You are on page 1of 10

INVENTARISASI BATUBARA BERSISTIM DI DAERAH RITAN BARU DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh

: A.D. Soebekti, ST Subdit Batubara, DIM

SARI Daerah Ritan Baru dan sekitarnya termasuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis terletak pada 11600000 - 11601500BT dan 000000 - 001500LS dan termasuk dalam lembar peta Ritan Baru (1613-23) yang diterbitkan oleh Bakosurtanal. Secara geologi daerah Ritan Baru dan sekitarnya berada dalam Cekungan Kutai bagian Barat yang di isi formasi pembawa batubara. Sedimen Cekungan Kutai berumur Awal Miosen Pliosen. Daerah penyelidikan dibagi dalam Tiga (3) blok berdasarkan keterdapatan lapisan batubara, yaitu Blok 1. Penoon, Blok 2. Gunung Sari dan Blok 3. Ritan Baru, formasi pembawa batubara dari ketiga blok di atas, Formasi Batuayau blok 3 dan Formasi Balikpapan adalah blok 1 dan blok 2. Dalam blok 3 Ritan Baru, Formasi Batuayau sedikitnya mengandung 7 lapisan batubara, pada areal ini telah dilakukan 3 lubang pemboran dangkal, yaitu BR.10 sampai BR.12. Blok 1 Penoon dan blok 2 Gunung Sari, Formasi Balikpapan sedikitnya terdapat lebih 14 lapisan batubara. Di kedua blok telah dilakukan pemboran dangkal sebanyak 9 lubang bor yaitu BR.01 sampai BR.09, BR.01 di blok 2 Gunung Sari dan BR.02 BR.09 di blok Penoon. Hasil analisa kimia dan petrografi conto batubara memperlihatkan batubara baik pada Formasi Batuayau maupun pada Formasi Balikpapan adalah Brown Coal (4897-5445 kal/gram) dan rank % jenis batubara diketahui juga dari hasil Rv max. Total sumberdaya batubara di daerah Ritan Baru dan sekitarnya sampai pada kedalaman 50 meter adalah 212.798.450 ton..

PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan diberlakukanya Undang-undang OTONOMI DAERAH tahun 2001, Konsukuensinya Pemerintah Daerah harus dapat membiayai operasionalnya, yaitu dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk itu perlu diadakannya peningkatan PAD dari segala sektor, salah satunya dari sektor pertambangan batubara. Kendala sekarang dihadapi oleh Pemerintahan Daerah adalah kurang data yang dimiliki tentang potensi sumber daya Batubara didaerah, sehingga para pengambil keputusan kurang akurat menentukan kebijakan disektor pertambangan batubara dalam meningkatkan PADnya. Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam membantu penyediaan data-data mengenai sumberdaya batubara maka dalam tahun anggaran 2005 DIPA Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral telah melakukan inventarisasi batubara bersistem di daerah Ritan Baru, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur yang tercangkup dalam lembar Peta Ritan Baru (161323). Penyelidikan ini direncanakan dalam 2 (dua) periode selama 100 hari. Periode 1 telah dilaksanakan dari 23 Mei 11 Juli 2005 meliputi kegiatan pemetaan geologi dan pemboran inti, sedangkan periode 2 direncanakan 28 Juli 15 September 2005, meliputi

kegiatan pemetaan geologi, pemboran inti dan pengukuran lintasan titik pemboran. Maksud dan Tujuan Inventarisasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan data meliputi : ketebalan, arah jurus / kemiringan lapisan batubara dan bantuan lainnya; kualitas batubara; unsur-unsur geologi lainnya seperti struktur geologi, bentuk endapan, kondisi infrastruktur di daerah penyelidikan, sehingga dapat diketahui kondisi endapan batubara khususnya di daerah ini. Sebagai bahan pertimbangan juga diamati keadaan sosial, budaya dan keadaan alam setempat sehingga karakteristik daerah secara umum dapat diketahui. Tujuan adalah untuk mengetahui keadaan geologi, geometri, dimensi endapan, kualitas dan sumberdaya batubara, sehingga seberapa besar potensi batubara di daerah ini dapat diketahui. Hasil penyelidikan ini diharapakan dapat membantu dalam penyediaan data endapan batubara dan sebagai acuan untuk menentukan kebijakan selanjutnya dalam meningkatkan PAD dalam sektor pertambangan. Lokasi Daerah Penyelidikan Secara administratif daerah inventarisasi termasuk wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis daerah ini terletak pada koordinat 116 0000 116 15 00 Bujur Timur dan 01500 03000 Lintang Utara ( Gambar 1 ) termasuk Lembar peta Geologi Muara
BATUBARA - RITANBARU

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

Ancalong dan Peta Topografi Bakosurtanal Lembar Peta Ritan Baru (1613-23). Lokasi daerah inventarisasi dapat dicapai dari Balikpapan dengan mempergunakan kendaraan roda empat ( jalan beraspal ) sejauh + 200 Km menuju Kotabangun, dilanjutkan dengan Speed Boat (+ 3 5 jam), Ponthon / Verry khusus kendaraan roda empat menuju Desa Muai + 18 jam. Dari desa Muai menggunakan roda empat ( Truk / Hard Top) menuju sebagian lokasi inventarisasi dan menggunakan perahu motor menuju lokasi telitian sepanjang sungai.

