You are on page 1of 19

1

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) YANG DIBERI PUPUK GUANO DAN AIR KELAPA

KARYA ILMIAH
Oleh:

AMBO AMSAR
NIM. D1B106022

PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALUOLEO 2011

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum mill) YANG DIBERI PUPUK GUANO DAN AIR KELAPA GROWTH AND YIELD OF TOMATO (Lycopersicum esculentum Mill) GIVEN GUANO FERTILIZER AND COCONUT WATER

Oleh AMBO AMSAR D1B1 06 022

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. H. Sarawa, MS. NIP. 19601231 198602 1 007

Ir. Tresjia C. Rakian, M.P NIP. 19631112 198902 2 001

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

Jurnal Penelitian, Oktober 2011

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa Growth and Yield of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill) Given Guano Fertilizer and Coconut Water
Ambo Amsar1) Sarawa2) Tresjia C. Rakian3) *) Program Studi Agronomi **) Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian ***) Univaersitas Haluoleo, Kendari

ABSTRAK
Ambo Amsar (D1B106022). Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa Dibimbing oleh Bapak Sarawa sebagai pembimbing I dan Ibu Tresjia C. Rakian sebagai pembimbing II. Suatu Penelitian untuk mengetahui Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa. Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret sampai Juli 2011 di Lahan Peternakan Unit Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama dosis pupuk guano (G) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: tanpa pupuk guano (G0), pupuk guano 25 g-tanaman-1 (G1), pupuk guano 50 g- tanaman-1 (G2) dan pupuk guano 75 g-tanaman-1 (G3). Faktor kedua adalah konsentrasi air kelapa (K) yang terdiri dari tiga taraf yaitu : tanpa air kelapa (K0), air kelapa 250 ml. l -1 (K1), air kelapa 500 ml. l-1 (K2) dan air kelapa 750 ml. l-1 (K3). Tiap perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan sehingga terdapat 48 unit percobaan. Setiap unit percobaan ditempatkan 4 tanaman. Variabel yang diamati yaitu adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif, berat buah pertanaman, diameter buah pertanaman, jumlah buah pertanaman, total produksi buah segar, dan laju tumbuh relatif (LTR). Data hasil pengamatan terhadap masing-masing variabel yang diamati dianalisis dengan metode sidik ragam. Jika F-hitung lebih besar daripada F-tabel, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf kepercayaan 95% Hasil peneltian menunjukan pemberian pupuk guano dan air kelapa memberikan pengaruh interaksi terhadap tinggi tanaman dan total produksi buah segar. Pupuk guano memberikan pengaruh pada semua variable yang diamati, sedangkan air kelapa berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah, diameter buah, jumlah buah, dan total produksi buah segar. Pemberian pupuk guano 75 g-tanaman-1 dengan 500 ml. l-1 air kelapa memberikan produksi tertinggi yaitu 2,79 ton/ha. Kata Kunci : Pertumbuhan, Produksi, Tomat, Pupuk Guano, Air Kelapa.

1)

Mahasiswa Agroteknologi 2) Pembimbing I 3) Pembimbing II Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

ABSTRACT Ambo Amsar (D1B106022). Growth and Yield of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill) given Guano Fertilizer and Coconut Water on the Guided by Mr. Sarawa as supervisor and Mrs. Tresjia C. Rakian as co-supervisor. The aim of the research was to know Growth and Yield of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill) given Guano Fertilizer and Coconut Water The research was held from March until July 2011 in Farm Animal Husbandry Unit of Agriculture Faculty of Haluoleo University Kendari. Research prepared on randomized block design (RBD) in the factorial pattern, which consists of two factors. The first factor is guano fertilizer (G) consists of four levels, namely without fertilizer guano (G0), 25 g of guano fertilizer-crop-1 (G1), 50 g of guano fertilizer-crop-1 (G2) and 75 g of fertilizer guano-plant-1 (G3). The second factor is coconut water (K) consists of three levels : coconut water without (K0), coconut water 250 ml. l-1 (K1), coconut water 500 ml. l-1 (K2) and 750 ml of coconut water. l-1 (K3). Each treatment was repeated four replications, so there are 48 units experiment. Each experimental unit was placed four plants. The variable measured were is plant height, leaf number, number of productive branches, fruit weight per plant, fruit diameter per plant, number of fruit per plant, total production of fresh fruit, and the relative growth rate (RGR). Analyses of variances (ANOVA) was used for statistical data analyses. Duncan Multiple Range Test (DMRT) was applied to determine the significantly different among treatments with 95% confidence level. The results showed guano fertilizer Research and coconut water gives the interaction effect on plant height and total fresh fruit production. Guano fertilizer affects all the variables observed, while the coconut water affect plant height, number of leaves, fruit weight, fruit diameter, fruit number, and total production of fresh fruit. 75 g fertilizer guano-plant-1 with 500 ml. l-1 coconut water gave the highest production of 2.79 tons-ha. Keywords : Growth, Yield, Tomato, Guano Fertilizer, Coconut Water PENDAHULUAN Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah salah satu komoditas pertanian yang sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat merupakan komoditas multiguna yang berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik dan obat-obatan. Sebagai sumber mineral, buah tomat dapat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi (zat kapur dan fospor), sedangkan zat besi (Fe) yang terkandung di dalam buah tomat dapat berfungsi untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Selain itu tomat mengandung zat potassium yang sangat bermanfaat untuk menurunkan gejala tekanan darah tinggi (Cahyono, 2005). Oleh karena itu, permintaan akan komoditas tomat

