You are on page 1of 14

44

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan
dalam perencanan dan pelaksanaan penelitian, sehingga pertanyaan yang ada
dapat dijawab (Iqbal, 2002: 31). Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 4) bahwa
metode penelitian tersebut adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis.
Dilihat dari tujuan yang telah diungkapkan sebelumnya maka penelitian ini
termasuk jenis penelitian asosiatiI sesuai dengan tingkat eksplanasinya. Menurut
Suharto (2009: 10-11) bahwa penelitian eksplanatiI merupakan penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sedangkan asosiatiI dideIinisikan
sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Adapun model rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:



45



Gambar 3.1
Pengaruh Tingkat Leverage, ProIitabilitas, Umur Perusahaan, Dan Teknologi
Padat Modal Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Keterangan :
Pengaruh secara Parsial
Sumber : Indriantoro & Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

3.2 Identifikasi Variabel
Variabel menurut Sugiyono (2008: 58) adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
inIormasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Jika ditinjau dari
hubungannya, variable yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variable
Variabel Terikat :
Luas Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial
Variabel Bebas :
%ingkat Leverage
Variabel Bebas :
Profitabilitas
Variabel Bebas :
%eknologi Padat
Modal
Variabel Bebas :
Umur Perusahaan
46



independen dan variable dependen. DeIinisi variabel independen atau variabel
bebas yang dikemukakan Sugiyono (2008: 59) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat menurut
Sugiyono (2008: 59) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Berikut adalah rincian dari masing-masing variabel adalah
sebagai berikut:
1. Variabel terikat (variabel dependen)
Luas Pengungkapan orporate Sosial Responsibility
2. Variabel bebas (variabel independen)
O Tingkat Leverage
O ProIitabilitas
O Umur Perusahaan
O Teknologi Padat Modal

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
DeIinisi operasional menurut Indriantoro (2002 : 69) adalah penentuan
.onstru.t sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Variabel Terikat (dependen) : Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Variabel diukur dengan
cara orporate So.ial Responsibility Index (CSRI) yaitu dengan melakukan
pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item inIormasi yang ditentukan dalam
laporan tahunan, apabila item inIormasi tidak ada dalam laporan keuangan maka
47



diberi skor 0, dan jika item inIormasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan
maka diberi skor 1. Setiap item tersebut akan dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan skor perusahaan. Item-item yang digunakan pengukuran disesuaikan
dengan ISO 26000 yang terdiri dari 78 item dan metode ini sering dinamakan
he.klist data.
Variabel Bebas (independen) : variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini
adalah tingkat leverage, proIitabilitas, umur perusahaan, teknologi padat modal.
1. everage
Leverge adalah rasio yang mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan
telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Leverage biasanya digunakan utuk
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana
yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan. Dengan
memperbesar leverage, maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian
dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang
sama hal tersebut akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Dalam
penelitian ini, leverage dapat dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER)
dengan rumus:
%ingkat Leverage

2. Profitabilitas
ProIitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Pengukuran pada penelitian
48



ini dengan menggunakan ROA yaitu membagi earning after tax (EAT) dengan
total aktiva.


3. Umur Perusahaan
Umur perusahaan disini diukur dengan menyisihkan tahun 2008 dengan
tahun listing pertama kali (first issue). Setelah itu diperoleh rentang tahun dari
setiap sampel perusahaan dan dibandingkan satu dengan yang lainnya. Kemudian
dari setiap sampel diurutkan dari yang mempunyai rentang waktu terlama yang
listing di BEI dan di nilai dengan menganalisis item-item yang diungkapkan
perusahaan pada laporan tahunannya.
Umur perusahaan Tahun Laporan Tahunan Tahun Pendirian Perusahaan

. Teknologi Padat Modal
Dalam hal ini teknologi padat modal diukur berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan Andrew Thomas (University oI Birmingham) yaitu dengan asset-
turnover.



