You are on page 1of 11

TUGAS MATA KULIAH KONSEP DAN ASUHAN

KEBIDANAN
TINDAKAN KEBIDANAN
~EPISIOTOMI
Dosen Pengampu: Endri Astuti, S.SiT





Disusun oleh :
Charisma Destrikasari P 174. 244. 110. 07

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIV BIDAN PENDIDIK
2011

1indakan Kebidanan : melakukan Episiotomi pada proses persalinan.
Dalam menangani kasus pelayanan kebidanan, seorang bidan diberi kewenangan
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No. 900/Menkes/SK/VII/2002
tentang registrasi dan praktek bidan yang disebut dalam Bab V praktik Bidan,
khususnya pada Pasal 18. Dimana dalam Pasal 18 : Bidan dalam memberikan pelayanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Pelayanan Kebidanan), berwenang untuk
melakukan beberapa hal yang salah satunya yaitu melakukan episiotomi.
Kewenangan untuk melakukan episiotomy juga disebutkan pada Standar Pelayanan
Kebidanan, yaitu Standar 12, yaitu penanganan kala II dengan gawat janin melalui
episiotomy. Dengan tujuan untuk mempercepat proses persalinan dengan gawat janin.

I.Pendekatan Ontologis
Episiotomi
A. Pengertian
Odalah insisi dari perinium untuk memudahkan persalinan dan mencegah
ruptur perinii totalis (Bagian Obsgyn, UNPD).
OMenurut Harry Oxorn (1996), Episiotomi adalah insisi perinium untuk
memperlebar ruang pada lubang keluar jalan lahir sehingga memudahkan
kelahiran bayi.
Odalah pemisahan jaringan perineum yang bertujuan mencegah kerusakan yang
lebih berat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas
elastisitas jaringan tersebut.(Manternal Neonatal 2007 : 455)
Odalah insisi pada perineum yg menyebabkan terpotongnya selaput lendir
vagina, cincin himen, jaringan seputum rektovaginal. Melebarkan jalan lahir
sehingga mempermudah kelahiran (Mansjoer riI, dkk. 2001 : 338)

B. Tujuan Episiotomi
1. Mempercepat persalinan dgn melebarkan jalan lahir lunak/mempersingkat kala
II
2. Mempercepat tekanan pada kepala anak
3. Mengendalikan robekan perineum untuk memudahkan menjahit
4. Menghidari robekan perineum spontan
5. Mempercepat kemungkinan ruptura perineum totalis
6. Tidak dilakukan secara rutin
Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya salah, terjadi peningkatan jumlah
perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4 dan kejadian hematoma , menyebabkan
nyeri pasca persalinan, dan meningkatkan resiko inIeksi.

C. Indikasi
1. Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus diselesaikan dengan
bantuan alat (ekstraksi cunam atau vakum)
2. danya penyulit (distosia bahu, persalinan sungsang)
3. danya perut yang menghambat proses pengeluaran bayi
4. Penyulit kelahiran pervaginam (sungsang,, ekstraksi, Iorceps, vakum)
5. Jaringan parut pada perineum/ vagina yang memperlambat kemajuan
persalinan (PN. 2004 : 3-12)
6. Perineum kaku
7. Janin prematur (Mansjoer riI, dkk. 2001 : 388)

D. 1enis Episiotomi
Jenis Episiotomi ada Medialis dan Mediolateralis.


1. 1enis Episiotomi Medialis
W Otot yang terpotong
W M. Transversa perinei
W M. Bulbocavernosi
W M. Bulbococcygeal
W M. Iliococcygei
Manfaat Episiotomi Medialis
W Secara anatomis lebih alamiah
W Menghindari pembuluh-pembuluh darah dan syaraI, jadi penyembuhan
tidak terlalu sakit
W Lebih mudah dijahit karena anatomis jaringan lebih mudah
W Nyeri saat berhubungan (dispareunia) jarang terjadi
W Kehilangan darah lebih sedikit
W Jarang terjadi kesalahan penyembuhan
ahaya
W Jika meluas bisa memanjang sampai ke spincter ani ruptur totalis
W ang mengakibatkan kehilangan darah lebih banyak, lebih sulit dijahit
W Jika sampai spincter ani bukan kewenangn bidan harus dirujuk

2. 1enis Episiotomi Mediolateralis
W Pemotongan dimuali dari garis tengah Iossa vestibula vagina ke posterior
ditengah antara spina ischiadica dan anus. Dilakukan pada ibu yang
memiliki perineum pendek, pernah ruptur grade 3.
W Perluasan laserasi akan lebih kecil kemungkinannya menjani spincter ani