Pengolaan Hutan, di kebanyakan hutan sisa tebangan berupa semak belukar dan padang ilalang. Disekitar tepian sungai belayan terdapat tanah peladangan dan kebun penduduk berupa tanaman karet, buah-buahan, pisang dan tanaman lainnya. Fauna atau binatang yang sering di jumpai pada daerah inventarisasi masih hidup secara liar seperti rusa, kijang, beruang, babi hutan, biawak, ular dan lain-lain, hewan air bermacam-macam ikan sungai dan ikan rawa. Daerah inventarisasi beriklim tropis keringpanas, mempunyai dua musim yaitu penghujan yang umumnya jatuh setiap bulan September- Pebruari, kemarau dari bulan Maret sampai September , suhu minimum sekitar 19 C dan maksimum 34 C. Curah hujan taluman didaerah ini berkisar antara 2287 mm sampai 1531 mm. Rencana Tata Ruang Wilayah, daerah inventarisasi belum mendapat data yang akurat, dari informasi kepada Desa ada beberapa wilayah inventarisasi bagian selatan dan tenggara akan dijadikan perkebunan Inti Rakyat Sawit ( PIR ) dan sebagian telah terialisasi yang sebagian di kelola Perseroan Terbatas ( PT ). Seperti PT Lestari dan PT Cakra di desa Penoon dan PT Sentekan di Desa Long Lalang masing masing seluas + 4000 Hektar Waktu Penyelidikan Pelaksanaan Kegiatan lapangan pada periode 1 (satu) telah dilakukan dari tanggal 23 Mei sampai 11 Juli 2005 selama 50 hari (lima puluh hari) dan periode ke 2 (dua) telah dilaksanakan dari tanggal 28 Juli sampai dengan 16 September 2005 selama 50 hari. Pelaksanaan dan Peralatan Pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh Tim Inventarisasi Endapan Batubara Ritan Baru Subdit Batubara. Pada periode 1 (satu) berdiri dari 10 orang yaitu : Ahli Geologi, Juru Bor, Mekanik dan preparator. Pada period 2 (dua) terdiri dari 13 orang, yaitu : Ahli Geologi, Juru Bor, Asisten Bor, Mekanik, Juru Ukur, Preparator. Di dalam kedua periode tersebut dibantu oleh tenaga setempat. Peralatan yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan inventarisasi ini adalah : Palu Geologi Sedimen, Kompas, JPS dan Alat Ukur, sedangkan untuk pemboran menggunakan 1 (satu) unit mesin bor LY 24 lengkap. Pada dasar yang dipakai dalam penyelidikan ini adalah Peta ... Bumi Lembar Ritan Baru (1613-23) edisi 1-1991 yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL SKALA 1:50.000, untuk plothing data, acuan yang digunakan adalah Peta Geologi Lembar Ancalong skala 1:250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) edisi tahun 1994. Metode yang digunakan untuk mengetahui sebaran batubara di daerah penyelidikan adalah pemetaan geologi permukaan, terutama memplot sebanyak mungkin singkapan batubara, pengukuran arah jurus dan kemiringan maupun ketebalannya yang dirangkai dengan kegiatan pemboran dangkal yang berkisar antara 50 sampai 70 meter, hasil pelaksanaan dan pekerjaan disusun pada peta topografi skala
BATUBARA - RITANBARU

Peta Lokasi Daerah Inventarisasi Demografi / Keadaan Lingkungan Desa-desa yang ada di sekitar daerah invetarisasi antara lain; Desa Buluqsen, , Desa Muara Ritan / Ritan Baru, Desa Long Lalang, Desa Gunungsari dan Desa Penoon, yang dihubungkan satu dengan lainnya mempergunakan transportasi sungai Belayan sebagai poros sarana trasportasi utama, karena kebanyakan desa-desa tersebut berada di tepi sungai Belayan. Sedangkan jalan darat yang ada merupakan Haul / Road untuk log dan sawit dari perusahaan setempat yang berupa jalan tanah yang dipadatkan. Penduduk asli yang bermukim di desa-desa sekitar daerah inventarisasi adalah suku Kutai dan Dayak, suku-suku pendatang seperti : suku Jawa, Bugis, Timor dan lain-lain dengan populasi yang sedikit serta sudah membaur dengan penduduk asli. Jumlah penduduk disekitar daerah Iventarisasi : No 1 2 3 4 5 Desa Buluq sen Muara Ritan Long Lalang Gunungsari Penoon Lakilaki 195 366 112 291 277
Perempuan

Total 409 626 222 555 452

214 260 110 264 175

Mata Pencaharian penduduk setempat adalah berladang, penebangan pohon, berburu atau bekerja pada perusahaan kaya di daerah sekitarnya. Keadaan vegetasi umumnya di jumpai sedikit pohon Meranti, bengkirai sungkai, Kayu Besi dsb, yang merupakan sisa dari PT. Melapi yang mempunyai hak
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

