You are on page 1of 15

PENDIDIK DALAM MEMANFAATKAN TIK DALAM PENYUSUNAN BAHAN AJAR DI SEKOLAH

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aplikasi Komputer dan Internet Dengan Dosen Pengampu: Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Pd

Disusun Oleh: Nama NIM Kelas/Smt : M. Hamdun : Q 1000 80 393 : E / III

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Tahun 2010

PENDIDIK DALAM MEMANFAATKAN TIK DALAM PENYUSUNAN BAHAN AJAR DI SEKOLAH

Pendahuluan Realisiasi pemanfaatan TIK di negara Indonesia baru memasuki tahap mempelajari untuk berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Lebih khusus penggunaan TIK di bidang pendidikan sekarang ini masih belum dikuasai oleh sebagian orang, terlebih bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengaplikasikan tugas pokok dan fungsinya. TIK sangat berperan dalam teknologi pendidikan, karena TIK itu dikembangkan untuk mengolah, membagi, mengembangkan, mendiskusikan dan melahirkan komunikasi. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia yang kini banyak bergantung kepada Teknologi Informasi dan Komunikasi. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bagi dunia pendidikan se harusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan atau mempublikasikan program pendidikan. Proses pembelajaran adalah suatu proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas dari peserta didik (pelajar) dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Sebagai institusi, sekolah mempunyai mekanisme yang berbeda-beda dalam proses pembelanjaran anggaran di setiap tahunnya. Banyak sekolah yang masih berpikir bahwa fasilitas yang terpenting dikembangkan hanya fasilitas fisik saja. Padahal jika turut diprogramkan adanya infrastruktur TIK maka sebuah sekolah akan mempunyai arah yang jelas dalam pengembangan TIK. Terbukti banyak sekolah sudah mulai menampilkan fasilitas TIK sebagai nilai jual, terutama bagi sekolah swasta.

Pesatnya perkembangan TIK, khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan persekolahan, pemanfaatan TIK lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut School Net, Information Communication Technology (ICT), yaitu bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan sehingga sekolah atau satuan pendidikan pada umumnya dapat menyediakan dan menyajikan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar institusi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan pengembangan materi belajar secara online dari situs Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasional) dengan beraneka konten yang dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan. Dari hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi telah banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja. Istilah Teknologi Informasi mulai populer di akhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya istilah Teknologi Informasi biasa disebut teknologi komputer atau pengolahan data elektronis (electronic data processing). Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan kajian secara terpadu tentang data, informasi, pengolahan, dan metode penyampaiannya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah mendorong terjadinya banyak perubahan, termasuk dalam bidang pendidikan yang melahirkan konsep e-learning. Di lapangan tenaga pendidik hanya banyak disuguhi berbagai diklat, pelatihan dengan materi yang berkisar pada kurikulum, pakem (contextual learning), MBS (manajemen berbasis sekolah) dan materi lain yang berhubungan langsung dengan tugas guru di kelas. Jarang ada pelatihan guru yang bersifat

pembekalan tentang suatu ketrampilan atau keahlian khusus, misalnya aplikasi TIK, padahal pelatihan seperti ini tidak kalah penting dan bermanfaat bagi guru, terutama guru yang masih gagap teknologi. Menurutnya ada beberapa faktor yang menjadikan para guru masih gagap TIK, pertama yaitu Lokasi, bagi guru yang mengajar di daerah terpencil, teknologi canggih seperti komputer bukanlah sesuatu yang urgen untuk dikuasai karena kebutuhan untuk menggunakan sangat rendah, kedua, kesadaran yang asih rendah mengenai mengenari ati penting teknologi untuk menunjang profesi guru dalam menyelesaikan tugas, ketiga, tidak adanya kesempatan dan peluang untuk bisa lebih dekat dengan teknologi canggih. Persoalan-persoalan intern pendidikan hingga saat ini masih menjadi momok sekaligus tantangan besar bangsa Indonesia dan Sulawesi Utara. Mulai dari sistem kurikulum pendidikan yang diajarkan selama ini, menjadikan peserta didik sebagai obyek pasif yang senantiasa siap menerima segala yang diberikan oleh pihak pengajar. Metode pembelajaran semacam itu cenderung memposisikan peserta didik sebagai manusia yang hanya dapat diam tanpa memiliki kreativitas dan inovasi apapun. Di dalam ilmu komunikasi, kondisi semacam ini diibaratkan seperti teori Peluru yang notabene peserta didik diidentikan dengan komunikan/audience bersikap pasif terhadap respon atau stimulus yang diberikan tanpa adanya respon balik. Wajar jika hasil yang diperoleh tidak akan maksimal atapun bagus. Hal ini juga akan berimbas pada sulit terwujudnya tujuan awal yaitu upaya meningkatkan mutu pendidikan, selama ini belum mencapai pada taraf memadai yang mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat pada umumnya. Sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, pendidik/guru pada saat ini sangat terbantu dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan perkembangan dan konvergensi yang terjadi pada teknologi telekomunikasi. Guru/pendidik sekarang tidak boleh gaptet (gagap teknologi) dengan median TIK sebab berbagai teknologi dan aplikasi tercipta dalam upaya mendukung kegiatan