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

akan terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Produksi tomat di Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 yaitu sebesar 4,017 ton ha-1, angka produksi ini masih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional yaitu sebesar 12,38 ton ha-1 (BPS, 2009). Rendahnya produksi tanaman tomat di daerah dataran rendah khususnya di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor tanah, tanaman serta faktor iklim. Tanah di Sulawesi Tenggara umumnya didominasi oleh jenis tanah Podsolik Merah Kuning. Tanah jenis ini biasanya kurang subur akibat pengaruh intensitas curah hujan yang tinggi sehingga tanah mengalami pencucian yang mengakibatkan kurang tersedianya unsur hara bagi tanaman utamanya unsur hara N, P, K, dan Mg, pH rendah serta kejenuhan alumunium (Al) tinggi (Wibawa dan Thomas, 1997). Usaha peningkatan produksi tanaman tomat, dapat dengan penambahan bahan organik dalam tanah yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan akar tanaman lebih mudah menembus tanah dan menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah dengan baik, hal ini akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain bahan organik untuk meningkatkan produksi tomat dibutuhkan hormon tumbuh yang mengandung zat perangsang tumbuh seperti Giberelin, Sitokinin, dan Auksin. Bahan organik yang telah mengalami dekomposisi bermanfaat terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman memerlukan unsur hara yang cukup dan tersedia bagi pertumbuhan dan perkembangan untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Pemberian bahan organik berupa pupuk guano sangat membantu dalam memperbaiki tingkat kesuburan tanah, dimana kandungan unsur N, P, K dan Ca sangat tinggi sehingga baik untuk proses pertumbuhan tanaman. Nitrogen sangat mendukung pertumbuhan tanaman yang cepat, fosfor (P) merangsang pertumbuhan akar dan pembungaan, kalium (K) mendukung kekuatan batang tanaman, sedangkan Ca akan mengubah atau menggeser kedudukan ion H+ pada permukaan koloid sehingga menetralisir kemasaman tanah (Sarief, 1986) Pada umumnya, hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan mempengaruhi pembelahan sel, perpanjangan sel, dan differensiasi sel beberapa hormon. Setiap hormon mempunyai efek ganda tergantung pada tempat kegiatannya, konsentrasinya, dan stadia perkembangan tumbuhannya (http://www.iel.ipb.ac.id. Diakses tanggal 15 November 2010). Kemampuan tanaman tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah pemberian hormon tumbuh yang belum optimal. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut adalah dengan pemberian hormon pertumbuhan. Salah satu hormon pertumbuhan tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tanaman tomat salah satunya adalah pemberian air kelapa. Hormon yang terkandung dalam air kelapa yaitu auksin, sitokinin, dan giberelin. Hormon tersebut dapat berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman, seperti auksin mempengaruhi perpanjangan batang, deferensiasi dan
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

percabangan akar, perkembangan buah. Sitokinin mempengaruhi perumbuhan dan deferensiasi, mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, dan mendorong perkecambahan. Giberelin mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, perpanjangan batang dan pertumbuhan daun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah. Berdasarkan uraian di atas, maka akan diadakan penelitian mengenai pertumbuhan dan produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang diberi pupuk guano dan air kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang diberi pupuk guano dan air kelapa. Kegunaannya adalah sebagai bahan informasi bagi petani, khususnya yang membudidayakan tanaman tomat dan sebagai pembanding bagi peneliti selanjutnya. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini bertempat di Lahan Peternakan dan Laboratorium Jurusan Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari, penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Juli 2011. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat varietas lokal muna, pupuk guano, air kelapa, polybag, kantong plastik, tali rafia, dan label. Alat yang digunakan adalah pacul, parang, bak kecambah, ember, gembor, jangka sorong, cutter, mistar, timbangan, gunting, bambu, camera digital, alat tulis menulis dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini. Persiapan Lahan. Areal untuk tempat berdirinya polybag dibersihkan dari gulma dan sisi-sisa akar tanaman, kemudian tanah diratakan dengan menggunakan cangkul. Pada sekeliling areal dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian. Persiapan Media Tanam. Media tanam yang digunakan adalah campuran top soil dengan pupuk guano dan top soil tanpa pupuk guano. Ukuran polybag yang digunakan adalah 10 kg. Pengisian media tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari mulut polybag bagian atas. Untuk mencegah berpindahnya penyakit dari lahan pertanaman ke bibit, diberikan Furadan 5 g ke dalam tanah sebelum bibit ditanam. Furadan 5 g dapat menbunuh patogen, seperti Phytoptora, Pseudomonas, dan Fusarium. Penyediaan Air Kelapa. Air kelapa yang digunakan adalah air kelapa tua yang didapatkan dari petani, air kelapa terlebih dulu disaring kemudian disemprotkan pada setiap tanaman dengan takaran sesuai perlakuan pada saat tanaman berumur 7, 14, 21, dan 28 HST dengan menggunakan sprayer. Penyiapan Benih dan Pembibitan. Benih yang digunakan adalah benih tomat varietas lokal Muna. Benih tomat dikecambahkan terlebih dahulu dalam bak pasir, bak diisi pasir yang diayak setinggi 7 - 8 cm dan bagian permukaan pasir diratakan. Di atas media pasir dibuat alur tanam dengan kedalaman 1 cm, jarak antar alur 5 cm dan panjang sesuai ukuran bak. Benih ditebar kemudian ditutup kembali dengan pasir dan disiram air hingga lembab. Setelah daun lembaga tumbuh sepanjang

