You are on page 1of 18

MAKALAH KADERISASI

D I S U S U N OLEH : FAIZAL RACHMADI NIM : 1111103000020

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/2012

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada hentinya kepada manusia, terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Dengan nikmat akal, kita dituntut untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya. Shalawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terangbenderang. Alhamdulillah, Penulis dapat menyelesaikan makalah Khaderisasipada kali ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan kita. Kurang lebihnya kami mohon maaf, karena kesempurnaan milik Allah SWT., dan kekurangan milik manusia. Untuk itu, segala kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan akan kami terima dengan senang hati. Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sejawat serta semua pihak.

Dengan Hormat,

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. 1. JENIS PENYAKIT A. Wasir........................................................................................................... B. Kaki Diabetes.............................................................................................. C. Obesitas....................................................................................................... D. Dislipedemia................................................................................................ E. Tumor Hifofisis............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

1. JENIS PENYAKIT Penyakit adalah A. Wasir Definisi Wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Penyakit ambeien ini tidak hanya memberikan rasa sakit kepada pada penderitanya, tetapi juga memberikan rasa minder dan malu karena mengidap penyakit ambeien.

Etiologi Peningkatan tekanan vena akibat mengedan ( diet rendah serat ) atau perubahan hemodinamik ( selama hamil ) menyebabkan dilatasi kronis dari pleksus vena submukosa. Ditemukan pada posisi jam 3, 7, dan 11 pada lubang anus. Selain itu hemorrhoid juga disebabkan karena : -. Faktor keturunan -. Kehamilan karena perubahan hormonal -. Obstipasi (konstipasi/sembelit) yang menahun. -. Penyakit yang membuat penderita sering mengejan, misalnya: pembesaran prostat jinak ataupun kenker prostat, penyempitan saluran kemih, dan sering melahirkan anak. -. Penekanan kembali aliran darah vena, seperti pada kanker dubur, radang dubur, penyempitan dubur, kenaikan tekanan pembuluh darah porta (di dalam rongga perut), sakit lever jenis sirosis (mengkerut), lemah jantung, dan limpa bengkak. -. Banyak duduk. -. Diare menahun. -. Peregangan. Ini misalnya terjadi pada seseorang yang suka melakukan hubungan seksual yang tidak lazim yaitu anogenital. Epidemiologi Pembengkakan ini menyebabkan terhambatnya aliran darah ke perut. Belum di ketahui secara pasti penyebab penyakit ini. Di perkirakan ambeien di picu oleh kekurangan serat pada makanan yang di konsumsi. Bisa juga di sebabkan oleh kebiasaan duduk yang terlalu lama sehingga aliran darah di

bagian dubur tertekan. Akibatnya terjadi penebalan jaringan mati di sekitar dubur. Penderita penyakit ini di larang mengonsumsi makanan pedas, minuman beralkohol, dan menyantap makanan yang mengandung banyak lemak. Lemak dapat menyebabkan bagaia-bagian dinding usus mengendor. Sebaiknya mengurangi bekerja keras, bahkan jika memungkinkan hentikan sama sekali. Selain itu, di anjurkan banyak menyantap banyak buah-buahan, sayuran segar, dan olahraga ringan secara teratur. Kegiatan tersebut akan membantu proses penyembuhan. Gejala yang umum di jumpai pada penderita ambeien alias wasir sebagai berikut : Timbul rasa panas atau gatal di poros usus bagian bawah (dubur). Muncul tonjolan di sekitar liang dubur. Sulit dan sakit ketika buang air besar. Kadang-kadang terjadi pendarahan ketika buang air besar. Sign and Sympton Sebelum parah sebaiknya kita mengenal seperti apa penyakit wasir ada awal mulanya sehingga kita bisa obati sedini mungkin. Biasanya penderita akan mengalami pendarahan dubur dengan warna darah merah muda yang menetes atau mengalir lewat lubang dubur / anus. Penderita juga akan merasa ada ganjalan pada anus ketika bab sehingga penderita akan ngeden / mengejan yang bisa memperparah wasirnya. Selain itu biasanya anus akan terasa gatal akibat virus dan bakteri yang membuat infeksi. Faktor Resiko Wasir dapat diakibatkan oleh hal-hal berikut di bawah ini sehingga perlu diwaspadai dan dihindari : -. Terlalu banyak duduk -. Diare menahun -. Kehamilan ibu hamil yang diakibatkan perubahan hormon -. Keturunan penderita wasir -. Hubungan seks yang tidak lazim -. Penyakit yang membuat mengejan penderita -. Sembelit / konstipasi / obsitpasi menahun -. Penekanan kembali aliran darah vena.

