You are on page 1of 24

BAB II METODE DAN LANGKAH-LANGKAH DALAM KEGIATAN BERBICARA

Disusun Oleh:
Deni Yuniardi Devi Novita Sari Dewi Ayu Purnama Sari Dwi Suciani Alkafisa Elisa Novitasari Ervina Maria Sari Pohan Fitri Amilia Febriana

Dosen Pengampu :Dr.Karomani,M.Si.


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

BAB II METODE DAN LANGKAH-LANGKAH DALAM KEGIATAN BERBICARA

A.PENDAHULUAN Kegiatan berbicara tampak bersifat alamiah, pada kenyataanya tidaklah demikian.Artinya kegitan berbicara yang baik dan efektif memerlukan sustu keterampilan. Setiap keterampilan tentu memiliki metode-metode, langkah-langkah yang perlu kita pelajari. Itu sebabnya kita memepelajari metode dan langkah-langkah dalam kegiatan berbicara.

DESKRIPSI UMUM
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan:

A B

Berbagai metode dalam kegiatan berbicara termasuk kelemahan dan keunggulan masing masing metode tersebut. Langkah-langkah yang mesti dipersiapkan dalam kegiatan berbicara.

2.1 Metode Penyajian Lisan


Persiapan-persiapan sangat diperlukanuntuk menyusun raian secara lisan. Disamping memperhatikan gerak-gerik,sikap,dan hubungan langsung dengan hadirin,berpidato sangat bergantung pula pada metode penyajiannya.

Metode Penyajian lisan


a. Penyampaian secara mendadak (Impromtudelivery): b. Penyampaian tanpa persiapan (extemporaneous delivery); c. Penyampaian dari naskah (delivery from manuscript); d. Penyampaian dari ingatan (delivary from memory)

(Mulgrave,1945:25 dalam tarigan,1987:24)

a.Penyampaian secara mendadak (Impromtudelivery) Metode secara mendadak adalah metode penyampaian lisan berdasarkan kebutuhan sesaat. Pembicara berbicara hanya berdasarkan pengetahuan serta kemahirannaya. Kemampuan penyampaian lisan dengan cara ini sangat berguna dalam keadaan darurat. Pengalaman dan pengetahuan pembicara yang relavan dengan isi atau konteks pembicaraan sangat membantu pada saat berbicara dengan metode ini.

b. Penyampaian tanpa persiapan (extemporaneous delivery) Metode ini merupakan jalan tengah dari metodemetode lain. Dalam metode ini, uraian yang akan disamapaikan direncenakan dengan cermat dengan membuat catatan-catatan sekaligus merupakan urutan dari uraian yang akan disamapaikan. Kadang-kadang disisapkan konsep naskah dengan tidak perlu menghapal kata-katanya.Dengan demikian, pembicara bebas memilih kata-kata dalam penyampaiannya. Fungsi dari catatn tersebut adalah untuk mengingat ide , kata kunci dan urutannya saja.Semakin sedikit catatan yang dibuat maka semakin baik, sebab catatn tersebut akan mengganggu bila belebihan.Metode ini lebih memusatkan dan banyak memberikan fleksibelitas.

d.Penyampaian dari ingatan (delivary from memory) Metode ini merupakan kebalikan dari metode improptu.Penyajian lisan ditulis secara lengkap kemudian dihapal kata demi kata.Ada pembicara yang berhasil dengan metode ini, namun lebih sering menjemukan dan tidak menarik. Cara ini dapat menyulitkan pembicara ketika tidak dapat menyesuikan diri dengan situasi dan reaksi pendengar sewaktu menyajikan gagasan.

Demikian uraian tentang cara penyajian lisan( berpidato).Keempat metode tersebut disebut tarigan sebagai catur saji wicara(Tarigan,1987.26). Selanjutnya dalam evaluasi keterampilan berbicara, disarankan memperhatikan hal-hal berikut: a. Apakah bunyi-bunyi(vokal,konsonan) diucapkan si pembicara secara tepat?; b. Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara serta tekanan suku kata si pembicara memuaskan?; c. Apakah kecepatan dan ketepatan ucapan pembicara mencerminkan bahwa si pembicara memahami bahasa yang digunakan?; d. Apakah kata-kata yang diucapkan pembicara bentuk dan urutannya sudah tepat?; e. Apakah kewajaran atu kelancaran dari si pembicara cukup memadai?

2.2 Langkah-Langkah Penyajian Lisan


Dikemikakan Gorys Keraf(1980:317-318) A. Meneliti masalah; B. Menyusun uraian; C. Mengadakan latihan.

Skema Gorys Keraf


.
A. Meneliti masalah

1. Menentukan maksud; 2.Menganalisis pendengar dan situasi

3.Memilih dan menyampaikan toopik


4.Mengumpulkan data;

B. Menyusun uraian

5.Membuat kerangka; 6.Menguraikan secara mendetail;

7.Melatih dengan suara nyaring.