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

2 - 3 mm atau 6 - 10 hari setelah tebar benih, kecambah sudah dapat dipindahkan ke polybag kecil.Setiap kantong polybag diisi satu benih dengan kedalaman sekitar1 cm. Penanaman. Penanaman dilakukan ketika bibit telah berumur 4 minggu atau telah berdaun 4 helai. Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas matahari pada waktu siang yang dapat menyebabkan bibit menjadi layu. Pengajiran. Agar tanaman tomat tidak rebah dilakukan pengajiran dengan menggunakan bambu yang dipasang pada saat tanaman berumur 4 - 5 hari setelah ditanam di polybag besar. Ajir dipasang dengan jarak 5 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman minimum 20 cm. Pemeliharaan. Pemeliharaan pada tanaman tomat meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan, dan pengendalian hama penyakit tanaman. Penyiraman dilakukan 1 - 2 kali dalam sehari dengan menggunakan gembor yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati, diganti dengan tanaman yang disemaikan di polybag. Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada di sekitar polybag. Panen. Panen dilakukan setelah buah tomat matang fisiologis dengan kriteria warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kuning kemerah-merahan, dengan cara memetik tangkai buah tomat secara hati-hati agar buah tidak rusak. Panen dilakukan dengan interval 3 hari sekali. Pemetikan buah tomat dilakukan pada pagi hari. Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama dosis pupuk guano (G) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: tanpa pupuk guano (G0), pupuk guano 25 g-tanaman 1 (G1), pupuk guano 50 g-tanaman 1 (G2) dan pupuk guano 75 g-tanaman 1 (G3). Sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi air kelapa (K) yang terdiri dari empat taraf yaitu : tanpa air kelapa (K0), air kelapa 250 ml. l 1 (K1), air kelapa 500 ml. l 1 (K2) dan air kelapa 750 ml. l 1 (K3). Dengan demikian terdapat 16 kombinasi perlakuan. Perlakuan disusun dalam tiga kelompok sekaligus sebagai ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 48 unit percobaan. Setiap unit percobaan ditempatkan 4 tanaman. Variabel pengamatan meliputi : tinggi tanaman (cm), jumlah daun, jumlah cabang produktif, berat buah (g) pertanaman , diameter buah (cm) pertanaman , jumlah buah pertanaman, total produksi buah segar (ton ha-1), dan Laju Tumbuh Relatif (LTR) dengan rumus sebagai berikut : LTR = Keterangan : LTR W1 dan W2 T 1 dan T2 = Laju tumbuh relatif (g hari-1) = Berat Kering pada pengamatan T1 dan T2 (g) = Waktu tiap pengamatan (hari)

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

Data hasil pengamatan akan dianalisis menggunakan metode sidik ragam. Hasil analisis yang menunjukkan F hitung lebih besar dari F Tabel, akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Rekapitulasi hasil sidik ragam Pengaruh Pupuk Guano dan air kelapa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh pupuk guano dan air kelapa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
No 1. Variabel yang diamati Tinggi Tanaman - 14 HST - 21 HST - 28 HST - 35 HST Jumlah Daun - 14 HST - 21 HST - 28 HST - 35 HST Jumlah cabang produktif - 35 HST Berat buah Diameter Buah Jumlah buah pertanaman Total produksi buah segar Laju Tumbuh Relatif (LTR) - 20 HST - 40 HST Interaksi (G*K) tn * * ** tn tn tn tn tn tn tn tn * tn tn Perlakuan Pupuk guano ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** Air kelapa tn ** ** ** tn tn tn tn tn ** * ** ** tn tn

2.

