You are on page 1of 28

1

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

APLIKASI TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK RECOVERY DETERJEN DARI LIMBAH CAIR USAHA KECIL LAUNDRY

BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

Diusulkan oleh : 1. Cahyo Andrianto NIM: L2C007023/2007 2. Okryreza Abdurrachman NIM: L2C009127/2009

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Aplikasi Teknologi Ultrafiltrasi untuk Recovery Deterjen dari Limbah Cair Usaha Kecil Laundry Bidang Kegiatan : ( )PKM-AI ( )PKM-GT Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Okryreza Abdurrachman b. NIM : L2C009127 c. Jurusan : Teknik Kimia d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro e. Alamat Rumah/No. Telp : Jalan Kusnan No 92 Kesenden, Kota Cirebon / 085224805062 f. Alamat e-mail : okrireza@yahoo.co.id Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 (satu) orang Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir. Abdullah, MS b. NIP : 195512311983031014 c. Alamat Rumah/No Telp : Semarang, 25 Februari 2011

2. 3.

4. 1.

Menyetujui Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP

Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Ir. Abdullah, MS NIP : 195512311983031014 Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan

Okryreza Abdurrachman NIM : L2C009127

Dosen Pendamping

Drs. Warsito, SU NIP: 195402021981031014

Dr. Ir. Abdullah, MS NIP : 195512311983031014

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan hidayah-Nya, karya tulis yang berjudul Aplikasi Teknologi Ultrafiltrasi untuk Recovery Deterjen dari Limbah Cair Usaha Kecil Laundry ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarsebesarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, terutama kepada: 1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga terselesaikannya karya tulis ini. 2. Dr. Ir. Abdullah, MS selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro dan selaku dosen pendamping yang telah meluangkan waktu dalam kesibukan untuk membimbing dalam memahami dan menyusun tulisan ini. 3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikn karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Semarang, Februari 2011

Penulis

DAFTAR ISI Halaman Judul.i Halaman Pengesahan.ii Kata Pengantar..iii Daftar Isiiv Daftar Gambarv Daftar Tabel..vi Ringkasan.vii Pendahuluan...8 Latar Belakang...8 Tujuan Penulisan9 Manfaat Penulisan10 Gagasan11 Detergen. Teknologi Ultrafiltrasi. Water Reuse dan Recovery Detergen.. Langkah Implementasi Gagasan. Kesimpulan . Daftar Pustaka . Daftar Riwayat Hidup Penulis.. Lampiran

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar 2

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3.. Tabel 4.

APLIKASI TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK RECOVERY DETERJEN DARI LIMBAH CAIR USAHA KECIL LAUNDRY Oleh: Okryreza Abdurrachman dan Cahyo Andrianto Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jalan Prof.Soedarto, Tembalang, Semarang RINGKASAN

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Menjamurnya bisnis laundry terutama di sekitar daerah kampus dan kos mahasiswa adalah fenomena yang menarik. Di satu sisi bisnis ini adalah ladang penghasilan yang memanfaatkan kurangnya waktu mahasiswa untuk mencuci dikarenakan kepadatan aktivitas. Di sisi lain, penggunaan deterjen dalam bisnis laundry menambah limbah domestik yang harus ditampung badan air yaitu sungai. Dampak air limbah deterjen laundry ini dipengaruhi sifat-sifat deterjen, kuantitas secara kumulatif limbah laundry dalam suatu kawasan, dan perlakuan terhadap penerimaan lingkungan. Pemerintah dan pengusaha laundry sejauh ini belum memandang limbah deterjen yang dihasilkan adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan masalah jangka panjang. Deterjen memiliki sejarah perkembangan teknologi yang bermanfaat tapi sekaligus juga merugikan lingkungan. Deterjen dikembangkan di Jerman tahun 1916. Deterjen berisi berbagai komponen berbeda misalnya surfaktan, abrasif, enzim, dan parfum. Pada awal

