You are on page 1of 14

MANUSIA DAN KEADILAN

Di Susun Oleh : AFDHAL NIM. 09.3.09.0322 Di Ajukan Sebagai Nilai Tambah Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar

SYARIAH. PRA. ( PERADILAN AGAMA) STAIN (sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Datokarama Palu 2009/2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga makalah ini dapat teselesaikan dengan baik. Salawat dan salam selalu penulis kirimkan kepada junjungan nabi besar Muhammad saw. Yang mengajarkan kebenaran kepada kita semua (para pengikutnya). Makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah, yang dalam penyusunan dan penulisanya, penulis menyadari ternyata masih banyak kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karna itu kritik dan saran yan sifanya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaanya. Apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan, dari itu penulis mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada para pembaca Demikian semoga Allah swt memberkahi dan meridhoi tugas-tugas yang penulis kerjakan. Wassalam. Palu 17 / 11 / 09

Penulis

DAFTAR ISI

COVER DEPAN

KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 4 B. Rumusan Masalah .. 7 C. Kerangka Teori .. D. Tinjauan Pustaka BAB II : PEMBAHASAN A. Pengertian Keadilan .. B. Bentuk Keadilan C. Tempat Dan Cara Menerapkan Keadilan .. D. Keadilan Tidak Ada Di Alam Ini . BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan........... B. Saran DAFTAR PUSTAKA 13 13 9 9 10 11 7 8 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bumi adalah tempat berkumpulnya segala sesuatu, baik itu yang bersifat benda hidup atau benda mati, benda benda yang bersifat mati itu seperti batu, air dan benda mati lainya. Yang bersifat hidup seperti, manusia dan hewan. Segala sesuatu yang bersifat hidup dan mati itu berada disatu tempat yaitu alam dan menyatu dengan alam. Oleh karna itu segala sesuatu yang berada di alam adalah unsur unsur dan bagian bagian dari alam, serta saling mempengaruhi sesama unsur, dan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain, saling mempengaruhi sesama bagian dan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dengan kata lain manusia bagian dari alam karena manusia tinggal, dan hidup di alam. Dari berbagai macam unsur dan bagian dari alam itu ada satu unsur yang jadi pemimpin di alam, yaitu manusia. (Q.s. Al Baqarah. 30)

Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya

Sebagai pemimpin (khalifah) dimuka bumi tuhan memberikan kelebihan kepada manusia sehingga dikatakan manusia adalah mahluk yang paling sempurna di banding dengan mahluk yang lain dimuka bumi, kelebihan itu maliputi jiwa, akal, dan agama, agar manusia itu dapat mengatur, menjaga, merawat, dan menggunakan apa apa yang ada di alam agar terjadi keseimbangan alam.

Akal, jiwa, dan agama ini menyatu didalam diri manusia sehingga menghasilkan satu sifat yaitu sifat keadilan. Keadilan inilah yang dijadikan alat oleh manusia sebagai pemimpin ( Khalifah ) dimuka bumi. Apabila manusia berlaku adil terhadap sesamanya dan mahluk serta sesuatu yang ada di alam ini maka selama itu pula akan terjadi keseimbangan. Sebaliknya apabila manusia tidak berlaku adil terhadap sesamnya dan serta sesuatu yang ada di alam ini, maka akan terjadi kekacauan, selalu bertolak belakang, dan terjadi kehancuran yang berakibat kerusakan. Perbedaan tentang keadilan yang dilaksanakan manusia mengalami perbedaan secara lahir, seorang yang menerapkan dan melaksanakan keadilan berbeda dengan keadilan yang diterapkan dan dilaksanakan oleh orang lain. Tetapi sekalipun dalam pelaksanaan berbeda tetapi tujuan atau esensinya sama, yaitu tidak membeda bedakan antara yang satu dengan yang lain demi menemukan suatu kebenaran. Dalam hal ini penulis lebih berbicara tentang keadilan antara manusia dengan manusia yang lain sebab mereka itu adalah pemimpin rakyat, merekalah yang pokok. Bila terjadi ketidak adilan dalam kehidupan rakyat, mereka itulah yang kurang teliti dalam menjalankan hukum, kurang adil dalam pemerintahan dan kurang baik dalam memberikan contoh, itu memang konsekwensi bagi orang yang dipilih jadi pemerintah. Penulis dapat memberikan contoh tentang keadilan, yaitu lima orang penjelajah gua terkurung didalam gua akibat tertimbun longsor. mereka kehabisan bekal makanan, dan kelaparan. Karena itu mereka bertanya : adakah kemungkinan untuk hidup tanpa makan sampai kita bisa keluar dari gua? Setelah memperhitungkan waktu yang akan dihabiskan untuk penggalian, jawaban lantas diberikan bahwa tidak

