You are on page 1of 5

1.

Pengukuran waktu : untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistim kerja terbaik. Kegunaan penentuan waktu baku: 1. Man power planning (Perencanaan kebutuhan tenaga kerja) 2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan atau pegawai 3. Penjadwalan produksi dan penganggaran 4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan berprestasi 5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja Sehingga waktu baku tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan serta berapa pula jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, serta dapat pula menentukan upah ataupun insentif/bonus yang harus dibayar sesuai dengan performans yang ditujukan oleh pekerja

2.

Langkah perhitungan waktu baku 1. Penetapan tujuan pengukuran 2. Melakukan penelitian pendahuluan 3. Memilih operator 4. Melatih operator 5. Mengurai pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan 6. Menyiapkan alat-alat pengukuran 7. Melakukan pengukuran waktu 8. Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan 9. Pengujian keseragaman data 10. Melakukan penghitungan waktu baku 1. Melakukan penyesuaian 2. Penghitungan waktu normal 3. Menghitung kelonggaran 4. Penghitungan waktu baku Sampling pekerjaan adalah suatu teknik yang cukup diandalkan untuk mengukur beban kerja tenaga kerja dimana mempunyai beberapa tipe yaitu pekerjaan dengan beban tetap dan berubah. Selain itu sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak.

Sampling pekerjaan mempunyai kegunaan di bidang produksi untuk menghitung waktu penyelesaian. Kegunaan-kegunaan tersebut antara lain adalah: 1. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja. 2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat pabrik. 3. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung 4. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan. PROSEDUR SAMPLING PEKERJAAN Cara melakukan pengamatan dengan sampling pekerjaan tidak berbeda dengan jam henti, yaitu terdiri dari tiga langkah: 1. Melakukan sampling pendahuluan 2. Menguji keseragaman data 3. Menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan Langkah-langkah ini dilakukan terus sampai jumlah kunjungan mencukupi untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang telah ditentukan. Pengukuran metode sampling kerja digunakan untuk beberapa hal dibawah ini: 1. Mengukur Ratio Delay dari sejumlah mesin, karyawan/operator, atau fasilitas kerja lainnya 2. Menetapkan Performance Level dari seseorang selama waktu kerjanya 3. Menentukan waktu baku untuk suatu proses/operasi kerja 3. Pengukuran Waktu Secara Tidak Langsung Pengukuran waktu secara tidak langsung melakukan perhitungan tanpa harus berada ditempat kejadian, yaitu dengan cara membaca tabel-tabel yang tersedia, asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan. Secara garis besar pengukuran waktu secara tidak langsung dapat dikelompokan kedalam dua kelompok yaitu berdasarkan data waktu baku dan berdasarkan data waktu gerakan.Pengukuran waktu jenis ini disebut tidak langsung, karena pengamat tidak berada secara langsung di lokasi (obyek) pengukuran dari awal hingga akhir. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan melakukan analisis berdasarkan perumusan serta berdasarkan data waktu yang telah tersedia. Pengukuran waktu secara tidak langsung dapat dibagi atas lima jenis pengukuran yaitu: - Data waktu baku sintesis - Data waktu gerakan MOST (Waktu Standar Urutan Operasi Maynard) - Faktor kerja - MTM (Pengukuran Waktu Metode) - Gerakan Dasar

