You are on page 1of 4

Pendekatan Ergonomi Dalam Perancangan Alat pel

Berkaitan dengan perancangan atau desain ergonomi dalam suatu rancangan produk industri,
menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut:
1. $ikap dan posisi kerja
Pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap atau posisi kerja sangat penting, tidak
peduli apakah pekerjaan tersebut dilakukan dengan posisi kerja berdiri, duduk, atau posisi kerja
yang lainnya. Beberapa pertimbangan-pertimbangan ergonomis dan antropometri antara lain
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Antropometri dan mengurangi keharusan pengguna untuk bekerja dengan sikap
membungkuk dengan Irekuensi kegiatan yang sering atau dalam jangka waktu lama.
Untuk mengatasi hal ini maka alat pel harus dirancang dengan mempertimbangkan data
antropometri pengguna yang bervariasi. Hal ini agar pengguna dapat menjaga sikap dan
posisi kerjanya tetap normal.
2. Pengguna tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa
dilakukan. Pengaturan posisi mengepel dalam hal ini sebaiknya dilakukan dalam jarak
jangkauan normal.
3. Pengguna tidak seharusnya berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan
kepala, leher, dada atau kaki berada pada posisi miring, sedapat mungkin menghindari
cara kerja yang memaksa pengguna harus bekerja dengan posisi terlentang dan
tengkurap.
4. Pengguna tidak seharusnya dipaksa dalam Irekuensi atau periode waktu yang lama
dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku normal.
5. Dimensi Ruang Kerja
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran Iisik atau Iungsi dari tubuh manusia
termasuk disini adalah ukuran linier, berat, volume, ruang gerak, dan lain-lain.
Persyaratan ergonomis mensyaratkan supaya peralatan dan Iasilitas kerja sesuai dengan orang
yang menggunakannya, khususnya menyangkut dimensi ukuran tubuh.
Dalam memperhatikan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkau yang
bisa dilakukan oleh perator, batasan-batasan ruang yang enak cukup memberikan keleluasaan
gerak pengguna dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan
tertentu.
1. Kondisi Lingkungan Kerja
Pengguna diharapkan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan Iisik kerja yang
bervariasi dalam hal temperature, kelembaban, getaran, kebisingan dan lain-lain
Adanya lingkungan Iisik kerja yang bising, panas bergetar atau atmosIir yang tercemar akan
memberikan dampak negatiI terhadap IerIorma maupun moral dan motiIasi pengguna.
1. EIisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan Iasilitas kerja
Perancangan sistem kerja haruslah mempertimbangkan prosedur-prosedur untuk
mengkombinasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki eIisiensi dan
mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan mengenai prinsip ekonomi gerakan diberikan selama
tahap perancangan sistem kerja dari suatu industi, karena hal ini akan memudahkan modiIikasi
yang diperlukan terhadap hard ware, prosedur kerja dan lain-lain.
Beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan
yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan alat pel adalah:
1. rganisasi Iasilitas kerja sehingga pengguna mudah akan mengetahui lokasi penempatan
material (bahan baku, produk akhir, atau 8.rap), suku cadang, peralatan kerja, mekanisme
kontrol, di8play, dan lain-lain.
2. Buat rancangan Iasilitas kerja (mesin, meja kerja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi
yang sesuai dengan antropometri pekerja dalam range 5 persentil sampai 95 persentil.
Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan yang akan dipergunakan oleh
pengguna dengan menggunakan jarak jangkauan persentil terpendek (5 persentil),
sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkan .learan.e akan dipergunkan data
terbesar (95 persentil)
3. Atur pengiriman material ataupun peralatan secara teratur ke stasiun-alat pel yang
membutuhkan. Disini pengguna tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk
mengambil material atau peralatan kerja yang dibutuhkan
4. Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja
antara tangan kiri dan tangan kanan. Diharapkan pengguna dapat memulai dan
mengakhiri gerakan kedua tangannya secara serentak dan menghindari jangan sampai
kedua tangan menganggur pada saat yang bersamaan.
5. Atur tata letak Iasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksi. Caranya adalah
dengan mengatur letak mesin atau Iasilitas kerja sesuai dengan aliran proses yang ada.
Hal ini berguna untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi
berlangsung.
6. Energi kerja yang dikonsumsikan
Energi kerja yang dikonsumsikan pada saat seseorang melakukan kegiatan merupakan salah satu
Iaktor yang harus diperhatikan. Dengan adanya perancangan kerja seharusnya dapat menghemat
energi yang harus dikonsumsikan. Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi gerakan dalam tahap
perancangan dan pengembangan sistem kerja secara umum akan dapat meminimalakan energi
yang harus di konsumsikan dan dapat meningkatkan eIisiensi sehingga bisa meningkatkan 4:9p:9
yang dihasilkan.



Aspek-Aspek Ergonomi Dalam Perancangan Alat pel
Kegiatan manuIacturing bisa dideIinisikan sebagai suatu unit atau kelompok kerja yang
berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan baku menjadi produk akhir
yang dikehendaki. Didalam suatu alat pel harus dilakukan pengaturan kerja komponen-
komponen yang terlibat didalam sistem produksi yaitu menyangkut material (bahan baku, produk
jadi, dan scrap), mesin/peralatan kerja, perkakas pembantu, dan Iasilitas penunjang (utilitas),
lingkungan Iisik kerja dan manusia pelaksana kerja (pengguna), dengan pendekatan ergonomi
diharapkan sistem produksi bisa dirancang untuk melaksanakan kegiatan kerja tertentu dengan
didukung keserasian hubungan antara manusia dengan sistem kerja yang dikendalikannya.
Menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
perancangan alat pel, yaitu:
1. Aspek yang menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan
menekankan prinsip-prinsip ekonomi gerakan
2. Data-data mengenai dimensi tubuh manusia yang berguna untuk mencari hubungan
keserasian antara produk dan manusia yang memakainya
3. Pengaturan tata letak Iasilitas kerja yang perlu dalam melakukan suatu kegiatan. Hal ini
bertujuan untuk mencari gerakan-gerakan kerja yang eIisien
4. Pengukuran energi yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas tertentu
5. Keselamatan dan kesehatan kerja pada stasiun tersebut

http://bambangwisanggeni.wordpress.com/2010/03/02/ergonomi/

You might also like