You are on page 1of 5

Ji Eun P.O.V Aku harus menyadarkannya ! Apinya harus dipadamkan !

, aku berlari secepat mungkin sambil membuka segel dan tutup botol ini. Karena tidak memperhatikan jalan, aku tersandung. Dan sialnya, botol yang ku bawa terlempar. Dan yang lebih sialnya lagi, botol itu mendarat dengan posisi terbalik, mulut botol berada dibawah. Aku bergegas mengambilnya sebelum seluruh airnya habis, tidak perduli rasa sakit pada luka besar yang ada di kedua sikutku karena terjatuh tadi. Airnya hanya tersisa sedikit. Aku menengadahkan (?) tangan dan menuangkan sisa air itu ke tanganku. Aku kembali berlari, jarak kami makin dekat. Aku tidak perduli dengan luka ini atau panasnya api yang menyelimuti tubuh Kyu dan bola api yang ia lemparkan. Aku dorong tubuhnya yang masih diselimuti api dengan tanganku yang membawa air hingga kami jatuh. Aku menindih tubuhnya, dengan kedua tanganku di sekitar daerah tulang rusuknya. Api, padamlah !, aku berteriak. Pandanganku kabur, semuanya berubah jadi hitam. Apa ini tanda, aku akan mati ? ********** Aku buka mataku, sepertinya aku tahu ini dimana. Aku ingat langit-langit ruangan ini. Aku menengok ke kiri dan melihat seorang namja, Kyu Hyun ? Ia berjalan ke arahku. Ji Eun-ah, kau sudah sadar ?, tanyanya. Tidak jelas ekspresi apa yang ia tampakkan. Neon gwaenchanha ?, aku bertanya balik. Harusnya aku yang bertanya begitu., jawabnya. Ne, gwaenchanha. Neon gwaenchanha ?, ia bertanya balik. Na do gwaenchanha., aku tersenyum. Ia berbalik, sekarang memunggungiku. Kau tahu, kau sudah pingsan selama 2 hari., Kyu berbalik menghadapku. Ia mengatakannya dengan santai. Tapi reaksiku sangat tidak santai. Mwo ? 2 hari ? Sekolahku bagaimana ? Lalu Hye Mi, kau bilang apa padanya ? Kenapa tidak membangunkanku ?, aku sedikit berteriak padanya. Tadi dia bilang apa ? Pingsan ? Aku melihat, ada infus di pergelangan tangan kananku. Aku sudah mengirim 2 surat, surat keterangan sakit dari dokter dan surat izinku karena aku juga bertanggung jawab. Temanmu itu sedang study tour ke luar kota , oh iya, aku lupa. Untung ia sedang study tour, kalau tidak, alasan apa yang harus kuberikan ? Babo ! Mana ada orang pingsan yang bisa dibangunkan ?, Kyu menatapku dengan tatapan Neon neomu neomu neomu

babo. Kau belum makan sama sekali selama 2 hari, kecuali dari infus itu. Cepat sarapan., katanya. Kyu mencabut infusku dengan hati-hati. Ne., aku berjalan ke ruang makan. Tunggu, kenapa sikutku tidak sakit ? Kenapa lukanya tidak ada ? Seingatku, luka di sikutku sangat besar. Apa dokter yang dipanggil Kyu sangat hebat ?, aku bertanya dalam hati. Aku bertemu Fox di ruang makan. Kau sudah sadar ?, tanya Fox. Ne. Bisa kita bicara sambil makan. Aku sangat lapar., aku duduk, mengambil piring, meletakkan nasi di piring, mengambil mangkuk, menuangkan beberapa sendok sup daging ke mangkuk, lalu menyantapnya. Ne, kita bicara setelah makan saja., sekarang aku bisa konsentrasi makan. Author P.O.V Fox menemui Kyu Hyun di ruang TV. Kyu, dia sangat lahap., kata Fox. Baguslah. Berarti dia sehat, jawab Kyu singkat padahal ia sangat senang. Namun Fox dapat merasakan kesenangannya. Ji Eun telah selesai makan. Setelah mandi, ia ganti bajunya dengan baju yang telah Kyu ambil dari lemari Ji Eun di rumahnya. Lalu ia bicara dengan Kyu Hyun dan Fox di ruang TV. Ji Eun duduk menghadap Kyu yang duduk di kursi panjang. Fox ada di sebelah Kyu. Bagaimana kau melakukannya ?, Kyu angkat bicara. Sejak 2 hari ini ia bingung. Bagaimana api hitamnya yang sangat panas bisa padam hanya dengan segenggam air ? Apa ?, tanya Ji Eun bingung. Memadamkan api hitam Kyu., kata Fox. Oh, aku siram., jawabnya polos. Kau pikir masuk akal ? Mana mungkin api hitamku padam dengan segenggam air biasa., kata Kyu. Memangnya kau pikir, semua ini masuk akal ? Kau pikir api hitam dan hewan yang bisa bicara itu masuk akal ? Bukannya kau sudah terbiasa dengan hal yang tidak masuk akal ?, tanya Ji Eun retoris pada Kyu. Dan lagi, bagaimana kau yakin kalau air itu bisa berhasil ?, tanya Kyu pada Ji Eun. Sebenarnya, waktu itu, aku juga tidak tahu apa itu akan berhasil atau tidak., jawab Ji Eun. Mwo ?, Kyu dan Fox kaget bersamaan.

