You are on page 1of 4

C.

EKSPANSI WILAYAH Perluasan daerah masa dinasti Bani Umayyah meliputi Front Barat dan Front Timur, sebagai kelanjutan gerakan perluasan Islam yang sempat terhenti pada masa khalifah Utsman Ibn Affan. Di Front Barat, pasukan Islam melakukan pengepungan kota Konstantinopel, penyerangan terhadap beberapa pulaundi laut tengah dan perluasan ke Afrika Utara sampai pantai Atlantik kemudian menyebrangi selat Gibraltar sampai ke Spanyol. Muawiyah Ibn Abi Sufyan sebagai perintis penaklukan Konstantinopel ketika menjabat gubernur Syria pada masa khalifah Utsman (32 H/653 M), dari Asia kecil hingga pantai Bosphorus. Setelah beliau menjadi khalifah, armada Islam dipimpin oleh Janadah Ibn Abi Umayah berhasil menduduki pulau Rhodes (53 H), pulau Kereta (54 H), pulau Sysilia, dan pulau Arwad yang tidak jauh dari Konstantinipel. Sufyan Ibn Auf memimpin pengepungan Konstantinopel diikuti sahabat Nabi seperti Abu Ayub al-Anshari, Abdullah Ibn Zubair, Abdullah Ibn Umar, Abdullah Ibn Abbas, danYazid Ibn Umayah. 7 tahun lamanya kaum Muslimin mengepung Konstantinopel, namun tidak bisa menembus karena begitu kuat dan kokohnya tembok pertahanannya. 30 ribu prajurit tewas termasuk Abu Ayub yang dimakamkan di bawah pagar tembok Konstantinopel. Pengepungan Konstantinopel dilanjutkan masa khalifah Sulaiman Ibn Abd Malik, dipimpin oleh Maslamah Ibn Malik (98 H/716 M) melalui dataran tinggi Anatolia. Kota itu dipertahankan oleh Leo III, gubernur yang menginginkan mahkota Konstantinopel dari kaisar Teodosius. Gubernur Leo bergabung dengan pasukan Muslimin dan berkhianat menggunakan kesempatan sehingga untuk kedua kalinya, pasukan Muslimin mengalami kerugian dan kekalahan besar. Pada masa khalifah Umar Ibn Abdul Aziz, pasukan Muslimin ditarik mundur dari tembok Konstantinopel. Uqbah Ibn Nafi dalam penaklukan wilayah Afrika Utara sampai ke perbatasan pantai Atlantik. Tharif Ibn Malik (710 M), Thariq Ibn Ziyad (711 M), dan Musa Ibn Nusheir (712 M) dalam penaklukan Andalusia. Di Front Timur, para sejarawan menisbahkan kepada khalifah al-Walid Ibn Abd alMalik. Ekspansinya dibagi dua arah: Panglima Qutaibah Ibn Muslim ke arah Timur Laut untuk menaklukan negeri-negeri yang berada di seberang sungai dan panglima Muhamma Ibn Qasim ke arah Tenggara untuk menaklukan negeri Sind. Beberapa kerajaan penting yang terletak di antara sungai Jihun (Amudariya) dan sungai Sihun (Syr Darya) adalah Tukharistan, Shuganian, al-Shughd, Fharghanah, Khawarizmi, Usyrusanah, dan al-Syisy. Sebelumnya, pada masa Muawiyah penaklukan di seberang sungai telah sampai ke Samarqand dan Bukhara. Sind adalah nama bagi negeri yang melingkari sungai Sind (Indus) membantang dari Iran di sebelah Barat sampai ke pegunungan Himalaya di Timur Laut dan di sebelah Selatan terletak anak benua India (sabagian besar dari negara Pakistan sekarang). Pasukan al-Qasim berjumlah 6000 personil (711 M) melalui Peris Selatan dan Baluchistan memasuki negeri Sind, pelabuhan laut kota Daibul (Karachi) dan kota Nirun (Hyderabad) dikuasai dan berhasil membunuh Dahir (713 M), raja Brahmana di wilayah Sind. Keberhasilan kaum Muslimin yang cepat antara lain dibantu oleh suku Med dan Jat (Zeth) dari bangsa Sind yang menggabungkan diri kedalam kesatuan Muslimin, memberi petunjuk jalan yang mudah dilalui, dan memberikan bantuan-bantuan yang nyata dalam medan-medan pertempuran. Hal itu sebagai reaksi atas perlakuan pemerintah Brahmana yang menyiksa yang menyiksa mereka sebagai golongan Sudra. Sebelumnya, negeri Sind telah didatangi kaum Muslimin pada masa Umar Ibn Khattab (15 H) dipimpin oleh Usman Ibn Abi al-Ash,

