You are on page 1of 11

PENDAHULUAN Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata linn.

, merupakan salah satu tanaman dari kelas Dicotyledonae, keluarga Annonaceae, dan genus Annona. Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong asam. Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19, Zuurzak bukan asli tanaman asli Eropa. Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya. Tanaman ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika, yaitu hutan Amazon (Amerika Selatan), Karibia, dan Amerika Tengah. Di tempat asalnya, sirsak merupakan buah penting dan bergengsi. Sirsak juga memiliki sebutan yang berbeda-beda di setiap Negara contohnya di Negara Inggris dikenal dengan sebutan soursop, graviola di Portugal, paw paw di Brazil, guanabana di Spanyol, ang mo lau leen di Cina, durian belanda di Malaysia, dan aathakka pazham di India. Pohon sirsak juga telah menyebar ke berbagai Negara yang asalnya tidak memiliki jenis sirsak. Tanaman graviola ini dibawa oleh orang Spanyol ke Filipina dan terbukti dapat tumbuh di sebagian besar Negara tropis. Produksi sirsak di Indonesi tergolong rendah dibandingkan dengan produksi buah lain, seperti jeruk, mangga, durian, pisang, dan manggis. Hingga saat ini penyebab utamanya adalah belum banyak petani yang tertarik untuk membudidayakan pohon sirsak. Alasan utama para petani adalah hasil panen yang sulit diprediksi dan masa simpan buah yang singkat. Di sisi lain, pedagang buah sirsak juga memiliki masalah yang sama, yakni sulit memenuhi permintaan pasar akibat waktu pemanenan sirsak yang sulit diprediksi. Bahkan pada tahun 2007, produksi buah sirsak di Indonesia mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya peremajaan pohon sirsak yang sudah tua. Alhasil, penurunan produksi buah sirsak kembali terjadi pada tahun 2008. 1

Secara geografis, prospek pengembangan produksi sirsak di Indonesia sangat terbuka lebar. Coba perhatikan kondisi tanah di Negara Indonesia yang subur dan beriklim tropis, kondisi tanha tersebut sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman hortikulutura, salah satunya tanaman sirsak. Namun kenyataan pahitnya hasil produksi buah sirsak segar di Indonesia hanya dipasarkan secara lokal dan belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor karena berbagai faktor, seperti jumlah produksi yang belum memenuhi permintaan ekspor dan teknologi untuk mengatasi kendala waktu simpan buah yang sangat singkat belum dikembangkan.

ISI 2

BUDIDAYA SIRSAK Menurut berbagai literatur, jenis sirsak yang banyak ditemukan di Indonesia sebagai berikut:
a) Sirsak Ratu; daerah penyebaran sirsak ratu adalah daerah Pelabuhan Ratu,

Sukabumi (Jawa Barat). Buah sirsak ratu memiliki ukuran yang beragam, mulai dari ukuran kecil hingga besar. Berkulit licin dan berduri, daging buah kering bertepung dan manis. Buah sirsak ini sangan cocok dikonsumsi dalam keadaan segar atau diolah menjadi minuman.
b) Sirsak Biasa; buah sirsak biasa tersebar di seluruh wilayah Nusantara.

Bentuk buah sirsak biasa memiliki kemiripan dengan sirsak ratu. Perbedaannya terletak pada daging buah yang bertepung, berkadar air tinggi, dan berasa asam manis. Buah sirsak ini paling cocok untuk minuman, seperti campuran es krim, jus buah, atau sari buah. Disamping itu, sirsak biasa cocok diolah menjadi wajik, dodol, selai, sirup, dan jelly.
c) Sirsak Bali; sirsak bali biasa disebut dengan sirsak gundul, sirsak sabun,

sirsak mentega, atau sirsak irian. Sesuai dengan namanya, daerah penyebaran sirsak bali adalah Pulau Dewata, Bali dan daerah sekitarnya. Memiliki ukuran kecil sekitar 200-300 gram per buah. Kulit buahnya licin, tidak berduri, dan daging buahnya manis. Sirsak bali sangat cocok dikonsumsi dalam keadaan segar atau dibuat minuman.
d) Sirsak Mandalika; sirsak mandalika tersebar di seluruh wilayah Nusantara.

