You are on page 1of 3

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

I.SEBELUM KEMERDEKAAN Sebelum merdeka, Indonesia masih belum memiliki system

perekonomian. Mengingat, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa periode. Ada empat negara yang pernah menduduki Indonesia, yaitu Portugis, Belanda,Inggris, dan Jepang. Portugis tidak meninggalkan jejak yang mendalam di Indonesia karena keburu diusir oleh Belanda, tapi Belanda yang kemudian berkuasa selama sekitar 350 tahun, sudah menerapkan berbagai sistem yang masih tersisa hingga kini. Salah satu sistem yang diterapkan Belanda adalah dibentuknya VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) untuk menghindari persaingan dagang antara sesame pedagang Belanda. Dengan adanya cengkraman kuat dari Belanda, dunia bisnis dan ekonomi Indonesia pun masih belum mengalami perkembangan yang berarti. II.ORDE LAMA Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950) Pada masa tersebut, Indonesia belum memiliki sistem perekonomian yang tetap karena masih ada pengaruh Belanda yang ingin berkuasa, Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi, karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Kas negara kosong dan lingkungan bisnis di Indonesia tidak berkembang. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959) Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Mulai dari inilah, Indonesia menerapkan system ekonomi yang pasti. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan

pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka. Sistem perekonomian ini mulai mempengaruhi lingkungan bisnis di Indonesia, namun hal itu rupanya hanya berlaku pada segelintir orang. Terjadi kesenjangan ekonomi yang sangat lebar antara si kaya dan si miskin. Kaum ekonomi lemah pun mulai terekploitasi dan terjajah dengan adanya jurang pemisah yang luas.

Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966) Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (Mazhab Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Devaluasi besar-besaran yang dilakukan pemerintah Indonesia mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi dan harga barang-barang yang mencapai 400%. Sistem perekonomian ini menyebabkan dunia ekonomi dan bisnis Indonesia mengalami kemunduran yang ditandai dengan menurunnya nilai ekspor dan penyalahgunaan hutang luar negeri untuk hal yang tidak berguna. Selain itu, kreativitas dan motivitas masyarakat untuk berkembang untuk bersaing terhambat akibat pengaruh kekuasaan pemerintah yang kuat. III.ORDE BARU (1966-1998) Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, sehingga mulai diterapkanlah system ekonomi Pancasila yang merupakan system campuran antara liberal dan etatisme yang di dalamnya mengandung unsur ekonomi penting yaitu demokrasi ekonomi.

Sistem perekonomian ini sangat berimbas baik dalam lingkup bisnis Indonesia di saat itu. Banyaknya industri yang tumbuh dan berkembang serta keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan laju inflasi menjadi suatu prestasi dari system perekonomian ini. IV.ORDE REFORMASI (1998-sekarang) Pada masa ini pemerintah menerapkan system ekonomi pancasila yang dalam prakteknya cenderung liberal. Sejauh ini, system tersebut telah banyak mempengaruhi perkembangan lingkup bisnis di Indonesia hingga sekarang. Dunia bisnis Indonesia telah berhasil berkembang menjadi dunia persaingan bebas seiring maraknya globalisasi yang melanda setiap belahan benua. Para investor pun percaya untuk menanamkan uangnya pada lahan-lahan bisnis di Indonesia. Peluang bisnis Indonesia dapat dikatakan sejajar dengan Negara-negara kuat seperti China, USA, dan India dan hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai Negara berekonomi kuat walau hampir semua Negara di dunia ini terkena resesi pada tahun 2008. Namun tidak selamanya system ini berimbas positif pada dunia bisnis Indonesia, tatkala pemerintah harus campur tangan dengan melakukan privatisasi BUMN kepada perusahaan asing untuk meringankan beban Negara, ekonomi Indonesia mengalami kegoyahan. Harga nilai tukar rupiah terhadap dolar hampir menyentuh level tertinggi dan mengakibatkan krisis kepercayaan atas pemerintah.

You might also like