perkembangannya, deterjen sering disebut syndets (synthetic detergents). Namun sekarang ini penggunaan istilah deterjen merujuk kepada surfaktan itu sendiri. Surfaktan yang sering digunakan adalah alkyl benzene sulphonates (Wikipedia, 2009). Surfaktan dalam deterjen ini mengakibatkan masalah serius pada lingkungan yang mulai tampak pada tahun 1960-an. Banyaknya busa dalam sungai dan penampungan air limbah menyebabkan kebutuhan oksigen terlarut untuk mengoksidasi limbah (Biological Oxygen Demand) meningkat. Hal ini terjadi karena komponen surfaktan itu, yaitu propylene-based alkyl benzene sulphonate, sulit diurai oleh bakteri air. Akibatnya hewan air aerobik kekurangan oksigen dan mati, menimbulkan bau busuk serta mengundang bakteri anaerobik yang mendekomposisi bangkai. Air sungai menjadi tidak layak minum (Landloch Pty Ltd, 2005). Perlu teknologi khusus untuk memanfaatkan air limbah ini menjadi sesuatu yang bernilai guna dan mengurangi beban pencemaran lingkungan. Teknologi yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah ultrafiltrasi. Prinsip kerja penelitian ini adalah recovery air dan deterjen dari air limbah agar hasil recovery tersebut dapat dipergunakan untuk membilas kembali sehingga menghemat biaya operasi laundry. Ultrafiltrasi itu sendiri adalah proses separasi dengan membran di mana umpan yang mengandung solute berdimensi molekuler atau koloidal yang lebih besar dari dimensi molekular solven dikontakkan dengan membran pada tekanan tertentu sehingga solven dapat menembus membran. Proses ini menghasilkan fraksi permeat yang kaya solven dan fraksi retentat yang kaya solute. Ultrafiltrasi ini termasuk proses reverse osmosis dan dicirikan dengan tekanan melebihi tekanan osmotik untuk memaksa solven menembus membran (US Patent 3923654). Tekanan yang biasa digunakan adalah antara 10-100 psig (US Patent 3565256). Separator ultrafiltrasi memisahkan permeat dengan kemurnian tinggi, yaitu dalam bentuk filtrat separator ultrafiltrasi, dari umpan yang mengalir secara kontinu. Membran yang digunakan umumnya dari bahan polimer seperti polisulfone atau selulose asetat. Membran memiliki pori yang menentukan permeabilitasnya. Membran juga dilengkapi bahan pendukung seperti polietilen untuk meningkatkan kekuatan mekanisnya. Umpan dialirkan paralel dengan permukaan membran. Perbedaan tekanan melintasi membran mengakibatkan cairan berdifusi melalui membran, sedangkan molekul yang lebih besar daripada pori akan tertahan (US Patent 5294339).

TUJUAN PENULISAN Tujuan umum dari penulisan ini adalah memanfaatkan teknologi ultrafiltrasi sebagai teknologi tepat guna untuk mengolah limbah deterjen laundry. Tujuan Khusus: 1. Untuk membuat desain unit ultrafiltrasi pengolah limbah deterjen 2. Untuk mengetahui kondisi operasi yang optimal dalam aplikasi teknologi ultrafiltrasi untuk mengolah limbah deterjen laundry 3. Untuk mengetahui tingkat recovery deterjen yang dapat diperoleh

MANFAAT PENULISAN 1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam mengaplikasikan teknologi ultrafiltrasi untuk recovery deterjen dari limbah cair usaha kecil laundry. 2. Memberikan informasi mengenai limbah cair dari usaha kecil laundry dan dampak negatifnya. 3. Memperkaya pustaka ilmu Indonesia dan dunia dalam mengatasi pencemaran lingkungan.

