You are on page 1of 15

TNI AL ADAKAN LOMBA KARYA TULIS DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2012 Dalam rangka

memperingati Hari Dharma Samudera tanggal 15 Januari 2012 akan dilaksanakan lomba karya tulis bagi anggota militer dan PNS TNI AL serta untuk masyarakat umum dengan tema: 1. Dengan Heroisme Pertempuran Laut Aru Kita Wujudkan Kembali Kejayaan Maritim Nusantara. 2. Dengan Semangat Pahlawan Laut Aru Kita Kembalikan Kejayaan Bahari Bangsa Indonesia. Lomba karya tulis ini bertujuan untuk menggugah dan menggali gagasan serta pemikiran dari anggota TNI AL dan masyarakat umum tentang wawasan kemaritiman dalam rangka mendukung pembangunan sektor kelautan. Tata cara penulisan dengan ketentuan sebagai berikut: peserta adalah perorangan, materi tulisan bebas baik berupa telaahan, hasil kajian, sistem, metoda maupun penemuan baru hasil penelitian. Tulisan diketik satu setengah spasi pada kertas HVS ukuran A4, huruf Arial font 12, tebal minimal 20 halaman dan dijilid dengan sampul warna biru untuk peserta TNI AL serta warna kuning untuk peserta umum. Kriteria penilaian meliputi kelengkapan persyaratan nilai 10, materi dan sistematika tulisan nilai 75, penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai EYD nilai 15, maksimal nilai 100. Karya yang dilombakan belum pernah diikutkan dalam lomba karya tulis manapun. Karya tulis dijilid rangkap dua dan menyertakan copy CD dalam sampul tertutup dikirim kepada panitia LKT Dharma Samudera 2012, Dispenal Gedung B-4 lantai 2 Mabesal Cilangkap Jakarta Timur 13870, paling lambat tanggal 10 Desember 2011 cap pos. Setiap tulisan dari anggota TNI AL harus disahkan kasatker dan tulisan menjadi milik panitia. Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi panitia ke telepon (021) 8723311 dan (021) 8723308. Akan dipilih tiga peserta terbaik dari TNI AL dan umum, tiga peserta untuk juara harapan dan kepada para pemenang akan diberikan piagam penghargaan dan hadiah berupa uang. Pengumuman pemenang dimuat di majalah Cakrawala dan website TNI AL di www.tnial.mil.id. Piagam penghargaan dan hadiah uang bagi juara satu, dua dan tiga baik dari TNI AL maupun umum akan diserahkan pada upacara peringatan Hari Dharma Samudera tanggal 15 Januari 2012. Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut Lomba Karya Tulis Ilmiah Upaya Pencapaian MDGs Dalam rangka Dies Natalis FKM KE-3, FKM Universitas Sriwijaya menyelenggarakan Lomba Karya Tulis dengan tema Pembangunan Daerah Berwawasan Kesehatan Berdasarkan Pencapaian MDGs Pilih salah satu sub tema lomba, berikut :

Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan (gizi masyarakat) Mengurangi tingkat kematian anak dan peningkatan kesehatan ibu Penanggulangan penyakit menular (HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya) Pengembangan kemitraan global untuk pembangunan

Dengan ketentuan penulisan : Karya tulis yang dilombakan harus yang belum pernah dan tidak akan pernah dipublikasikan ditempat lain secara utuh maupun sebagian dalam bentuk cetakan.

Scribd

Upload a Document Search Documents Explore


Sign Up | Log In

/ 39 Download this Document for Free


Syarat-syarat perumusan topik:

1.Topik harus menarik perhatian penulis

Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi a.kan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa. 2.Topik harus diketahui oleh penulis

Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan. 3.Topik yang dipilih sebaiknya: a. Tidak terlalu baru

Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer. b. Tidak terlalu teknis

Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada. c. Tidak terlalu kontroversial

Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal di luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.
Menyusun Karya Tulis Ilmiah

2
II. TEMA

Tema berasal dari kata Yunani" tith en a i". Tema mempunyai dua pengertian

yaitu : 1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. 2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai.

Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di samping itu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.
III. JUDUL

Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judul katya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul: 1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut; 2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu (bersifat provokatif); 3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul); 4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul

harus memiliki independent variable (variabel bebas) dandependent variable (variahel terikat).
IV. KERANGKA KARANGAN

Agar penulis dapat menerangkan isi karangannnya secara teratur dan terinci, diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.
Menyusun Karya Tulis Ilmiah

3
Kegunaan kerangka karangan:

1. Untuk menyusun karangan secara teratur. 2. Membantu penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. 3. Menghindari penguraian topik secara berulang-ulang. 4. Memudahkan mencari materi pembantu.
Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat berita yang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun orang lain. 2. Kerangka topik

Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa. Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang membacanya.
V. BENTUK LAHIRIAH

Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya formal, semi formal, dan non formal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkut keresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) dan informal (=informil).. Karya tulis formal adalah suatu tulisan/karangan yang memenuhi semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh kebiasaan; sedangkan karya tulis yang memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal. Apabila suatu tulisan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka tulisan tersebut disebut non formal. Tulisan disebut informal apabila tidak menggunakan bahasa resmi, di

samping itu penulis juga memakai kata ganti orang pertama sebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia berhadapan dengan pembacanya (personal). Bentuk lahiriah yang harus dipenuhi oleh suatu tulisan formal:
1. Bagian pelengkap pendahuluan

a. Judul pendahuluan b.Halaman pengesahan c. Halaman judul


Menyusun Karya Tulis Ilmiah

d. Halaman persembahan e. Kata pengantar f. Daftar isi g. Daftar gambar, tabel, keterangan
2. Bagian isi karangan

a. Pendahuluan b. Tubuh karangan c. Penutup/Simpulan (dan saran)


3. Bagian pelengkap penutup

a. Daftar pustaka b. Indeks c. Lampiran

Karya tulis formal harus memakai bahasa resmi dan tanpa menyebutkan nama diri atau nama pengganti penulis.(impersonal) misalnya kata saya, kami, kita, kecuali hanya pada kata pengantar.
VI. TEKNIK PENULISAN

Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusun dengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim.
Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah: 1. Ukuran kertas

Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80 gram) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas A4 yaitu 210 x 297 mm).
2. Mesin tulis

Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu incidapa t
diketik 10karak ter).

Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu
Menyusun Karya Tulis Ilmiah

hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titik-titik (dot matric) melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah komputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).
3. Pita dan karbon

Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehingga menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.
4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)

Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cm untuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepi atas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.
5. Pemisahan/pemenggalan kata

Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku kata sebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yang dipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau akhiran dari sebuah kata yang dipenggal.
6. Spasi/kait

Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi). Sedangkan untuk catatan kaki,

bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).

Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.
7. Nomor halaman

Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkan halaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas.
8. Judul

Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan tanda titik.
Menyusun Karya Tulis Ilmiah

6
9. Huruf miring

Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah. Huruf miring biasanya digunakan untuk: a. Penekanan sebuah kata atau kalimat; b. Menyatakan judul buku atau majalah; c. Menyatakan kata atau frasa asing.
10. Penulisan angka

Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan

seratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf; b. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;

c. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf, kecuali pecahan dari

bilangan yang besar; d. Persentase tetap ditulis dengan angka; e. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan angka; f. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat. 11.Penulisan kutipan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:

a.Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat; b.Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda
[sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan

ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut; c.Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik).
Menyusun Karya Tulis Ilmiah

Teknik Penulisan Karya Ilmiah


Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document

v Disertai abstrak (dengan judul dan kata kunci) dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris maksimal 250 kata, terdiri dari : Latar Belakang (Background), Metode (Method), Hasil Penelitian (result), Kesimpulan (Conclusion) dan Kata kunci (Keywords). Setiap karya tulis harus dilengkapi dengan : 1. Judul singkat dan jelas maksimal 2 baris ketik atau 90 huruf 2. Nama penulis lengkap (tidak disingkat) 3. Nama dan alamat lengkap tempat institusi pendidikan 4. Untuk keseragaman, Tinjauan Pustaka meliputi ; Pendahuluan (termasuk masalah yang akan dibahas), Pembahasan, Kesimpulan dan saran, Daftar Pustaka. Dalam penggunaan istilah-istilah anatomi, biologi dan kedokteran pada umumnya, diharapkan mengikuti Nomina

Anatomica (1975), International Code of Botanical Nomenclature. The classification of Nomenclature of viruses (Fenner dan Index Medicus dan Index of Indonesian Learned Periodicals (PDIN 1974). Tabel, ilustrasi, gambar dan bagan harus diberi judul dan keterangan lengkap. Sumber pustaka yang pernah diajukan dalam pertemuan ilmiah harus diberi catatan kaki mengenai pertemuan tersebut. Karya tulis harus diserahkan rangkap 3 (tiga), diketik pada satu sisi kertas A4 dengan spasi 1,5 cm, serta ditulis jenis karya tulis yang dilombakan pada sudut kanan atas. Tata letak : 1. Spasi 1,5 cm pada kertas berukuran A4, Font Times New Roman (12) 2. Batas pengetikan; pinggir kiri 4 cm, pinggir kanan 3 cm, pinggir atas 4 cm, pinggir bawah 3 cm Menyerahkan biodata lengkap yang berisi : nama lengkap penulis/group penulis, NIM, instansi pendidikan, alamat yang dapat dihubungi (termasuk telepon dan HP), bidang keahlian/profesi, serta pernyataan tertulis originalitas karya tulis ilmiah dan tidak dipublikasikan di media dan perlombaan lainnya. tulis 7 : 14 Oktober 20 Oktober November 2011 2011 2011