gubernur Bahrain dan Oman. Pada masa Ali Ibn Abi Thalib (39 H) dipimpin al-Harits Ibn Murrah al-Abdi yang memperoleh ghanimah yang banyak. Secara keseluruhan, daerah-daerah yang dikuasai Islam di masa dinasti Bani Umayah meliputi Andalusia (Spanyol), Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, irak sebagian Asia Kecil, Persia, Afghanistan, daerah yang sekarang Pakistan (Sind), Rukmenia, Uzbek dan Kirgis (Asia Kecil).

D. PERKEMBANGAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN ISLAM Pada masa dinasti Bani Umayyah, administrasi pemerintah ada lima, yaitu: 1. Al-Nidham al-Siyasiy (organisasi politik), yang meliputi jabatan: a. Khilafah (Kepala Negara) yang masih tetap menggunakan gelar Khalifah sama dengan masa Khulafa al-Rasyidin, namun proses pemilihan dan pengangkatannya dilakukan secara turun temurun dalam satu keluarga, b. Wizarah (Kementerian), dalam sejarah Islam Muawiyah pertama kali mengangkat seorang wazir bernama Zaid Ibn Abihi yang bertugas membantu atau mewakili khalifah dalam melaksanakan tugas sehari-hari. c. Kitabah (Sekretariat), dibentuknya Diwan al-Kitabah terdiri dari lima orang sekretaris yaitu Katib al-Rasail (Sekretaris bidang administratif) yang terpenting dan hanya dipegang kaum kerabat dan orang-orang tertentu, Katib al-Kharraj (Sekretaris bidang keuangan), Katib al-Jund (Sekretaris bidang ketentaraan), Katib al-Syurthah (Sekretaris bidang kepolisian), dan Katib al-Qadli (Sekretaris bidang kehakiman). d. Hijabah (Pengawalan Pribadi), bertugas mengawal dan menjaga keselamatan khalifah berbeda dengan masa khulafa al-Rasyidin tanpa pengawal. 2. Al-Nidham al-Idary (organisasi tata usaha Negara), terdiri dari: a. Dewan-dewan (departemen-departemen) meliputi diwan al-kharaj (departemen pajak) sama dengan masa al-khulafa al-Rasyidin yaitu mengelola administrasi pajak tanah di daerah-daerah taklukan, diwan al-Rasail (departemen pos) menyampaikan berita atau surat dari dan ke daerah-daerah kekuasaan Islam, diwan al-Mustaghilat atau al-Iradat al-Mutanwiah (departemen umum) bertugas menangani berbagai macam kepentingan, dan diwan al-Khatim (departemen kearsipan). b. Pembagian wilayah (al-Imarah ala al-Buldan), menjadi lima wilayah (propinsi) besar yaitu: Hijaz, Yaman dan Najd (pedalaman jazirah Arab) Mesir dan Sudan (Mesir bawah dan Mesir atas) Irak Arab (negeri-negeri Babilon dan Asyura lama) dan Irak Ajam (negeri Persia), Aman dan Bahrain, Karman dan Sajistan, Kabul dan Khurasan, Transoxiana (Bilad ma waraa al-Nahr) dan Sind, serta sebagian negeri Punjab Armenia, Azerbaijan, dan Asia kecil Afrika Utara, Libiya, Andalusia, Pulau Sicilia, Sardinia, dan Balyar.