GAGASAN Deterjen Deterjen memiliki arti materi yang ditujukan untuk membantu membersihkan. Komponen-komponennya misalnya surfaktan, abrasif, kaustik, asam, pelunak air, enzim, dan parfum. Jenis-jenis deterjen berbeda-beda tergantung peruntukannya. Perbedaan sabun dengan deterjen adalah sabun merupakan hasil reaksi trigliserida dengan kaustik soda. Deterjen mula-mula disebut deterjen sintetis (syndets). Surfaktan yang digunakan pada awal perkembangannya adalah saponin dan empedu sapi. Surfaktan yang sering digunakan adalah alkyl benzene sulphonates (Wikipedia, 2009). Cara kerja deterjen dapat dideskripsikan sebagai berikut. Partikel pengotor menempel pada pakaian dalam bentuk lapisan minyak tipis. Molekul deterjen terdiri dari rantai hidrokarbon panjang dengan satu gugus ionik sangat polar pada ujungnya. Rantai karbon bersifat lipofilik atau larut dalam minyak, sedangkan ujung polar bersifat hidrofilik atau larut dalam air. Contohnya dalam natrium lauril sulfat (sodium dodecyl sulphate), gugus lipofiliknya adalah gugus lauril sedangkan gugus hidrofiliknya adalah gugus natrium hidrogen sulfat. Dalam air, terbentuk agregat molekul-molekul sabun (micelle). Rantai lipofilik terdapat di bagian tengah micelle, sedangkan ujung hidrofilik terdapat di permukaan micelle. Rantai lipofilik akan mengemulsikan butiran minyak atau lemak. Ujung hidrofilik memanjang menuju ke air. Sehingga butiran minyak dimantapkan dalam larutan air karena muatan permukaan yang negatif tidak akan bersentuhan langsung dengan molekul pengotor (Hart, 1990). Micelle ini digambarkan dalam Gambar 1.

10

Gambar 1. Micelle dalam larutan dengan air sebagai solven Limbah laundry mengandung nitrogen dan fosfor sebagai sumber nutrien. Natrium yang terkandung dalam limbah dapat merusak struktur tanah. Sedangkan bakteri yang terlarut dalam limbah dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Penelitian di kota Brisbane, Australia, menunjukkan bahwa kegiatan mencuci membutuhkan laju alir air 40-170 liter per hari. Kuantitas sebanyak itu tentu tidak selaras dengan masalah pemanasan global dan krisis air yang melanda dunia. Pada Tabel 1 tertera parameter limbah cair laundry dan harga yang ditemukan melalui hasil pengamatan. Tabel 1. Data kualitas limbah cair laundry (Landloch Pty Ltd, 2005)
Parameter pH Konduktivitas listrik Total Suspended Solid (TSS) Total Nitrogen Total Fosfor BOD Kalsium Magnesium Natrium Sodium Adsorption Ratio Faecal Coliform S/cm mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L cfu/100mL Satuan 6,3-9,5 83-880 26-400 1-40 0,062-42 10-520 2,3-12 0,7-5,3 12-480 1,33-13,03 104-106 Nilai

Alkalinitas yang tinggi dapat menyebabkan defisiensi nutrien dalam tanah sehingga membatasi pertumbuhan tanaman. Salinitas yang tinggi didominasi natrium dapat menyebabkan degradasi struktural dan menghambat pertumbuhan tanaman. Salinitas tinggi ini disebabkan garam natrium yang berfungsi sebagai filler pada deterjen (GreyWaterReuse.com, 2009). Partikel solid seperti serpihan kulit dan rambut dapat menyumbat saluran pembuangan. Tingkat fosfor yang tinggi dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan alga yang tinggi dalam badan air. Alga hijau-biru dapat membahayakan kesehatan

11

manusia. Material organik ini juga dapat menyumbat filter, pipa irigasi, dan tangki penyimpanan (Landloch Pty Ltd, 2005).