1:50.000 yang merupakan peta geologi, data pemboran dan rekonstruksi pola penyebaran batubara dan litologi lainnya. Penyelidik Terdahulu Penyelidikan pendahuluan mengenai endapan batubara di daerah ini telah dilakukan antara lain ialah : - Agus Subarnas dkk, 1994. Laporan Penyelidikan endapan Batubara di daerah Kembang Janggul, Kab. Kutai Kartanegara - Laporan lengkap Eksplorasi Batubara, PT Fajar Sakti Prima (2004), didaerah Uqmadian Buluqsen, Kec Tabang, Kab Kutai Kartanegara, Prov Kalimantan Timur - S.Atmawinata, Peta Geologi Lembar Ancalong, kalimantan Timur, skala 1: 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung. GEOLOGI UMUM Daerah Ritan Baru ( Lembar Ritan Baru 16131623 ) termasuk dalm cekungan Kutai dan terletak dalam Peta Geologi Lembar Muara Ancalong dengan skala 1 : 250.000 ( P3G ). Cekungan ini dibatasi oleh Tinggian Mangkaliat disebelah utara, Cekungan Barito disebelah selatan, Tinggian Kuching disebelah barat dan Selat Makassar disebelah timur. Menurut Samuel ( 1975 ), sedimen cekungan Kutai merupakan komplek lingkungan endapan delta yang terdiri dari beberapa siklus endapan delta. Tiap siklus dimulai dengan endapan delta plain yang terdiri dari 1. Endapan rawa, 2. Endapan alur sungai, 3. Point bar, 4. Tanggul sungai dan di tempat yang lebih dalam diendapkan sedimen, 5. Delta front dan Pro delta. Proses pengendapan sedimen cekungan Kutai dimulai pada kala Eosen Awal yaitu dengan fase transgresi sampai kala Oligosen Awal dan pada Oligosen Akhir perkembangan pengendapan ke timur. Sedimen susut laut terjadi sejak pengangkatan wilayah Paparan Sunda pada kala Oligosen Akhir. Pengangkatan ini menyebabkan Tingian Melawi dan Kuching terbentuk dan terjadi ketidakselarasan di daerah penyelidikan. Sedimen laut dalam tetap berlangsung hingga Akhir Oligosen. Stratigrafi Berdasarkan Lembar Peta Geologi Muara Ancalong, stratigrafi regional Cek. Kutai di sekitar daerah penyelidikan disusun oleh Enam (6) Formasi batuan sedimen, Satu satuan batuan instrusi dan Endapan Kuarter Aluvium. Formasi batuan tersebut dari tua ke muda ; - Formasi Haloq : - Batupasir kuarsa. - Sisipan batulempung, serpih hitam, napal dan lanau ( Eosen Tengah Akhir ).
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

- Anggota Batugamping Ritan (Bioklastik) Formasi Haloq : - Batugamping Bioklastik berumur = Formasi Haloq, menjemari (lingk. Laut dangkal- delta atau lagoon). - Formasi Batu Kelau, terdiri dari ; - Serpih - Batulempung - Batulanau - Batupasir halus sampai kasar ( Eosen Atas, link. Laut dangkal atau lagoon ). - Formasi Batuayau, terdiri dari ; -Batupasir kuarsa halus-kasar berselingan dgn batulanau dan batulempung, bagian bawah konglomerapic. -Sisipan batubara.(Eosen Atas Oligosen Bawah, Lingk.laut dangkal - delta). - Formasi Ujahbilang, terdiri dari ; - Batulumpur menyerpih. - Batulempung menyerpih. - Batupasir kuarsa sedang kasar, konglomerapic. (Oligosen Bawah Tengah, Lingk. Laut dangkal). - Formasi Balikpapan, terdiri dari ; - Perselingan Batulempung Batulanau. - Batupasir Kuarsa halus, sisipan batubara. (Miosen Atas Pliosen, Lingk.Delta front Plaint). - Satuan Batuan Intrusive, bersifat andesitik (Oligosen Bawah Eosen Bawah). - Satuan Aluvium, terdiri dari material2 lepas, battulempung, batupasir, kerikil, bongkah, batulumpur (Plistosen Atas Holosen).
U M U R F O R M A S I P E M E R IA N L O K A S I S IN G K A P A N

A ta s

BATU GAM PING

.. .. .. .. .. .. . . . . . . . . . .. .. . . . . ._ _ _ _ _. _. _. . . .B .A. T. . .K. E.L. A. . . .. .. .. .. .. .. . U . .U . ._ ... _. . ._. . .. . . . . . . . ._ . _______ . . . . . . . _______ . . . . . . .. . .. . .. . . .H A. L O Q. . . .. .. .


RITA N ANGG OTA

BATUAN TEROBOSAN ATAN ( ANDESIT )

Stratigrafi Cekungan Kutai pada Lembar Peta Muara Ancalong. Derah Inventarisasi termasuk kedalam cekungan Kutai bagian barat dan terletak dalam peta Geologi Lembar muara Ancalong skala 1 : 250.000 Bagian cekungan barat ini terbelah oleh sungai besar belayan yang bermuara ke S. Mahakam. Secara litologi hampir semua cekungan Kutai mengandung batupasir, batu lempung, lanau dan sisipan batubara yang umumnya di endapkan dalam lingkungan neritik paralik (litoral, delta sampai laut terbuka) dan dipengaruhi oleh susut laut dan genang laut. Secara geologi pengisi cekungan Kutai terdiri dari formasi Pamaluan (Tmp), Bebulu (Tmbe), batu ayan (Tea), Pulau balang (Tmpb), balik papan (Tmbp),
BATUBARA - RITANBARU

K U A R T E R P MIOSEN T E R T I E R OLIGOSEN E O S E N

A L U V IU M

H O L O S E N

M a te r ia l - m a te r ia l le p a s b a tu le m p u n g , b a tu p a s ir , k e r ik il b o n g k a h d a n b a tu lu m p u r

M e n e m p a ti b a g ia n s e a la ta n 1 5 % d a e r a h p e n y e lid ik a n

L P

I S T O L I O S

S E

E N

B A L IK P A P A N

A ta s T e n g a h B a w a h A ta s T e n g a h
U JO H B IL A N G

P e r s e lin g a n b a tu le m p u n g la n a u a n k e la b u - c o k la t k e h ita m a n d e n g a n b a tu p a s ir k u a r s a h a lu s -k a s a r s is ip a n d a n lig n it

tu fa

M e r u p a k a n b a g ia n te r b e s a r ( 5 2 % ) te r s e b a r b a g ia n s e la ta n s a m p a i k e u ta r a d a e r a h p a e n y e lid ik a n

B a tu lu m p u r , c o k la t m e n y e r p ih b e r s e la n g - s e lin g d e n g a n b a tu le m p u n g m e n y e r p ih d a n b a tu p a s ir k u a r s a , a b u -a b u , s e d a n g -k a s a r , k o n g lo m e r a ta n , p e m ila h a n b a ik B a g ia n a ta s : b a t u p a s ir k u a r s a , h a lu s -k a s a r , p u tih k e k u n in g a n , s ila n g s iu r , s e la n g -s e lin g d e n g a n la n a u d a n s is ip a n b a tu b a r a B a g ia n b a w a h : k o n g lo m e r a ta n n b a tu le m p u n g k e la b u , p e n e r o b o s a n a n d e s it

