You are on page 1of 31

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAGIAN UTAMA SISTEM TENAGA LISTRIK


PEMBANGKIT
Jenis Pembangkit: Thermal, Air, Angin, Matahari Kerja Paralel Pembangkit Pengaturan Tegangan dan Frekuensi Transformator Tenaga kapasitas besar

SALURAN TRANSMISI
Jarak Saluran: Jauh-Sedang-Pendek Transformator Kompensator & Pengatur Drop Tegangan

DISTRIBUSI/BEBAN
Pembagian Pusat/Area Beban Jenis Beban

KOMPLEKSITAS SISTEM TENAGA LISTRIK


Peramalan Beban / Load

Forecasting Economic Dispatch Analisa Aliran Daya / Load Flow Analysis Analisa Hubung Singkat / SC Analysis Analisa Stabislitas / Stability Analysis

ANALISA ALIRAN DAYA KONSEP-KONSEP DASAR


1. 2. 3. 4. 5.

Daya listrik pada rangakaian satu phasa Bentuk kompleks dari besaran tegangan dan arus listrik Aliran daya aktif Aliran daya reaktif Penggunaan kapasitor sebagai kompensator

Load Flow Analysis


Analisa load flow (aliran daya) dilakukan

untuk memastikan bahwa:

Sisi pembangkit menyediakan kebutuhan

beban plus rugi-rugi Magnitude tegangan Bus tetap / mendekati nilai nominalnya Sisi pembangkit beroperasi dalam batasan daya aktif dan reaktif Saluran transmisi dan Transformator tidak dalam kondisi overloaded.

Parameter pada Studi Aliran Daya


Tegangan BusbarBusbar voltages Pengaruh modifikasi rangkaian pada

sistem pembebanan Pengaruh penambahan komponen/peralatan penaik tegangan (boost voltages) pada sistem pembebanan Optimalisasi kondisi sistem dan distribusi beban Optimalisasi system losses. Optimalisasi rating and tap range dari transformator

Load Flows Obstacles


SLD dari sistem tenaga, digunakan seagai

input data perameter dari sistem tenaga Input data yang dibutuhkan adalah Data Bus, Sistem Transmisi dan Spesifikasi Trafo Empat (4) variabel yang berhubungan dengan data Bus
Magnitude tegangan Vk Sudur Phasa k Daya Aktif Pk Daya Reaktif Qk

1.

Daya listrik pada rangakaian satu phasa


Daya listrik pada suatu elemen adalah tegangan pada

elemen tersebut dikalikan dengan arus yang mengalir melalui elemen tersebut Besar daya sesaat

v = Vm. cos t i = Im . cos( t )

S = v.i = V max . Im ax. cos wt . cos( wt )


S = V I cos (2 cos 2 ) + V I sin sin 2 + wt wt
Dimana |V| dan |I| adalah harga efektif dari tegangan

dan arus

P : daya nyata/aktif

Q : daya semu/reaktif

(watt) Cos : faktor daya


lagging rangkaian

(var)
positif beban

induktif leading rangkaian kapasitif

induktif negatif beban kapasitif sin 2 wt V I sin

V I cos (1 + cos 2 wt ) P = V I cos

Q = V I sin

2. Bentuk kompleks dari besaran tegangan dan arus listrik


Bentuk gelombang
V dan i mempunyai

Tegangan dan Arus

v=V
Re

bentuk gelombang yang sama (sinus) dengan frekuensi yang sama pula, yang membedakan hanya magnitude (harga efektif) dan sudut phasanya. 0 Dalam bentuk kompleks :
(digunakan sebagai referensi)

v =V 0 i = I

i = I

(lagging)

Daya kompleks
S = V I cos + j V I sin S = V I (cos + j sin ) S = V I
S = ( V 2 )( I )

Diagram phasor dan segitiga daya


V

S = VI * P + jQ = VI * S = P 2+ Q 2 = V I P + jQ = VI
*

Re

P jQ = V * I S = P + jQ = VI *

3. Aliran Daya Aktif


Bila I cos sephase dengan v, berarti daya listrik dibangkitkan (sumber adalah generator) dan mengalir menuju sistem (arus keluar dari terminal positif)
i = I

i = I

+
v = V 2

SIS TE M

I cos

+
v = V 2

SISTEM

I cos

Bila I cos mempunyai beda phase 1800 terhadap v, berarti daya diserap (sumber adalah motor), dan arus menuju terminal positif dari sumber.
P = Re (VI * )
mempunyai tanda negatif

P = Re (VI * )
mempunyai tanda positif

4. Aliran Daya Reaktif


Aliran Q menuju sistem
i = I 22 2

+
v = V 2

XL
22 2

Q = I m (VI mempunyai tanda positif. )