Teknologi Ultrafiltrasi Ultrafiltrasi adalah proses separasi dengan membran di mana umpan yang

mengandung solute berdimensi molekuler atau koloidal yang lebih besar dari dimensi molekular solven dikontakkan dengan membran pada tekanan tertentu sehingga solven dapat menembus membran. Proses ini menghasilkan fraksi permeat yang kaya solven dan fraksi retentat yang kaya solute. Ultrafiltrasi ini termasuk proses reverse osmosis dan dicirikan dengan tekanan melebihi tekanan osmotik untuk memaksa solven menembus membran (US Patent 3923654). Tekanan yang biasa digunakan adalah antara 10-100 psig (US Patent 3565256). Separator ultrafiltrasi memisahkan permeat dengan kemurnian tinggi, yaitu dalam bentuk filtrat separator ultrafiltrasi, dari umpan yang mengalir secara kontinu. Membran yang digunakan umumnya dari bahan polimer seperti polisulfone atau selulose asetat. Membran memiliki pori yang menentukan permeabilitasnya. Membran juga dilengkapi bahan pendukung seperti polietilen untuk meningkatkan kekuatan mekanisnya. Umpan dialirkan paralel dengan permukaan membran. Perbedaan tekanan melintasi membran mengakibatkan cairan berdifusi melalui membran, sedangkan molekul yang lebih besar daripada pori akan tertahan (US Patent 5294339). Filtrasi membran didefinisikan sebagai pemakaian substrat polimer atau keramik dalam bentuk modul spiral-wound atau tube untuk memisahkan senyawa dalam aliran gas atau cairan berdasarkan ukuran molekular dan sifat kimia. Spektrum filtrasi membran bervariasi mulai dari reverse osmosis (RO) sampai microfiltrasi (MF). Spektrum ini menggunakan nilai Molecular Weight Cutoff (MWCO) yang merupakan ukuran molekular spesies yang ditolak membran. Ultrafiltrasi sendiri berada pada rentang MWCO 5000-500000 (US Patent 5868937). Keuntungan ultrafiltrasi dibanding RO adalah ultrafiltrasi adalah rendahnya potensi fouling dan biaya operasi rendah karena tekanan ultrafiltrasi lebih rendah daripada RO. Sedangkan nilai MWCO yang rendah pada RO justru membuat membran rentan

12

terhadap kontaminasi dan penyumbatan (US Patent 5868937). Perbandingan proses konvensional dengan proses membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi,

nanofiltrasi, dan reverse osmosis disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan proses filtrasi konvensional dengan proses membran (JohnMeunier.com, 2009)

Pembeda

Konvensional Sandfilter MF UF

Membran NF RO

Gradien Transportasi spesies utama Pembuangan spesies terkecil Tekanan operasi (bar) Fluks (l/m2.h) Aplikasi water treatment 2.000-10.000 Klarifikasi 100-1.000 Klarifikasi 0,1-2 0,2-2 Suspended matter Koloid bakteri

Tekanan Air

Molekul organik besar, virus 1-5

Molekul organik kecil, ion divalen 5-20

Semua spesies terlarut

20-80

50-200 Klarifikasi

20-50 Pelunakan air, warna, bahan organik alami, pembuangan mikropolutan

10-50 Desalinasi air laut dan air payau

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan teknologi membran dalam pengolahan air limbah adalah (JohnMeunier.com, 2009): Membran memungkinkan untuk desinfeksi tanpa menghasilkan produk samping yang tidak diinginkan Alat yang ideal untuk daur ulang air karena pengurangan luas jangkauan Aplikasi teknologi membran dipercepat setelah paten utama masuk ke domain publik Membran ultrafiltrasi hollow-fiber dapat mengurangi kebutuhan air bersih dan produksi air limbah di mana banyak busa yang terbentuk. Air sebagai permeat