Tampilan sirsak jenis ini mirip dengan buah nona, yakni berbentuk bulat, daging buah berwarna kuning, bijinya banyak, rasanya manis, dan duri kulitnya lebih jarang. Sirsak mandalika lebih cocok diolah menjadi produk makanan atau minuman. Kandungan Buah sirsak tersusun atas 67% daging buah yang dapat dimakan, 20% kulit, 8,5% biji, dan 4% poros tengah buah, dari berat keseluruhan buah. 3

Kandungan gulanya sekitar 68% dari seluruh bagian padat daging buah. Sirsak merupakan sumber vitamin B yang lumayan jumlahnya (0,07 mg/100 g daging buah) dan vitamin C (20 mg/ 100 g daging buah), dan sedikit sampai sedang kandungan kalsium dan fosfornya. Sifat yang paling disenangi orang dari sirsak ini ialah harumnya dan aromanya yang sangat menggiurkan. Daging buahnya mirip dengan cherimoya, warna putihnya yang murni itu sangat stabil, walaupun sedang diolah. Sirsak berbentuk perdu atau pohon kecil, tingginya 3-10 m, tajuknya cocok dengan model arsitektur Troll, bercabang hampir mulai dari pangkalnya. Daun berbentuk lonjong-bundar telur sungsang, berukuran (8-16) cm x (3-7) cm, ujungnya lancip pendek; tangkai daun panjangnya 3-7 mm. Bunga-bunganya teratur, 1-2 kuntum berada pada perbungaan yang pendek, berwarna kuning kehijauan; gagang bunga panjangnya sampai 2,5 cm; daun kelopaknya 3 helai, berbentuk segi tiga, tidak rontok, panjangnya sekitar 4 mm; daun mahkota 6 helai dalam 2 baris, 3 lembar daun mahkota terluar berbentuk bundar telur melebar, berukuran (3-5) cm x (2-4) cm; 3 lembar daun mahkota dalam berukuran (2-4) cm x (1,5-3,5) cm, pangkalnya bertaji pendek; benang sarinya banyak, tersusun atas barisan-barisan, menempel di torus yang terangkat, panjangnya 4-5 mm, tangkai sarinya berbulu lebat; bakal buahnya banyak, berbulu lebat sekali, kemudian gundul. Buahnya yang matang, yang merupakan buah semu, berbentuk bulat telur melebar atau mendekati jorong, berukuran (10-20) cm x (15-35) cm, berwarna hijau tua dan tertutup oleh duri-duri lunak yang panjangnya sampai 6 mm, daging buahnya yang berwarna putih itu berdaging dan penuh dengan sari buah. Bijinya banyak, berbentuk bulat telur sungsang, berukuran 2 cm x 1 cm, berwarna coklat kehitaman, berkilap.

Syarat Tumbuh Sirsak merupakan tanaman buah yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dataran rendah sampai daerah berketinggian 500 meter dari permukaan laut 4

(mdpl). Tanman sirsak akan tumbuh dengan baik di daerah beriklim basah samapai daerah kering bersuhu 22-28oC, kelembaban udara (RH) 60-80%, dan curah hujan berkisar antara 1.500-2.500 mm per tahun. Ada yang perlu diperhatikan, kelembaban udara yang sangat rendah dapat merusak pembentukan buah. Pertumbuhan buah dan bunga sirsak dapat dihambat oleh udara dingin. Apabila terlalu banyak hujan yang turun saat pohon sirsak berbuah, makan akan mengurangi kualitas dan kuantitas buah buah yang dihasilkan. Pohon akan tumbuh baik di daerah tropis, sperti di daerah Indonesia. Saat kelembaban udara cenderung rendah, pohon sirsak akan menggugurkan daunnya sehingga dianjurkan untuk memberikan naungan (paranet atau jarring hitam) untuk mengurangi transpirasi selain karena perkaran pohon sirsak yang dangkal. Teknik Bertanam Tanaman sirsak dapat beradaptasi luas dengan berbagai jenis tanah pertanian. Meskipun demikian, bertanam sirsak paling baik dilakukan di tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, serta memiliki aerasi dan drainase yang baik. Derajat keasaman tanah yang ideal untuk tanaman sirsak berkisar 5,5-6,5. Pohon sirsak dapat ditanam sebagai tanaman sela diantara pohon buahbuahan yang lebih besar, seperti mangga, avokad, dan kecapi karena ukuran pohonnya tergolong kecil dan cepat berbuah. Pengembangan budi daya pohon sirsak untuk kepentingan pengobatan dan kesehatan manusia hendaknya dilakukan secara organik. Budidaya sirsak harus harus seminimal mungkin menggunakan pupuk sintetis. Perlakuan ini harus mulai dilakukan sekarang dan pada masa mendatang. Pembibitan Tanaman sirsak dapat diperbanyak melalui biji, okulasi dan pencangkokan. Pembiakan sirsak dengan dengan biji memerlukan waktu 3-5 tahun untuk dapat berubah, sedangkan pembiakan dengan cara mencangkok dan okulasi membutuhkan 5