T e r s e b a r s e k ita r 7 % d ib a g ia n b a r a t la u t la e m b a r p e ta

B a w a h

M e n e m p a ti s e k ita r 2 0 % d a r i s e lu r u h fo r m a s i y a n g a d a d ib a g ia n u ta r a d a r i b a r a t-tim u r la u t

S e r p ih , b a tu lu m p u r , la n a u , b a tu p a s ir h a lu s -k a s a r , p e r la p is a n b a ik , k a r b o n a n

M e n e m p a ti b a g ia n b a r a t la u t d a e r a h p e n y e lid ik a n 3 %

T e n g a h B a w a h

B h k B k g n

a a e a e a a

g ia n a ta s : b a t u p a s ir k u a r s a , lu s -k a s a r , p u tih k e k u n in g a n , la b u g ia n b a w a h : s e r p ih , B a tu g a m p in g la b u -h ita m s is ip a n b io k la s tik b e rm p in g p a s ir a n , w a r n a p u t ih k e la b u p a l d a n la n a u

T e rse b a r 3 % p a lin g b a r a t

d ib a g ia n

T e rs e b a r 3 % d ib a g ia n b a r a t le m b a r p e ta

Kampung baru (Tmbk), dan aluvial. Berumur Eosen - Holosen. Tatanan stratigrafi daerah inventarisasi di tempati oleh batuan yang mempunyai kisaran umur dari tersier dan kuarter berdasarkan skala waktu geologi urutannya dari tua ke muda adalah sebagai berikut: - Batuan Tersier Formasi Halog merupakan Formasi tertua didaerah inventarisasi, sebenarnya hanya sekitar 2 % dari seluruh batuan yang ada dan menempati bagian paling barat. Bagian atas terdiri dari batupasir kuarsa berbutir halus-kasar berwarna putih kekuning kelabu. Bagian bawah terdiri dari Konglomerat, batupasir gampingan dan lanau, sedangkan bagian yang paling dominan terdiri dari serpih abu abu sampai hitam dengan sisipan batu gamping pasiran dan napal. Formasi Halog mempunyai kontak jari jemari dengan anggota batu gamping ( bioklastik ). Ritan formasi Halog umur kedua Formasi ini diperkirkan Eosen Tengah Eosen Atas dengan lingkungan pengendapan laut dangkal delta atau lagoon. Penyebaran Formasi ini menempati luas sekitar 3 % di bagian barat daerah inventarisasi. Formasi Halog secara selaras di tutupi oleh formasi batu kelau yang berumur Eosen atas dengan luas penyebaran sekitar 3 % di bagian barat laut daerah inventarisasi batuannya terdiri dari serpih, batu lumpur, batu lanau, batu pasir halus kasar, memperlihatkan pelapisan baik, di beberapa tempat karbonan. Umur Formasi ini diperkirakan Eosen Atas dengan lingkungan pengendapan antara laut dangkal - delta atau lagoon diatas Formasi Batu kelau diendapakan Formasi Batuayau, dimana sebarannya sekitar 20 % dari seluruh luas daerah inventarisasi yalni di bagian utara membentang antara barat sampai timutlaut. Secara umum batuannya terdiri atas batupasir kuarsa halus - kasar berwarna putih kekuningan, berstruktur silang siur berselang seling dengan batulanau dan batulumpur, dibagian bawah umumnya dijumpai kolongmerat, terdapat sisipan batubara dengan ketebalan antara 10 cm sampai > 4m. di sekitar Muara Ritan dan di beberapa tempat lainnya formasi ini diterobos oleh retas-retas andesit. Umur formasi diperkirakan antara Eosen atas Oligosen Bawah dengan lingkungan pengedapan laut dangkal. Selanjutnya diatas formasi Batuayau diendapakan Formasi Ujohbilang secara selaras dengan luas penyebaran sekitar 7 % dibagian baratlaut daerah inventarisasi. Batuannya terdiri dari batulumpur menyerpih berwarna coklat, batulempung berwarna abu-abu menyerpih, batupasir kiarsa berbutir sedang-kasar, konglomeratan, berwarna putih kelabu dengan pemilahan baik. Umur formasi diperkirakan antara Oligosen bawahy Oligosen Tengah. Bagian terbesar daerah inventarisasi ditempati oleh Formasi Balikpapan yaitu sekitar 50 % dari seluruh batuan yang ada dengan penyebaran mulai dari selatan sampai utara daerah inventarisasi. Formasi ini mempunyai kontak yang tidak selaras
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