operasional kehidupan manusia maupun organisasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Dalam hai ini pekembangan dan kemajuan TIK para guru/pendidik sebagai tenaga profesional dituntut agar dapat menyusun bahan ajar berbasis TIK. TIK merupakan salah satu faktor perubahan dalam menyampaikan informasi, aplikasi, dan juga manajemen pengetahuan yang terjadi dalam dunia pembelajaran. Seusuai dengan pridikat guru/pendidik sebagai tenaga profesional berdasarkan permintaan profesionalisme setiap guru/pendidik harus menguasai sistem pembelajaran berbasis TIK khususnya di sekolah. Kebanyakan sekolah masih didominasi oleh peran guru (teacher oriented) sebagai sumber pengetahuan bagi peserta didiknya/siswanya. Proses belajar memngajar nmasih dibatasi terselenggara dalam ruang kelas, dan interaksi pembelajaran dalam bentuk transfer pengetahuan dari guru/pendidik ke siswanya/peserta didik. Sementara perkembangan pengetahuan sangat cepat telah membuat sumber belajar di perpustakaan tidak cukup mengakomodasi proses latihan intelektual siswa. Di era komunikasi global antar institusi, ahli, dan sumber pembelajaran yang bervariasi, interaksi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja oleh siapa saja. Perkembangan pendidikan berbasis TIK (teknologi Informasi dan Komunikasi) bergatung pada infrastruktur dan budaya TIK di masyarakat. Dalam kerangka itu, langkah pertama untuk pendidikan berbasis TIK adalah pendidikan berbasis komputer. Pada tahap ini, komputer digunakan untuk mengatur dan melaksanakan interaksi proses pendidikan. Selanjutnya, digunakan untuk pembelajaran berbantukan komputer dengan program tutorial dan simulasi sebagai program yang berdiri sendiri untuk pembelajaran mahasiswa. Pendidikan e-supported menawarkan penggunaan TIK dengan LAN (local area network) yang digunakan untuk skop yang lebih besar seperti database kesiswaan, database perpustakaan, database aministrasi, e-learning. dll.

A. Pembahasan Dalam pembahsan ini penulis mencoba menguraikan manfat yang paling penting dalam menggunakan TIK sebagai penyusunan bahan ajar diantaranya adalah: a. TIK sebagai Tool (media) Guru/pendidik harrus memahami alaur yang akan dilalui sebahai tahapan-tahapan dalam menyusun pembelajaran. Langkah pertama untuk pendidikan berbasis TIK adalah pendidikan berbasis komputer. Komputer telah diterapkan dalam pembelajaran mulai komputer yang boleh di bilang sudah tua sampai yang terkini. Dalam empat puluh tahun pemakaian komputer ini ada berbagai periode kecenderungan yang didasarkan pada teori pembelajaran yang ada. Periode yang pertama adalah pembelajaran dengan komputer dengan pendekatan behaviorist. Periode ini ditandai dengan pembelajaran yang menekankan pengulangan dengan metode drill dan praktek. Periode yang berikutnya adalah periode pembelajaran komunikatif sebagai reaksi terhadap behaviorist. Penekanan pembelajaran adalah lebih pada pemakaian bentuk-bentuk tidak pada bentuk itu sendiri seperti pada pendekatan behaviorist. Kurun waktu yang dilalui sesuai dengan periode atau kecenderungan yang terakhir adalah pembelajaran dengan komputer yang integratif. Pembelajaran integratif memberi penekan pada pengintegrasian berbagai keterampilan yang diintegrasikan oleh teknologi secara lebih penuh pada pembelajaran.Lee merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran dengan alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global. Sesuai dengan tersambungnya komputer pada jaringan internet maka pembelajar akan mendapat pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak

hanya menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan kreativitas. Dengan demikian pembelajaran itu sendiri akan meningkat. Seperti yang dikatakan oleh Richmond (1999) dan Stevens, (1992) materi on-line tidak hanya sebagai materi rujukan yang lebih efisien tetapi lebih efektif sebagai sumber kogninif. Contohnya, definisi kata yang tidak diketahui saat mengerjakan tugas, mahasiswa hanya tinggal mengklik kamus on-line atau ensiklopedia dengan kata sesuai konteks, Aktivitas ini merupakan sumber kognitif yang dapat digunakan untuk memperoleh kembali informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber lain. Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda. b. TIK sebagai Tutor Guru/pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Ada bentuk-bentuk stimulus yang bisa dipergunakan sebagai media di antaranya adalah : a) b) c) d) e) hubungan atau interaksi manusia realia gambar bergerak atau tidak tulisan suara yang direkam

