You are on page 1of 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sindrom buerger ( Tromboangitis Obliterans ) , merupakan penyakit yang berlawanan dengan aterosklerosis.

Penyakit Boerger merupakan penyakit otoimun yang mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah distal. B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi pengetahuan tentang penyakit Buerger serta penjelasanya.Selain itu untuk menambah pengetahuan agar lebih perduli terhadap kesehatan.

BAB II PEMBAHASAN A.PENGERTIAN Penyakit Buerger ( Tromboangitis Obliterans ) adalah penyumbatan pada arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang akibat peradangan yang dipicu oleh merokok. B. ETIOLOGI Penyebab penyakit ini adalah penyakit otoimun. Kebanyakan terjadi pada usia 20 dan 35 tahun dan semua ras di dunia, Merokok merupakan faktor penyebab atau faktor pemberat. C. TANDA DAN GEJALA Nyeri adalah gejala utama pada sindrom Buerger. Terkadang nyeri semakin parah akibat gangguan emosi, merokok atau kedinginan. Nyeri saat istirahat, perasaan terbakar atau sensitif terhadap dingin mungkin merupakan gejala awal. Pasien mengeluh kram pada kaki ( terutama telapak atau tungkai ) terutama sesudah latohan yang dapat dihilangkan dengan istirahat. Denyut nadi dapat melemah atau menghilang. D. KOMPLIKASI Gangren Ulkus

Kemerahan Sianosis

E. PEMERIKSAAN DIAGNOTIK Pemeriksaan labolatorium yang spesifik untuk penyakit Buerger tidak ada. Meskipun demikian, dianjurkan untuk melakukan berbagai pemeriksaan untuk menyisihkan diagnosis banding seperti pemeriksaan darah rutin, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, urin rutin, kadar gula darah puasa, reaktan fase-akut ( LED dan protein C-reaktif ), antibodi antinuklear, faktor rematoid, komplemen, petanda serologis untuk CRESTsyndrome dan skleroderma serta srining hiperkoagulabiliti. F. PENANGANAN Menghentikan kebiasaan merokok dalam jangka panjang, umumnya penderita akan menunjukan perbaikan setelah berhenti merokok. Sangat jarang diperlukan operasi, kecuali untuk amputasi bila telah terjadi gangren. Perawatan dalam posisi reverse Trendelenburg dan pemberian analgesik narkotik dapat menolong. Penderita harus diberi edukasi tentang higien kaki, khususnya pencegahan luka seperti menghindari pemakaian sepatu dan stokimg sempit serta hati-hati ketika mengunting kuku. Implantasi stimulor spinal cord. Pemberian iloprost. Intramuskular gene transfer of vascular endhotelial growth factor ( VEGF ).

You might also like