You are on page 1of 7

LAPORAN PERCOBAAN PENGARUH HCl TERHADAP TULANG (CAKAR AYAM)

Disusun oleh: Hari Suprihatin (XI IPA 3/18)

SMA N 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

A. Judul Pengaruh HCl terhadap tulang (cakar ayam) B. Tujuan Menjelaskan pengaruh HCl terhadap tulang setelah perendaman selama 2 hari. C. Dasar Teori 1. Struktur tulang pipa

Tulang pipa berbentuk bulat panjang. Tulang pipa dijumpai pada anggota gerak. Setiap tulang pipa terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan adanya pergerakan. Di bagian tengah terdapat rongga besar yang berisi sumsum kuning dan banyak mengandung zat lemak. Contoh tulang pipa adalah tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, dan tulang betis. Bagian-bagian dari tulang pipa, antara lain sebagai berikut. 1) Epifisis, yaitu kedua ujung tulang. 2) Diafisis, yaitu bagian tengah tulang

3) Cakraepifisis, yaitu sambungan epifisis dan diafisis. 4) Tulang rawan daerah sendi. 5) Kanalis medularis, yaitu rongga memanjang di dalam diafisis yang diisi oleh sumsum tulang kuning. 6) Periosteum, yaitu selaput yang menyelimuti bagian luar tulang. Periosteum tulang), mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan ikat, dan pembuluh darah. Periosteum jaringan

merupakan tempat melekatnya otot-otot skeleton ke tulang dan berperan dalam nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk. 2. Reaksi yang terjadi CaCO3 + 2 HCl --> CaCl2 + H2CO3(langsung bereaksi) Endapan H2CO3 --> H2O + CO2 3. Pengaruh HCl terhadap tulang HCl melarutkan kalsium (Ca) yang terdapat dalam tulang sehingga struktur tulang yang tadinya keras menjadi lunak dan lentur seperti tulang rawan. Dikarenakan HCl bersifat korosif. D. Alat dan Bahan Alat: 1. Gelas Beker 50 ml 2. Pinset 3. Gelas arloji 4. Tissu Bahan: 1. Tulang ayam / cakar ayam yang telah dikuliti 2. Larutan HCl (asam klorida) 20% 3. Aquades secukupnya

E. Cara Kerja 1. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan pada cakar ayam sebelum direndam, yaitu pada warna, kekerasan, kelenturan, serta keadaan bagian tulang. 2. Setelah mengamati cakar ayam kemudian merendam cakar ke dalam larutan HCl pada gelas beker selama 2 hari. Dilakukan menggunakan pinset. 3. Setelah direndam, cakar tersebut diambil dengan pinset dan diletakkan pada gelas arloji. 4. Melakukan kelenturan pengamatan tulang, pada tulang ayam dengan untuk cara mengetahui hasil setelah perendaman. Untuk mengetahui dilakukan membengkokkannya. 5. Berhati-hati saat melakukan kerja dikarenakan sifat HCl No 1 2 3 4 Sasaran Pengamatan Warna Kekerasan Kelenturan Keadaan bagian dalam yang korosif. Sebelum Direndam Abu-abu Keras Tidak elastis Sumsum berwarna merah Setelah Direndam Putih pucat Lunak Lentur Sumsum hancur

6. Menuliskan hasil pengamatan pada tabel. F. Hasil Pengamatan

G. Analisis Data Tulang pipa berbentuk bulat panjang tersusun atas zat kapur (Ca). Senyawa zat kapur yang terdapat dalam tulang adalah Calsium carbonat (CaCO3) dan Calsium posphat (Ca3(PO4)2). Dikarenakan zat utama penyusun tulang adalah kalsium, maka tulang yang direndam dalam larutan HCL akan berubah struktur dan warnanya karena kalsium dalam tulang bereaksi dengan HCL yang besifat korosif sehingga tulang yang sudah direndam dalam larutan HCl mudah untuk dibengkokkan/lentur. Tulang yang direndam dalam larutan HCl pun massanya akan menyusut karena terjadi reaksi krenasi. Krenasi merupakan kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi, krenasi berasal dari bahasa Latin crenatus. Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil. Proses sama yang terjadi pada tumbuhan adalah plasmolisis di mana sel tumbuhan juga mengecil karena dimasukkan ke dalam larutan hipertonik

H. Kesimpulan Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan sangat korosif. Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern. Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, danaditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya Sehingga tulang yang telah bereaksi dengan HCl akan mengalami perubahan struktur, warna, kekerasan, dan massanya. yang tepat karena merupakan cairan yang

Reaksi itu adalah sebagai berikut: CaCO3 + 2 HCl --> CaCl2 + H2CO3(langsung bereaksi) Endapan H2CO3 --> H2O + CO2 I. Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/31086368.pdf http://google.com/tulang+pipa http://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20091030150501AAjrkDs http://kbs.jogja.go.id/arsip.php? pelajaran=5&kelas=11&kriteria=&page=2

You might also like