13

dapat digunakan untuk membilas kembali dalam suatu siklus tertutup. Proses ini menghemat air sampai 50% dan deterjen sampai 30% (US Patent 5868937). Keuntungan penggunaan kembali air menggunakan ultrafiltrasi ini adalah (Wang dkk, 2008): Kebutuhan energi yang rendah Investasi awal yang rendah Kemudahan scale-up Berdasarkan gradient tekanan sebagai gaya dorongnya dan permeabilitasnya, membran dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Mulder, 1996): Mikrofiltrasi (MF): tekanan 0,1 2 bar dan batasan permeabilitasnya lebih besar dari 50 L/m2.jam.bar Ultrafiltrasi (UF): tekanan antara 1 5 bar dan batasan permeabilitasnya 10 50 L/m2.jam.bar Nanofiltrasi (NF): tekanan antara 5 20 bar dan batasan permeabilitasnya 1,4 12 L/m2.jam.bar Reverse Osmosis (RO): tekanan antara 10 100 bar dan batasan permeabilitasnya mencapai 0,05 1,4 L/m2.jam.bar Parameter utama pemisahan dengan membran yaitu (Notodarmojo dan Deniva, 2004): Permeabilitas Permeabilitas suatu membran merupakan ukuran kecepatan dari suatu spesi atau konstituen menembus membran. Dinyatakan sebagai fluks, yaitu jumlah volume permeat yang menembus satuan luas membran dalam waktu tertentu dengan adanya gaya dorong dalam hal ini berupa tekanan. Dirumuskan:
J V Axt

dengan: J = Fluks (l/m2.jam) V = Volume permeat (ml) A = Luas permukaan membran (m2) t = Waktu (jam)

14

Selektivitas Selektivitas suatu membran adalah ukuran kemampuan membran untuk menahan suatu senyawa atau melewatkan senyawa tertentu. Parameter yang digunakan untuk mengetahui selektivitas membran adalah koefisien rejeksi (R). Koefisien rejeksi adalah fraksi konsentrasi zat terlarut yang tidak menembus membran dan dirumuskan sebagai:
R 1 Cp Cf x100%

dengan: R = Koefisien rejeksi (%) Cp = Konsentrasi zat terlarut dalam permeat Cf = Konsentrasi zat terlarut dalam umpan Masalah utama yang dihadapi pemisahan dengan membran adalah fouling yang merupakan interaksi spesifik antara membran dengan komponen umpan sehingga menurunkan fluks, meningkatkan biaya operasi, dan berisiko mengganti membran. Fouling ditandai dengan kenaikan Trans Membran Pressure (TMP) yang diukur dengan pressure gauge (Nghiem dkk, 2006). Penyebab fouling adalah Natural Organic Matter (NOM) yang terkandung dalam umpan. NOM memiliki beberapa karakteristik seperti hidrophobicity, hidrophilicity, dan distribusi berat molekular. Karakteristik yang paling berpengaruh terhadap fouling adalah hidrophilicity (Chen dkk, 2006). Komponen dalam deterjen yang banyak menyebabkan fouling adalah surfaktan, misalnya sodium dodecyl sulphate (SDS), dan ion kalsium (Oschmann dkk, 2005). Untuk meminimalisir fouling biasa dilakukan pengolahan awal dengan cara membuang molekul tertentu atau mengubah sifat fisik dan chemis suatu senyawa. Pengolahan awal ini ada beberapa macam antara lain koagulasi dengan sedimentasi maupun dengan flotasi udara, adsorpsi, dan ozonasi (Wang dkk, 2008). Dari beberapa cara pengolahan awal itu, koagulasi paling banyak digunakan sebab membutuhkan biaya rendah dan mudah diterapkan sehingga meningkatkan flux (Chen dkk, 2006).

15

Dalam gagasan ini akan digunakan prosedur yang meminimalisir fouling. Umpan air limbah akan dikoagulasi dengan alum kemudian diagitasi agar tercampur merata. Supernatan yang terbentuk setelah didiamkan selama waktu tertentu akan difiltrasi dengan modul ultrafiltrasi pada tekanan tertentu.