Ada lima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari mata kuliah tertentu. Namun demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat. TIK (Teknologi Informasi Komputer) adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus di atas sehingga pembelajaran akan lebih optimal. Namun demikian, masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran dengan cara menyusun bahan ajar berbantukan komputer. Namun kebanyakan pengajar tidak mempunyai kemampuan untuk menghadirkan kelima stimulus itu dengan program komputer sedangkan pemrogram komputer tidak menguasai pembelajaran mata kuliah yang diampu pengajar. Jalan keluarnya adalah merealisasikan stimulus-stimulus itu dalam program komputer dengan menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari Dengan demikian, para pengajar akan dengan mudah merealisasikan ide-ide pengajarannya. Program piranti lunak pembelajaran bisa menjadi tutor bagi pembelajarnya. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat, yaitu media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar dan mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan bena c. Bagaimana Guru/Pendidik Menulis Bahan Ajar yang Baik untuk Guru/pendidik dalam menuliskan bahan ajar yang akan disajikan dalam bentuk TIK (e-learning) pertama, buatlah Learning Object Material (LOM) terlebih dahulu. LOM ini hampir menyerupai silabus atau rencana pembelajaran. LOM mencakup nama dan deskripsi mata kuliah, peserta didik, Disajikan dengan Berbasis TIK?

tujuan pembelajaran dalam bentuk standar kompetensi, kompetensi dasar, bahan bacaan, presentation, illustration Audio Video/simulation, URL addresses, glossary, exercise, quiz, assignment, Calendar dan Instructional Method. Leaning object material tersebut bisa dibuat dengan berbagai aneka program aplikasi komputer (software. Hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan software selain kemampuan atau penguasaan terhadap software, adalah spesifikasi perangkat keras (hardware) yang tersedia di kampus. Pertimbangan spesifikasi hardware ini sangat penting, karena hanya dengan spesifikasi hardware yang mendukung, bahan ajar berbasis TIK yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik. Maka tidak disarankan membuat bahan ajar berbasis TIK menggunakan Macromedia Flash, untuk kondisi hardware seperti itu penggunaan program Microsoft Power Point sudah cukup memadai. Program Microsoft Power Point menampilkan menu-menu yang berguna dalam pembuatan bahan ajar berbasis TIK yang bersifat tutorial. Menu-menu tersebut adalah menu animasi; menu untuk memasukan (import file) suara, video, dan gambar animasi; dan menu tautan (hyperlink) untuk menghubungkan antara satu simpul (node) atau file dengan simpul atau file lainnya. Menu-menu ini menjadikan program Microsoft Power Point tidak hanya berperan sebagai alat presentasi (tools) tetapi dapat dikembangkan menjadi tutor. Pada tataran ini, yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar berbasis TIK yang sifatnya tutorial adalah ketersediaan menu-menu yang dapat diakses dan adanya ikon tutorial yang akan membimbing pengguna bahan ajar berbasis TIK. Ikon-ikon tersebut sudah disediakan oleh program Learning Management System (LMS) seperti Web city, blackboard, moodle dan lain-lain. Bahan ajar yang akan dimasukan (diupload) ke LMS bisa dibuat sendiri dengan macam-macam format file seperti word, ppt, pdf, swf dll. tetapi bisa mengambil (download) dari alamat URL atau website yang berhubungan dengan bahan ajar tertentu. Program engine searching bisa

membantu kita untuk menemukan materi yang kita inginkan dengan cara browsing di internet. Program yang dapat digunakan untuk browsing seperti google.com, yahoo, altavista, Twigine, dll d. a) media b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) e. pembelajar secara mandiri; Belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu Materi-materi pembelajaranya selalu up to date Lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan pemikirannya Memotivasi pembelajar Kematangan berpikir mahasiswa Informasi dari berbagai sumber informasi Kaya pengalaman berbudaya Wadah karya-karya yang kreatif bagi mahasiswa; Meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi; Fasilitas dalam mencari informasi khusus dengan cara Realisasi TIK dalam Pembelajarannya Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahanperubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian. Membicarakan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran, di sekolah tidak lepas dari berbagai unsur yang saling terkait satu sama lain, yaitu: 1) Ketersediaan sarana, prasarana, dan perangkat. Keungulan Bahan Ajar berbasis TIK Membiasakan mahasiswa dalam menggunakan TIK sebagai belajar; memberikan empowerment kemampuan personal