mungkin hidup tanpa makan. Tapi apakah yang akan dimakan dalam keadaan terkurung? Pertanyaan kedua mereka ajukan: bisakah mereka hidup seandainya salah seorang yang lima dimakan dagingnya? Jawaban yang mereka terima adalah bisa. Mereka dapat menyelamatkan diri pada hari kedua puluh tiga. Jumlah mereka tinggal empat orang, salah seorang penjelajah gua itu tewas. Dia dibunuh kawan kawanya sendiri setelah kalah dalam undian dan harus merelakan diri untuk dimakan. Untuk perkara tersebut ada lima pendapat yang berbeda : ke empat penjelajah itu harus di hukum. Tidak ada hukum yang dapat diterapkan untuk mengajar mereka karena keempat orang tersebut dalam keadaan terpaksa secara alam. Walaupun condong untuk membebaskan ke empat orang tersebut tetapi hukum harus tetap tegak dalam perkara ini. Karena ke empat orang ini sudah cukup menderita, sebaiknya mereka dibebaskan saja. Tidak ada alasan untuk membunuh hanya karena lapar dan karna itu harus dihukum. Demikian betapa keadialan tersebut menjadi perhatian umat manusia. Keadila itu sendiri tak pernah berubah, yang berubah hanyalah penafsiranya, sehingga berbeda pula realisasi dari keadilan. Rambut sama hitam tetapi penafsiran berlainan, hal ini pulalah yang turut mempengaruhi bervariasi dari wujud keadilan tertentu. Manusia sebagai pemimpin di alam tidak dapat menerapkan keadilan yang sepenuhnya, karna keadilan mencakup semuanya, bukan hanya keadilan antar sesama manusia tetapi keadilan terhadap lingkungan disekitarnya .akan tetapi bagaimana

manusia dapat mengurangi ketidakadilan dengan menggunakan segala kemampuan yaitu akal, jiwa dan agamanya. Demi terciptanya suatu keadilan. B. Rumusan Masalah Penulis dapat menurumuskan permasalahan yaitu : dimanakah keadilan diterapkan ? bagaimana kita dapat menerapkan keadilan ? mengapa keadilan tidak dapat diterapkan sepenuhnya ?

C. Kerangka Teori Kita tidak dapat menemukan keadilan di dunia ini, karena keadilan itu mencakup semua, yaitu keadilan didalam diri ( individu ), keadilan terhadap orang lain ( social ), keadilan terhadap lingkungan ( alam ) seperti hewan dan tumbuhan serta mahluk lain yang tidak terdeteksi oleh panca indra. Disatu sisi kita menegakan keadilan tetapi, di sisi lain kita tidak dapat berlaku adil, misalnya antara sekelompok orang dengan kelompok orang lain atau satu Negara dengan Negara lain, mereka tidak dapat menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah atau berunding demi menemukan keadilan, maka ditempuhlah jalan terahir untuk memecahkan masalah yaitu dengan cara perang. Akibat dari perang tersebut ahirnya merusak lingkungan ( hewan dan tumbuhan ). Kita ingin mencari dan menegakan keadilan disatu sisi tetapi kita tidak dapat berbuat adil disisi yang lain, maka menurut penulis itu bukan keadilan, Karena merusak kehidupan yang lain. Dari segi lahir kita dapat berbuat adil, tetapi dari segi batin kita tidak dapat berbuat adil, maka menurut penulis itu bukan keadilan karena keadilan itu meliputi masalah lahir dan batin.

