Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Untuk melakukan perawatan gigi tiruan sebagian, kita harus mengetahui
tahapan-tahapan dari penatalaksanaan atau perawatan gigi tiruan sebagian.
Diawali dengan pemeriksaan, pemeriksaan utama maupun pemeriksaan
penunjang. Mencetak merupakan tahapan kedua yang dilakukan. Mencetak
dilakukan berdasarkan pertimbangan resiliensi jaringan mukosa mulut. Preparasi
gigi penjangkaran termasuk salah satu dalam tahap perawatan preprotestik.
Penentuan relasi rahang atas dan rahang bawah dari pasien. Pemilihan elemen gigi
tiruan yang dilihat dari bentuk, ukuran dan warna serta tahapan penyusunan gigi.
Untuk menegakkan suatu diagnosis agar perawatan dapat dilakukan, maka
kita harus melakukan beberapa tahapan prosedur pemeriksaan prostodontik.
Riwayat pasien mencakup semua inIormasi yang berhubungan dengan alasan
tanpa pasien meminta perawatan, disertai dengan inIo personal, inIo yang relevan
hasil riwayat medis dan dental.
Diagnosis ditentukan setelah merangkum semua inIormasi yang didapat
dari pemeriksaan utama dan penunjang. Klinisi harus menentukan etiologi utama
dari ketidaknyamanan pasien. Pemeriksaan klinis merupakan suatu pemeriksaan
yang dilakukan dengan cara melihat dan mencari tanda-tanda langsung dari tubuh
atau pun mulut pasien. Pemeriksaan ini berupa pemeriksaan intraoral dan
ekstraoral. Pemeriksan penunjang dapat dilakukan dengan evaluasi radiograI.
Evaluasi ini penting dalam melakukan perawatan prostodontik. Jenis perwatan
dapat ditentukan dan dilaksanakan apabila semua tahapan pemeriksaan dapat
dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini bertujuan agar dapat menghindari
kesalahan perawatan, maka dari itu sangat penting untuk melakukan prosedur
pemeriksaan diagnostik dengan baik dan benar melalui pengisian kartu status pada
penderita.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan subyektiI adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan inIormasi dari pasien mengenai riwayat pasien melalui anamnesa.
2.. Riwayat Pasien
Riwayat pasien dapat dibagi menjadi tiga tahap :
. Detail personal
Termasuk nama, alamat, usia, jenis kelamin dan pekerjaan; juga harus
diperhatikan detail-detail administratiI seperti nomor perawatan (Walter &
Neil, : 3).
Pencatatan nama bertujuan untuk membedakan seorang penderita dari
yang lainnya, disamping mengetahui asal suku atau rasnya.Ras ini
berhubungan dengan penyusunan gigi depan.
Pencatatan alamat bertujuan agar penderita dapat dihubungi segera bila
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, sehingga pemanggilan kembali
penderita dapat dengan mudah dilakukan. Alamat juga dapat membantu
kita mengetahui latar belakang lingkungan hidup pasien sehingga dapat
pula diketahui status sosialnya.
Pencatatan pekerjaan dapat mengetahui keadaan sosial ekonomi pasien.
Pencataan jenis kelamin berhubungan dengan pembuatan desain gigi
tiruan lepasan. Wanita lebih memperhatikan estetik, sedangkan pria
membutuhkan protesa yang lebih kuat karena kekuatan mastikasi besar.
Pencatata usia berhubungan dengan keadaan kesehatan mulut, koordinasi
otot, saliva, ukuran pulpa , serta panjang mahkota klinis, serta penyakit-
penyakit seperti hipertensi, jantung, diabetes melitus, dan penyakit
periodontal yang sering terjadi pada usia lanjut (Gunadi, : -).
Disamping itu perlu juga untuk menentukan klasiIikasi penderita,
diantaranya :
a. KooperatiI/philosophical mind
-rasional, tenang, seimbang
-yakin penuh pada drg
-prognosa baik
b.Rewel/exacting mind
-serba teratur, terlalu hati-hati
-segala sesuatu harus tepat
-sulit menerima pendapat atau nasihat
-ingin mengatur perawatan
c.Histerical mind
-gugup
-tidak peduli kesehatan mulutnya
-tidak kooperatiI
-cenderung mengeluh
-mencari-cari kesalahan
d.Acuh tak acuh/indeIIerend mind
-tidak peduli penampilan dirinya
-mastikasi tidak dipentingkan
-tidak ulet
-tidak mau merepotkan dirinya
-upaya drg. Kurang dihargai
2. Riwayat medis yang relevan
Ada beberapa hal dalam riwayat medis yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pembuatan geligi tiruan sebagian lepasan. Epilepsi misalnya,
mempengaruhi desain suatu geligi tiruan. Bagaimanapun, pengetahuan
tentang riwayat medis pasien yang relevan mengambil peranan penting
dalam melakukan preparasi rongga mulut dimana terapi periodontal atau
bentuk bedah mulut minor lainnya yang akan dilakukan. Dokter gigi perlu
mengetahui setiap keluhan jantung , dada atau riwayat demam reumatik.