terhadap Formasi Halog, batukelau, batuayau dan Ujogbilang. Batuan pada Formasi balikpapan umumnya berupa perselingan dengan batupasir kuarsa berbutir halus kasar dan sisipan sisipan batubara dengan ketebalan antara 30 cm sampai > 4m. Umur Formasi Balikpapan diperkirakan Miosen Atas Pliosen dengan lingkungan pengendapan Delta front Delta plain. Endapan Kuarter Satuan batuan termuda adalah endapan alluvium berumur Kuarter, terdiri dari material material lepas batulempung, batulumpur, batupasir, kerikil-kerikil dan sisa tumbuhan. Endapan alluvium terdapat dibagian selatan dengan penyebaran hampir 15 % dari seluruh luas daerah inventarisasi. Struktur Geologi Struktur geologi umumnya berupa struktur lipatan dan patahan., Struktur lipatan didaerah inventarisasi berupa struktur antiklin dan sinklin dengan arah umum relatif utara-timurlaut, sedangkan struktur patahan banyak dijumpai hampir selatanbaratdaya dan pada baeberapa tempat dijumpai pula sesar normal dan sesar mendatar. Struktur perlipatan didaerah inventarisasi menunjukan arah umum hampir baratdaya-timurlaut dengan kemiringan lapisan relatif kecil yaitu 5 sampai 11. Struktur geologi yang ada lebih berkembang dibagian barat-baratlaut lembar peta yaitu terjadi pada batuan berumur Paleogen Struktur perlipatan ditandai oleh adanya sinklin dan antiklin dengan arah baratdaya-timutlaut, struktur lipatan ini hanya merupakan antiklin dan sinklin kecil yang terjadi pada formasi Batuayau. Struktur sesar umumnya berupa sesar mendatar dengan arah yamg hampir sama yaitu baratdaya-timutlaut, hanya pada beberapa tempat saja yang mempunyai arah baratlauttenggara. Sedangkan sesar dan kekar-kekar, tidak memperlihatkan pengaruh yang berarti. Secara umum, struktur yang dapat diamati pada Lembar Peta Muara Ancalong berupa lipatan antiklin, sinklin dan sesar yang relatif berkembang tidak terlalu rumit, lipatan umumnya berarah timur laut - barat daya dengan variasi kemiringan relatif landai berkisar antara 40 - 270. Sedangkan jenis sesar secara umum di daerah ini adalah sesar mendatar dengan arah umum utara, timur laut - selatan tenggara, dengan kondisi kemiringan batuan yang landai berkisar antara 40 sampai 100. Struktur geologi kurang berkembang, kemungkinan tidak terpengaruh oleh tektonik. Indikasi Endapan Batubara Daerah penyelidikan terletak di Cekungan Kutai bagian barat, merupakan salah satu cekungan yang mengandung batubara terbesar di Kalimantan Timur. Dari penyelidikan terdahulu diketahui bahwa batubara terdapat pada Formasi Batuayau dan Formasi Balikpapan. Kedua Formasi tersebut tersebar luas di daerah penyelidikan yang direncanakan juga dalam Formasi - Formasi ini beberapa perusahaan telah melakukan penambangan, diantaranya P.T. Gunung
BATUBARA - RITANBARU

Bayan di daerah Gunung Sari dan P.T. Fajar Sakti Prima telah membuat studi kelayakan di daerah Ugmadian dan Buluq sen, dimana kedua areal perusahaan tersebut berada sekitar daerah penyelidikan. Pemilihan Kecamatan Tabang dan sekitarnya sebagai daerah imventarisasi ditentukan oleh beberapa pertimbangan baik teknis maupun non teknis. Dari sudut pandang geologi pemilihan daerah ini berdasarkan variasi batuan sedimen yang ada dimana dari 7 formasi batuan, 2 diantannya diketahui sebagai formasi pembawa batubara. Kedua formasi iti adalah Formasi Batuayau yang berumur Eosen Oligosen dan Formasi Balikpapan yang berumur Miosen pliosen. Berdasarkan informasi ini maka daerah Kecamatan Tabang dan sekitarnya dipilih sebagai daerah dengan harapan adanya potensi batubara daerah ini dapat diketahui dan di kembangkan lebih lanjut. KEGIATAN PENYELIDIKAN Kegiatan penyelidikan endapan batubara , meliputi pekerjaan di kantor / Persiapan kegiatan lapangan dan anlisa laboratorium. Kegiatan Kantor Kegiatan kantor meliputi : studi kepustakaan yang berkaitan dengan daerah penyelidikan, mengumpulkan informasi mengenai lokasi batubara dari instansi terkait, penyajian peta - peta geologi, topografi, peralatan pemboran, alat ukur dan perencanaan. Kesemuanya merupakan pengumpulan data sekunder. Kegiatan Lapangan Pengurusan izin penyelidikan dan pengumpulan data sekunder di lapangan dari instansi terkait merupakan hal penting sebelum melaksanakan penyelidikan lapangan. Kegiatan penyelidikan lapangan tersebut meliputi : Pemetaan Geologi Permukaan Pencarian singkapan - singkapan batubara sebanyak mungkin Menentukan posisi singkapan batubara dan batuan pengapitnya, jurus kemiringan, dengan menggunakan tali ukur, kompas dan JPS dan memplotny dengan peta kerja skala 1 : 50.000 Pemboran inti dan pengukuran lintasan bor Penyontoan outcrop maupun inti bor untuk analisa Dokumentasi / pemotretan Analisa Laboratorium Analisa laboratorium yang dilakukan adalah analisa kimia dan fisika batubara di laboratorium Kimia Mineral dan Fisika Mineral, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Untuk mengetahui kualitas batubara telah dilakukan anlisa baik secara kimia maupun petrografi dari contoh - contoh batubara batubara
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

yang dianggap mewakili seluruh daerah penyelidikan dengan rincian sebagai berikut : Anlisa Proximate ; TM, IM, VM, FC ditambah abu ( ask ), Stot ( Total Sulphur ), CV ( harga kalori ), HGL dan SG sebanyak 23 contoh. Analisa Ultimate ; Analisa abu dan Ask Fusion Temperature sebanyak 15 contoh. Analisa Petrografi ; mean Reflektan Vitrimate (% Rv max), Kisaran (%), Standar Deviasi, Komposisi maseral (Vitrimit, Inertinit dan liptinit, %) dan material mineral ( mineral lempung, oksida besi dan pyrit, % ), sebanyak 15 contoh. Pengolahan Data Dari hasil penyelidikan lapangan yang merupakan data primer maupun dari data sekunder terkumpul bermacam - macam data. Hasil data - data tersebut diplot pada peta dasar Topografi yang sudah disiapkan, sehingga pengolahan data akan terlihat seperti pada alur tahapan sebagai berikut : PEMETAAN PETA GEOLOGI DAN SEBARAN BATUBARA ( SKALA 1 : 50.000 ) PEMBORAN INTI

