You are on page 1of 8

MODUL 2 PLC

Perbandingan PLC dengan Jenis Kontroler Lainnya

Pemrograman PLC dengan menggunakan Console biasanya dilakukan dengan mengetikkan baris-baris simbol program pada level rendah (menggunakan instruksiinstruksi mnemonic, seperti LD, NOT, AND, dan lain sebagainya), jika menggunakan komputer, program PLC dapat dibuat langsung dengan menggunakan teknik standar pemrograman sekuensial, yaitu diagram ladder (diagram ladder ini langsung digambar dengan fasilitas GUI pada perangkat lunak tersebut). Program yang telah dibuat selanjutnya ditransfer ke PLC via modul komunikasi yang tersedia (umumnya port serial: COM). Perangkat lunak komputer untuk pemrograman PLC ini biasanya juga dilengkapi dengan fasilitas monitoring dan komunikasi. Gambar 1.13 memperlihatkan contoh tampilan GUI perangkat lunak KGL untuk memprogram rangkaian produk PLC master-K dari perusahaan LG. Berkaitan dengan pemrograman PLC ini, sebenarnya ada lima model atau metode yang telah distandardisasi penggunaannya oleh IEC (International Electrical Commission) :

1. List Instruksi (Instruction List) - Pemrograman dengan menggunakan instruksiinstruksi bahasa level rendah (Mnemonic), seperti LD/STR, NOT, AND dan lain sebagainya.

2. Diagram Ladder (Ladder Diagram) - Pemrograman berbasis logika relai, cocok


digunakan untuk persoalan-persoalan kontrol diskret yang input/output hanya memiliki dua kondisi On atau Off seperti pada sistem kontrol konveyor, lift, dan motor-motor industri.

3. Diagram Blok Fungsional (Function Blok Diagram) - Pemrograman berbasis aliran


data secara grafis. Banyak digunakan untuk tujuan kontrol proses yang melibatkan perhitungan-perhitungan kompleks dan akuisisi data analog.

4. Diagram Fungsi Sekuensial (Sequensial Function Charts) - Metode grafis untuk


pemrograman terstruktur yang banyak melibatkan langkahlangkah rumit, seperti pada bidang robotika, perakitan kendaraan, Batch Control, dan lain sebagainya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

5. Teks Terstruktur (Structured Text) - Tidak seperti keempat metode sebelumnya,


pemrogaman ini menggunakan statemen-statemen yang umum dijumpai pada bahasa level tinggi (high level programming) seperti If/'Then, Do/While, Case, For/Next, dan lain sebagainya. Dalam aplikasinya, model ini cocok digunakan untuk perhitungan-perhitungan matematis yang kompleks, pemrosesan tabel dan data, serta fungsifungsi kontrol yang memerlukan algoritma khusus

Gambar 1.13 Tampilan GUI pada perangkat lunak KGL untuk memprogramPLC seri master-K Produk LG. Walaupun hampir semua vendor PLC telah mendukung kelima model pemrograman tersebut, tetapi secara de facto sampai saat ini yang sangat luas penggunaannya terutama di industri adalah diagram Ladder. Alasan utamanya adalah diagram ini sangat mudah untuk dipahami dan para teknisi di pabrik umumnya telah lebih dahulu familiar dengan jenis diagram ladder elektromekanis, yaitu diagram ladder dengan menggunakan simbolsimbol komponen elektromekanis dalam penggambaran logika kontrolnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

Perbandingan PLC dengan Jenis Kontroler Lainnya PLC Versus Control Relay Seperti telah dijelaskan sebelumnya, perancangan PLC pada awalnya dimaksudkan untuk menggantikan control relay yang tidak fleksibel. Beberapa keuntungan penggunaan PLC relatif terhadap control relay untuk pengontrolan mesin atau proses di antaranya adalah: Bersifat softwAre, artinya fungsi kontrol dapat secara mudah diubah dengan mengganti program dengan software. Implementasi proyek cepat Pengabelan relatif sederhana dan rapi Monitoring proses terintegrasi

