You are on page 1of 2

Pandangan Gender dalam Perjanjian Baru

Brenda Angelita Lesmana, Teknik Industri, 1006773572

Data Publikasi : 1. Roh Kudus Dalam Perjanjian Baru - Joel HH 2. Pemberdayaan Perempuan menurut Iman Kristen - Henney Sumali 3. Manusia Beriman, Bermoral, dan Berbudaya Tim makalah Fisip UI Di dalam masyarakat, masalah perbedaan gender muncul setelah terjadi ketidakadilan gender. Fenomena perbedaan gender adalah hal normal dan tidak masalah. Namun karena ada nilai-nilai yang berkembang, yang dipandang merugikan salah satu gender, muncullah ketidakadilan gender dalam berbagai aspek, seperti dalam kantor, masyarakat, dan keluarga. Faktor penyebab ketidak adilan gender adalah stereotype-stereotype yang

menyudutkan perempuan. Jika stereotype itu bersifat sama atau setara, maka fenomena ketidakadilan gender tidak akan berkembang. Kenyataannya stereotype mengenai perempuan kebanyakan bersifat negatif. Dalam hal ini, perempuan dikenal sebagai makhluk yang lemah, emosional, dan keibuan, sedangkan laki-laki dikenal sebagai makhluk yang kuat, jantan, dan perkasa. Sebagai contoh, perempuan selalu dikaitkan dengan pekerjaan-pekerjaan administratif seperti sekretaris maupun pekerjaan domestik seperti mengurus rumah tangga. Dalam kacamata iman Kristen sendiri, hal ini salah karena dimata Tuhan, laki-laki dan perempuan adalah sama. Melalui Alkitab, digambarkan bahwa sebenarnya hakekat laki-laki dan perempuan adalah setara. Berikut ini adalah beberapa contoh ayat yang terdapat dalam Perjanjian Lama mengenai kesamaan derajat perempuan dan laki-laki. Kejadian 1:27 : Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka

Ditegaskan khususnya dalam ayat berikut Kejadian 2:18 : Tidak baik manusia itu seorang diri saja, aku memberikan penolong yang sepadan untuk dia Meskipun Yesus memang tak pernah mengangkat perempuan sebagai rasul, namun kepada perempuanlah Ia pertama kali menampakkan diri sesudah kebangkitan-Nya dan mempercayakan kabar baik tentang kemenangannya (Yohannes 20:10; Matius 28:8). Keempat anak dara Filipus semuanya mempunyai karunia untuk bernubuat (Kisah Para Rasul 21:9), dan Paulus berbicara tentang perempuan-perempuan yang berdoa dan bernubuat dalam Gereja Korintus. Dalam Perjanjian Baru, dikenal Maria yang mengandung dan melahirkan Yesus dari Roh Kudus. Juga istri dari Akwila si pedagang tenda, Priskila yang giat bekerja dan menyebarkan injil bersama suaminya (Kisah Para Rasul 18:26). Hana, nabiah yang dikisahkan di awal Injil Lukas. Lydia, wanita Kristen pertama di Eropa. Phebe, seorang diakones yang disebut dengan penghargaan penuh dalam Roma 16:1. Lihatlah sejarah kelahiran Yesus Kristus yang berasal dari Roh Kudus yang dikandung dari rahim wanita sederhana, Maria. Dari kitab sejarah penyelamatan manusia melalui Yesus Kristus, Maria adalah manusia pertama yang mendapatkan kehormatan mengalami kuasa Roh Kudus. Allah yang maha tahu memilih seorang perempuan sebagai perantara kelahiran manusia Ilahi dengan tidak sembarangan. Karena wanita pertama Hawa, manusia jatuh dalam dosa. Karena perantaraan Maria, maka Yesus Kristus lahir ke dunia dan memberikan pengharapan kepada manusia akan pengampunan dari dosa.

Daftar Pustaka http://www.docstoc.com/docs/45073048 http://www.angelfire.com/journal2/iscs/Perempuan.htm http://www.eparoki.com/index.php?option=com_content&view=article&id=33:rohkudus-dalam-perjanjian-baru-injil-matius&catid=12:roh-kudus&Itemid=22

You might also like