You are on page 1of 2

MAKRODONSIA Makrodonsia jarang dijumpai, tetapi karena perbandingannya yang tidak baik antara besarnya rahang dan besarnya

gigi, maka ada kesan seolah-olah elemen gigi adalah makrodon. Bila seluruh gigi terlalu besar, maka secara umum disebut makrodonsia murni. Apabila elemen-elemen kelihatan besar karena kecilnya rahang, maka secara umum disebut makrodonsia relatif. Satu atau beberapa elemen dapat juga terlalu besar, dan bahkan hanya beberapa saja dari ukuran elemen. Pada yang digeneralisasi, makrodonsia murni akan menjadi dasar faktorfaktor umum seperti pertumbuhan raksasa pituiter (hipofiser). Anomaly ini dapat juga berdiri sendiri, artinya dapat muncul tanpa penyimpangan fisik lainnya. Mengenai hemihipertropi wajah, yang mungkin menurun, elemen-elemen pada sisi yang bersangkutan kadang-kadang makrodon. Makrodonsia unilateral dapat juga timbul tanpa adanya hipertrofi wajah. Tentang etiologinya tidak banyak diketahui, faktor keturunan berperan penting. Demikian ditemukan adanya hubungan genetic antara makrodonsia dan adanya kelebihan jumlah elemen pada pria. Juga etiologi elemen makrodon tunggal yang merupakan suatu kelainan yang langkan, tidak diketahui.

kadang-kadang hanya beberapa ukuran saja yang melebihi nilai normal. Misalnya dua gigi insisivus bawah lateral menunjukan ukuran lebar yang abnormal. Dan ada juga akar yang ekstrem panjang: rhizomegali DAPUS

Schuurs AHB. Penterjemah :Suryo Sutatmi. Patologi Gigi Geligi (kelainankelainan Jaringan Keras Gigi). UGM Press, Yogyakarta, 1992: 50

You might also like