waktu yang lebih singkat, yaitu sekitar 2-3 tahun. Benih yang digunakan sebaiknya berasal darai indukan yang memiliki kualitas baik, seperti rasa yang manis dan bentuk buah yang segar. Pada umumnya, pembiakan sirsak dilakukan dari biji yang dijadikan benih. Benih hasil penyemaian dapat digunakan karena populasi yang tumbuh cenderung seragam, memiliki sifat yang sama dengan induk, dan memiliki fase buahan sekitar 24 tahun. Benih sirsak dapat ditanam langsung diladang atau disemaikan terlebih dahulu di area persemaian. Setelah 20-30 hari, sekitar 85-90% benih dapat berkecambah. Benih semaian tersebut dapat dipindahkan ke lapangan setelah 6-8 bulan. Jumlah bibit yang diperlukan untuk setiap hektar lahan sekitar 333-420 bibit tanaman sirsak. Penyapihan Bibit tanaman sirsak yang telah mulai ditumbuhi daun dapat dipisahkan ke dalam polybag atau langsung ditanam ke lahan yang lebih luas. Pengelolaan Media Tanam Persiapan lahan yang akan digunakan untuk menanam sirsak sebaiknya dibuat lubang resapan biopori. Untuk satu pohon sirsak disarankan membuat lima lubang biopori yang melingkari pohon sirsak dengan jarak satu meter. Teknik biopori dapat memperbaiki struktur tanah karena akan menggemburkan dan meningkatkan daya resap air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan pori akar tanaman yang sudah mati. Membuat lubang tanam di lahan yang telah disediakan dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm. jarak antara lubang tanaman dapat dipilih alternative 6 x 4 m, 5 x 5 m, atau 6 x 5 m. setiap lubang tanaman diisi dengan pupuk kandang yang sudah matang atau pupuk kompos sebanyak 5-10 kg. biarkan lubang tanam tersebut selama satu minggu sebelum dilakukan penanaman.

Teknik Penanaman Cara menanam sirsak sama dengan cara menanam tanaman buah-buahan lainnya. Sebelum ditanam, setiap lubang tanam diisi dengan pupuk kandang, lalu ditaburi dengan pupuk campuran antara urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 2 : 1 : 1, yakni sebanyak 50 100 gram. Waktu tanam sirsak yang paling baik adalah pada saat awal musim penghujan. Pengairan Tanaman sirsak membutuhkan pengairan yang teratur supaya dapat berbunga dengan baik. Tanaman sirsak yang masih kecil atau muda memerlukan pengairan intensif sampai berumur satu tahun. Penyiraman dapat dilakukan sebanyak dua kali sehari. Perhatikan faktor drainase karena akar sirsak yang dangkal tidak tahan terhadap genangan air. Penyerbukan Penyerbukan alami pada tanaman sirsak biasanya berlangsung kurang sempurna. Penyebabnya adalah sifat bunga yang proterogyne, yaitu matangnya putik (stigma) lebih dahulu daripada tepung sari, menyebabkan pertumbuhan buah tidak sempurna (bengkok) atau kerempeng. Agar tanaman sirsak berbuah lebat dan normal perlu dilakukan penyerbukan buatan. Caranya, ketuk bunga sirsak yang baru saja mekar, kemudian kumpulkan tepung sari kedalam mangkuk steril. Lakukan cara ini pada siang hari. Keesokan harinya (08.00-10.00), tepung sari dioleskan sebanyak 1-2 kali pada mahkota bunga yang akan mekar (daun mahkota batang) agar lebih efektif. Penyemprotan jangan dilakukan pada buah yang telah besar karena dapat menyebabkan terjadinya residu. Proses penyerbukan buah sirsak yang dibantu oleh manusia dengan mengoleskan serbuk sari ke kepala putik dapat meningkatkan mutu buah.

Penyiangan Penyiangan tanaman sirsak sebaiknya dilakukan secara kontinu setahun sekali bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan. Penyiangan dan penggemburan tanah dapat dilakukan di sekeliling tajuk (kanopi) tanaman sirsak. Pemupukan Pemupukan sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan menggunakan pupuk kandang dan pupuk kompos (20 kg/ pohon) dan atau ditambah NPK dalam dosis kecil (100 gram/pohon) yang dilakukan beberapa kali dalam setahun. Perlakuan ini akan mendorong pertumbuhan dan atau pembuahan sirsak. Pengendalian Hama Tanaman sirsak memang lebih mudah hidup dalam kondisi tanah yang kurang subur. Namun, bukan berarti tanaman buah yang satu ini bebas dari serangan hama dan penyakit. Berikut beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sirsak.
a) Hama: Kutu perisai, Lalat buah, Ulat penggerek buah, Ulat penggerek