Water Reuse dan Recovery Deterjen Dalam air limbah laundry terdapat tingkat surfaktan yang tinggi yang mengemulsikan dan berikatan dengan bahan organik di air. Mendapatkan air yang jernih serta mendapatkan kembali bahan yang dapat terpakai dari air limbah sangat berguna demi penghematan sumber daya air. Pemanasan global, meningkatnya populasi dunia, dan meningkatnya pendapatan memicu kenaikan terhadap kebutuhan air. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan kembali air meliputi: Meningkatkan ketersediaan sumber daya air Mengurangi beban aliran limbah ke selokan Berkurangnya nutrien yang dibuang ke badan air Potensi pencegahan banjir (CIWEM, 2009) Limbah cair deterjen laundry ini disebut greywater. Dalam bahasa Inggris, greywater adalah air limbah dari bak mandi, pancuran, tempat cuci tangan, laundry, dan tempat cuci piring, kecuali toilet. Greywater dapat ditangani dengan ultrafiltrasi karena banyak polutan dapat dibuang. Deterjen yang mengikat kotoran dan membentuk micelle akan tertahan sebagai retentat sedangkan campuran air dan deterjen yang belum berikatan dengan kotoran akan lolos membran sebagai permeat. Hal ini dikarenakan ukuran micelle lebih besar dari ukuran pori membran (Oschmann dkk, 2005). Greywater menempat 65-75% penggunaan air di rumah tangga. Karena greywater mengandung sedikit patogen, karakteristik fisik dan kimianya mirip dengan air limbah domestik. Penggunaan kembali air limbah ini cocok untuk menyiram toilet, pengairan taman, laundry, atau mencuci mobil. Penggunaan kembali air

16

limbah ini dapat mengurangi penggunaan air per orang sampai 50% (Oschmann dkk, 2005).

Langkah Implementasi Gagasan Pada kegiatan ini umpan air limbah deterjen laundry diperoleh melalui sampling pada beberapa jasa laundry di Tembalang. Air limbah yang diperoleh dikoagulasi dengan alum untuk mengendapkan Total Suspended Solid (TSS). Agitasi diperlukan agar tercampur merata. Setelah didiamkan, supernatan diberi perlakuan ultrafiltrasi dengan modul hollow-fiber pada berbagai variabel tekanan pada suhu 30C. Skema unit ultrafiltrasi yang akan dirancang seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema rancangan unit ultrafiltrasi

Bahan dan Alat yang digunakan: Bahan yang digunakan: Limbah cair laundry Alum

17

Aquades NaOH 0,5 mol/L Asam sitrat 5% v/v Alat yang digunakan: Membran UF hollow-fiber polisulfone MWCO 100 kDa Magnetic stirrer Tangki bahan dan permeat Penetapan Variabel Variabel Tetap Suhu operasi 30C Volume 5 L Membran ultrafiltrasi dengan spesifikasi : o Bahan membran o Jenis membran o Ukuran pori pH 7,5 - 8 Variabel Berubah Tekanan operasi 1, 2, 3 bar Backwash interval 60, 180 menit Waktu pengambilan 3, 5 menit Variabel Dependen Tingkat recovery deterjen Fluks permeat Analisis Percobaan Pengukuran Kadar Sodium Dodecl Sulphate Kadar SDS direpresentasikan dengan nilai Total Organic Carbon (TOC). Pengukuran TDS Total Dissolved Solid dilakukan dengan TDSmeter. Pengukuran Turbiditas Dilakukan dengan turbidimeter dan dengan satuan NTU. : polysulfone : hollow fiber : 100.000 Dalton

18

Pengukuran Fluks Pengukuran fluks dengan cara menampung permeat yang mengalir dalam suatu gelas ukur sampai volume tertentu, kemudian dicatat waktunya sehingga besar fluks permeat dapat dihitung dengan rumus : fluks =
Volume A xt

