Professional Documents
Culture Documents
Konsekuensi dari pelanggaran etika oleh akuntan tergantung pada organisasi profesi tempat
akuntan tersebut bernaung. Akan tetapi dampak yang ditimbulkan oleh pelanggaran etika oleh
akuntan akan dirasakan pada para pengguna informasi akuntansi, akuntan sendiri, dan orang-
orang yang terkait dalam tindakan tidak etis tersebut. Tindakan pelanggaran etika dapat memiliki
konsekuensi sosial (diacuhkan) sampai konsekuensi hukum (diadili).
2.4. Perkembangan Isu Etika Pada Profesi Akuntan Manajemen dan Keuangan
Kasus Enron dan perusahaan-perusahaan besar lainnya memicu perubahan besar di bidang
profesi akuntan. Beberapa hal berkaitan dengan pemulihan kembali kepercayaan publik yaitu:
1. Organisasi profesi akuntan seperti ACPA dan A menerbitkan kode etik profesi untuk
menjadi acuan bagi para akuntan profesional maupun pengguna jasa,
2. Akuntan perlu menyadari bahwa ia bertanggung jawab kepada publik.
3. Akuntan perlu berhati-hati dengan kepentingan berlebih dari manajemen untuk mengejar
keuntungan. Keinginan berlebih tersebut dapat membawa kepada praktik-praktik
kecurangan seperti manajemen laba.
4. Akuntan bertindak sebagai penjaga keamanan atas dirinya sendiri agar tidak
mendahulukan kepentingan dirinya sendiri.
5. Perusahaan perlu melakukan seleksi untuk mempekerjakan akuntan yang memiliki sikap
beretika dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya.
6. Akuntan perlu menyadari bahwa setiap perbuatannya, sekecil apapun, berdampak bagi
orang dan pihak lain yang menggunakan jasanya.
Etika menjadi krusial dalam profesi akuntan internal saat ini.Kualitas jasa yang diberikan akuntan
bergantung pada sejauh mana akuntan memegang prinsip-prinsip etika yang tertuang dalam kode
etik profesi. Semakin etis seorang akuntan, semakin pengguna jasa akan menaruh kepercayaan
pada profesi akuntan secara keseluruhan. Namun profesi akuntan internal yang bersentuhan
langsung dengan bisnis perusahaan akan selalu menghadapi dilema etika ketika ketiga faktor
yang menyebabkan pelanggaran etika muncul. Oleh karena itu akuntan perlu memahami betul
etika dalam profesi yang ditekuninya.
III. KESIMPULAN
1. Skandal-skandal kecurangan akuntansi seperti kasus Enron, Worldcom, dan sebagainya
menurunkan kepercayaan pengguna jasa atas jasa akuntan dan menimbulkan perubahan
besar pada bidang profesi akuntan.
2. Organisasi-organisasi profesi akuntan menerbitkan kode etik profesi sebagai acuan bagi
akuntan profesional agar ada kejelasan dalam praktik akuntansi di lapangan. Tindakan ini
dilakukan demi memulihkan kepercayaan penggguna jasa terhadap kualitas jasa yang
diberikan akuntan profesional.
3. Praktik-praktik pelanggaran etika yang terjadi di internal perusahaan melibatkan akuntan
manajemen dan akuntan keuangan, di mana akuntan memberikan dan menghasilkan
informasi yang salah dalam mendukung praktik pelanggaran etika seperti fraud, budgetary
slack, double bookkeeping. Selain itu praktik pelanggaran etika juga terjadi ketika akuntan
manajemen melakukan insider trading untuk kepentingan pribadi.
4. Pelanggaran etika yang dilakukan akuntan internal berdampak buruk dengan merugikan
setiap pengguna informasi, para pelaku pelanggaran etika yang lain, dan akuntan itu
sendiri.
5. Terdapat faktor-faktor yang mendukung terjadinya pelanggaran etika, khususnya fraud
yaitu: incentives/pressures, opportunities, dan attitudes/rationalization. Ketiga faktor-faktor
ini perlu diidentifikasi dan diwaspadai guna mencegah erjadinya pelanggaran etika.
6. Etika menjadi isu penting dalam perkembangan profesi akuntan. Akuntan perlu
memperhatikan dan memikirkan secara rasional dampak dari setiap tindakan yang
diambilnya.
Daftar Pustaka
http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai.php?id=18
http://ade-hsl.blogspot.com/2009/11/etika-bisnis-dan-profesional-akuntan.html
http://www.direct.gov.uk/en/Employment/ResolvingWorkplaceDisputes/Whistleblowingintheworkpl
ace/DG_175821
http://www.ehow.com/how-does_4571925_why-ethics-important-accounting.html
http://www.ehow.com/about_4828564_ethical-issues-facing-accountants.html
http://acct.tamu.edu/smith/ethics/ethics.htm
Albrecht, dkk. (2006), Second Edition. Fraud Examination. Canada: Thomson South-Western.
Arens, A.A, Elder, R, J. A and Beasley, M.S. 2008. Auditing and Assurance Service : An
Intergrated Approach. Twelfth Edition. Prentice Hall. New Jersey.
Materi Kuliah Sukrisno Agoes dalam PPA FE Unpar 2011
Tuanakotta, Theodorus M. (2007). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas ndonesia.