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata * = berpengaruh nyata ** = berpengaruh sangat nyata Hasil sidik ragam secara umum menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk guano dan air kelapa berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 21 dan 28 HST. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 35 HST. Sedangkan perlakuan mandiri pupuk guano berpengaruh sangat nyata pada semua variabel pengamatan. Selanjutnya pada perlakuan mandiri air kelapa berpengaruh nyata terhadap diameter buah serta berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 21, 28 dan 35 HST, dan jumlah buah pertanaman. 1. Tinggi Tanaman Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk guano dan air kelapa masing-masing berpengaruh sangat nyata baik secara interaksi maupun secara mandiri terhadap tinggi tanaman tomat. Pengaruh mandiri pupuk guano berpengaruh
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14 sampai 35 HST. Pengaruh mandiri air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 21 sampai 35 HST. Dinamika pertambahan tinggi tanaman tomat disajikan pada Gambar 1. Interaksi antara pupuk guano dan air kelapa berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tomat pada umur 21 dan 28 HST serta berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman tomat pada umur 35 HST. Hasil pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman tomat disajikan pada lampiran 5a sampai 8b. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 2.
80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 14 21 28 35

G0K0 G0K1 G0K2 G0K3 G1K0 G1K1 G1K2 G1K3

Waktu (hari)

Gambar 1. Dinamika Pertambahan Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Dosis Pupuk Guano dan Air Kelapa.

Gambar 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk guano dan air kelapa pada umur 14 HST memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi tanaman. Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman mulai terlihat pada umur 21 HST bahkan berpengaruh sangat nyata pada umur 35 HST. Tabel 2. Pengaruh interaksi antara pupuk guano dengan air kelapa terhadap tinggi tanaman (cm) tomat pada umur 35 HST Pupuk Guano G0 G1 G2 G3 K0 27,600 c
r

Air Kelapa K1 K2 c 35,050 41,567 c


qr q

K3 50,367 c
p

UJBD 0,05 2 = 7,601 3 = 7,988 4 = 8,239

57,433 ab
q

63,017 a
pq

59,117 ab
q

68,450 a
p

54,567 b
q

54,583 b
q

54,450 b
q

65,150 a
p

63,133 a
p

60,433 ab
p

63,183 a
p

55,567 bc
p

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom (a-b) dan baris yang sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95%

(p-q)

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

10

Tabel 2 menunjukkan bahwa pengaruh pupuk guano (G) pada air kelapa baik pada perlakuan K0, K1 dan K2, rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada taraf G3 yang berbeda tidak nyata dengan G1 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan K3 rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada taraf G1 yang berbeda tidak nyata dengan G2 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G0 dan G3. Sedangkan pengaruh faktor air kelapa (K) pada pupuk guano (G0), rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan K3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan G1 rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada taraf K3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K1 tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan G2 rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada taraf K3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Selanjutnya pada perlakuan G3 rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada taraf K2 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. 2. Jumlah Daun Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh mandiri pupuk guano berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman tomat pada umur 14 sampai 35 HST. Hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah daun tanaman tomat disajikan pada lampiran 9a sampai 12b. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh pupuk guano terhadap jumlah daun pada umur 14 35 HST Umur Pengamatan Perlakuan Pupuk Guano 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST b b b G0 (tanpa pupuk guano) 31,375 63,208 88,042 112,583 b G1 (25 gram) 62,750 a 114,042 a 137,500 a 162,875 a a a a G2 (50 gram) 71 122 145,542 168,875 a G3 (75 gram) 72,542 a 131 a 155,458 a 182,458 a 2 = 10,39 2 = 16,24 2 = 18,43 2 = 19,13 UJBD 0,05 3 = 10,92 3 = 17,06 3 = 19,37 3 = 20,10 4 = 11,26 4 = 17,60 4 = 19,98 4 = 20,73
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05. taraf

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman tomat umur 14, 21, 28, dan 35 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan G3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan G1 dan G2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G0. 3. Jumlah Cabang Produktif Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh mandiri pupuk guano berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang produktif tanaman tomat pada umur 35 HST. Hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah cabang produktif tanaman tomat disajikan pada lampiran 13a sampai 16b. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 4.

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

11

Tabel 4. Pengaruh pupuk guano terhadap jumlah cabang produktif pada umur 35 HST Perlakuan Pupuk Guano G0 (tanpa pupuk guano) G1 (25 gram) G2 (50 gram) G3 (75 gram) Umur 35 HST 2,541 b 4,958 a 4,833 a 5,833 a UJBD 0,05 2 = 0,955 3 = 1,003 4 = 1,035

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah cabang produktif tanaman tomat umur 35 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan G3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan G1 dan G2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G0. 4. Berat Buah Pertanaman Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh mandiri pupuk guano dan air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah pertanaman tomat. Hasil pengamatan dan sidik ragam berat buah tomat disajikan pada lampiran 23a dan 23b. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Pengaruh pupuk guano terhadap berat buah (g) pertanaman tanaman tomat Perlakuan Pupuk Guano G0 (tanpa pupuk guano) G1 (25 gram) G2 (50 gram) G3 (75 gram) Berat Buah (g) 27,621 d 35,724 c 38,715 b 43,018 a UJBD 0,05 2 = 2,668 3 = 2,804 4 = 2,892