Sudahlah. Yang penting kalian selamat dan aku selamat., jawab Ji Eun enteng. Aku pulang dulu ya. Aku harus pulang sebelum Hye Mi., Ji Eun minta izin pulang. Andwaeyo., kata Kyu. Wae ?, tanya Ji Eun. Tinggallah disini, bersamaku., kata Kyu dengan wajah serius. Aku, aku, tidak bisa. Kita masih muda. Lagipula kita baru kenal beberapa hari. Aku belum punya pikiran untuk memiliki hubungan seserius itu., jawab Ji Eun agak gugup. Kau ini bicara apa sih ? Sasaran mereka adalah kita. Jika kau berada di dekat Hye Mi atau orang lain, nyawa mereka akan terancam. Lebih baik kau tinggal di sini., jelas Kyu. Oh~, Ji Eun membulatkan mulutnya. Kau pikir aku menyuruhmu tinggal disini dengan alasan lain ?, tanya Kyu jahil. Ani ! Aku tidak pikir begitu., Ji Eun jadi salah tingkah menyadari prasangka anehnya. Kapan temanmu itu pulang ?, tanya Kyu pada Ji Eun. Ji Eun mengambil ponsel di sakunya, ia melihat kalender. Hari ini, mungkin sore., kata Ji Eun. Cobalah bicara dengannya nanti. Akan ku antar kau sampai rumah., Kyu mengambil kunci mobil. ********** Hye Mi telah sampai di rumah. Setelah ia ganti baju, Ji Eun menghampirinya yang sedang mononton di ruang keluarga. Hye Mi-ah, bisa kita bicara sebentar ?, tanya Ji Eun hati-hati. Hye Mi mematikan TV dan melihat Ji Eun. Bicaralah., Ji Eun menarik napas dan mengeluarkannya perlahan. Hye Mi, aku ingin pindah. Tapi ini bukan karena aku marah atau bosan denganmu. Jinjja, bukan karena itu., Ji Eun menjelaskan secara hati-hati. Kalau begitu, apa alasannya ?, tanya Hye Mi. Ji Eun ingat perkataan Kyu Hyun, bahwa jangan menggunakan alasan yang tidak bisa diterima akal Hye Mi, misal: Monster, api, atau hewan bicara.