Untuk tiap wilayah besar diangkat seorang Amir al-Umara (Gubernur Jenderal) dan dibawah kekuasaannya dipimpin oleh Amir (Gubernur) yang mengepalai satu wilayah. c. Al-Barid (organisasi pos), diadakan sejak Muawiyah menjadi khalifah yakni diadakan kantor pos dan disediakan kuda lengkap dengan peralatannya di tempattempat tertentu di sepanjang jalan daerah kekuasaan Islam. d. Al-Syurthah (organisasi kepolisian) sebagai kelanjutan dari organisasi kepolisian masa Umar Ibn Khattab (khulafa al-Rasyidin) yang pertama mengadakan jaga malam untuk menjaga dan mengawasi keamanan. Mulanya organisasi polisi masuk bagaian organisasi kehakiman yang melaksanakan keputusan-keputusan pengadilan kemudian terpisah dengan organisasi kehakiman dan bertugas mengurusi soal-soal kejahatan. Khalifah Hisyam Ibn Abd al-Malik memasukan Nidham al-Ahdats ke dalam organisasi kepolisian yang tugasnya hampir sama dengan tentara, antara tugas kepolisian dan panglima. Hasjmy mengistilahkan dengan Brigade Mobil. 3. Al-Nidham al-Maly (organisasi keuangan/ekonomi), tetap mempertahankan dan memakai organisasi keuangan sebagaiman masa khulafa al-Rasyidin, namun dengan luasnnya daerah kekuasaan Islam menyebabkan perbedaan kuantitas pendapatan dinasti Bani Umayah dan dari segi kualiatas khalifah-khalifah yang berkuasa. Sumber pendapatan Baitul Mal berasal dari kharaj (pajak tanah), Jizyah (pajak kepala/poll tax), Qatai (pajak tanah yang disewakan untuk diolah), dan Usyur (pungutan terhadap pedagang asing yang mengimport barang dagangannya ke dalam daerah Islam) melalui pelabuhan Suez, Alexandria, dan Jeddah. 4. Al-Nidham al-Harby (organisasi ketentaraan), sebagai kelanjutan masa Umar Ibn Khattab (khulafa al-Rasyidin) yang merekrut anggota tentara dari berbagai etnis bahkan dari non Muslim. Namun, pada masa dinasti Bani Umayah hanya merekrut tentara yang berasal dari orang Arab atau unsur Arab saja. Pasukan tempur terdiri dari Farsan (kavaleri), Rijalah (infantry), Ramat (pasukan pemanah). Formasi tempurnya mengiuti pola Persia, terdiri dari Qalb al-Jaisy (posisi pusat yang ditempati komandan pasukan), al-Maimanah (lambung kanan) dan al-Maisarah (lambung kiri). Pasukan bagian depan disebut al-Muqaddamah dan bagian belakang disebut Saqah al-Jaisy. Di belakang pasukan tempur terdapat Rid (pasukan pencari logistik) dan Talaiah (pasukan patroli intai). Senjata yang digunakan adalah panah, Dabbabah (pelempar batu), pedang, dan tombak. Di samping angkatan darat, dinasti bani Umayyah terkenal angkatan lautnya sebagai raja lautan. Muawiyah membentuk armada musim panas dan musim dingin serta membangun galangan kapal perang di pulau Raudlah tahun 54 H. 5. Al-Nidham al-Qadlai (organisasi kehakiman), terpisah dari kekuasaan politik, dimana hakim (qadli) memutuskan perkara dengan ijtihadnya sendiri berdasarkan hukum dari al-Quran dan al-Sunnah serta hakim (qadli) bebas merdeka dengan hukumnya. Kekuasaan kehakiman dibagi tiga badan: a. Al-Qadla menyelesaikan perkara yang berhubungan dengan agama. b. Al-Hisbah (kepalanya disebut al-Muhtasib) menyelesaikan perkara umum dan pidana.

c. Al-Nedhar fi Madhalim sebagai mahkamah tertinggi atau mahkamah banding yang menerima banding dari pengadilan di bawahnya (al-Qadla dan al-Hisbah). Pelaksanaan pengadilan, semuanya dilakukan di mesjid dan khalifah yang pertama kali mangadakan adalah Abd Malik ibn Marwan, satu hari dalam seminggu. Ketua mahkamah Madhalim dibantu lima orang pejabat yaitu pembela yang berusaha menangkis segala tuduhan, para hakim yang mempertahankan hukum dan mengembalikan hak kepada yang berhak, para Fuqaha (ahli hukum Islam) tempat bertanya para hakim, sekretaris yang mencatat jalannya persidangan dan keputusan, serta para saksi yang menyaksikan keputusan yang diambil tidak menyalahi hukum dan keadilan.

You might also like