Manfaat Episiotomi Mediolateralis
O Jarang terjadi perluasan laserasi ke sIingter ani dan rektum
ahaya
W Penyembuhan terasa lebih sakit dan lama
W Mungkin kehilangan darah lebih banyak
W Jika dibandingkan dengan medialis (yang tidak sampai spincter ani) lebih
sulit dijahit
W Bekas luka parut kurang baik
W Pelebaran introitus vagina
W Kadangkala diikuti dispareunia (nyeri saat berhubungan)

Keuntungan dan Kerugian Dari Masing - Masing 1enis
W Episiotomi Medialis : mudah dijahit, anatomi maupun Iungsionil sembuh
dengan baik, nyeri masa niIas ringan, dapat menjadi ruptur perinii totalis.
W Episiotomi Mediolateralis : Lebih sulit dalam penjahitan,anatomi maupun
Iungsionil penyembuhan kurang sempurna, nyeri pada hari-hari pertama
niIas, jarang menjadi ruptura perinii.
omplikasi .
1. Perdarahn pada umumnya pada luka robek yang kecil & superIigal tak
terjadi perdarahan yang banyak, akan tetapi jika robekan lebar & dalam
/mengenai pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan yang hebat
2. InIeksi jika robekan tidak ditangani dengan semestinya dapat terjadi inIeksi
bahkan dapat timbul septikomi

II. Pendekatan Epistimologis
Dalam melakukan setiap tindakan pelayanan, kita harus mengikuti cara dan
prosedur yang benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam melakukan
tindakan episiotomy ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :
A. PERSIAPAN
PERSIPN LT:
W Bak instrument steril
W Sepasang sarung tangan steril
W unting episiotomi
W Kasa steril
W Spuit 5 ml
W Lidocain 2
W 6uadest
W Kapas dalam air DTT
PERSIPN PSIEN :
W Jelaskan pada klien tentang tindakan episiotomi yang akan dilakukan, serta
alasan dilakukannya tindakan tersebut.
W Beritahu pasien agar napas panjanguntuk melemaskan vagina
PERSIPN PENOLON :
W Memberitahu tindakan, tujuan dan meminta persetujuan tindakan
W Cuci tangan
W Memakai alat-alat pelindung yang dimaksud disini adalah mengganti
handscoon (karena alat pelindungan yang lain sudah dilakukan saat akan
memulai pertolongan persalinan)

B. PROSEDUR TINDAKAN
1. Lakukan antiseptic dengan cara mengusap perineum dengan kapas DTT
2. Hisap larutan lidokain 2, oplos dengan a6udest menjadi 1 dengan
perbandingan 1:1
3. Letakkan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) diantara bagian terendah janin dan
perineum, kemudian lakukan anastesi dengan lidocain 1 (Lakukan
aspirasi sebelum disuntikkan)
4. Tunggu 1-2 menit agar eIek anastesi bekerja. Kemudian cek eIek anestesi
pada perineum dengan menggunakan pinset.
5. unakan gunting steril/DTT yang tajam
6. Masukkan 2 jari kedalam vagina diantar kepala bayi dan perineum. Kedua
jari agak direnggangkan dan berikan sedikit tekanan lembut kearah luar
perineum. Posisikan gunting kearah sudut yang akan diepisiotomi,
(Episiotomi dilakukan saat perineum tampak tipis dan pucat)
7. unting perineum 2-3 cm dengan 1-2 kali gunting yang mantap pada saat
kontraksi. Hindari menggunting sedikit demi sedikit, karena akan
menimbulkan tepi yang tyidak rata sehingga akan menyulitkan penjahitan
dan waktu penyembuhannya lebih lama.
8. Jika bagian terendah bayi belum lahir lakukan tekanan pada luka
episiotomy dengan dilapisi kasa untuk mengurangi perdarahan.
9. Kendalikan kelahiran bayi untuk mencegah perluasan episiotomi
10. Setelah kelahiran bayi dan plasenta, periksa apakah episiotomi, perineum
dan vagina mengalami perluasan/laserasi. Jika ya lakukan penjahitan

aserasi dapat dikategorikan dalam :
1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu
dijahit.
2. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum
(perlu dijahit).
3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani.
4. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani yang meluas hingga ke rektum.
Bila laserasi jalan lahir berada pada derajat III dan IV: Rujuk segera