Patofisiologi

Wasir ada dua jenis yaitu wasir internal dan eksternal. Wasir eksternal mudah dikenali karena wasir ini akan menonjol keluar. Sedangkan wasir internal dibagi menjadi empat derajat berdasarkan tingkat keparahannya yaitu: 1. Derajat 1 Terjadi pendarahan tetapi tidak ada tonjolan rektum (ujung dari usus besar) 2. Derajat 2 Terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan sendirinya 3. Derajat 3 Terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan bantuan tangan 4. Derajat 4 terjadi tonjolan rektum disertai dengan bekuan darah dan tonjolan ini menutupi muara anus. Pada wasir ekternal gejalanya tidak separah wasir internal, terutama masalah nyeri dan pendarahan. Hal ini karena letaknya yang dibawah klep anus sehingga gejala yang timbul tidak mempengaruhi fungsi dari anus. Treatment Untuk menghilangkan wasir secara total sebaiknya anda menjalankan harus melakukan yaitu : -. Jalankan pola hidup sehat -. Olah raga secara teratur -. Makan makanan berserat -. Hindari terlalu banyak duduk atau nongkrong di wc / toilet -. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll -. Jangan melakukan aktivitas hubungan seks yang tidak wajar -. Minum air yang cukup -. Jangan menahan kencing dan berak -. Jangan suka menggosok dan menggaruk dubur berlebihan -. Hindari mengejan berlebihan -. Jika tidak ingin pup / bab jangan dipaksa -. Duduk berendam pada air yang hangat -. Minum obat sesuai anjuran dokter

B. Kaki Diabetes Definisi

Kaki diabetes adalah salah satu komplikasi kronik dari penyakit diabetes militus(DM) yang paling ditakuti karena penyakit ini bisa menyebabkan cacat atau meninggal dunia. Etiologi Penyebab kaki diabetes yaitu: -.Obesitas atau kegemukan. -.Keturunan. -.Berkurangnya elastisitas pembuluh darah karena bertambahnya usia. -.Kehamilan. -.Rutinitas atau pekerjaan yang kurang membuat gerakan. Epidimiologi Penyandang diabetes mellitus perlu memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan kakinya, karena diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang dikenal dengan istilah kaki diabetik (diabetic foot). Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi. Kaki diabetik merupakan komplikasi yang serius dan mahal dari diabetes. Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasi diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti setiap 30 detik ada kasus amputasi kaki karena diabetes di seluruh dunia. Umumnya kaki diabetik didahului dengan adanya ulkus (luka). Hanya sekitar dua pertiga dari ulkus yang dapat sembuh dengan cepat, sisanya berakhir dengan amputasi. Rata-rata diperlukan waktu sekitar enam bulan untuk penyembuhan ulkus. Baik ulkus maupun amputasi memiliki dampak yang besar pada kualitas hidup penyandang diabetes, yakni terbatasnya kebebasan bergerak, terisolasi secara sosial, dan menimbulkan stres psikologis. Kaki diabetik juga merupakan masalah ekonomi yang nyata, mengingat penyandang diabetes dengan kaki diabetik umumnya membutuhkan perawatan yang lama, rehabilitasi, biaya yang tidak sedikit, dan risiko amputasi yang besar. Menurut para ahli yang meneliti, komplikasi kaki diabetik sebenarnya dapat dicegah. Dengan menerapkan strategi yang menggabungkan upaya