Pengukuran Waktu Baku Tidak Langsung Sintesis Pada pengukuran waktu tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu dengan data waktu baku dan data waktu gerakan. Untuk data waktu gerakan terdapat beberapa metode yang bias digunakan untuk menganalisa gerakan tersebut seperti: 1) Sintesis regresi linier, 2) Maynard Operation Sequence Technique (MOST), 3) Faktor Kerja, 4) Motion Time Measurement (MTM), dan 5) Gerakan Dasar. Pengukuran Waktu Baku secara Tidak Langsung berdasarkan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) MOST merupakan salah satu alat ukur dalam pengukuran waktu tidak langsung berdasarkan teknik data waktu gerakan yang disusun berdasarkan urutan sub-sub aktivitas. Sub aktivitas ini didapat berdasarkan pola gerakan yang berulang, seperti mengjangkau, memegang, bergerak, dan memposisikan obyek yang diidentifikasikan dan diatur sebagai urutan kejadian (sub aktivitas) yang diikuti perpindahan obyek (Maynard, 1971). Secara umum konsep MOST mempunyai dua model yaitu: 1) Model urutan dasar (The Basic Sequence Models) 2) Model urutan penanganan peralatan (The Equipment Handling Sequence Models) Pengukuran Waktu Baku secara Tidak Langsung berdasarkan Faktor Kerja Faktor kerja yang perlu diamati berdasarkan pengukuran waktu penyelesaian dilakukan melalui beberapa variable bagian badan, jarak, berat tahanan, keadaan perhentian, pengarahan, kehatihatian gerakan dan perubahan gerak. Beberapa variable factor kerja yang berpengaruh yaitu: 1) Anggota badan dalam factor kerja 2) Jarak 3) Berat tahanan Dua gaya yang harus diperhatikan dalam perpindahan benda adalah tahanan yang harus diatasi dan berat benda yang dipindahkan. 4) Kontrol manual Kontrol terhadap gerakan yang mempengaruhi lama gerakan. 5) Keadaan perhentian yang pasti Jika letak perhentian suatu gerakan merupakan tempat yang pasti. 6) Pengarahan Biasanya terjadi bersama dengan perhentian pasti yang membutuhkan aktivitas pengarahan. 7) Kehati-hatian gerakan Gerakan yang diperlukan untuk menghindari suatu hal membutuhkan kehati-hatian.

8) Perubahan gerak Suatu gerakan yang memungkinkan terjadi perubahan arah yang cukup tajam. Untuk menentukan waktu baku tidak langsung factor kerja dengan table perlu memperhatikan banyak factor yang terlibat didalam aktifitas gerakan, bukan jenis factor kerja yang berpengaruh. Pengukuran Waktu Baku secara Tidak Langsung berdasarkan Motion Time Measurement (MTM) Pengukuran waktu berdasarkan Motion Time Measurement dilakukan dengan menguraikan gerakan kerja berdasarkan beberapa elemen yaitu: menjangkau, memutar, memegang, menempatkan pada posisi, melepas, lepas rakit, gerakan mata dan beberapa gerakan anggota badan lain. Notasi umum pada setiap gerakan Motion Time Measurement yang digunakan adalah : a b c a = elemen gerak yang bekerja b = jarak yang ditempuh c = kelas dari gerak dasar yang bersangkutan Pengukuran waktu berdasarkan Motion Time Measurement memiliki satuan TMU atau Time Measurement Unit yang berarti 1 TMU = 0,0006 menit. Pengukuran Waktu Baku secara Tidak Langsung berdasarkan Gerakan Dasar Gerakan Dasar didefinisikan sebagai gerakan tunggal lengkap dari bagian badan. Gerakan pada setiap anggota badan yang terjadi melakukan aktivitas bergerak dari keadaan diam, selama gerakan sampai berhenti. 1) Faktor yang Mempengaruhi Waktu Gerakan Dasar Beberapa factor yang mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan, yaitu: jarak, berat beban, penggunaan penglihatan dan ketelitian. 2) Notasi untuk Gerakan Dasar Notasi umum pada setiap gerakan pengukuran waktu tidak langsung gerakan dasar yang digunakan adalah (a b c) / d a = elemen gerak dasar yang bekerja b = jarak yang ditempuh c = kelas dari gerak dasar yang bersangkutan d = notasi untuk factor lain yang mempengaruhi gerakan yang bersangkutan seperti ketelitian dan berat. Waktu gerak yang ada pada table pengukuran waktu baku tidak langsung gerakan dasar memiliki satuan satu per sepuluh ribu menit.

PERANCANGAN SYSTEM KERJA DAN ERGONOMIC

WENDY FLANNERY D22109011

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

You might also like