Aku ditugaskan membuat karya ilmiah bersama pasanganku. Temanya Hubungan Atom dengan Makhluk Hidup. Aku harus tinggal di rumah temanku untuk peneitian., Ji Eun harap alasan itu berhasil. Sampai kapan ? Dimana ?, tanya Hye Mi. Ji Eun berpikir sebentar. Sampai karya ilmiah selesai. Akan ku tunjukkan saat aku pindah. Jadi boleh ?, tanya Ji Eun. Memangnya butuh persetujuanku ?, tanya Hye Mi balik. Aku lelah, aku ingin istirahat., Hye Mi berjalan ke kamar. Ji Eun P.O.V Aku bukan bermaksud meninggalkanmu. Ini untuk melindungimu., kataku dalam hati. Andai bisa mengatakannya. Michigenne., gumamku. Aku berpikir bagaimana mengembalikan mood-nya. Oke, besok Minggu. Ajak ke pantai saja ! ********** Aku berhasil membujuk sedikit sangat memaksa Hye Mi untuk menemaniku ke pantai. Rencananya, akan ku jelaskan secara rinci alasan tentu saja yang masuk di akal Hye Mikenapa aku ingin pindah. Tidak lama, bus yang kami naiki berhenti. Ayo, Hye Mi, kita bersenang-senang !, setelah rileks, kan aku jelaskan. Aku sedikit menarik tangan Hye Mi, Ayo, ganti baju !, aku menariknya ke toilet (PS: Menurut Author, disana ga ada kamar ganti #plak. Suka-suka Author dong). Setelah mengganti baju sekitar 10 menit, tiba-tiba hujan turun. Bagaimana kalau kita pulang saja ?, saran Hye Mi. Andwae ! Kita bahkan baru sampai., jawabku. Tadi, masih ada beberapa orang yang lalu-lalang, tapi sekarang hanya tersisa kami berdua. Ini pantai atau kuburan ? Kami menunggu selama 10 menit... 20 menit... 45 menit... Dan setelah sekitar satu jam, akhirnya hujan berhenti total. Aku segera mendekati Hye Mi perlahan untuk memintanya ganti baju lagi. Hye Mi menengok. Hujannya sudah berhenti, bagaimana kalau kita..., aku menggantung ucapanku karena melihat keanehan di daerah pantai. Aku terus memperhatikannya. Kalau kita apa ?, tanya Hye Mi bingung. Sesaat kemudian seekor buaya raksasa menyeruak dari dalam air laut. Oke, ini gila. Mana ada buaya di laut ? Aku ingat bila ada hal gila terjadi, itu berarti buruk. Hye Mi, apapun yang terjadi jangan berbalik. Mengerti ?, kataku. Memang ada apa ?, tanya Hye Mi dengan wajah seratus persen bingung.

Tolong percaya padaku ! Jebalyo !, kataku dengan wajah pengharapan. Aku tidak mau ia terlibat dengan hal gila ini. Sekarang kita harus lari, tapi berjanjilah jangan melihat ke belakang !. perintahku. Ia mengangguk dengan gugup dan perlahan. Aku segera menarik tangannya dan lari secepat mungkin. Kyu Hyun, neon eodiya (kau dimana) ?, bisikku pelan. Ku harap ia mendengarnya. Karena kami terlalu terburu-buru, Hye Mi jatuh. Gwaenchanha ?, tanyaku. Kakiku terkilir, sakit sekali., jawabnya sambil meringis menahan sakit. Eotteohke ?, aku mulai panik. Tidak mungkin menggendongnya. Hye Mi lebih tua dan cukup lebih berat dari ku. Kyu Hyun, kau dimana ?, bisikku lagi. Ssshh.... Ah...., ringis Hye Mi sambil memegang kakinya. Buaya itu merangkak (?) perlahan menyusuri air, mungkin karena tahu bahwa mangsanya sudah tidak berdaya. Aku tidak bisa menunggu Kyu datang, dan tidak bisa meninggalkan Hye Mi disini. Kalau aku melawan buaya itu, sama saja dengan menggali lubang kubur sendiri. Kecuali aku punya kekuatan seperti Kyu. Tidak apa-apa bila aku terlibat semakin jauh dengan hal-hal gila lain. Tidak apa-apa, asalkan Hye Mi selamat. Pergilah sendiri..., aku memotong sebelum Hye Mi menyelesaikan kalimatnya. Tidak akan., aku menarik kepala Hye Mi ke bahu kananku. Tutup telingamu rapat-rapat. Jangan sampai kau mendengar atau melihat sedikit pun !, Hye Mi mengangguk dan menutup telinganya. Aku sangat keterlaluan, menghancurkan adegan menyentuh ini., kata makhluk mirip manusia yang berada di samping buaya itu. Aku menatapnya nanar. Kemana laki-laki yang selalu melindungimu ? Tidak ada ? Wah, ini akan sangat mudah., katanya. Sekarang, aku yang akan melindungi diriku dan temanku., jawabku mantap tanpa ragu. Caranya ?, tantang makhluk itu. Aku akan melindungi Hye Mi. Sejak dulu, ia selalu melindungiku. Melindungi dari anak-anak nakal, anjing, bahkan kecoa (tapi Hye Mi bukan Power Ranger loh *author ditendang*). Sekarang giliranku. Tak kan kubiarkan makhluk ini menyentuhnya meski hanya dengan ujung sisiknya. To Be Continued...

You might also like