Riwayat demam reumatik berperan penting agar pasien terlindung dari
bakteremia yang dapat menimbulkan endokarditis. Pasien yang memakai
gigi depan atas, lebar kedua gigi insisiv sentral atas sesuai dengan
lebar philtrum.
. Kelenjar getah bening
Yang diperiksa adalah kelenjar-kelenjar submandibularis/
submaksilaris untuk mengetahui adanya peradangan di dalam mulut
yang biasany aterjadi bila ada sisa akar gigi yang tertinggal.
Dapat dibedakan beberapa perabaan :
a. Perabaan lunak dan sakit, menunjukkan adanya peradangan akut
b. Perabaan keras dan tidak sakit, menunjukkan adanya atau pernah
teradi peradangan kronis atau adanya neoplasma
c. Perabaan yang keras dan sakit, berarti terjadi peradangan kronis
dengan eksaserbasi akut.
. Sendi Rahang
Untuk mengetahui adanya pergerakan sendi yang halus (smooth), kasar
(unsmooth), bunyi keletuk (clicking), atau keretek (crepitation)
(Gunadi, : 2-).
2.2.2 Pemeriksaan intraoral
Pada pemeriksaan secara intraoral dapat dibedakan antara pemeriksaan
bagian yang lunak (lidah, dasar mulut dan pipi), bagian tanpa gigi, elemen gigi
(keadaan gigi geligi), periodontium dan pemeriksaan oklusi dan artikulasi
(Battistuzzi, : 3).
Sebelum melakukan pemeriksaan, seyogyanya gigi-gigi diskaling karena
bila tidak lesi karies servikal mungkin tidak dapat dilihat. Sungguh banyak yang
membutuhkan perhatian dan banyak pula yang sering terabaikan bila pemeriksaan
tidak dilakukan secara berurutan. Jumlah dan posisi gigi harus ditentukan,
bersama dengan derajat pergeseran. Untuk memeriksa hubungan gigi satu sama
lain, gigi-gigi harus diamati ketika dalam keadaan beroklusi serta ketika mulut
pada posisi terbuka. Jumlah dan ketepatan restorasi juga perlu diperiksa selain
deteksi lesi karies yang belum dirawat. Bila status gigi meragukan, lakukan tes
vitalitas (Walter & Neil, : 4).
dilakukan. Tanpa rincian yang baik, tak mungkin tercapai eIisiensi dan eIektivitas
perawatan yang diharapkan (Gunadi, : 2).
BAB 3. PENUTUP
1.1 esimpulan
Pengisian status merupakan tahapan penting sebelum melakukan
perawatan dengan melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi pemeriksaan
subyektiI, pemeriksaan obyektiI, pemeriksaan medik, pemeriksaan rontgen, dan
model studi yang dilanjutkan dengan penetapan diagnosa. Prosedur ini harus
dilakukan dilakukan dengan baik dan benar untuk menghindari terjadinya
kesalahan dan kegagalan perawatan. Pemeriksaan subyektiI adalah pemeriksaan
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan inIormasi dari pasien mengenai
riwayat pasien melalui anamnesa. Pemeriksaan obyektiI disebut juga pemeriksaan
klinis. Pemeriksaan klinis dibagi menjadi pemeriksaan ekstraoral dan intraoral.
Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan kepala, muka, mata, hidung, telinga,
bibir, kelenjar getah bening, dan STM. Pemeriksaan intraoral meliputi
pemeriksaan kebersihan mulut, mukosa mulut, Irekuensi karies, status gigi, oklusi,
artikulasi, vestibulum, Irenulum, keadaan gigi geligi, bentuk palatum, torus
palatinus, tuber maksilaris, eksostosis, lidah, dan retromilohyoid.
DAFTAR BACAAN
Basker, Davenport, & Tomlin. . !erawatan !rostodontik bagi !asien Tak
Bergigi. Jakarta : EGC.
Battistuzzi, dkk. . Gigi Tiruan Sebagian . Titik Tolak pada iagnosa dan
!erawatan dari Gigi-Geligi yang Rusak. Jakarta : Widya Medika.
Gunadi, dkk. . Buku Afar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1.
Jakarta : Hipocrates.
Walter, J.D & Neill, D.J. . Buku !intar Geligi Tiruan Sebagian Lepasan.
Jakarta : EGC.