You are on page 1of 9

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS GIS BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah diperjelas dalam lampiran PP 38 tahun 2007 tersebut, dalam kewajiban dan wewenang Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kota. Pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan Provinsi terbagi atas 19 subbidang dan 67 tugas, wewenang dan tanggung jawab. Pemerintah sebagai lembaga yang mengayomi masyarakat sekaligus sebagai pemberi mandatory kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup, telah memberi batasan yang jelas kinerja minimal yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi. Undang - undang sekaligus acuan bagi Pemerintah Daerah untuk No. 32 tahun 2009 pengelolaan tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai payung dasar melaksanakan lingkungan hidup. Disamping itu penetapan jenis dan target pelayanan bidang lingkungan hidup melalui Permen LH No. 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota serta Permen LH No. 20 Tahun 2008 tentang Juknis Standar Pelayanan Minimal Bidang LH Daerah Provinsi maka akan jelas bagi Pemerintah Daerah untuk merancang program dan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup di daerah. Namun penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini bukan berarti menghapuskan kewajiban daerah untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup lainnya, karena SPM hanya sebagian kecil kewajiban dan tanggungjawab yang diemban pemerintah, masih ada kewajiban dan tanggung jawab lain seperti yang dicantumkan dalam PP 38/2007.

B. KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum pembangunan lingkungan hidup yang dituangkan dalam RPJMD pada agenda Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Pembangunan Berkelajutan dengan arah kebijakan yang diarahkan untuk : 1) Memperbaiki system manajemen

dengan menerapkan pendekatan pengelolaan sumberdaya alam secara terpadu (antara pemanfaatan dan konservasi) untuk menjaga kondisi fisik sumberdaya pada tingkat yang dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan; 2) Meningkatkan peran serta dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi dan program pengelolaan sumberdaya alam (termasuk penyedian jasa lingkungan) untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat; 3) Melaksanakan pembangunan ekonomi berbasis sumberdaya alam (proses poduksi dan pemanfaatan) dengan mengacu kepada prisip-prinsip keberlanjutan (ekologi, pertumbuhan ekonomi, dan keadilan sosial); 4) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian melalui pembuatan peraturan daerah, monitoring dan evaluasi yang diperlukan untuk perbaikan system manajemen dan peningkatan pengelolaan dan penegakan hukum; 5) meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kemampuan teknis pengelolaan sumberdaya alam baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam kerangka penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan; 6) Meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam yang rusak/terdegradasi dan mengendalikan pencemaran; 7) mengembangkan system informasi sumberdaya alam untuk mendukung pengembilan keputusan dan mitigasi bencana (banjir, kekeringan, longsor, gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya) dan pengendalian daya rusak air; 8) Memperkuat kapasitas dan kesiapan pengelolaan dan penanganan dampak bencana alam; 9) memperkuat kapasitas kelembagaan dan masyarakat dalam kesiapsiagaan, tanggap darurat serta pencegahan dan pengurangan bencana. C. KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LINGKUNGAN Untuk mencapai tujuan dan sasaran program kegiatan, maka diperlukan alat bantu yang merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan Informasi berupa: a. b. Peningkatan koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bekasi. Peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan. menggunakan Sistem

c.

Melakukan pendekatan pembangunan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan hidup pada setiap kegiatan melalui penyusunan dokumen AMDAL, dan UKL/UPL.

d. e. f. g. h.

Melakukan upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup perkotaan melalui peningkatan peran serta masyarakat. Penegakan hukum lingkungan hidup dan penerapan kebijaksanaan perizinaan yang berwawasan lingkungan. Melakukan koordinasi, pembinaan, perumusan dan singkronisasi perencanaan program dan kegiatan dibidang LH di Kabupaten Bekasi. Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap pengembangan kelembagaan lingkungan hidup ditingkat Kabupaten Bekasi. Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan kinerja aparatur Bapedalda.

BAB II MENU DAN MODUL DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LINGKUNGAN A. MENU DALAM SIM LH BERBASIS GIS a. Pelayanan informasi status mutu air b. Pelayanan informasi status mutu udara c. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat B. MODUL DALAM SIM LH BERBASIS GIS a. Pelayanan informasi status mutu air MODUL : Jumlah sumber air yang dipantau kualitasnya, penetapan status mutu air dan di informasikan status mutu airnya Nilai SPM : Batas waktu pencapaian SPM

b. Pelayanan informasi status mutu udara MODUL : Jumlah Kec./Kel. yang dipantau kualitas udara ambiennya dan di informasikan mutu udara ambiennya c. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat MODUL : Jumlah penindaklanjutan pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup

C. PERMASALAHAN DINI YANG DAPAT DIANTISIPASI SIM LH a. PELAYANAN INFORMASI STATUS MUTU AIR Pemetaan tematik dengan GIS antara lain : 1. Terdapatnya kegiatan/usaha yang belum dan yang sudah dilengkapi dengan dokumen pengelolaan lingkungan langsung termonitor.