Pengukuran pH Pengukuran pH dengan menggunakan pH meter digital yang dicelupkan ke dalam permeat dan dicatat harga pH yang ditampilkan dalam pH meter tersebut. Analisis Umpan Kadar TOC Total padatan terlarut (TDS) Kekeruhan (NTU) pH larutan Analisis Permeat Kadar TOC Total padatan terlarut (TDS) Kekeruhan (NTU) Fluks pH larutan Prosedur Kerja Sampel limbah cair laundry yang didapat dari beberapa usaha laundry di Tembalang dikoagulasikan dengan alum 4 mg/L kemudian diatur pHnya mencapai 7,5-8. Diberi perlakuan sesuai variabel berubah pada suhu operasi 30C. Permeat dianalisis kadar TOC, turbiditas, TDS, dan pHnya pada pengambilan sampel tersebut. Backwash dilakukan dengan limbah cair laundry tersebut dan pembersihan membran dengan tiga metode yaitu membuang deposit permukaan dengan aquades, membersihkan fouling organik dengan NaOH 0,5 mol/L, dan membersihkan fouling anorganik dengan asam sitrat 5% v/v.

19

Tabel 3. Jadwal Kegiatan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rencana Kegiatan Studi Literatur Penyiapan bahan dan peralatan penelitian Penelitian Pendahuluan Penelitian Analisa laboratorium dan analisa data Laporan Final Bulan ke1 2 3 4 5

Tabel 4. Rancangan Biaya NO 1. Bahan Habis Pakai: NaOH commercial grade 500 gr Asam sitrat 500 gr Alum 310.000,00 475.000,00 URAIAN BIAYA (Rp)

Jumlah

785.000,00

20

2.

Peralatan: - Filter ultrafiltrasi 2 buah @ Rp 2.000.000,00 - Strainer - Pompa - Pressure Indicator 2 buah @ Rp 200.000,00 - Botol Plastik 30 buah @ Rp.5000,00 - Selang ( chubbing PE) 20 buah @ Rp 6.000,00 - Kran 2 buah @ Rp 50.000,00 - Biaya Analisa Laboratorium Jumlah 4.000.000,00 300.000,00 450.000,00 400.000,00 150.000,00 120.000,00 100.000,00 2.000.000,00 7.520.000,00

3.

Perjalanan: - Pembelian alat-alat dan bahan-bahan kimia - Transportasi lokal Jumlah 150.000,00 300.000,00 450.000,00

4.

Penggandaan Laporan dan Seminar: - Penggandaan laporan 5 buah @ Rp 20.000,00 - Penggandaan laporan akhir 5 buah @ Rp 20.000,00 - Kertas A4 (3 rim) @ Rp 35.000,00 - Tinta printer 3 buah @ Rp 15..000,00 100.000,00 100.000,00 105.000,00 45.000,00

Jumlah

350.000,00

21

5.

Lain-lain: - Dokumentasi - Internet - Telepon - Fotocopy literatur - Flash Disk 1 buah @ Rp 100.000,00 - Kabel dan stop kontak - Kertas label, tisu roll, busa cuci, dll Jumlah 120.000,00 150.000,00 200.000,00 75.000,00 100.000,00 100.000,00 50.000,00 795.000,00 9.900.000,00