batang, Ulat daun bercula satu, Ulat atlas, Rayap, dan Kutu sisik putih.
b) Penyakit: Mati cabang ranting, Antraknosa, Bercak daun, Karat daun, Busuk

akar, Busuk batang. Penanganan Panen Pepohonan sirsak mengalami masa pertumbuhan untuk membentuk dedaunan tajuk pohon selama kurang lebih dua tahun. Buah sirsak dapat dipanen setelah umur pohon lebih dari tiga tahun. Dari satu pohon sirsak yang subur dapat diperoleh sekitar 230 buah sirsak dengan bobot setiap buah sekitar 2001.200 gram. Namun produksi sirsak akan menurun setelah umur pohon mencapai 810 tahun sehingga butuh peremajaan.

Usaha peremajaan tidak selalu mengganti tanaman dengan bibit yang baru, tetapi melakukan pemangkasan cabang-cabang yang rusak dan yang terserang hama agar tumbuh tunas yang baru. Proses pemangkasan merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kualitas buah. Penanganan Pasca Panen Sirsak merupakan salah satu jenis buah yang mudah rusak dan tidak tahan terhadap proses penyimpanan dalam jangka waktu lama. Karena itu, penentuan derajat kematangan berdasarkan umur penampakan fisik sirsak harus dilakukan dengan seksama.
a) Penanganan waktu panen. Buah sirsak tidak dapat dipanen sekaligus karena

memiliki tingkat kematangan berbeda-beda. Buah yang telah dipanen harus diletakkan di tempat strategis untuk memudahkan proses pengangkutan. Buah sirsak harus dipetik secara selektif, pemotongan tangkai harus menggunakan pisau yang tajam atau gunting setek.
b) Pengangkutan. Pengangkutan jalan darat bagi buah sirsak yang belum

matang memang tidak begitu bermasalah. Buah sirsak dapat dimasukkan ke dalam keranjang atau karung dan diangkut menggunakan mobil. Perlakuan pengangkutan terhadap buah yang masak akan berbeda. Buah sirsak harus diangkut dengan peti atau kotak karton kuat. Manfaat sirsak Manfaat sirsak bagi kesehatan tidak hanya terletak pada daging buahnya. Namun manfaat sirsak tersebar ke bagian daun, biji, kulit batang, akar, dan bunga. Setiap bagian pohon sirsak memiliki khasiat yang berbeda-beda dan berpotensi sebagian zat sitotoksik (zat racun).
a) Buah. buah sirsak memiliki zat gizi yang penting bagi tubuh dan juga

mengandung senyawa sitotoksik yang cukup kuat, yaitu acetogennis. Senyawa

acetogenins adalah senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai sitotoksik di dalam tubuh manusia.
b) Daun. Daun sirsak dapat menyembuhkan berbagai penyakit diantaranya hati

(lever), kejang, batuk dan radang.


c) Biji. Biji buah sirsak berupa biji tunggal yang salingberhimpitan dan dibatasi

oleh daging buah. Di dalam biji sirsak terdapat senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai pestida nabati
d) Akar. Akar sirsak sering digunakan sebagai obat penenang (menormalkan

system saraf), antikejang, dan penurunan tekanann darah.


e) Kulit batang. Didalam kulit batang sirsak ternyata mengandung senyawa

berkhasiat, acetogenesis, bagi kesehatan.


f) Bunga. Bunga sirsak dapat dapat mengobati penyakit saluran pernafasan

(bronchitis)

dan

mengombinasikan

bunga

dan

daun

sirsak

untuk

menyembuhkan sakit di dada.

KESIMPULAN Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya. jenis sirsak yang banyak ditemukan di Indonesia sebagai berikut: Sirsak Ratu, Sirsak Biasa, Sirsak Bali, Sirsak Mandalika. Di dalam budidaya sirsak yang harus diperhatikan adalah syarat tumbuh, teknik bertanam, pembibitan, penyapihan, pengelolaan, media tanam, teknik penanaman, pengairan, penyerbukan, penyiangan, pemupukan, pengendalian 10

hama, penanganan panen, penanganan pasca panen. Manfaat sirsak bagi kesehatan tidak hanya terletak pada daging buahnya, namun manfaat sirsak tersebar ke bagian daun, biji, kulit batang, akar, dan bunga.

DAFTAR PUSTAKA Zuhud, Evrizal A.M,. 2011. Bukti Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Yunita Indah. Cet-1. Jakarta. Agromedia Pustaka.

11

You might also like