pencegahan, perawatan jika terjadi ulkus pada kaki, penanganan medis yang sesuai, kadar gula darah yang terkendali, serta edukasi terhadap penyandang diabetes dan tenaga medis, dapat menurunkan kemungkinan risiko amputasi sampai 85%. Sign And Sympton Penyebab komplikasi yang paling tersering dihadapi oleh penderita diabetes adalah timbulnya luka di kaki yang menjadi sumber infeksi serius. Hal ini disebabkan pada penderita diabetes mellitus terjadi kekurangan sensibilitas ujung-ujung saraf terutama di daerah kaki. Karena kaki mendapat beban tumpuan terberat dari tubuh yang menyebabkan terjadi tekanan pada pembuluh darah ditambah kondisi meningkatnya kadar gula darah yang tinggi yang menyebabkan kerusakan dari pembuluh darah itu sendiri, yang akan mempengaruhi saraf-saraf kaki sehingga menyebabkan kaki kekurangan sensibilitasnya. Hal ini yang menyebabkan seringnya terjadi luka pada kaki penderita diabetes mellitus, karena penderita tidak merasakan adanya luka. Luka diketahui biasanya oleh orang lain atau bila luka itu menimbulkan demam dan perdarahan. Luka pada kaki penderita diabetes mellitus menyebabkan problem yang cukup serius, Karena dapat mengurangi produktifitas penderita itu sendiri selain penyembuhan dan perawatan luka kaki diabet yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit, tergantung seberapa parahnya luka tersebut dan komplikasinya. Faktor Resiko Faktor Resiko Dari penyakit Kaki Diabetes adalah -. stop merokok -. Memperbaiki berbagai faktor resiko terkait aterosklerosis yaitu Hiperglikemia,Hiepertensi,Dan Dislipidemia. Latihan kaki merupakan domain usaha yang dapat diisi oelh jajaran rehabilitas medik. Patofisiologi Terjadi masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM Yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembulyuh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan perubahan warna kulit dan

otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telaopak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang lebih luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengolahan kaki diabetes. Treatment Dalam pengobatannya berdasarkan Farmakologis menurut penelitan pada kelainan akibat aterosklerosis ditempat lain (jantung, otak), mungkin obat seperti aspirin dan lain sebagainya yang jelas dikatakan bermanfaat, akan bermanfaat pula untuk pembuluh darah kaki penyandang DM. Tetapi sampai saat ini belum ada buktiyang cukup kuat untuk menganjurkan pemakaian obat secara rutin guna memperbaiki patensi pada penyakit pembuuluh darah kaki diabetes penyandang DM. C. Obesitas Definisi Obesitas merupakan suatu kelaina kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Secara fisologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan dijaringan adiposa sehingga dapat menganggu kesehatan. Etiologi Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor: -.Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

-.Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. -.Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya: -.Hipotiroidisme -.Sindroma Cushing -.Sindroma Prader-Willi -.Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan. -.Obat-obatan misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan. Epidimiologi Saat ini diperkirakan jumlah orang di seluruh dunia dengan IMT 30 kg/m2 melebihi 250 juta orang,yaitu sekitar 7 % dari populasi orang dewasa didunia. Bila kita mempertimbangkan masing-masing negara, kisaran prevalensi obesitas meliputi hampir semua spektrum, dari 5% di china,jepang, dan negara-negara afrika tertentu sampai lebih dari 75%

didereh urban Samoa. Angka obesitas tertinggi didunia berada di kepulauan pasifik pada populasi melanesia, polinesia and mikronesia. Misalnya pada tahun 1991, didaerah urban samoa diperkirakan 75% perempuan dan 60% laki-laki diklasifikasikan sebagai obes . Insidensi obesitas dinegara-negaraberkembang menjadi meningkat, sehingga sasat ini benyaknya orang obesitas di dunia hampir sama jumlahnya dengan mereka jumlahnya dengan mereka yang menderita karena kelaparan. Beban finansial, resiko kesehatan dan dampak pada kuliatas hidup berhubungan dengan epidemi tersebut sehingga memerlukan pemahaman mendalam tentang mekanisme molekular yang mengatur berat badan untuk kemudian dapat mengidentifikasi cara-cara pengobatan baru untuk mengatasinya. Sign and sympton Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafrgma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru,sehingga timbul gangguan pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki Faktor Resiko Faktor resiko penyebab kaki diabetas adalah : Genetic : Polymorphisms pada banyak gen mengontrol appetite, metabolisme, dan pelepasan adipokine yang berpengaruh pada obesitas, namun kondisi obesitas membutuhkan faktor kelebihan kalori dan faktor lain agar terbentuk sempurna. Beberapa kondisi genetik yang berhubungan kuat dalam terbentuknya obesitas yaitu Prader-Willi syndrome, Bardet-Biedl syndrome, MOMO syndrome, leptin receptor mutations dan melanocortin receptor mutations, namun mutasi pada satu locus gen hanya ditemukan pada