CONTOH LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN

ANALISA

Geologi Daerah Inventarisasi Seperti telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa daerah Ritan Baru ( Lembar Ritan Baru 1613 - 23 ) terletak di Cekungan Kutai dan termasuk dalam peta geologi Lembar Muara Ancalong, 1995 dengan skala 1 : 50.000. Geologi daerah Inventarisasi mencakup tiga bahasan yaitu morfologi, stratrigrafi, dan Struktur geologi dimana ketiganya saling menunjang satu dengan yang lainnya terutama dalam menentukan batasan pola penyebaran batubara. Morfologi Morfologi sebagian daerah yang telah diselidiki umumnya merupakan perbukitan bergelombang rendah dan sedang dengan kemiringan lereng 30 sampai 200 dan pedataran aluvium ditemukan sepanjang aliran sungai utama Belayan. Titik ketinggian terendah 13 m dan tertinggi 134 m diatas permukaan laut ( Sumber Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Ritan Baru ).
BATUBARA - RITANBARU

Dua sungai utama yang melintas daerah Inventarisasi adalah S.Belayan dan S.Penoon Kedua sungai membentuk pola aliran dendritik dan mendaun. Berdasarkan bentuk dan kelerengannya, daerah penyelidikan secara umum terdiri dari 3 ( tiga ) satuan morfologi, yaitu Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Sedang, Satuan Morfologi Dataran Bergelombang Lemah - Sedang dan Satuan Morfologi Dataran Rendah / Rawa Rawa. Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Sedang menempati hampir 20 % daerah penyelidikan terletak di daerah barat, satuan ini dicirikan oleh bentuk puncak membulat dan membentuk undak - undak bukit yang melereng ke arah timur. Ketinggian berkisar antara 75 - 134 m dpl. Satuan ini diisi oleh Formasi Batuayau dan undak bukit intrusive Atan. Secara umum pola aliran sungai yang terbentuk berupa pola aliran Sub Paralel dan Sub Dendritik, dengan kemiringan lereng berkisar antara 200 - 300, dengan torehan - torehan erosi muda sampai dewasa. Satuan Morfologi Perbukitan Lemah Sedang menempati hampir 60 % daerah penyelidikan, terletak dibagian tengah sampai batas timur. Satuan ini dicirikan oleh morfologi yang relatif rendah - sedang, dengan notasi undak - undak dataran meninggi di beberapa tempat, ketinggian berkisar antara 10 75 m dpl, yang umumnya terisi oleh Formasi Balikpapan. Sungai yang mengalir di daerah ini, utamanya S. Penoon dan anak - anaknya, yang secara umum mengalir dari utara - selatan dananak - anaknya mengalir dari timur ke barat dan dari barat ke timur, dengan stadium erosi tergolong dalam stadium dewasa, pola aliran yang berkembang adalah Sub Dendritik dan sub Trellis, kemiringan lereng berkisar antara 100 - 200, dengan torehan torehan erosi dewasa sampai tua. Satuan Morfologi Dataran Rendah, menempati hampir 20 % daerah penyelidikan terletak di bagian selatan. Satuan ini dicirikan oleh bentuk morfologi yang relatif rendah dan sebagian berupa rawa - rawa yang selalu terendam air. Ketinggian berkisar dari 5 13 m dpl. Satuan ini sebagian terdiri dari Alluvium dan sebagian kecil Formasi Balikpapan. Kemiringan lereng sangat landai hampir kurang dari 50. pola aliran sungai yang terbentuk meander dengan sungai besar utama Belayan. Stratigrafi Tatanan geologi daerah penyelidikan disusun oleh beberapa variasi lithologi yang terdiri dari perselingan batu lanau dengan batu pasir dengan sisipan batu lempung, juga ditemukan perselingan batu pasir dengan batu lanau yang disisipi oleh oleh batu lempung dan batubara, variasi batuan tersebut dapat disebandingkan dengan lithologi dari Formasi Balikpapan. Disebagian daerah bagian barat ditemukan lithologi batu pasir, halus - kasar, putih kekuning kuningan, berselang - seling dengan batu lempung
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

dan batu lanau, pada bagian bawah kadang ditempati konglomerat dan batu pasir - pebble, variasi lithologi ini sebanding dengan Formsi Batuayau. Satuan batuan intrusive, muncul berupa bukit / undak yang menonjol di sekitar Ritan Baru, bersifat andesitik merupakan batuan intrusive dari intrusi Atan. Di sekitar aliran sungai besar utama Belayan ditemukan lithologi batuan lepas yang merupakan hasil pelapukan batuan yang lebih tua dan endapan sungai terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lumpur dan sisa tumbuhan berupa satuan Alluvium.

Stratigrafi Cekungan Kutai Daerah Inventarisasi. Litostratigrafi daerah penyelidikan disusun oleh 4 (empat) satuan Batuan utama, yaitu Satuan Batu Pasir dan Satuan Batu Lanau Formasi Batuayau dan Satuan Batu Pasir dan Satuan Batu Lanau Formasi Balikpapan. Satuan Batu Pasir Formasi Batuayau Satuan ini berkembang di bagian barat daerah penyelidikan. Terdiri dari Batu Pasir berbutir halus - kasar, diselingi batu lanau dan batu lempung. Struktur yang dijumpai, silang - siur, paralel Laminasi, graded bedding dan konglomerat. Batu pasir berwarna putih kekuning - kuningan, halus - pebble, berlapis, porositas baik, pemilahan sedang - jelek, kekerasan sedang - keras sebagian batu pasir kuarsa dan konglomerat. Batu lanau, berwarna abu - abu gelap, lemah - sedang, sebagian pasiran dan karbonan. Batu lempung, berwarna abu - abu gelap, lunak, plastis, sebagian karbonan dan batu lanau. Satuan Batu Lanau Formasi Batuayau Satuan batu lanau berwarna abu - abu gelap, sebagian berupa pasiran dan lempungan, lunak sedang, sebagian karbonan. Diselingi batu pasir dan batu lumpur. Struktur yang dijumpai silang siur dan lamisiasi. Batupasir abu - abu berwarna abu - abu cerah kekuningan, lunak sedang, pasir halus - sedang, kuarsa pemilahan baik, berlapis. Batu lempung berwarna abu - abu kehitaman, sebagian karbonan, plastis, kadang ditemukan sisipan batubara, ketebalan sampai lebih dari 9 meter. Kedua satuan ini menempati bagian barat daerah penyelidikan, lebih kurang 20 % dari luas daerah yang diselidiki. Satuan Batu Pasir Formasi Balikpapan