3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2008: 115) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
49



ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manuIaktur yang terdaItar
pada Bursa EIek Indonesia periode 2008-2010 dan tercantum dalam Indonesia
apital Market Dire.tory (ICMD).
Sampel menurut Sugiyono (2008: 116) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel diambil secara purposiI
(purposive sampling), yaitu sampel ditarik sejumlah tertentu dari populasi dengan
menggunakan pertimbangan tertentu, yang pada umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian (Indrianto dan Soepomo, 2002:131).
Dalam metode purposive sampling ini, kualiIikasi sampel yang diambil harus
memenuhi kriteria yang ditetapkan. Peneliti menetapkan dua kriteria pengambilan
sampel, yaitu:
1. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang
mempublikasikan laporan keuangan lengkap (termasuk catatan atas laporan
keuangan) dan laporan tahunan melalui situs Bursa EIek Indonesia berturut-
turut dari tahun 2008-2010.
2. Perusahaan tersebut melakukan pengungkapan sosial pada laporan
keuangannya.

3.5 1enis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan data
3.5.1 1enis Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah jenis
data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui media
50



perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Data tentang indeks kelengkapan pengungkapan diambil dari laporan tahunan
emiten pada tahun 2008-2010. Data tentang rasio leverage, rasio proIitabilitas,
umur perusahaan, dan teknologi padat modal dapat diambil dari laporan keuangan
perusahaan manuIaktur di Bursa EIek Indonesia Periode 2008-2010.

3.5.2 Sumber data
Sesuai dengan jenis data di atas, maka sumber data penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. ICMD (Indonesian apital Market Directory) tahun 2008-2010 yang
diterbitkan oleh Bursa eIek Indonesia melalui Pusat Data Bisnis FE UM.
2. Laporan keuangan perusahaan tahun 2008-2010 yang diterbitkan oleh BEI
melalui situs www.bei.co.id yang digunakan untuk melihat pengungkapan
sosial perusahaan.
3. Media masa berupa majalah, buletin dan situs web yang menginIormasikan
masalah pengungkapan sosial perusahaan

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti adalah teknik
dokumentasi. Dengan teknik dokumentasi, peneliti mengumpulkan data-data yang
51



diperoleh dari sumber kedua/lembaga resmi yang mempublikasikan data dari
sumber primer.

3.6 Analisis Data
3.6.1 Statistika Deskriptif
Statistik deskriptiI adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
atau generalisasi (Sugiyono, 2008: 206). Pada penelitian ini digunakan teknik
tersebut karena data yang disajikan berupa graIik ataupun tabel dan kesimpulan
yang diperoleh tidak diberlakukan untuk populasi. Dengan memanIaatkan
persentase, data penelitian disajikan dengan menggunakan tabel distribusi
Irekuensi sehingga memudahkan dalam melakukan analisis dan interprestasi
terhadap hasil penelitian, kemudian dapat diambil keputusan tentang hasil
penelitian tersebut.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Menurut Sugiyono (2008: 277) analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti,
bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (ktriterium), bila dua atau lebih variabel independen dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Jadi, analisis regresi ganda digunakan untuk
meramalkan bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi
variabel dependen dalam suatu Ienomena yang kompleks. Jika X
1
, X
2
, ... , X
i
adalah variabel-variabel independen dan Y adalah variabel dependen, maka
52



terdapat hubungan Iungsional antara X dan Y, di mana variasi X akan diiringi
pula oleh variasi dari Y. Pada penelitian ini regresi berganda digunakan untuk
membuktikan pengaruh yang signiIikan antara tingkat leverage, proIitabilitas,
umur perusahaan, dan teknologi padat modal dengan luas pengungkapan tanggung
jawab sosial. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah:
Y a b
1
X
1
b
2
X
2
b
3
X
3
b
4
X
4

Keterangan :
Y Luas pengungkapan tanggung jawab sosial
a konstanta, yaitu nilai Y jika X 0
b
1
koeIisien regresi tingkat leverage
b
2
koeIisien regresi proIitabilitas
b
3
koeIisien regresi umur perusahaan

b
4
koeIisien regresi teknologi padat modal
X
1
tingkat leverage
X
2
proIitabilitas
X
3
umur perusahaan
X
4
teknologi padat modal

3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dapat dilaksanakan
setelah memenuhi asumsi klasik, tujuannya adalah agar variabel independen sebagai
estimator atas variabel independen tidak bias (Gujarati, 1995) dalam (Imam Ghozali,
53