C.Mengadakan latihan.
(Keraf,1980:317-318)

Pada langkah ini, mula-mula menentukan tujuan. Sebagai mana yang dekemukakan oleh Gorys Keraf, Tujuan umum berbicara dibedakan menjadi lima bagian yaiti:

a) mendorong; b) meyakinkan; c) bertindak; d)memberitahukan; e)menyenangkan.


(Keraf,1908:320-321)

Tujuan sebuah komposisi atau penyajian lisan dikatakan mendorong bila pembicaraan berusaha untuk memberi semangat, atau membangkitkan kegairahan atau menekan perasaan yang kurang baik, serta menunjukkan rasa hormat pengabdian.Reksi yang diharapkan yaitu muncuknya ilham atau membakar emosi pendengar.

Bila pembicara berusaha meyakinkan pendengar, maka alat yang esensial dari komposisi lisan semacam ini adalah argimentasi. Karena itu bisanya disertai bukti-bukti, fakta dan contoh-contoh yang konkret. Dengan demikian diharapkan timbulnya penyesuaian pendapat atau kepercayaan atas persoalan yang dibawakan. Oleh karena itu pula pembicaraan pasti bersifat persuasif.

Tujuan sebuah presentasi lisan berbuat atu bertindak bila pembicara menghendaki beberapa macam tindakan atau reaksi fisisk dari pendengar.Reaksi atau tindakan yang diharapkan ini dapat berbentuk seruan ya atau berupa tindakan total seperti mengumpulkan uang, mendatangi sebuah petisi atau membuat parade, demonstrasi. Dasar dari tindakan tersebut adalah keyakinan atau yerbakarnya emosi pendengar.Oleh karena itu pembicaraan semacam ini pun termasuk jenis komposisi persusif.

Yaitu apabila pembicar bertujuan agar pendengar dapat mengertu tentang sustu hal, atau memperluas bidang pengetahuan mereka.Reaksi yang diinginkan dari pembicaraan ini adalah agar para pendengar mendapat pemahaman yang diketahuinya. Jenis atau sifat pembucaraan semacam ini bersifat intrutif atau pengjaran.

Bila pembicara bermaksud menyenangkan pendengar atau menimbulkan susana gembira, maka tujuan umum pembicaraan semcam ini adalah menyenangkan. Kesegaran atau keaslian memainkan peranan yang sangat penting.Humor adalah alat penting dalam penyjian lisan semacam ini.

Demikian tujuan umum berbicara yang dikemukakan oleh Gorys Keraf. Setelah menentukan tujuan umum, maka langkah penyajian selanjutnya adalah menentukan tujuan khusus.Tujuan khusus adalah tujuan yang lebih terbatas yang ingin dicapai pada saat pembicara tampil. Misalkan:
Topik Tujuan Umum Tujuan Kusus :Terjun Bebas : Memberitahukan :Agar pendengar mengerti perbedaan terjun biasa dengan terjun bebas.

Pembicara dalam hal ini sangat perlu mengetahui siapa pendengarnya,baik secara umum maupun secara khusus. Informasi mengenai pendengar mencakup: jumlah, jenis kelamin, latar belakang sosial politik.Dengan mengetahui informasi mengenai calon pendengar, pembicara akan lebih mudah menentukan topik dan metode yang sesuai. Selanjutnya informasi khusus mengenai pendengar mencakup seberapa kira-kira tingkat pengetahuan pendengar tentang topik yang akan dibicarakan, seberapa besar minat pendengar terhadap topik, dan bagaimana kira-kira sikap pendengar. Kemudian informasi tentang situasi berhubungan dengan tempat,waktu acaradan juga berhubungan dengan lingkungan sekitar tempat pembicaraan itu.

Dalam memilih dan menyempitkan topik ini, topik mana yang kira-kira cocok untuk dibicarakan dalam penampilan nanti.Disamping topik,pembicaraan juga perlu menyempitkan topiknya agar tidak terlalu luas. Disini juga pembicara memikirkan judul yang tepat untuk topik yang akan disampaikan.

Pembicara harus mengumpulkan dat-data dan semua informasi yang akan disampaikan.Untuk itu pembicara perlu membaca buku, majala atau publikasi lainnya.Mungkin juga perlu melakukan obsevasi atau mengadakan wawancara dengan orang yang danggap mempunyai pengetahuan yang luas tentang topik yang akan dibicarakan.

Untuk membuat perkiraan berapa luas, dalam dan panjangnya pembicaraan perlu disusun kerangka pembicaraan. Kerangka ini juga bermanfaat untuk mengecek uraian dan sistematika isi pembicaraan.

Pada tahap ini pembicara harus menyusun secara lengkap apa saja yang akan dibicarakan. Disini pembicara memanfaatkan bahan yang telah didapat untukmenyusun secara sistematis.

You might also like