BATUBARA - RITANBARU

Satuan batu pasir ini mengalami perselingan yang cukup sering atau rapat dengan batu lempung dan batu lanau, di daerah penyelidikan mempunyai ketebalan sampai lebih dari 3 meter, dan pada satuan ini terdapat lapisan batubara sebagai perselingan yang mempunyai ketebalan dari beberapa cm sampai lebih dari 7 meter. Struktur yang ada laminasi dan paralel laminasi dan sering dijumpai struktur spheroidal weathering yang terisi oleh oksida besi. Batu pasir berwarna abu - abu kekuningan, lemah - sedang, ukuran butir halus - kasar, pemilahan baik, sebagian bersifat granular dan lepas, bentuk butir sub rounded - rounded, kuarsa, sebagian massive dan berlapis baik. Batu lanau berwarna abu -abu gelap, sebagian karbonan dan lempungan, lunak - sedang. Batu lempung berwarna abu - abu, sebagian / setempat abu - abu keputihan, lunak, plastis, sebagian karbonan, lanakan dan kaolinan, massive dan sebagian berlapis. Batubara berwarna hitam - kusam, kilap lilin, lunak - sedang, sebagian brittle, gores coklat kehitaman, struktur kayu, cleat diagonal dan vertikal rapat - sedang, sering dijumpai nodule resin. Endapan batubara makin ke arah selatan agak keras padat kadang konkoidal, kilap lebih terang. Satuan Batu Lanau Formasi Balikpapan Penyebaran satuan ini mengikuti pola umum jurus dan kedudukan batuan, pada satuan ini batu pasir sebagai sisipan dan mempunyai ketebalan kurang dari 3 meter, umumnya rata rata berkisar 1 meteran. Pada satuan ini terdapat sisipan batubara sampai ketebalan lebih dari 13 meter. Batu lanau berwarna abu - abu gelap, sebagian karbonan lempungan dan sebagian pasiran, berlapis baik, sedang - keras. Batu pasir berwarna abu - abu kekuningan, lunak, berbutir halus - sedang, kuarsa, feldspar, sub rounded, pemilahan baik, berlapis. Batu lempung berwarna abu - abu gelap, sebagian karbonan, lunak, plastis. Batubara berwarna hitam kecoklatan, kusam, kilap lilin, lunak - sedang, agak brittle, pecahan sebagian sub konkoidal, gores coklat kehitaman, struktur kayu sering dijumpai, cleat rapat dan sebagian terisi resin. Batuan Intrusi Batuan intrusi ini dinamakan intrusi Atan, tersingkap berupa tinggian yang tiba - tiba timbul menerobos Formasi Batuayau berupa reta yang berupa andesitik, berdiameter lebih kurang 100 - 150 meter dengan ketinggian kurang dari 30 meter dari batuan yang diterobosnya, terletak berupa noktah ketinggian di bagian barat daerah penyelidikan. Satuan Alluvium Terdiri dari batuan lepas hasil rombakan batuan yang lebih tua, berupa pasir, kerikil, kerakal bongkah. Satuan ini terdapat di sekitar sungai utama

Belayan, menempati kurang dari 5 % penyelidikan.

daerah

PROSPEK PEMANFAATAN , PENGEMBANGAN BATUBARA DAN KENDALA Berdasarkan interprestasi hasil penyelidikan lapangan hampir ketiga blok mempunyai prospek yang cukup baik dalam ukuran sumberdaya batubara dan cukup baik untuk dikembangkan lebih lanjut, tentu saja disesuaikan dengan kualitas batubara, infrastrukturnya maupun kepentingan pemanfaatannya. Dari informasi Dinas Pertambangan hampir seluruh daerah penyelidikan telah diblok oleh puluhan perusahaan pribumi, yang masih dalam tahap izin skip ( Surat Keputusan Izin Penyelidikan ), satu diantaranya P.T Gunung Bayan telah melakukan ekspoitasi di daerah Gunung Sari seluas 4000 ha, P.T Fajar Prima Sakti telah melakukan studi kelayakan di daerah Buluq sen dan bbrp perusahaan sedang melakukan penyelidikan di daerah Penoon dalam tahap eksplorasi Pendahuluan untuk KP seluas 5000 ha. Kendala dalam pemanfaatan batubara di daerah ini selain untuk lokal, terutama infrastruktur, sungai utama yang besar yaitu Sungai Belayan kondisi airnya tiap tahun tidak konsisten, selain airnya kurang dalam debitnya kadang - kadang turun drastis juga kurang lebar. Sehingga kalau batubara ditransport melalui darat sangat jauh, banyak sungai dan rawa, melalui sungai sampai kota besar / Pelabuhan di kota Samarinda jaraknya + 300 km. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil inventarisasi batubara bersistem yang dilaksanakan di daerah Lembar Ritan Baru dan sekitarnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Formasi geologi di daerah penyelidikan Ritan Baru disusun oleh Formasi Batuayau, Formasi Balikpapan, Batuan Intrusive dan Satuan Batuan Alluvium. 2. Endapan batubara terdapat dalam dua Formasi yaitu Formasi Batuayau dan Formasi Balikpapan. Pada Formasi Batuayau ditemukan 9 seam dan pada Formasi Balikpapan ditemukan sedikitnya 15 - 17 seam batubara. 3. Hasil analisa kimia dan petrografi batubara terhadap contoh yang dianggap mewakili, menunjukkan rata rata Formasi Batuayau maupun Formasi Balikpapan adalah Brown Coal ( 5000 kal/gr ) dan rank % 4. Total sumberdaya batubara di daerah ini adalah 212.798.450 ton, dimana pada Formasi Batuayan sebanyak 23.827.283 ton, pada Formasi Balikpapan Blok Penoon 148.124.384 ton dan Blok Gn Sahari 40.846.783 ton. 5. Dari hasil interpretasi Blok 1 Penoon mempunyai prospek/Potensi batubara yang paling baik karena lapisannya menerus ke arah timur lembar Sinyiur. Saran Apabila sumberdaya batubara akan di kembangkan lebih lanjut, perlu inventarisasi lebih rinci, pembuatan sumur uji, pemboran. Pengukuran Topografi dan Pengkajian lebih detil mengenai pemanfaatannya.
BATUBARA - RITANBARU