2006). Pengujian ini meliputi uji normalitas , uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas
dan uji multikolinieritas. Untuk lebih rincinya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dari
setiap variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang mendekati normal (Imam
Ghozali,2006). Untuk melihat model regresi normal atau tidak, dilakukan analisis
graIik dengan melihat 'normal probability report plot yang membandingkan antara
distribusi kumulatiI dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggantikan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghozali, 2006).
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-
smirnov test, dengan cara membandingkan asymptoti. signifi.ant dengan tingkat
alpha (u) sebesar 5. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai asymptoti. signifi.ant ~ 0,05.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Asumsi autokorelasi dideIinisikan
sebagai terjadinya korelasi diantara data pengamatan, dimana munculnya suatu
data dipengaruhi oleh data sebelumnya (Gujarati, 1991). Adanya suatu
autokorelasi bertentangan dengan salah satu asumsi dasar dari regresi berganda
54



yaitu tidak adanya korelasi diantara alat acaknya. Artinya jika ada autokorelasi
maka dapat dikatakan bahwa koeIisien yang diperoleh kurang akurat.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-watson yang bisa dilihat
dari hasil uji regresi berganda. Secara konvensional dapat dikatakan bahwa suatu
persamaan regresi dikatakan telah memenuki asumsi autokorelasi jika nilai dari
uji Durbin Watson mendekati dua atau lebih.

3. Uji Multikoleniaritas
Multikolinearitas adalah adanya hubungan yang kuat antar variabel
independen dalam persamaan regresi. Adanya multikolinearitas akan
mengakibatkan ketidaktepatan estimasi, sehingga mengarahkan kesimpulan yang
menerima hipotesis nol. Hal ini menyebabkan koeIisien dan standard deviasi
sangat sensitiI terhadap perubahan harga (Gujarati, 1995).
Selain itu akibat terjadinya multikolinearitas adalah :
a. KoeIisien regresi tidak dapat ditaksir.
b. Nilai standard error setiap koeIisien regresi manjadi tidak berharga.
c. KoeIisien regresi setiap variabel bebas secara sistematis tidak signiIikan
sehingga tidak diketahui variabel independen yang mempengaruhi variabel
dependen.
d. Tanda koeIisien regresi akan berlawanan dengan yang diramalkan secara
teoritis.
55



e. Jika salah satu variabel bebas dihilangkan dari model regresi yang ditaksir,
ini dapat menyebabkan koeIisien regresi variabel bebas yang masih ada
mempunyai koeIisien regresi yang signiIikan secara statistik.
Menurut Gujarati (1995:339), untuk menguji ada tidaknya gejala
multikolinearitas digunakan Tolerance Value atau Variance InIlation Factor
(VIF). Jika nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas dan
sebaliknya, jika nilai VIF diatas 10 maka terdapat gejala multikolinearitas.

. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Kebanyakan data .rosse.tion mengandung situasi
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai
ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Ghozali, 2006). Salah satu cara yang digunakan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
graIik plot antara lain nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu, ZPRED
dengan residualnya SRESID deteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada graIik scatter plot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di studentized.
56



Dasar analisisnya antara lain:
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3.6.3 Pengujian Hipotesis
1. Uji signifikansi parameter individual (Uji stastistik t)
Menurut Ghozali (2005) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signiIicance level
0,05 (u5). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
O Jika nilai signiIikan ~ 0,05 maka hipotesis ditolak (koeIisien regresi tidak
signiIikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut
tidak mempunyai pengaruh yang signiIikan terhadap variabel dependen.
O Jika nilai signiIikan _ 0,05 maka hipotesis diterima (koeIisien regresi
signiIikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh yang signiIikan terhadap variabel dependen.

2. Koefisien Determinasi
57



KoeIisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koeIisien determinasi
berada di antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir
semua inIormasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2005).
Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program
Statisti.al Pa.kage for So.ial S.ien.es (SPSS) 18 Ior Windows. Hipotesis dalam
penelitian ini dipengaruhi oleh nilai signiIikansi koeIisien variabel yang
bersangkutan setelah dilakukan pengujian. Kesimpulan hipotesis dilakukan
berdasarkan t-test untuk menguji signiIikansi variabelvariabel independen
terhadap variabel dependen.

You might also like