5% penderita obesitas, sedangkan proporsi majoritas pada gen-gen kausative masih dalam penelitian. Beberapa hasil penelitian tersebut : Sebuah penelitian tahun 2007 mengidentifikasi mutasi umum yang terjadi pada FTO gene; heterozygotes memiliki 30% meningkatkan resiko obesitas, sedangkan homozigot memiliki 70% meningkatkan resiko oebsitas.Human Obesity 1 Gene (HOB1 gene), penemu Drs. Steen Stone, Drs.Steven Hunt, Donna Shattuch, Ted Adams. -.Gaya Hidup : Aktivitas fisik yang kurang (sedentary lifestyle),Pola makan yang berlebihan dan banyak mengandung lipid, kolestrol, dll yang menyebabkan obesitas (fast food, snack),dan Pengaruh psikososial dan lingkungan (mindset, stress). -.Obat-obatan : Steroids, atypical antipsychotics, beberapa fertility medication (pil KB)

Patofisiologi Patofisiologi penyakit obesitas ini meliputi dua faktor : -sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel. urangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas Treatment Terapi perilaku. Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya,strategi in9i meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan aktivitas fisik, manajemen stress,stimulus control,pemecahan masalah,contigency management,cognitive restructuring,dan dukungan sosial.

Farmakoterapi. Merupakan salah satu komponen penting dalam program manajemen berat badan. Sibutramine dan Orlistat. Merupakam obat-obatan penurun beran badan yang di setujui oleh FDA di USA, untuk penggunaan jangka panjang. Sibutramine ditambah diet rendah kalori dan aktivitas fisik terbukti menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Orsilat menghambat absorpsi lemak sebanyak 30%. Dengan pemberian orlitas, dibutuhkan penggantian vitamin larutan lemak karena terjadi melabsorpsi parsial. Terapi bedah. Merupakan salah satu pilihan untuk menurunkan berat badan. Terapi ini memberikan kepada pasien obesitas berat secara klinis dengan BMI 40 atau 35 dengan kondisi komorbid. D. Dislipedemia Definisi Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL. Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai peran yang penting dan sangat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibicarakan sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya sekaligus dikenal sebagai Triad Lipid. Etiologi Dislipidemia dapat terjadi akibat faktor asupan (intake) lemak yang tinggi dan adanya faktor keturunan / riwayat penyakit keluarga, alkohol, hormon estrogen, dan obat-obatan.Pada wanita, saat usia menopause akan meningkat resiko dislipidemianya lebih tinggi.Asupan lemak total berkaitan dengan kegemukan (berat badan berlebih).

Epidimiologi Resistansi insulin dan diabetes tipe 2 berhubungan dengan profil lipoprotein aterogenik. Baru-baru ini, studi menyatakan bahwa distribusi jaringan lemak lebih penting daripada massa lemak berkaitan dengan resistansi insulin, diabetes tipe 2, dislipidemia, serta penyakit kardiovaskular. Studi epidemiologi dan fisiologi mengemukakan bahwa lemak abdomen memiliki hubungan kuat dengan faktor risiko metabolik dan penyakit kardiovaskular daripada jumlah total lemak tubuh. Melalui studi ini diperiksa

peran simpanan lemak viseral dan subkutan yang tidak dipengaruhi indeks massa tubuh (IMT), pada dislipidemia yang berkaitan dengan diabetes tipe 2. Sebanyak 382 subjek penelitian dengan diabetes tipe 2 melakukan pemeriksaan CT scan abdomen untuk mengevaluasi distribusi jaringan adiposa subkutan (subcutaneous adipose tissue, SAT) dan viseral (visceral adipose tissue, VAT). Selain itu, subjek penelitian juga menjalani pemeriksaan antropometri untuk menentukan IMT serta lingkar pinggang dan pinggul. Pengambilan glukosa darah puasa juga dilakukan untuk mengetahui jumlah dan ukuran partikel lipoprotein VAT diperiksa menggunakan model regresi multivariabel yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, terapi diabetes, lamanya menyandang diabetes, merokok, penggunaan statin, serta kadar A1C. Hubungan VAT dengan jumlah dan ukuran partikel lipoprotein dievaluasi lebih lanjut setelah menambahkan IMT, IMT dan SAT, atau IMT dan homeostatis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) pada model. Hasil yang didapat dari studi ini adalah VAT memiliki hubungan positif dengan jumlah partikel VLDL (p<0,0001), jumlah partikel LDL (p<0,01), serta ukuran VLDL. Namun, VAT memiliki hubungan negatif dengan ukuran LDL (p<0,0001) dan ukuran HDL (p<0,0001). Hubungan tersebut tetap tidak berubah setelah menambahkan IMT dan SAT pada model. Setelah menambahkan HOMA-IR, VAT tetap memiliki hubungan positif terhadap jumlah (p<0,0001) dan ukuran (p<0,01) partikel VLDL serta tetap memiliki hubungan negatif terhadap ukuran partikel LDL dan HDL (p<0,0001 untuk kedua perbandingan tersebut). Sedangkan IMT dan SAT berhubungan secara bebas dengan parameter lipoprotein.menggunakan spektroskopi nuclear