I 2X Daya reaktif sebesarL (dengan tanda positif) diberikan pada induktansi atau induktansi menyerap daya reaktif. Arus i terbelakang (lagging) 90 terhadap v *

4. Aliran Daya Reaktif


Aliran Q menuju sumber
I +
v = V 2

i = I 22 2 22 2

XC

Daya reaktif sebesar I 2X L

Q = I m (VI mempunyai tanda negatif )

(dengan tanda negatif) diberikan pada kapasitor atau sumber menerima daya reaktif dari kapasitor. Arus i mendahului (leading) 90 terhadap v *

Contoh
E2 = 22 2 2

Aliran daya pada dua mesin listrik

Dua sumber tegangan ideal menggambarkan dua buah mesin ac, I dengan
+

Z + E2

E 2 = 22 2 2 2
Z = 2 j2 +

E2 -

JAWAB
I= E2 E 2 22 j 2 (2.2 j 2) 2+ 2 + 2 = = 2 j 2 2 1.222 A 2 .2 = 1 2 2 2 Z j2 E2 * = 222 + j 2 2 = 22 + j 22 I 2( 2 .2) 22 2VA E 2I * = (2.2 j 2)(2 + j 2 2 = 22 j 22 2 + 2 2 .2) 22 2VA I x = (2.2) 2x2 22 22 = 2 var
2

Mesin 1 adalah motor karena P

mempunyai nilai negatif dan Q positif, sehingga mesin 1 memakai atau menerima daya nyata sebesar 1000 w dan mengeluarkan daya reaktif sebesar 268 var. Mesin 2 adalah generator, karena P mempunyai nilai negatif dan Q negatif, mesin 2 membangkitkan daya nyata sebesar 1000 w dan mensuplai daya reaktif sebesar 268 var. Daya reaktif yang diberikan oleh kedua mesin adalah 268+268=536 var. Daya

5. Penggunaan Kapasitor sbg Kompensator


1 Perbaikan Faktor Daya 2 Perbaikan Rating

Tegangan

Perhitungan Kapasitas Kapasitor

Faktor Daya Awal: P P Cos2 = = 2 S2 22 ( P 2+ Q2 )

Perhitungan Kapasitas Kapasitor


Cos 2 = S2 =

Faktor Daya yang Diinginkan: P P


( P 2+ Q )
2 2 2 2

Q1 QC=Q1-Q2
V2 XC = QC

Q2

2 C= X C

Faktor Daya Faktor daya (Cos ) merupakan perbandingan antara daya riil (P:MW) terhadap daya kompleks (S:MVA) pada satu lokasi tertentu.

Faktor Daya

S = P + jQ cos = P / S sin = Q / S

Regulasi Tegangan
Drop tegangan merupakan perbedaan

nilai tegangan kirim dan terima :

22Vs Vr ) 2( Vr
dengan: Vs : Tegangan Sisi Kirim (beban nol) Vr : Tegangan Sisi Terima (beban penuh) Regulasi tegangan : nilai nominal 5

Regulasi Tegangan

Losses
Energi listrik yang terbuang dalam bentuk

panas (watt) atau dalam bentuk kebocoran medan magnet dan listrik (var) Sumber-sumber Losses: Losses timbul dalam berbagai bentuk seperti panas di penghantar, rugi-rugi konduktor di trafo, rugi-rugi inti di trafo dan sebagainya

Sumber-sumber Losses

Relasi Antara Factor Daya, Tegangan Dan Losses


Faktor Daya Sistem

Bersifat Induktif Tegangan Drop Losses naik Faktor Daya Sistem Bersifat Kapasitif Tegangan Naik Losses Naik/Turun

Kapasitor Dan Perbaikan Faktor Daya


71.41 kvar 60 kvar 43.59 kvar

100 kW

70 kW

80 kW

90 kW

100 kVA PF = 0.7

100 kVA PF = 0.8

100 kVA PF = 0.9

100 kVA PF = 1

Pengaruh Perbaikan Faktor Daya Terhadap Tegangan


R + VS IS VR jX L +

R + VS I

XL IC XC

+ VR -

Pengaruh Perbaikan Faktor Daya Terhadap Tegangan

Pengaruh Perbaikan Faktor Daya Terhadap Losses

Perlu Optimasi Tegangan dan Losses

Keuntungan Lain Pengaruh Perbaikan Faktor Daya


Keuntungan Akibat Berkurangnya MVA Terserap Keuntungan Akibat Penghematan Kapasitas Feeder Keuntungan Akibat Penghematan Kapasitas Gardu

You might also like