You are on page 1of 5

Bab 7

Optimalisasi Potensi Ekonomi Daerah



A. Hakikat Arti Penting Daerah dan Otonomi Daerah
1. Mengapa Dearah Harus Mandiri?
Dari segi ekonomi, kekayaan yang ada di berbagai daerah itu pula yang disebut
sebagai kekayaan Indonesia. Jika konsisten dengan ide demokrasi, maka pengakuan
atas hak penduduk setempat dari segenap kekayaan itu harus dilakukan, dan
dihormati dalam bentuk pengaturan bagi hasil yang adil dan memadai. Sejarah juga
mengajarkan bahwa pendeketan sentralistik yang dijalankan di Indonesia selama ini
yang lebih menempatkan daerah berikut penduduknya sebagai objek, bukannya target
utama pembangunan dan pemberdayaan gagal total yang menciptakan masyarakan
yang makmur dan berkeadilan.
2. Potensi Besar Daerah
Pemberdayaan daerah memang memerlukan waktu jauh lebih panjang daripada
pembenahan perpajakan dan BUMN dalam kaitannya sebagai kekuatan potensial
guna mengatasi berbagai masalah baru maupun structural yang melilit perekonomian
Indonesia.
B. Tinjauan Umum Perkembangan Otonomi Daerah Selama Ini
1. Gelombang Pertama, 2001-2004
Sesuai dengan amanat UU no.22/1999 dan UU no.25/1999, kerja besar pelaksanaan
otonomi daerah mulai pada tahun 2001. Apa yang disebut sebagai Era Otonomi
Daerah pun bergilir sejak saat itu. Wewenang pengelolaan pemerintahan yang secara
langsung menyentuh kepentingan masyarakat diserahkan kepada pemerintah yang
secara langsung menyentuh kepentingan masyarakat diserahkan kepada pemerintah di
wilayah yang dahulu disebut DATI II, yakni kabupaten dan kota.
O Potensi Besar Daerah
Otonomi adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengtur dan mengurus
rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penguatan otonomi daerah harus dilakukan dengan membuka kesempatan yang sama
dan sepuas-puasnya pada setiap pelaku dalam rambu-rambu yang disepakati bersama
sebagai jaminan terselenggaranya social order.
Salah satu masalah yang mencuat dari otonomi daerah, bahkan sampai sekarang
adalah minimnya kemapuan pemerintah daerah sendiri dalam mencari peluang. Pola
pemikiran lama elite daerah sebagai tanggungan pusatpun berlanjut. Kemandirian
daerah pun menjadi konsepsi indah diatas kertas, namun jauh dari kenyataan.
2. Gelombang kedua Otonomi Daerah
Berbagai keterbatasan dalam kedua UU rintisan otonomi daerah itu diakui pula oleh
pemerintah pusat sehingga UU no.22/1999 dan UU no.25/1999 dirombak masing-
masing menjadi UU no.32/2004 dan UU no.33/2004. Dengan berlakunya kedua UU
ini, maka dimulai gelombang kedua era otonomi daerah.
Ketentuan lain yang tak kalah kontroversialnya adalah pengangkatan sekretaris
kabupaten/kota oleh gubernur, sementara sekretaris provinsi diangkat oleh presiden.
C. Berbagai Masalah/Ekses Otonomi Daerah
1. Ketimpangan Antardaerah
Pada dasarnya Indonesia memang sebuah Negara dengan banyak kontras. Selain itu,
masih banyak kontras lain, salah satu diantaranya yang menjadi kian mencolok setelah
berlangsungnya otonomi daerah adalah soal kemampuan keuangan antardaerah.
2. Kelemahan Kinerja Aparat Daerah
Kelemahan aparat daerah dalam menjalankan tugas pemerintahan yang mengabdi pada
kepentingan rakyatnya merupakan kendala utama pelaksanaan otonomi daerah sehingga
hasilnya di lapangan masih jauh dari ideal. Lemahnya kemampuan pemerintah daerah
dalam mengelola dan memanIaatkan anggarannya sendiri harus segera diatasi, karena
porsi uang Negara yang mereka kelola terus bertambah besar. Kepatuhan terhadap
anggaran bukan merupakan alasan karena kenyataan aparat pemda begitu kreatuI mengali
anggaran jika hal itu bisa membuahkan keuntungan pribadi.
3. Fenomena Desentralisasi Korupsi
Pada awal otonomi daerah pelaku utama korupsi adalah para anggota DPRD. Para politisi
wajah baru baru didaerah ternyata bukannya melakukan penyegaran demokrasi dan
pemerintahan, namun ternyata lebih sibuk memanIaatkan kesempatan berkuasa itu untuk
memperkaya diri secepat-cepatnya. Dalam perkembangan selanjutnya, pemda ternyata
tidak mau kalau dari DPRD, dalam hal ini lebih mencemaskan karena pemda lah yang
menguasai secara riil sumber-sumber daya keuangan daerah.
4. Politisasi Otonomi DaerahPemekaran Daerah yang Berlebihan
Masalah berikutnya yang menghambat otonomi daerah adalah gejala pemekaran wilayah
yang berlebihan. Meskipun alasan ekonomi dan social selalu dikemukakan paling depan,
pada dasarnya pemekaran daerah adalah masalah politik. Para elite daerah sengaja
memanipulasi semangat kedaerahan yang acap kali bersiIat primordial demi memaksakan
pembentukan wilayah administrasi baru agar mereka punya wilayah kekuasaan.

D. ManIaat dan Kemajuan Otonomi Daerah Sejauh Ini
1. Keberhasilan Proses Transisi
Pada dasarnya desentralisasi adalah sebuah program besar dengan tingkat kesulitan dan
resiko tinggi. Namun diam-diam, tanpa banyak liputan dan perhatian, sesungguhnya
Indonesia patut bersyukur karena telah berhasil melewati proses transisi otonomi daerah
dengan selamat, lancer, dan bahkan terhitung sangat cepat.
2. Tanda-tanda Pemerataan Pembangunan
Kalau dilihat dari kacamata pemerataan pembangunan daerah, lebih tingginya penjualan
semen keluar pulau jawa merupakan berita baik. Hal itu mengidentiIikasikan lebih
tingginya tingkat pembangunan konstruksi dan inIrastruktur diluar pulau jawa yang jika
dapat berlangsung terus akan mendorong kian cepatnya pembangunan di luar Jawa.
3. Tanda-tanda Pemerataan Kepemilikan Dana dan Investasi
Potensi pembangunan daerah juga ditopang dengan lebih meratanya kepemilikan dan
predaran uang diseluruh Indonesia, meskipun tingkat perubahannya belum sebanyak yang
seharusnya. Perubahan yang lebih menggembirakan terjadi pada penyaluran simpanan
masyarakat itu oleh perbankan sebagai kredit.
Analisis





























5timalisasi Pengelolaan Aset Daerah
Sumber Aset Daerah
Aset daerah diperoleh dari dua sumber, yakni dari APBD dan dari luar APBD. Secara singkat,
berikut pengertian dan implikasi kedua sumber aset ini
4set yonq bersumber dori pe/oksonoon 4P8u merupakan $n darl
Lereallsaslnya belan[a modal dalam saLu Lahun anggaran
4set yonq bersumber dori /uor pe/oksonoon 4P8u alam hal lnl pemerolehan aseL Lldak
dlkarenakan adanya reallsasl anggaran daerah balk anggaran belan[a modal maupun
belana[ pegawal dan belan[a barang [asa

You might also like