magnetic resonance. Hubungan antara jumlah dan ukuran partikel lipoprotein dengan IMT, SAT, serta
Sign And Symptom Spektrum manifestasi klinis bervariasi luas dari asimptomatik hingga ke manifestasi klinis yang jelas. Penderita dapat muncul dengan manifestasi klinis nyeri abdomen, xanthoma pada telapak tangan dan kelopak mata, tendinitis, arcus cornea, xanthoma tuberosum, obesity dan bahkan dengan manifestasi coronary heart diseases. Manifestasi klinis yang tampak dapat membantu membedakan type kelainan ini dengan menggunakan klassifikasi Fredrickson dan Lees.

Dislipidemia sendiri tidak menimbulkan gejala tetapi dapat mengarah ke penyakit jantung dan pembuluh, seperti penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh arteri perifer. Trigliserid tinggi dapat menyebabkan pankreatitis akut. Kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan xanthelasma kelopak mata, arcus corneae Faktor Resiko Faktor resiko dislipidemia : -.Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia -.Obesitas. -.Diet kaya lemak. -.Kurang melakukan olah raga. -.Penggunaan alkohol. -.Merokok. -.Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik. -.Kelenjar tiroid yang kurang aktif. Patofisologi Sesaat setelah terjadinya peningkatan kadar LDL dan atau kolesterol, sejumlah monosit akan melekat pada permukaan endotel arteri dan selanjutnya melakukan migrasi kedalam ruangan subendotel. Setelah berbulan-bulan akan terjadi penumpukan kolesterol dan makrofag dalam ruangan subendotel ini dan disebut foam cell. Foam sell yang bertumpuk kemudian akan menimbulkan fatty streak. Sejalan dengan peningkatan kadar kolesterol, sejumlah sel otot halus muncul pada permukaan subendotel. Sel otot halus ini kemudian secara progresif memproduksi kolagen dan membentuk fibrous cap di atas inti lemak dari lesi. Kolagen yang terbentuk secara terus menerus kemudian menimbulkan bentuk athresclerotik yang disebut fibrous plaque.2,8 Kestabilan plaque sangat menentukan apakah lesi aterosklerosis ini akan menimbulkan kelainan kardiovaskuler. Plaque yang stabil merupakan hasil langsung dari kemampuan sel otot halus untuk memproduksi kolagen dan membentuk fibrous cap. Plaque yang stabil adalah plaque yang memiliki fibrous cap yang tebal yang menghalangi inti lemak kontak dengan darah. Sedangkan plaque yang tidak stabil adalah plaque yang mengandung inti lemak yang tebal atau banyak ditutupi oleh fibrous cap yang tipis. Adanya flow shear stress, hipertensi dan hiperlipidemia akan

