You are on page 1of 2

Mengenal Gejala Menopause dan Cara Mengatasi

LiIestyle / Selasa, 6 April 2010 18:42 WIB


MENOPAUSE merupakan berhentinya siklus menstruasi secara pemanen dan merupakan suatu
titik balik dan bukan penyakit. Akan tetapi, kondisi ini bisa memengaruhi kesejahteraan hidup
perempuan.

Penyebab

Usia merupakan pemicu utama menopause. Kondisi ini merupakan sisi lain dari pubertas,
akhir dari usia subur, yang disebabkan oleh melambatnya Iungsi ovarium. Selain itu, menopause
juga disebabkan operasi tertentu dan pengobatan medis. Penanganan medis ini termasuk
pengangkatan ovarium, kemoterapi, dan terapi radiasi panggul. Pengangkatan rahim tanpa
mengangkat ovarium kemungkinan tidak akan memicu menopause.

Kapan menopause mulai? Berdasarkan data dari National Institute on Aging, seperti dikutip situs
webmd.com, rata-rata perempuan mengalami menopause secara alami di usia 51. Tapi
menopause bisa mulai lebih awal. Beberapa perempuan mulai mengalami menopause di usia 40
dan sangat sedikit perempuan yang menopause di akhir usia 60-an.

Perempuan yang merokok cenderung mengalami menopause beberapa tahun lebih awal
dibandingkan mereka yang tidak merokok. Belum ada cara pasti memperhitungkan usia
menopause. Hanya perempuan yang tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut,
tanpa penyebab yang jelas, yang bisa dikatakan sudah menopause.

Sebelum menopause (perimenopause). Menopause alami terjadi secara bertahap. Ovarium
tidak berhenti dengan tiba-tiba, tetapi melambat secara perlahan. Masa perubahan ke menopause
dikenal dengan perimenopause. Selama masa perimenopause, Anda masih memiliki
kemungkinan hamil. Meskipun menstruasi tidak bisa diprediksi, ovarium masih berIungsi dan
Anda masih bisa ovulasi.

Gejala menopause. Begitu menopause mendekat, periode menstruasi akan berubah. Tapi
perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap perempuan. Ada yang semakin pendek atau lama,
semakin banyak atau berkurang, dengan waktu yang lebih lama atau lebih singkat di antara
periode. Perubahan seperti ini normal. Tapi jika Anda mengalami perdarahan berat atau jarak
periode terlalu dekat, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Berikut gejala lain menopause:

Hot flashes (kilas panas). ejala ini umum dialami perempuan menopause. ot flashes
merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah.
Selain itu, bisa juga menyebakan munculnya bintik merah di dada, punggung dan lengan.
Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat dan perasaan dingin.

Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit.
Anda bisa mengatasi masalah ini dengan mengenakan pakaian tipis, menggunakan kipas angin,
olahraga teratur, menghindari makanan pedas dan panas, serta mengontrol stres.

Gangguan tidur. Kilas panas yang terjadi di malam hari bisa mengganggu tidur dan
menyebabkan munculnya keringat. Cobalah trik berikut:


O unakan kipas angin di kamar Anda

O Hindari selimut tebal

O Kenakan pakaian dari katun ringan atau material tipis lainnya di malam hari.

O Sediakan kain basah di dekat Anda. Dengan begitu, Anda bisa langsung mendinginkan
diri begitu kilas panas muncul.



Gangguan seks. Menurunnya produksi estrogen bisa memicu keringnya vagina. Hal ini akan
membuat hubungan intim terasa sakit. Cobalah menggunakan pelumas (lubricant larut dalam
air. Selain itu, menopause juga bisa mengubah libido. Jika gangguan seks ini muncul, cobalah
berkonsultasi dengan dokter.

ontrol gejala kronis. Jika gejala-gejala menopause Anda mengganggu aktivitas,
berkonsultasilah dengan dokter. Dokter bisa membantu Anda mempertimbangkan perlu tidaknya
terapi hormon dan obat yang diresepkan lainnya, seperti pil KB dosis rendah pada masa
perimenopause, antidepressant, obat tekanan darah, krim vagina serta terapi lainnya. Selain itu,
dokter juga bisa menganjurkan penyesuaian gaya hidup, seperti diet, olahraga, tidur dan
mengontrol stres.

Terapi hormon pengganti. Terapi ini bisa meredakan gejala -gejala menopause. Dokter bisa
membantu memilih beragam produk yang tersedia. Badan pengawas obat dan makanan Amerika
(FDA menganjurkan penggunaan produk dosis rendah dan dalam waktu sesingkat mungkin. Hal
ini karena studi telah menemukan bahwa penggunaan terapi pengganti hormon jangka panjang
bisa meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, pengentalan darah dan kanker payudara.
(MI/ICH

You might also like