Pengumpulan karya tulis : 10 Pengumuman seleksi 5 besar karya Penilaian presentasi : Pengumuman pemenang 3 besar karya tulis : 22 November 2011 Hadiah Juara I : Juara II : Juara III : Uang Pembinaan + Sertifikat

Uang Uang

Pembinaan Pembinaan

+ +

: Sertifikat Sertifikat

Dikumpul sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dalam bentuk hardcopy ke Sekretariat BEM FKM UNSRI Inderalaya (hari Senin Jumat), dan Softcopy ke email lombaorasiilmiah@yahoo.co.id Contact person : Siska09 Dhyta P10 : 085788924987 Download Poster Syarat-syarat perumusan topik: 1.Topik harus menarik perhatian penulis : 085664973460

Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi a.kan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa. 2.Topik harus diketahui oleh penulis

Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.

3.Topik yang dipilih sebaiknya: a. Tidak terlalu baru

Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer. b. Tidak terlalu teknis

Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada. c. Tidak terlalu kontroversial

Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal di luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya. Menyusun Karya Tulis Ilmiah 2 II. TEMA Tema berasal dari kata Yunani" tith en a i". Tema mempunyai dua pengertian

yaitu : 1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. 2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai.

Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di samping itu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya. III. JUDUL

Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judul katya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul: 1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut; 2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu (bersifat provokatif); 3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul); 4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul harus memiliki independent variable (variabel bebas) dandependent variable (variahel terikat). IV. KERANGKA KARANGAN

Agar penulis dapat menerangkan isi karangannnya secara teratur dan terinci, diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis. Menyusun Karya Tulis Ilmiah 3 Kegunaan kerangka karangan:

1. Untuk menyusun karangan secara teratur. 2. Membantu penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. 3. Menghindari penguraian topik secara berulang-ulang. 4. Memudahkan mencari materi pembantu. Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat berita yang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun orang lain. 2. Kerangka topik

Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa. Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang membacanya. V. BENTUK LAHIRIAH

Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya formal, semi formal, dan non formal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkut keresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) dan informal (=informil).. Karya tulis formal adalah suatu tulisan/karangan yang memenuhi semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh kebiasaan; sedangkan karya tulis yang memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal. Apabila suatu tulisan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka tulisan tersebut disebut non formal. Tulisan disebut informal apabila tidak menggunakan bahasa resmi, di samping itu penulis juga memakai kata ganti orang pertama sebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia berhadapan dengan pembacanya (personal). Bentuk lahiriah yang harus dipenuhi oleh suatu tulisan formal: 1. Bagian pelengkap pendahuluan

a. Judul pendahuluan b.Halaman pengesahan c. Halaman judul Menyusun Karya Tulis Ilmiah 4 d. Halaman persembahan e. Kata pengantar f. Daftar isi g. Daftar gambar, tabel, keterangan 2. Bagian isi karangan

a. Pendahuluan b. Tubuh karangan c. Penutup/Simpulan (dan saran) 3. Bagian pelengkap penutup

a. Daftar pustaka b. Indeks c. Lampiran

Karya tulis formal harus memakai bahasa resmi dan tanpa menyebutkan nama diri atau nama pengganti penulis.(impersonal) misalnya kata saya, kami, kita, kecuali hanya pada kata pengantar. VI. TEKNIK PENULISAN

Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusun dengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim. Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah: 1. Ukuran kertas

Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80 gram) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas A4 yaitu 210 x 297 mm). 2. Mesin tulis Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu incidapa t diketik 10karak ter). Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu Menyusun Karya Tulis Ilmiah 5

hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titik-titik (dot matric) melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah komputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality). 3. Pita dan karbon Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehingga menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur. 4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)

Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cm untuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepi atas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas. 5. Pemisahan/pemenggalan kata

Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku kata sebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yang dipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau akhiran dari sebuah kata yang dipenggal. 6. Spasi/kait

Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi). Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).

Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi. 7. Nomor halaman

Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkan halaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas. 8. Judul

Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan tanda titik. Menyusun Karya Tulis Ilmiah 6 9. Huruf miring

Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah. Huruf miring biasanya digunakan untuk: a. Penekanan sebuah kata atau kalimat; b. Menyatakan judul buku atau majalah; c. Menyatakan kata atau frasa asing. 10. Penulisan angka Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan

seratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf; b. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka; c. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf, kecuali pecahan dari

bilangan yang besar; d. Persentase tetap ditulis dengan angka; e. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis

dengan angka; f. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat. 11.Penulisan kutipan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:

a.Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat; b.Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda [sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut; c.Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Menyusun Karya Tulis Ilmiah

You might also like