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 5 menunjukkan bahwa berat buah tanaman tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan G3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan menunjukkan berat buah tanaman tomat terendah diperoleh pada perlakuan G0 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 6. Pengaruh air kelapa terhadap berat buah (g) pertanaman tanaman tomat Perlakuan Air Kelapa K0 (tanpa air kelapa) K1 (250 ml) K2 (500 ml) K3 (750 ml) Berat Buah (g) 33,507 b 36,353 a 36,784 a 38,434 a UJBD 0,05 2 = 2,668 3 = 2,804 4 = 2,892
taraf

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

12

Tabel 6 menunjukkan bahwa berat buah tanaman tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan K3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2 dan K1 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan K0. 5. Diameter Buah Pertanaman Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh mandiri pupuk guano berpengaruh sangat nyata dan air kelapa berpengaruh nyata terhadap diameter buah tomat. Hasil pengamatan dan sidik ragam diameter buah tomat disajikan pada lampiran 24a dan 24b. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Pengaruh pupuk guano terhadap diameter buah (cm) pertanaman tanaman tomat Perlakuan Pupuk Guano G0 (tanpa pupuk guano) G1 (25 gram) G2 (50 gram) G3 (75 gram) Diameter Buah (cm) 12,523 d 13,760 c 14,513 b 15,432 a UJBD 0,05 2 = 0,699 3 = 0,735 4 = 0,758
taraf

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 7 menunjukkan bahwa diameter buah tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan G3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 8. Pengaruh air kelapa terhadap diameter buah pertanaman tanaman tomat Perlakuan Air Kelapa K0 (tanpa air kelapa) K1 (250 ml) K2 (500 ml) K3 (750 ml) Diameter Buah (cm) 13,553 b 13,974 ab 14,113 ab 14,589 a UJBD 0,05 2 = 0,699 3 = 0,735 4 = 0,758

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 8 menunjukkan bahwa diameter buah tanaman tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan K3 yang berbeda tidak nyata dengan K1 dan K2 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G0. 6. Jumlah Buah Pertanaman Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh mandiri pupuk guano dan air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah pertanaman tomat. Hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah buah pertanaman tomat disajikan pada lampiran 25a dan 25b. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 9 dan Tabel 10.

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

13

Tabel 9. Pengaruh pupuk guano terhadap jumlah buah pertanaman tanaman tomat Perlakuan Pupuk Guano G0 (tanpa pupuk guano) G1 (25 gram) G2 (50 gram) G3 (75 gram) Jumlah buah pertanaman 3,041c 4,708 b 5,541 b 7,833 a UJBD 0,05 2 = 0,966 3 = 1,015 4 = 1,047

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah buah pertanaman tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan G3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 10. Pengaruh air kelapa terhadap jumlah buah pertanaman tanaman tomat Perlakuan Air Kelapa K0 (tanpa air kelapa) K1 (250 ml) K2 (500 ml) K3 (750 ml) jumlah buah pertanaman 4,625 b 5,208 b 4,958 b 6,333 a UJBD 0,05 2 = 0,966 3 = 1,015 4 = 1,047

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah buah pertanaman tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan K3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. 7. Total Produksi Buah Segar Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh mandiri pupuk guano dan air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap total produksi buah segar tomat serta secara interaksi antara pupuk guano dan air kelapa berpengaruh nyata terhadap total produksi buah segar tomat. Hasil pengamatan dan sidik ragam total produksi buah segar tomat disajikan pada lampiran 26a dan 26b. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 11 dan Tabel 13. Tabel 11. Pengaruh pupuk guano terhadap total produksi buah segar (ton/ha) tanaman tomat Perlakuan Pupuk Guano G0 (tanpa pupuk guano) G1 (25 gram) G2 (50 gram) G3 (75 gram) Produksi (ton/ha) 1.727 d 2.233 c 2.418 b 2.687 a UJBD 0,05 2 = 0,167 3 = 0,175 4 = 0,181

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 11 menunjukkan bahwa total produksi buah segar tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan G3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

14

menunjukkan total produksi buah segar tomat terendah pada perlakuan G0 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 12. Pengaruh air kelapa terhadap total produksi buah segar tanaman tomat Perlakuan Pupuk Guano K0 (tanpa air kelapa) K1 (250 ml) K2 (500 ml) K3 (750 ml) Produksi (ton/ha) 2.095 b 2.271 a 2.300 a 2.401 a UJBD 0,05 2 = 0, 1670 3 = 0, 1755 4 = 0,1810