mengiritasi atau menimbulkan fissura/rupture dari plaque yang ada dan selanjutnya menimbulkan kondisi aterogenik berupa aggregasi platelet dan trombus. Keadaaan ini menimbulkan sumbatan atau obstruksi yang signifikan terhadap vaskularisasi koroner dan menimbulkan manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler. Treatment Pada saat ini dikenal sedikitnya 6 jenis obat yang dapat memperbaiki profil lifid serum yaitu bile acid sequestran, HMG-CoA reductase inhibitor (statin),deivat asam fibrat, asam nikotinik, ezetimibe,dan deivat asam lemak omega-3. Selain obat tersebut, pada saat ini telah dipasarkan obat kombinasi dua jenis penurun lipid dalam satu tablet seperti Advicor (lofastatin dan niaspan), vytorin (simvastatin dan ezetimibe). E. Tumor Hifofisis Difinisi Tumor hifofisis adalah neoplasma intrakranial yang relatif sering dijumpai, serta merupakan 10-15 % dari seluruh neoplasma intrakranial. Tumor jenis ini sering kali diobati dan tidak jarang terjadi kambuhan, meskipun telah dilakukan tindakan bedah Etiologi Kemajuan biologi molekuler membuktikan tumor ini berasal dari monoklonal, yang timbul dari mutasi sel tunggal diikuti oleh ekspansi klonal. Neoplasia hipofisis merupakan proses multi-step yang meliputi disregulasi pertumbuhan sel atau proliferasi, diferensiasi dan produksi hormon. Ini terjadi sebagai hasil aktifasi fungsi onkogen setelah inaktifasi gen tumor supresor. Proses aktivasi fungsi onkogen merupakan hal yang dominan, karenanya gangguan allel tunggal dapat menyebabkan perubahan fungsi sel. Inaktifasi tumor supresor bersifat resesif, karenanya kedua gen allel harus terlibat untuk mempengaruhi fungsi seluler. Heterogenitas defek genetik ditemukan pada adenoma hipofisis sesuai dengan proses neoplastik multi step. Abnormalitas protein G, penurunan ekspresi protein nm23, mutasi ras gen, delesi gen p53, 14 q, dan mutasi, kadar c-myc onkogen yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan adenoma kelenjar hipofisis. Penelitian in vitro membuktikan peranan estrogen dalam menginduksi terjadinya hiperplasia hipofisis dan replikasi laktotroph. Terbukti produk PTTG (Pituitary tumor transforming gene) menyebabkan transformasi aktifitas dan

menginduksi sekresi dasar bFGF, sehingga memodulasi angiogenesis hipofisis dan formasi tumor. PTTG ini diinduksi oleh estrogen. Epidimiologi Sebagian besar tumor hifofisis ditemukan pada dewasa muda, namun dapat pula ditemukan pada remaja maupun usia lanjut. Sementara itu keputusan lain menuliskan bahwa tumor hifofisis dapat ditemukan pada semua umur, namun insidensnya meningkat dengan semakin meningkatnya usia, dan puncaknya antara dekade ketiga dan kelima. Berdasarkan temuan-temuan tersebut berarti banyak pasien denagn mikro dan makroadenoma seringkali tidak terdiagnosis. Sehingga harus dilakukan upaya untuk meningkatkan deteksi tumor tersebut karena dapat berpengaruh karena dapat berpengaruh secara signifikan terhadap (peningkatan resiko osteoporosis, penyakit jantung) dan kualitas hidup (libido,perubahan mood dan daya ingat)

Sign And Sympton Gangguan pada hifofisis dapat memiliki gambaran klinis yang bervariasi. Gambaran klinis tersebut dapat berupa satu atau lebih gejala/tanda dibawah ini : -. Defisiensi satu atau lebih hormon hifofisis -. Kelebihan hormon (terutama prolaktin,GH,dan ACTH) -. Efek masa tumor (sakit kepala,hemianopsia bitemporal) -. Ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan CT atau MRI Tumor hifofisis dapat menunjukan gejala dan tanda yang disebabkan oleh hifofisis atau hiperfungsi dan atau efek masa tumor. Kebanyakan pasien datang dengan gejala dan tanda hipersekresi hormon defek lapang pandang, sakit kepala,dan hipopituitarisme. Faktor Resiko Patofisiologi Treatment Tujuan utama pengobatan tumor hifofisis ialah mengembalikan fungsi hifofisis senormal mungkin dan mencegah terjadi kambuhan masa tumor. Tujuan lain adalah memperbaiki gangguan pernglihatan,mengatasi gangguan neurologis,serta memperbaiki gangguan endokrin dan metabolik.

Cara pengolahan terbaik untuk tumor hifofisis, harus ditentukan secara konprehensif denagn mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu: adanya gangguan endokrin terkait, besar dan ekspansi massa tumor, usiaserta keadaan klinis pasien. Pilihan terapi yang tersedia adalah: terapi medikamentosa primer(terapi supresi hormon dengan bromokriptin dan analog somatostatin) dan terapi subsitusi hormon (perioperatif dan post operatif), radiasi eksterna dan tindakan bedah (adenomektomi).

You might also like