D. Tinjauan Pustaka Buku kompas, 8 desember 1982, karya Dr. Sacipto Raharjo. Lebih berbicara masalah psikologi dan politik bahwa manusia mendambakan keadilan dari usia anak anak sampai manusia yang dewasa. Buku keadilan dalam mitologi yunani, 1982. karya Yanti Asnawi. Lebih berbicara masalah sejarah, sebab dan tata cara ritual orang yunani purba untuk menghormati dewa Zeus sebagai penegak hukum dan keadilan. Buku rumusan Tap MPR. RI. Nomor : II / MPR / 1978 Tentang Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila. Lebih berbicara masalah keadilan social bagi seluruh rakyat dalam Negara yaitu Negara Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keadilan Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.1 Keadilan menurut Al-Quran adalah sesuatu yang benar, sikap yang tidak memihak, penjagaan hak hak seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan2. Menurut plato, keadilan adalah orang yang dapat mengendalikan diri dan perasaanya dikendalikan oleh akal3. Menurut Socrates, keadilan adalah memproyeksikan kelayakan pada pemerintah. Menurut Kong Hu Chu, keadilan adalah masing masing manusia melaksanakan kewajibanya. Menurut aristoteles, keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia ( faierner in human action ), kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu sedikit, kedua ujung ekstrim tersebut menyangkut dua orang maupun dua benda.4 B. Bentuk Keadilan 1

Keadilan Individual

Drs. H. Rohiman Notowidagdo. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-quran Dan Hadis. Cet. 4. 2002. Hlm. 133. 2 http // ahmad adin. Wordpres. Com, 2006.
3
4

New groups derkeiler. Com

M. Habib Mustopo. Ilmu budaya Dasar ( kumpulan Essay Manusia Dan Budaya ). Cet. 6. 1988. Hlm. 159.

Keadilan individual adalah kehidupan manusia yang internal ( Dalam ), terletak pada alam ruhaninya, karna alam ruhani manusia mempunyai seperangkat peraturan yang adil dan seimbang. Oleh karena itu keadilan individual sangat penting untuk ditegakan sebelum seseorang ingin mulai berkecimpung dalam dunia social. Sulit untuk dipercaya bahwa seseorang dapat berlaku adil ditengah masyarakatnya sementara dia belum dapat menegakan keadilan pada dirinya sendiri. Keadilan Sosial Kehidupan social manusia adalah kehidupan eksternal dan kehidupan interaktif dengan dunia luarnya. Manusia dapat berlaku adil dengan masyarakatnya apabila ada aturan yang mengatur. Aturan itu lahir dari hati nurani seluruh masyarakat dimana mereka bertempat tinggal kemudian aturan itu disepekati bersama. Kemudian dibuatlah aturan itu dalam bentuk tertulis atau perjanjian sebagai bentuk, bahwa mereka memiliki perasaan yang sama dalam satu masyarakat5. Bung hatta mengatakan keadilan social adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan masyarakat yang adil dan makmur.6 C. Tempat Dan Cara Menerapkan Keadilan ( sebuah analisis ) Sebagaimana yang penulis kemukakan pada bahasan sebelumnya bahwa keadilan itu diterapkan didalam diri ( individu ), social Masyarakat, dan lingkungan sekitar seperti hewan dan tumbuhan serta segala sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh panca indra seperti udara. Apabila manusia hanya dapat barbuat adil salah satu

5
6

http // www. e dukasi net.

Drs. H. Rohiman Notowidagdo. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-quran Dan Hadis. Cet. 4. 2002. Hlm. 134