2. Banyaknya kegiatan/usaha yang melakukan pembuangan langsung menuju sungai, kegiatan/usaha tersebut belum/ sudah mempunyai IPAL dapat termonitor di Peta. 3. Sudah / Belum tersedianya TPS /container sebagai tempat pembuangan sampah dapat termonitor. 4. Masih adanya/ tidak ada pembuangan sampah langsung menuju sungai oleh masyarakat, karena belum adanya/ telah ada pengangkutan secara rutin oleh Dinas kebersihan. 5. Pencemaran lingkungan di daerah aliran sungai dapat terpetakan. b. PELAYANAN INFORMASI STATUS MUTU UDARA Pemetaan tematik dengan GIS antara lain : 1. Penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi kendaraan bermotor 2. Adanya operasional kegiatan pabrik 3. Kebiasaan masyarakat melakukan pembakaran sampah, 4. Kegiatan pembakaran yang dilakukan masyarakat terhadap lahan perkebunan, sisa batang jagung dan pembakaran jerami setelah panen 5. Asap pabrik dll. c. PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT Pemetaan tematik dengan GIS antara lain: 1. Pengaduan masyarakat tentang kegiatan galian C yang illegal 2. Pengaduan warga tentang kegiatan budidaya sarang Walet 3. tentang dugaan pencemaran air sungai yang merupakan sumber air bersih untuk kegiatan MCK masyarakat.

BAB III GAMBARAN SIM LH BERBASIS GIS A. PELAYANAN INFORMASI STATUS MUTU AIR Program : Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Kegiatan : Pemantauan kerusakan dan pencemaran lingkungan sumber air Skala Kabupaten Bekasi. Pelaksanaan kegiatan : b. Ruang lingkup : Ruang lingkup kegiatan meliputi pencemaran lingkungan di daerah aliran sungai b. Lokasi Kegiatan Pemantauan dan pengukuran kualitas air untuk melihat kecenderungan tercemarnya air sungai Jumlah titik sampling kualitas air sungai : Jumlah titik sampling pengukuran kualitas air sungai yang dilaksanakan adalah sebanyak 23 (tujuh belas) titik sampling dengan perincian sebagai berikut : Untuk melihat trend kualitas air sungai sebanyak 17 (tujuh belas) titik sampling (Hulu, Rentang dan Hilir) Untuk melihat kualitas limbah cair pada sumber pencemar disepanjang aliran sungai sebanyak 7 (tujuh) titik sampel. c. Parameter uji yang digunakan adalah : pH Oksigen Terlarut BOD-5 COD Amoniak (NH3-N) Nitrat (NO3) Pospat (PO4) Sulfat (SO4) Sulfida (H2S)

Minyak dan lemak Deterjen (MBAS) TDS TSS Timbal (Pb) Besi (Fe) Mangan (Mn) B.Coliform E. Coli

d. Waktu Pelaksanaan (sampling) 1. Priode Musim Kemarau 2. Priode Musim Hujan B. PELAYANAN INFORMASI STATUS MUTU UDARA Program : Peningkatan pengendalian polusi Kegiatan : Pemantauan kualitas udara Pelaksanaan kegiatan : a. Ruang lingkup : Ruang lingkup kegiatan program langit bersih meliputi : Pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien pada saat kondisi normal guna melihat kecenderungan (trend) peningkatan pencemaran udara jika dibandingkan kondisi sebelumnya Pemantauan dan pengukuran ke sumber sumber terjadinya kebakaran hutan dan lahan apabila terjadi beban puncak kabut asap b. Lokasi Kegiatan Pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien untuk melihat kecenderungan (trend) peningkatan pencemaran udara pada kondisi normal, dilakukan pada 8 (delapan) Kecamatan c. Jumlah titik sampling kualitas udara ambien :

Jumlah titik sampling pengukuran kualitas udara ambien yang dilaksanakan adalah sebanyak 9 (Sembilan) titk sampling dengan perincian sebagai berikut : Untuk melihat kecenderungan peningkatan pencemaran udara ambien kondisi normal, sebanyak 8 (delapan) titik sampling yaitu masing masing Kecamatan 1 (satu) titik sampling Untuk pengukuran kualitas udara ambien akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan sebanyak 1 (satu) titik sampling pada lokasi pematauan yang dianggap strategis. d. Parameter lingkungan kualitas udara ambien : Paramater kualitas ambien yang dipantau : Sulfur dioksida (SO2) Karbon monoksida (CO) Oksidan (O3) Partikulat (PM10)

C. PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT Program : Tata lingkungan dan penaatan lingkungan Kegiatan : - Pembinaan dan penegakan hukum lingkungan - Penyelesaian kasus dibidang lingkungan hidup Pelaksanaan kegiatan : a. Ruang lingkup : Ruang lingkup kegiatan meliputi : Pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien pada saat kondisi normal guna melihat kecenderungan (trend) peningkatan pencemaran udara jika dibandingkan kondisi sebelumnya Pemantauan dan pengukuran ke sumber sumber terjadinya kebakaran hutan dan lahan apabila terjadi beban puncak kabut asap b. Lokasi Kegiatan Beberapa lokasi kegiatan pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti adalah pada 3 (tiga) lokasi kegiatan yaitu .

BAB III PENUTUP Sistem manajemen lingkungan dikembangkan agar kegiatan bisnis senantiasa akrab dengan lingkungan. Pengelolaan hutan secara lestrai di Indonesia telah merupakan tekad kita bersama sehingga semua pihak terkait perlu melaksanakan perannya agara pengelolaan hutan lestrai tersebut dapat terlaksana

You might also like