Dihiasi ilustrasi 2 warna yang indah, dan dibumbui humor cerdas, serta beberapa aIorisme yang provokatiI, To Bee or Not to Bee adalah kisah pencarian si lebah muda Buzz akan Tuhan. Apa yang pada akhirnya ia temukan adalah dirinya sendiri. Ini sebuah perjalanan yang---dengan bantuan sahabat barunya, si lebah tua Bert---memberi Buzz beberapa pelajaran terpenting dalam kehidupan. Ia ditarik melewatinya, dalam keadaan terseret-seret dan meronta-ronta, sering kali sebelum ia merasa siap. Tapi, ketika berhasil melalui semua itu---termasuk pengalaman dengan Boris, si beruang pemakan madu---ia mendapati pemahamannya akan kehidupan menjadi semakin berkembang dan semakin dalam. Buzz pun mengetahui bahwa, di tahap tertentu, semuanya akan terungkap persis sebagaimana mestinya. Akhirnya, hampir tanpa memedulikan diri sendiri, Buzz berhasil mencapai penerimaan diri yang baru dan jadi bisa menghargai rutinitas "membosankan" dalam koloni lebah-madunya. To Bee or Not to Bee mengajarkan bahwa kehidupan terlalu penting untuk ditanggapi terlalu serius. Apa pun keyakinan spiritual pembaca, kisah Buzz Bee akan menghadirkan senyuman di wajah mereka dan cahaya dalam hati mereka.
Memang pantas bahwa buku ini telah diterjemahkan dalam 13 bahasa. Isinya benar-benar dalam dan menyentuh. Penberthy dengan jeniusnya mampu menterjemahkan` kehidupan dan keinginan seorang individu manusia ke dalam kehidupan seekor lebah dan koloninya, membuat kita merasa mereka tidak ada bedanya dengan kita. Apalagi ditambah dengan ilustrasi menawan dari Laurie Barrows yang mampu menambah pendalaman tentang isi buku. Banyak kalimat-kalimat IilosoIis yang saya rasa dapat membuat siapa saja yang membacanya meluangkan waktu sejenak untuk merenung dan memahami artinya.
1. Adalah sempurna untuk berpikir bahwa kehidupan itu tidak sempurna. 2. Pikiran adalah pelayan yang hebat, tapi merupakan majikan yang payah. 3. Kebahagiaan tidak dapat dikejar, melainkan harus mengikuti. 4. Kehidupan adalah sebuah perjalanan dari aku menjadi kita.
Pada awalnya, saya mengira buku ini adalah tentang orang kaya` yang sudah bosan menumpuk kekayaan dan berharap mencari kedamaian spiritual. Ternyata saya salah. Buku ini justru mengenai orang biasa` yang jenuh bekerja siang malam untuk mencari naIkah dan menjalani hidupnya, yang kemudian mencoba mencari jawaban dengan melakukan pemikiran dan perjalanan spiritual. Dan pada akhirnya, perlu disadari bahwa keadaan kita saat ini dan apa yang kita lakukan saat ini, seberapa pun membosankannya, adalah sebuah karunia besar dari Tuhan yang patut kita syukuri.