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

DAFTAR PUSTAKA Addison dan Herudiyanto, 1982; The Coal Geology of South Perangkat Area, Kutai Basin, East Kalimanatan, DMRI, Bandung. Agus Subarnas dkk, 1994; Laporan Penyelidikan Endapan batubara Daerah Kumbang Janggut, Kab. Kutai Kartanegara, Prov. Kalimantan Timur. Bemmellen ; R.W, Van, 1970; The Geology of Indonesia, Vol 2, pp 78 82. Martinus Nijhoff, The Haque Beureun De Recherdes Geologiques Minieres and Direktorat Sumberdaya Mineral, Final Report 1979 1982; Geological Mapping and Mineral Exploration in North East Kalimantan. Koesoemadinata, R.P, 1978; Tertiary Coal Basin of Indonesia, United Nations Escap, CCOP, Technical Bulletin, Vol. 2. Robertson Research, 1978; Coal Resources of Indonesia. S., Atmawinata N, Ratman, 1990; Peta Geologi Permulaan, Lembar Muara Ancalong, Kalimantan Timur, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung. Tim Eksplorasi Endapan batubara di kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Diretorat Sumberdaya Mineral Bandung Tahun 1994. Laporan Lengkap Eksplorasi Batubara, PT Fajar Sakti Prima, (2004), Daerah Umaqdian Buluksen, Kec. Tabang, kab. Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur (KW, KTN 2004.003 Er).

Peta Geologi Daerah Penyelidikan

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

BATUBARA - RITANBARU

Daftar dan Perhitungan Sumberdaya Batubara Blok 1 Penoon


No Lapisan Singkapan Dip (......o) 50 6 6 6 6
0

Tebal (m) ? - 11 4& 6 >1 >1 >2 >4 >6 >2 >3 >3 >2 > 10 > 14

Panjang (m) 3000 3000 2000 2000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 3000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

SPN 1 & BR 3 SPN 2& BR 4 SPN 3 SPN 4 SPN 5,13,38,39,40 SPN 6,11,32,34,35 BR 3 - BR 9 SPN 7,9,10,33,36 BR 6 - BR 8 SPN8,14,30,31,37 & BR 9 SPN 15,21,22,23, 28,29 SPN 16,24,27 SPN 17,19,25,26 SPN 18, 19 BR 11

Luas Daerah Pengaruh (m3) 571.502 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718

Volume (m3) 18.859.586 14.271.546 951.436 951.436 4.757.182 9.514.364 14.271.546 4.757.182 7.135.773

SG (Ton/m2) 1.35

Berat Kedalaman 50 m (ton) 25.460.441 19.266.588 1.284.439 1.284.439 6.422.196 12.844.392 19.266.588 6.422.196 9.633.294

Formasi

Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan

0 0 0

60 60 60 60 60 6 6
0 0 0

4.757.718 23.785.911 19.980.165 Total :

6.422.196 32.110.980 26.973.223 148.124.384

Balikpapan Balikpapan Balikpapan

Daftar Singkapan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara Blok 2 Gunung Sahari


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Lapisa n 1 2 1 1 6 1 1 2 3 4 5 4 5 SGS 1, BR 1 SGS 2, BR 4 SGS 3 SGS 4 SGS 5 SGS 6 SGS 7 SGS 8 SGS 9 SGS 10 SGS 11 SGS 12 SGS 13 6
0

Singkapan

Dip (......o) 60 6
0

Tebal (m) 5 - 10 >2 2 2 >1 >1 0,60 0,70 >1 >1 >1 >1 >1

Panjang (m) 5000 2000 2000 2000 2000

Luas Daerah Pengaruh (m3) 475.718 475.718 475.718 475.718 355.768 355.768 355.768 355.768 475.718 475.718 475.718 475.718 475.718

Volume (m3) 17.839.43 3 17.839.43 3 1.902.872 1.902.872 355.768 355.768 213.461 498.075 951.436 951.436 951.436 951.436 951.436

SG (Ton/m 2 ) 1.35

Berat Kedalaman 50 m (ton) 24.083.235 2.568.878 2.568.878 2.568.878 480.287 480.287 288.172 672.402 1.427.154 1.427.154 1.427.154 1.427.154 1.427.154

Formasi Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan Balikpapan

60 80 8
0

80 8
0

60

Total :

40.846.783

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

BATUBARA - RITANBARU

Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA 2005

BATUBARA - RITANBARU

You might also like