebanan biaya di perusahaan tempatnya bekerja. Ia berpendapat setelah perbaikan sistem pembebanan biaya pada produk maka rata-rata harga produk turun. Bagaimana ia menyusun hipotesis awal penelitiannya?

Hipotesis Awal : .........?

Dari kedua contoh diatas, penggujian hipotesisnya adalah: Hipotesis Awal yang diharap akan ditolak disebut : Hipotesis Nol ( H0 ) Penolakan H0 membawa kita pada penerimaan Hipotesis Alternatif ( H1 ) (beberapa buku menulisnya sebagai H A ) Nilai Hipotesis Nol ( H0 ) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter. ditulis dalam bentuk persamaan H0 Sedangkan Nilai Hipotesis Alternatif ( H1 ) dapat memiliki beberapa kemungkinan. ditulis dalam bentuk pertidaksamaan (< ; > ; ) H1

Contoh 4 (lihat Contoh 1.) Pada sistem lama, rata-rata waktu pendaftaran adalah 50 menit Kita akan menguji pendapat Staf PSA tersebut, maka Hipotesis awal dan Alternatif yang dapat kita buat :

H0

: :

= 50 menit (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda) 50 menit (sistem baru tidak sama dengan sistem lama)

H1
atau

H0 H1

: :

= 50 menit (sistem baru sama dengan sistem lama) < 50 menit ( sistem baru lebih cepat)

Contoh 5 (lihat Contoh 2.) Penerimaan PERUMKA per tahun sebelum intensifikasi pemeriksaan karcis dilakukan = Rp. 3 juta. Maka Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif dapat disusun sebagai berikut :

H0
H1
atau

: :

= 3 juta (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda) 3 juta (sistem baru tidak sama dengan sistem lama)

H0 H1

: :

= 3 juta (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda) > 3 juta (sistem baru menyebabkan penerimaan per tahun lebih besar dibanding sistem lama)

Penolakan atau Penerimaan Hipotesis dapat membawa kita pada 2 jenis kesalahan (kesalahan= error = galat), yaitu : 1. Galat Jenis 1 Penolakan Hipotesis Nol ( H0 ) yang benar

Galat Jenis 1 dinotasikan sebagai juga disebut taraf nyata uji

Catatan : konsep dalam Pengujian Hipotesis sama dengan konsep konsep pada Selang Kepercayaan

2.

Galat Jenis 2 Penerimaan Hipotesis Nol ( H0 ) yang salah Galat Jenis 2 dinotasikan sebagai

Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai dan Dalam perhitungan, nilai dapat dihitung sedangkan nilai hanya bisa dihitung jika nilai hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering berhubungan dengan nilai . Dengan asumsi, nilai yang kecil juga mencerminkan nilai yang juga kecil. Catt : keterangan terperinci mengenai nilai dan , dapat anda temukan dalam bab 10, Pengantar Statistika, R. E. Walpole) Prinsip pengujian hipotesa adalah perbandingan nilai statistik uji (z hitung atau t hitung) dengan nilai titik kritis (Nilai z tabel atau t Tabel) Titik Kritis adalah nilai yang menjadi batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Nilai pada z atau t tergantung dari arah pengujian yang dilakukan.

You might also like