Total Biaya

22

KESIMPULAN

23

DAFTAR PUSTAKA Chen, Y., Dong, B.Z., Gao, N.Y., Fan, J.C. 2007. Effect of coagulation pretreatment on fouling of an ultrafiltration membrane. Desalination 204, 181-188. Detergent. Diakses dari http://en.wikipedia.com/wiki/Detergent tanggal 1 September 2009. Filtration Membrane, Microfiltration, Ultrafiltration, Reverse Osmosis. Diakses dari http://www.johnmeunier.com/en/files/?file=980 tanggal 2 September 2009. Friendly Detergents and Chemicals. Diakses dari http://www.greywaterreuse.com.au/index.php/Greywater-ReuseSystems/Friendly-detergents-and-chemicals.html tanggal 1 September 2009. Hart, Harold. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Diterjemahkan oleh Suminar Achmadi. Jakarta: Erlangga. Information Water Reuse. Diakses dari http://www.ciwem.org/resources/water/reuse.asp tanggal 1 September 2009 Landloch Pty Ltd and the National Centre for Engineering in Agriculture University of Southern Queensland. 2005. Laundry Grey Water Potential Impact on Toowoomba Soils - Final Report. Toowoomba. NCEA Publication NCEA 1001420/2. Mulder, M. 1996. Basic Principle of Membrane Technology. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. Nghiem, L.D., Oschmann, N., Schafer, A.I. 2006. Fouling in greywater recycling by direct ultrafiltration. Desalination 187, 283-290. Notodarmojo, Suprihanto dan Anne Deniva. 2004. Penurunan Zat Organik dan Kekeruhan Menggunakan Teknologi Membran Ultrafiltrasi dengan Sistem Aliran Dead-End. PROC. ITB Sains dan Teknologi, Bandung. Oschmann, N., Nghiem, L.D., Schafer, A.I. 2005. Fouling mechanisms of submerged ultrafiltration membranes in greywater recycling. Desalination 179, 215-223. US Patent 3565256. Diakses dari http://www.freepatentsonline.com tanggal 1 September 2009. US Patent 3923654. Diakses dari http://www.freepatentsonline.com tanggal 1 September 2009. US Patent 5294339. Diakses dari http://www.freepatentsonline.com tanggal 1 September 2009. US Patent 5868937. Diakses dari http://www.patentstorm.com tanggal 1 September 2009. Wang, L., Wang, X., Fukushi, K. 2008. Effects of operational conditions on ultrafiltration membrane fouling. Desalination 229, 181-191.

24

BIODATA PENULIS I. Ketua Nama NIM Fakultas/Jurusan Perguruan Tinggi Waktu untuk Kegiatan Tempat, tanggal lahir Agama Alamat Email : Okryreza Abdurrachman : L2C009127 : Teknik/Teknik Kimia : Universitas Diponegoro : 10 jam/minggu : Jakarta, 8 Oktober 1991 : Islam : Jalan Kusnan No 92 Kesenden, Kota Cirebon : okrireza@yahoo.co.id

Latar Belakang Pendidikan : SDN 15 Sungailiat MTs N 1 Cirebon SMAN 2 Cirebon Teknik Kimia Universitas Diponegoro 1997-2003 2003-2006 2006-2009 2009-sekarang

Pengalaman Akademik dan Organisasi Selama Menjadi Mahasiswa:


No Institusi 1 2 3 4 5 Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Forum Silaturrahmi Mahasiswa Muslim KAMMI Teknik Rohis Al Fikri Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Jabatan Staf Litbang Staf Departemen Ekonomi Staf Departemen Soskemas Staf Departemen Syiar Sekertaris Umum Periode Kerja 2010 2010 2010 2010 2011

Semarang, Februari 2011 Yang menyatakan,

Okryreza Abdurrachman NIM L2C009127

25

II. Anggota

Nama NIM Fakultas/Jurusan Perguruan Tinggi Waktu untuk Kegiatan Tempat, tanggal lahir Agama Alamat Email

: Cahyo Andrianto : L2C007023 : Teknik/Teknik Kimia : Universitas Diponegoro : 10 jam/minggu : Demak, 18 Oktober 1988 : Islam : Perum Batursari Asri C100 Mranggen, Demak : cahyoandrianto@yahoo.com

Latar Belakang Pendidikan : SDN Mranggen 1 SMPN 2 Semarang SMAN 3 Semarang Teknik Kimia Universitas Diponegoro 1995-2001 2001-2004 2004-2007 2007-sekarang

Pengalaman Akademik dan Organisasi Selama Menjadi Mahasiswa:


No Institusi 1 Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Jabatan Staf Departemen Pendidikan Periode Kerja dan 2007-2008

Penalaran 2 3 4 5 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Forum Studi Teknik Rohis Al Fikri Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Staf Departemen Ristek Staf Departemen Edukasi Staf Departemen Kaderisasi 2007-2008 2007-2008 2007-2008

Kepala Departemen Pendidikan dan 2008-sekarang Penalaran

Semarang, Februari 2011 Yang menyatakan,

Cahyo Andrianto NIM L2C007023

26

LAMPIRAN

You might also like