10

diantaranya maka itu bukan keadilan, karena keadilan mencakup semua unsur yang penulis sebutkan diatas. Adapun cara menusia menerapkan keadilan yaitu7 : kesadaran akan adanya hak yang sama bagi setiap masyarakat atau warga Negara. Kesadaran akan adanya hak dan kewajiban yang sama bagi setiap masyarakat atau warga Negara. Hak dan kewajiban untuk menciptakan dan tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran yang merata. Tetapi penulis ingin menambahkan sedikit lebih rinci lagi yaitu : kesadaran akan hak dan didalam diri ( individu ), sosial masyarakat, dalam pemerintahan ( Negara ). Dan terhadap alam semesta. Kesadaran akan kewajiban yang sama bagi masyarakat akan Negara dan lingkungan hidupnya. Memiliki hak dan keawajiban untuk menciptakan dan tercapainya kesejahteraan, kemakmuran, dan kebersamaan yang merata demi suatu keadilan. D. Keadilan Tidak Ada Di Alam Ini. ( sebuah analisis ). Sesungguhnya manusia itu tidak dapat menerapkan keadilan sepenuhnya, dan apabila tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya itu bukan keadilan, karena keadilan mencakup semua yang ada di alam ini, lebih pasnya penulis mengatakan bahwa keadilan tidak ada di alam ini. Tetapi menurut hemat penulis itu adalah sesuatu yang baik karena dilakukan atas usaha yang sungguh sungguh tetapi tidak sepenuhnya tercapai. Karena beda baik dan adil ( keadilan ). Baik itu hanya melihat dari segi lahir, kalau adil itu dilihat dari dua segi lahir dan batin8. Contoh :
7

Drs. H. Rohiman Notowidagdo. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-quran Dan Hadis. Cet. 4. 2002. Hlm. 136. 8 Drs. Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat. ( pengantar Kepada teori Nilai ). Cet. 4. 1981. hlm. 472.

11

Seorang berpoligami, itu dari segi lahir lebih baik dari pada seorang yang memiliki satu istri tetapi berhubungan seks dengan wanita lain yang bukan istrinya 9. Tetapi seorang yang berpoligami belum tentu dia adil terhadap kedua istrinya. Dari segi lahir mungkin saja bisa adil, seperti apabila istri pertama di belikan rumah dengan harga tiga puluh juta, istri kedua pun dibelikan rumah dengan harga yang sama, itu berarti adil dari segi lahir. Tetapi dari segi batin pasti seorang suami lebih menitik beratkan rasa cintanya terhadap salah satu diantara keduanya.

BAB III PENUTUP


9

http // gentole. Wordpres. Com

12

A. Kesimpulan Dari beberapa pengertian keadilan, penulis dapat memberikan pengertian keadilan adalah perbuatan manusia yang lahir dari hati nurani dan direalisasikan dalam kehidupan sehari hari melalui akal. Dengan akal tersebut manusia dapat membedakan akan hak dan kewajibanya terhadap lingkunganya ( manusia, hewan, dan tumbuhan ). Dalam menerapkan keadilan itu harus di awali dari kehidupan pribadi kemudian masyarakat (social ), dan lingkungan hidup lainya seperti hewan dan tumbuhan dan sebagainya yang ada di alam ini. Keadilan tidak dapat diterapkan sepenuhnya di alam ini, lebih pas penulis mengatakan bahwa tidak ada keadilan di alam ini, karna bukan keadilan jika tidak diterapkan sepenuhnya. Karna keadilan mencakup semua apa apa yang ada di alam ini, (manusia, hewan, tumbuhan dan sesuatu yang tidak dapat di lihat oleh mata). B. Saran Hendaklah kita semua menyadari bahwa keadilan itu tidak hanya diterapkan sesama manusia, tetapi juga terhadap mahluk yang lain, karena manusia sebagai pemimpin ( khalifah ) dimuka bumi.

DAFTAR PUSTAKA

13

Dra. Elly M. Setiadi. M.si. Drs. H. Kama A. Hakam. M.Pd. Drs. Ridwan Effendi. M. Ed. Ilmu budaya Dasar. Cet. 2. 2006. Jakarta : Prenada Media Group. Drs. H. Rohiman Notowidagdo. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadis. Cet. 4. 2002. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Dr. Parsudi Suparlan. Manusia, Kebudayaan, Dan Lingkunganya. Cet. 3. 1996. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Drs. Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat. Cet. 4. 1981. Jakarta : N.V. Bulan Bintang. M. Mustopo Habib. Ilmu Budaya Dasar. ( kumpulan essay manusia dan budaya ). Cet. 6. 1988. Jakarta : Usaha Nasional. New groups derkeiler. Com http // ahmad adin. Wordpres. Com, 2006. http // forum. Detik. Com, februari 2008. http // gentole. Wordpres. Com http // www. e dukasi net.

14

You might also like