PLC Versus Mikrokontroler Mikrokontroler pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas kontrol. Secara fungsional, PLC clan mikrokontroler ini hampir sama, tetapi secara teknis pengontrolan mesin atau plant dengan mikrokontroler relatif lebih sulit. Hal ini terkait dengan perangkat keras dan perangkat lunak dari mikrokontroler tersebut. Dalam hal ini, pengontrolan mesin atau plant dengan mikrokontroler memerlukan perancangan pengondisi sinyal tambahan pada port input/output-nya, dan umumnya pemrograman mikrokontroler dengan menggunakan bahasa assembler yang relatif sulit dipelajari. PLC Versus Personal Computer (PC) Dengan perangkat antarmuka tambahan misalnya PPI 8255, sebuah PC dapat digunakan untuk mengendalikan peralatan luar, tetapi filosofi perancangan PC tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai perangkat pengontrolan, melainkan pengolahan data (misalnya PC tidak dirancang untuk ditempatkan pada lokasi dengan getaran ekstrim yang umum dijumpai di pabrik). Dalam sistem kontrol dewasa ini, sebuah PC- selain dapat digunakan sebagai perangkat pemrograman PLC -- juga umum digunakan untuk monitoring clan menjadi perangkat komunikasi antara PLC dengan komputer utama, misalnya pada sistem ini dilakukan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

kontrol skala besar seperti diperlihatkan Gambar L 14. Dengan kata lain, saat ini dapat dikatakan bahwa komputer merupakan mitra tak terpisahkan dalam penggunaan PLC.

Gambar 1.14.

Pemanfaatan komputer untuk menghubungkan PLC dengan mainframe

Diagram Ladder dan PLC Diagram ladder atau diagram satu garis adalah satu cara untuk menggambarkan proses kontrol sekuensial yang umum dijumpai di industri. Diagram ini merepresentasikan interkoneksi antara perangkat input dan perangkat output sistem kontrol. Dinamakan diagram ladder (tangga) karena diagram ini mirip dengan tangga. Seperti halnya sebuah tangga yang memiliki sejumlah anak tangga, diagram ini juga memiliki anak-anak tangga tempat setiap peralatan dikoneksikan. Gambar 1.15 berikut memperlihatkan salah satu contoh diagram ladder elektromekanis sederhana dengan sebuah anak tangga.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

Gambar 1.15. Contoh diagram ladderlektromekanis sederhana perangkat standar secara langsung. Gambar 1.16 memperlihatkan beberapa simbol peralatan listrik yang umum dijumpai dalam sistern diagram ladder elektromekanis. Pada awalnya, diagram ladder ini digunakan untuk merepresentasikan rangkaian logika kontrol secara hardwired untuk mesin-mesin atau peralatan. Karena luasnya pemakaian maka diagram tersebut menjadi standar pemrograman kontrol sekuensial yang banyak ditemui di industri. Rangkaian diagram ladder elektromekanis yang bersifat hardwired ini pada dasamya secara langsung dapat diimplementasikan dengan menggunakan PLC. Rangkaian logika kontrol pada diagram diimplementasikan secara softwired dengan menggunakan software. Gambar 1.17 di bawah memperlihatkan transformasi diagram ladder untuk Gambar 1.15 ke dalam format ladder PLC beserta diagram penyambungannya. Dalam diagram penyambungan ini, perangkat input/output seperti push button, limit switch, lampu, solenoid, dan lain sebagainya dikoneksikan pada modul antarmuka PLC. Adapun diagram ladder-nya diimplementasikan secara softwire di dalam memori PLC dengan menggunakan relai-relai dan kontaktorkontaktor internal yang bersifat soft. Relai-relai internal ini merupakan alamat alamat bit pada memori PLC.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

Gambar 1.17. Implementasi PLC untuk Gambar 1.15 Secara umum, logika pada Gambar 1.17 dapat dijelaskan sebagai berikut. Dalam

keadaan normal, peralatan yang terhubung dengan modul input ini berada dalam keadaan terbuka sehingga kontaktor-kontaktor internalnya pun berada dalam keadaan yang sama. Jika salah satu perangkat masukan ini aktif maka keadaan kontaktor asosiasinya juga akan berubah. Misalnya jika PB 1 ditekan dan LS I ada dalam keadaan tertutup maka akan terjadi aliran daya melewati koil internal PL sehingga koil akan ter-energize. Hal ini secara langsung akan mengaktiflcan lampu PL yang terhubung dengan modul output PLC tersebut.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

Gambar 1.18. Hubungan antara diagram ladder elektromekanis sederhana dan transformasi diagram ladder PLC-nya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

Untuk lebih memahami hubungan antara diagram ladder elektromekanis dan transformasi diagram ladder PLC-nya ini, perhatikan Gambar 1.18(a). Pada gambar terlihat berbagai kombinasi masukan yang mungkin terjadi beserta konsekuensinya pada keluaran ladder tersebut, garis wama abu-abu pada gambar menunjukkan adanya aliran daya pada titik tersebut, sedangkan Gambar 1.18(b) menunjukkan diagram ladder PLC beserta diagram penyambungan ekivalennya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

You might also like