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 12 menunjukkan bahwa total produksi buah segar tanaman tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan K3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2 dan K3 tetapi berpengaruh nyata dengan perlakuan K0. Tabel 13. Pengaruh interaksi antara pupuk guano dengan air kelapa terhadap total produksi buah segar (ton/ha) tanaman tomat Air Kelapa Pupuk UJBD 0,05 Guano K0 K1 K2 K3 G0 1,257 b 1,673 c 1,917 c 2,063 c 2 = 0,334
r q pq p

G1 G2 G3

2,223 a
p

2,233 b
p

2,163 bc
p

2,313 bc
p

3 = 0,351 4 = 0,362

2,413 a
p

2,440 ab
p

2,330 b
p

2,490 ab
p

2,487 a
p

2,737 a
p

2,790 a
p

2,737 a
p

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom (a-b) dan baris (p-q) yang sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 13 menunjukkan bahwa pengaruh pupuk guano (G) pada air kelapa baik pada perlakuan K0, rata-rata total produksi buah segar tertinggi diperoleh pada taraf G3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan G1 dan G2 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G0. Pada perlakuan K1 rata-rata total produksi buah segar tertinggi diperoleh pada taraf G3 yang berbeda tidak nyata dengan G2 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Selanjutnya perlakuan K2 rata-rata total produksi buah segar tertinggi diperoleh pada taraf G3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan K3, rata-rata total produksi buah segar tertinggi diperoleh pada taraf G3 yang tidak berbeda nyata dengan G2 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pengaruh faktor air kelapa (K) pada pupuk guano (G0), rata-rata total produksi buah segar tertinggi diperoleh pada perlakuan K3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan G1 rata-rata total produksi buah segar tertinggi diperoleh pada taraf K3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan G2 rata-rata total produksi buah
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

15

segar tertinggi diperoleh pada taraf K3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Selanjutnya pada perlakuan G3 rata-rata total produksi buah segar tertinggi diperoleh pada taraf K2 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. 8. Laju Tumbuh Relatif (LTR) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh mandiri pupuk guano berpengaruh sangat nyata terhadap laju tumbuh relatif tanaman pada umur 20 dan 40 HST. Hasil pengamatan dan sidik ragam laju tumbuh relatif tanaman disajikan pada lampiran 27a sampai 28b. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Pengaruh pupuk guano terhadap laju tumbuh relatif (LTR) umur 20 dan 40 HST tanaman tomat Umur Pengamatan Perlakuan Pupuk Guano 20 HST 40 HST G0 (tanpa pupuk guano) 1,714 c 2,354 a bc G1 (25 gram) 2,198 1,723 b G2 (50 gram) 2,700 b 1,780 b a G3 (75 gram) 3,676 1,875 b 2 = 0,844 2 = 0,249 UJBD 0,05 3 = 0,887 3 = 0,261 4 = 0,914 4 = 0,269 HST

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada UJBD taraf kepercayaan 95% atau pada taraf uji 0,05.

Tabel 14 menunjukkan bahwa laju tumbuh relatif tomat umur 20 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan G3 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Selanjutnya pada umur 40 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan G0 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara mandiri perlakuan pupuk guano pada tanaman tomat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk guano mampu mensuplai nutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Pada pupuk guano banyak terkandung unsur hara makro seperti N, P, K. Pupuk guano mengandung P yang tinggi yang biasa disebut fosfor (Hakim et al, 1986). Fosfor berperan dalam penyusunan inti sel, pembelahan sel, meningkatkan perakaran dan pertumbuhan bunga, buah serta biji (Gardner et al., 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk guano 75 g-1 tanaman (G3) secara mandiri memberikan rata-rata tertinggi terhadap jumlah daun umur 14 sampai 35 HST, jumlah cabang produktif umur 35 HST, berat buah, diameter buah, jumlah buah pertanaman dan laju tumbuh relatif (LTR) umur 20 dan 40 HST. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk guano secara mandiri dengan dosis 75 g-tanaman-1 lebih baik dibandingkan dengan dosis 50 g- tanaman-1, 25tanaman-1 dan kontrol karena dapat memberikan hasil yang baik pada variabel

