You are on page 1of 3

Konsep Keselamatan Menurut 6 Agama

1. Islam Islam mempercayai untuk masuk ke dalam kehidupan yang kekal dalam kebahagiaan, atau yang dikenal dengan surga, jalannya sangat sulit sehingga kadang digambarkan seperti melewati titian rambut dibelah tujuh. Tapi syaratnya memang sederhana yaitu mengimani Allah SWT sebagai Tuhan dan Muhammad SAW sebagai nabi-Nya. Ajaran Islam juga mengharuskan umatnya mengikuti perintahperintah yang telah diperintahkan Allah SAW dan nabi Muhammad. Secara singkat, konsep keselamatan islam ada 2 hal yaitu rukun iman dan rukun islam. Rukun Iman : Percaya keberadaan Allah Percaya keberadaan Malaikat Percaya Kitab-kitabnya Percaya kepada para utusanNya Percaya adanya hari kiamat Percaya adanya takdir Rukun Islam : Kalimat Syahadat Shalat 5 waktu Melaksanakan Zakat Berpuasa di bulan Ramadhan Naik haji bila mampu Menurut ajaran islam, dengan menaati kedua hal tersebut maka akan menuntun manusia ke jalan yang benar. Sedangkan nanti jika tiba pada hari kiamat, manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Akan ada yang langsung ke neraka atau surge, tapi ada juga yg harus melewati ujian. Di mana jika gagal melasanakan ujian, manusia akan masuk neraka sementara waktu sampai hukumannya setimpal dengan perbuatan jahatnya sebelum dipersilahkan masuk ke surga. 2. Kristen Protestan Menurut ajaran Kristen, keselamatan anugrah dari Allah dan bukan usaha dari manusia. Jadi perbuatan sebaik apapun dari seseorang tidak menjamin orang itu selamat atau masuk surga. Beragama Kristen juga tidak dapat menjamin orang masuk surga. Karena menurut ajaran Kristen, yang dapat menyelamatkan bukanlah agama. Namun yang menjadi syarat pasti adalah mengakui dengan hati dan iman serta menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Namun demikian, bukan berarti orang boleh melakukan tindakan sesuka hati. Sebab jika orang menerima Yesus sebagai Tuhan, maka semua ajaranNya secara otomatis juga akan dilakukan. Jadi iman dan ketaatan tetap menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan. Suatu pengecualian jika seseorang memang tidak lagi bisa menjalankan ketaatannya tapi mengakui dan mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka orang itu juga dapat diselamatkan. Contohnya orang yang akan meninggal namun pada detik-detik kematiannya masih sempat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Dengan demikian, tidak harus orang memeluk agama Kristen untuk dapat memperoleh keselamatan. Karena mungkin ada suatu waktu dan kondisi di mana orang tidak bisa memeluk agama Kristen secara resmi. Yang dipentingkan adalah iman dan ketaatan orang tersebut. Sehingga sebenarnya yang lebih pantas disebut orang Kristen adalah orang yang mengikuti ajaran Kristus bukan mereka yang hanya sekedar beragama Kristen saja. 3. Katholik Pada dasarnya ajaran Katholik sama dengan Kristen Protestan yaitu mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta keselamatan adalah anugrah dari Allah. Namun Katholik punya konsep keselamatan tersendiri. Dalam ajaran Khatolik, orang yang diselamatkan adalah orang yang mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta mengimani bahwa Gereja Katholik adalah satu-satunya agen keselamatan. Sehingga tidak ada agen lain yang dapat membawa keselamatan selain Gereja Katholik. Namun, ajaran Katholik juga meyakini bahwa masih ada terbuka peluang keselamatan bagi mereka yang tidak masuk dalam anggota Gereja Katholik. Dengan catatan, orang ini sama sekali tidak bisa atau tidak pernah mendengar ajaran Gereja Katholik tapi selalu mencari akan kebenaran yang sejati dan tidak banyak berbuat dosa. Ini yang dinamakan dengan Invisible Ignorant, di mana semuanya adalah misteri Tuhan. Namun yang pasti, bagi mereka yang mengikuti ajaran Katholik, mereka juga harus mengikuti semua perintah dan larangan dalam ajaran Katholik untuk dapat masuk surga. 4. Buddha Ajaran Buddha tidak mengenal surga sebagai tempat hidup yang kekal. Menurut ajaran Buddha, surga juga merupakan tempat yang tidak kekal karena surga sama seperti kehidupan manusia. Buddha juga mengenal adanya 31 alam kehidupan. Sehingga Buddha mengenal keselamatan dengan konsep yang berbeda dari kebanyakan agama lain. Menurut ajaran Buddha, keselamatan adalah kondisi di mana seorang manusia sudah mencapai kondisi tak ada kemelekatan atau yang disebut nibbana. Kondisi ini tercapai saat seseorang sudah terpisah dengan sifat-sifat keduniawian. Nibbana dapat dicapai dengan mejalani Jalan Tengah beruas 8 yang dapat dikelompokkan jadi 3 yaitu Sila(pantangan), Samadhi, & panna(bijaksana). Ketiga hal ini tidak bisa dijalankan secara bertahap namun harus bersama-sama. Keadaan nibbana juga bukan dicapai setelah manusia meninggal. Jadi jiwa manusia tidak akan hilang setelah meninggal, melainkan akan terlahir di salah satu dari 31 alam yang dipercayai ajaran Buddha. Proses ini berlangsung terus sampai seseorang sampai ke pada keadaan nibbana.

5. Hindu Hindu meyakini bahwa dunia ini tidak bermakna karena dunia ini hanya sementara dan satu-satunya realitas adalah sesuatu yang dapat ia lihat sekilas melalui disiplin dan meditasi yang intensif. Mereka percaya bahwa jiwa mereka telah melalui lingkaran kelahiran, kematian, kelahiran kembali yang panjang dan akan terus begitu sampai menemukan kelepasan di nirwana (keabadian). Orang Hindu percaya bahwa Upanishad memberi mereka hikmat yang mereka perlukan untuk menolak dunia agar jiwanya dapat mencapai "paramatman" yang kekal. 6. Konghucu Konghucu menganggap bahwa hanya orang suci dapat naik ke surga sebagai Dewa dan Dewi. Mereka akan hidup kekal dan bersemayam di surga. Binatang juga bisa masuk surga melalui bertapa dalam waktu yang lama, mereka percaya bahwa setelah meninggal harus menghadap Yen Lo Wan (Yan Luo Wang) penguasa neraka. Di neraka diperiksa umur serta perbuatannya selama hidup di dunia, ia akan menerima hukuman, dan siksaan sesuai perbuatannya selama hidup di dunia. Setelah dihukum sesuai perbuatannya di dunia, ia akan dikirim kembali ke bumi untuk memperbaiki hidupnya (reinkrnsi), bisa lahir kembali sebagian manusia, bahkan bisa lahir sebagai binatang (penitisan).

You might also like