Tindakan Penjahitan Perineum
angkah-langkah penjahitan robekan perineum
Persiapan lat
1. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan
a. Wadah berisi :
Sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa steril,
pincet.
b. Kapas DTT
c. Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam
wadah DTT
d. Patahkan ampul lidokain
2. tur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
3. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
4. tur lampu sorot atau senter ke arah vulva / perineum ibu
5. Pastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan
sabun pada air mengalir
6. Pakai satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
7. mbil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik
dengan lidokain dan letakkan kembali ke dalam wadah DTT
8. Lengkapi pemakaian sarung tangan pada tangan sebelah kiri
9. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu
arah dari vulva ke perineum
10. Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa
laserasi hanya merupakan derajat satu atau dua.

nestesi okal
Keuntungan nestesi okal
1. Ibu lebih merasa nyaman (sayang ibu).
2. Bidan lebih leluasa dalam penjahitan.
3. Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah).
4. Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi inIeksi).
5. Cairan yang digunakan: Lidocain 1 . Tidak Dianjurkan Penggunaan
Lidocain 2 (konsentrasinya terlalu tinggi dan menimbulkan nekrosis
jaringan). Lidocain dengan epinephrine (memperlambat penyerapan
lidocain dan memperpanjang eIek kerjanya).
1indakan nastesi okal
1. Beritahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut
bahwa vulva.
3. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
4. Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah
perineum
5. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik
sepanjang luka pada mukosa vagina
6. Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan
7. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan

Penjahitan aserasi pada Perineum
1. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa
vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih
pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.
2. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin
hymen
3. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina
lalu ke belakang cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi
kemudian ditarik keluar pada luka perineum
4. unakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka
untuk mengetahui letak ototnya.
5. Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit
kearah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler
6. Pindahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di
belakang cincin himen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong
benangnya
7. Masukkan jari ke dalam rectum
8. Periksa ulang kembali pasa luka
9. Cuci daerah genital dengan lembut kemudian keringkan. Bantu ibu
mencari posisi yang diinginkan
10. Beri ibu inIormasi kesehatan tentang :
a. Menjaga perineum selalu bersih dan kering
b. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya
c. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 x per
hari
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa luka

III.Pendekatan Aksiologis
Manfaat dari tindakan episiotomi yaitu :
1. Episiotomi membuat luka yang lurus dengan pinggir yang tajam, sedangkan
ruptura perinium yang spontan bersiIat luka koyak dengan dinding luka
bergerigi.
2. Luka lurus dan tajam lebih mudah dijahit.
3. Mengurangi tekanan kepala bayi.
4. Mempersingkat kala II.
5. Mengurangi kemungkinan terjadinya ruptura perinium totalis.
Dahulu episiotomi dilakukan secara rutin, namun tidak lagi saat ini. Banyak
dokter dan beberapa studi klinik yang menunjukan bahwa episiotomi dilakukan
untuk menghindari luka parineum yang lebih parah, tidak lagi diperlukan saat ini.
Pertimbangan apakah akan dilakukan episiotomi atau tidak, tentunya tergantung
pada keadaan ibu dan janin. Percaya bahwa dokter akan melakukan hal terbaik bagi
klien.
Cara yang bisa dilakukan oleh ibu untuk menghindari tindakan episiotomy
yaitu dengan melakukan pijatan perineum pada 2 bulan terakhir menjelang
persalinan atau latihan Kegel (terutama pada Iase relaksasi). Kadang digunakan
kompres hangat untuk membantu perineum relaks. Ketika bayi akan keluar, dokter
atau bidan akan menahan perineum dengan jari. Kemungkinan paling eIektiI
menghindari tindakan episiotomi adalah dengan melakukan proses persalinan yang
benar, misal perlahan mengeluarkan kepala bayi sesuai dengan tingkatan
pembukaan vagina. Menunggu reIleks menekan secara alamiah yang akan ibu
alami. Hindari tekanan yang terlalu dipaksakan.








DAFTAR PUSTAKA

Dep.Kes RI. suhan !ersalinan Normal, Jakarta; 2008
Mansjoer riI dkk. 2001. apita Selekta edokteran Jilid I. Media esculaplus. Jakarta
Mochtar, R. Sinopsis Obstetri, Edisi 2 Jilid 1, EC, Jakarta; 1998
Sarwono P. :k: Ac:an Nasional !elayanan esehatan Maternal Dan Neonatal, BP
SP, Jakarta; 2007

You might also like