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

16

pertumbuhan dan produksi tomat. Adanya pengaruh pupuk guano tersebut mengindikasikan bahwa pupuk guano telah terdekomposisi dengan baik dan mengalami mineralisasi khususnya pada umur 35 HST dan pada fase generatif sehingga unsur hara yang terkandung di dalamnya sudah dapat diserap oleh akar tanaman untuk proses pembesaran batang, pertambahan tinggi, pembentukan daun, jumlah cabang produktif, laju tumbuh relatif, dan jumlah buah pertanaman. Sitompul dan Guritno (1995) menjelaskan bahwa dengan bertambahnya jumlah daun, maka penyerapan cahaya akan meningkatkan fotosintat yang dihasilkan dan ditranslokasikan untuk pertumbuhan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang dan daun. Fotosintat inilah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan generatif tanaman yaitu pembentukan buah. Peningkatan dosis pupuk guano pada 75 g-tanaman-1 (G3) yang diaplikasikan berpengaruh pada ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman sehingga mempengaruhi perkembangan sel dan jaringan tanaman yang aktif melakukan pembelahan akibat pertumbuhan yang optimal. Dalam pupuk guano terdapat unsur hara yaitu N, P, K dan kandungan hara dalam bentuk Ca - P sehingga guano dapat mengandung P yang tinggi yang biasa disebut fosfor. Fosfor berperan dalam penyusunan inti sel, pembelahan sel, meningkatkan perakaran dan pertumbuhan bunga, buah serta biji (Gardner et al, 1991). Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis pupuk guano, kandungan fosfor pada pupuk guano mencapai 125,22 ppm. Air kelapa secara mandiri memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 21, 28, dan 35 HST dan jumlah buah pertanaman. Hal ini diduga karena hormon yang terkandung dalam air kelapa yaitu auksin, sitokinin, dan giberelin. Hormon tersebut dapat berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman, seperti auksin berfungsi sebagai pembesaran sel, sintesis kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar. Sebagai akibat dari pengubahan dari komposisi maka terjadilah pembentukan organ-organ tanaman seperti akar, batang, daun, tunas bunga, buah dan lain-lain. Hormon sitokinin merupakan hormon turunan dari adenin yang berfungsi dalam hal pembelahan sel dan diferesiansi mitosis, disintesis pada ujung akar dan translokasi pada pembuluh xylem (Gebon, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk guano dan air kelapa berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 21 dan 28 HST serta berpengaruh sangat nyata pada umur 35 HST. Hal ini menunjukan bahwa kombinasi perlakuan pupuk guano dengan dosis 75 g-tanaman -1 dan konsentrasi air kelapa 750 ml dianggap mampu memberikan pertambahan tinggi tanaman, namun tidak berpengaruh nyata terhadap variabel lainnya. Hal ini di duga karena pemberian yang belum optimal dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman selama penelitian. Untuk tumbuh secara optimal tanaman membutuhkan unsur hara baik makro maupun mikro dalam jumlah yang cukup dan seimbang serta membutuhkan ketersediaan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman, Setyati (1998) mengemukakan bahwa ketersediaan unsur hara yang seimbang akan mempengaruhi perkembangan sel dalam jaringan tanaman sehingga laju pertumbuhan berjalan cepat.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

17

Tanaman terdiri atas dua komponen utama yaitu bahan padat/kering dan air, berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa terdapat 58 jenis zat yang membentuk tanaman dan mayoritas dari ke - 58 unsur tersebut adalah unsur-unsur yang diserap tanaman (Lingga dan Marsono, 2008). Dari penjelasan tersebut sangat jelas bahwa dalam pertumbuhan dan perkembangannya tanaman mutlak memerlukan unsur hara baik makro maupun mikro yang merupakan komponen pembentuk tanaman. Jika tanaman kekurangan satu unsur hara, maka pertumbuhan tanaman akan terganggu meskipun unsur hara yang lain dalam kondisi tersedia dan dalam jumlah yang cukup atau banyak. Selain unsur hara tanaman juga membutuhkan zat pengatur tumbuh yang merupakan senyawa organik termasuk sitokinin yang dicirikan oleh kemampuannya untuk mendukung terjadinya pembelahan sel. Pembelahan sel ini menyebabkan perubahan komposisi biokimia dan menambah hasil produksi fotosintesis tanaman. Pada variabel total produksi buah segar secara mandiri pupuk guano dan air kelapa memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap total produksi buah segar (ton/ha) dengan total produksi sebesar 2,79 ton/ha. Pengaruh yang sangat nyata yang dihasilkan dari pemberian konsentrasi air kelapa sebanyak 750 ml. l-1 yang berperan sebagai hormon tumbuh sesuai dengan pendapat Zainal Abidin (1989) yang mengemukakan bahwa penggunaan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin pada sayur-sayuran dan buah-buahan dengan konsentrasi optimal dapat mendorong pertumbuhan dan peningkatan produksi. Bertambahnya akumulasi fotosintat menyebabkan ukuran volume dan berat buah bertambah serta hasil akhir produksi tinggi. (Salisbury dan Ross, 1995) mengemukakan bahwa jumlah daun yang lebih banyak dapat meningkatkan jumlah kloroplas (sebagai tempat difusi CO2 ke dalam daun) yang sangat menentukan dalam peningkatan laju fotosintesis. Fotosintat yang dihasilkan dari proses fotosintesis ini digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan pada masa generatif akan dialokasikan untuk pembentukan buah serta meningkatkan berat buah. Jika pertumbuhan tanaman baik, maka diduga laju fotosintesis juga akan berjalan dengan baik sehingga laju asimilasi akan meningkat, dengan demikian hasil asimilasi yang disalurkan ketempat produksi akan banyak dan produksi tanaman akan meningkat. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemberian pupuk guano dan air kelapa memberikan pengaruh interaksi terhadap tinggi tanaman dan total produksi buah segar. 2. Pupuk guano memberikan pengaruh pada semua variable yang diamati, sedangkan air kelapa berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah, diameter buah, jumlah buah, dan total produksi buah segar. 3. Pemberian pupuk guano 75 g-tanaman -1 dengan 500 ml. l-1 air kelapa memberikan produksi tertinggi yaitu 2,79 ton/ha.

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

18

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2007. Produksi Tanaman Padi, Palawija, Sayuran dan Buahbuahan di Provinsi Sulawesi Tenggara Buckman, H.O., dan N.C, Brady. 1982. Ilmu Tanah Terjemahan Soegiman. Bharata Karya. Jakarta. Budidaya Tomat. http://purtil.wordpress.com. Diakses tanggal 10 Januari 2011 Budidaya Tanaman Tomat. http://gerbangtani.blogspot.com, diakses tanggal 21 Februari 2011 Cahyono, Bambang. 2005. Tomat, Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Kinisius, Yogyakarta. Gardner, E.P.R.B. Peanch dan R.L Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawaty. Universitas Indonesia. Press. Jakarta. Gebon,2009. Hormon Pada Kelapa, http://gebon.blogspot.com. Diakses tanggal 11 Mei 2010 Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Hakim, N., M. Nyakpan, A.M. Lubis, Sutopo, G.N., M.R. Saul, A.M. Diha, Go Bang Hong, dan A.A. Bayley. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Isnaini, 2006. Pertanian Organik. Penerbit Kreasi Wacana, Yogyakarta. Junaidi, 2008. Air Kelapa Pemacu Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek. http://www.anggrek.org. Diakses tanggal 11 Mei 2010. Kasiat Unsur Hara Bagi Tanaman. http://www.tanindo.com. Diakses tanggal 30 September 2011. Komposisi kimia air kelapa, 2001. http://www.ristek.go.id, diakses tanggal 11 Mei 2010. Lingga, Pinus dan Marsono, 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk Edisi Revisi. Penebar Swadaya Jakarta. Munir, M. 1996. Tanah-tanah Utama di Indonesiaa, Klasifikasi dan Karakteristiknya. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta Murbandono, L. 2003. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta. Plantus, 2010. Guano Bahan Pupuk Organik Yang Diremehkan. http://www.situs hijau.co.id. diakses tanggal 11 Mei 2010. Premono, E dan E Widyawati. 2000. Kompos dan Pupuk Hayati Sebagai Pupuk Organik, Majalah Penelitian Gula.No.419 vol XXXV. Jakarta. Pitojo, S, 2005. Benih Tomat. Kanisius, Yogyakarta Pupuk Organik dari Guano. http://guanophosphat.blogspot.com, diakses tanggal 30 September 2011. Purwati, Etti dan Khairunisa, 2007. Budidaya Tomat Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. Rasantika, M.S., 2009. Guano Kotoran Burung yang Menyuburkan.. http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Taman-dan-tanaman. Kamis, 9 juli 2009. Redaksi Agromedia, 2007. Panduan Lengkap Budi Daya Tomat. Agromedia, Jakarta. Rismunandar, 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo, Bandung. Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan Jilid 3. ITB. Bandung.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

19

Sanly, 2008. Kelapa Sebagai Bioindustri Potensial Indonesia. http://www.chem-istry.org/author/Sinly_Evan_Putra. diakses tanggal 22 Juni 2010 Sarief, S.1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah. Sinar Baru. Bandung. Setyati, S. M. H. 1998. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta. Sintia. M, 2009. Guano, Kotoran Burung yang Menyuburkan, kompas gramedia, Jakarta. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sunaryono, Hendro. 2003. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting di Indonesia. Sinar Baru Algesindo, Bandung. Sutejo, Muh Mulyani, 2002. Pupuk dan cara pemupukan. Reneka Cipta. Jakarta. Tejaswarna, R. dan Fagi, A.M. 1990. Pengaruh beberapa metode pemupukan urea terhadap hasil padi sawah kultivar dodokan terhadap upaya penghematan pupuk. kompilasi hasil penelitian 1988/1989. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Vol. 2. padi. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan). Bogor. Tumbuhan. http://www.iel.ipb.ac.id. Diakses tanggal 19 Januari 2008 Wibawa dan Thomas, 1997. Kombinasi Optimal Cara Olah Tanah dan Tingkat Pengapuran untuk Pola Tanam Tumpang Sari Jagung di antara Karet pada Tanah PMK, IPB, Bogor. Wiryanta,W.T.B, 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka, Jakarta. Williams, C.N., J.D. Uzodan W.J.H. Peregrine, 1993. Produksi Sayuran di DaerahTropika. Terjemahan S.Ronoprawiro. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Yandianto, 2003. Keterampilan bercocok tanam Hortikultura, M2S Bandung, Bandung. Zainal Abidin. 1989. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Penerbit Angkasa. Bandung.

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang Diberi Pupuk Guano dan Air Kelapa

You might also like