berpikir logis

Beberapa sekolah kini telah memiliki laboratorium komputer dan internet, khususnya sekolah-sekolah yang berlokasi di kota atau tidak jauh dari perkotaan lebih lengkap fasilitasnya dibandingkan dengan sekolah yang berlokasi di pedesaan. Namun dalam pemanfaatan TIK antara sekolah yang satu dengan yang lain tingkatannya sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai ada yang sudah optimal. Contoh konkrit seperti pada sekolah-sekolah, dimana fasilitas komputer dan internet telah ada sejak tahun 2006 dan sudah melaksanakan praktek TIK bagi guru dan siswanya, namun pemanfaatan TIK bagi siswa masih sebatas pada mata pelajaran TIK, dan guru belum memanfaatan TIK dalam proses pengajaran mata pelajaran yang lain 2) Tersedianya kemampuan penguasaan guru dalam peranan TIK dalam pembelajaran. Guru dalam pemanfaatan kemajuan TIK dalam proses pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih gagap teknologi. Jika kondisi ini benar demikian, alangkah menyedihkan dan bahkan menyakitkan, sebab di tengah pembelajaran interaktif juga melibatkan guru-gurunya dalam bidang studi apapun. Guru kini banyak yang tidak fasih menggunakan komputer, apalagi internet. Para guru menggunakan komputer sekedar untuk mengetik dengan MS Word itupun tidak paham semua fasilitas di program itu, apalagi mendengar Email, browsing web, dan lainny 3) Adanya kebijakan pimpinan dalam mendukung peranan TIK dalam pembelajaran. Kadang sebuah penghargaan maupun sertifikat bukan merupakan tujuan yang akan dicapai oleh sebuah lembaga sekolah, tetapi penghargaan maupun sertifikasi yang diterima dapat menjadi pendorong atau motivasi dalam pemanfaatan TIK oleh para guru, disamping sebagai kebanggaan akan identitas sebuah sekolah yang mempunyai keunggulan dalam berkompetitif di dunia pendidikan. Beberapa institusi atau lembaga baik

provit maupun non provit dirasa perlu memberikan berbagai penghargaan untuk mendorong dan memacu sekolah untuk terus mengembangkan potensinya, khususnya dalam hal pemanfaatan TIK. Terlebih dalam era informasi ini, tanpa adanya kemauan untuk mengerti, menggunakan, dan mengakses bidang yang relevan dengan keilmuannya maka fungsi guru sebagai fasilitator perkembangan ilmu akan tereduksi yang lama-lama bisa jadi hilang, sehingga yang ada hanyalah guru yang miskin informasi. Kepala sekolah yang mempunyai komitmen terhadap kemajuan sekolahnya pasti melakukan langkah-langkah konkrit memajukan guru dalam pemanfaatan TIK. Kepala sekolah dalam menerapkan dan menyambut serbuan beragam teknologi informasi, adalah dengan membekali para guru dengan kursus komputer dan internet, tidak hanya guru yang mengajar di laboratorium komputer saja yang harus mengerti perangkat tersebut, tetapi guru-gurubidang lain harus mengikuti 4) Berlangsungnya pendidikan dan pelatihan para guru. Berlangsungnya pendidikan dan pelatihan para guru. Kebutuhan akan kemampuan para guru dalam peranan TIK dalam proses pembelajaran telah di respon sangat positif oleh beberapa sekolah. Kenyataan di lapangan ditemukan bahwa beberapa sekolah telah memberikan pelatihan dan mengirimkan para guru mengikuti pelatihan komputer dan internet. Ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan maksud agar para guru tidak gagap terhadap pemakaian komputer dalam pemanfaatan TIK. Peran lembaga atau institusi di luar sekolah juga sangat diperlukan dalam andilnya memajukan dunia pendidikan dasar dan menengah. Salah satu lembaga atau institusi yang pedulidan telah turut aktif memberikan kemampuan bagi para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam menggunakan computer maupun internet, yaitu Balai Teknologi Komunikasi dan Media Pembelajaran (Balai TIK DIAJAR) Dinas

Pedidikan Provinsi Sulawesi Utara, yang telah mengadakan pelatihan danworkshop teknologi informasi komunikasi dan geografik informasi sistem (TIK dan GIS) bagi 150 guru, siswa dan staf pengelola jardiknas pada 15 kabupaten/kota (tahun 2009), dan direncanakan 150 guru dan staf juga akan dilatih pada pertengahan tahun 2010. 5) TIK. Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan TIK adalah adanya kendala internal, seperti kesibukan jam mengajar di berbagai tempat, maupun kendala eksternal seperti ketersediaan akses internet dan waktu pelatihan sendiri. Guru/pendidik yang beranggapan tidak menggunakan komputer dan TIK dalam proses pembelajaran bukan hal mengganggu jalannya pelajaran, karena guru merasa tidak mendapatkan fasilitas komputer saat mengajar. Di sini bias disimpulkan bahwa guru-guru sekarang perlu mengikuti pelatihan dalam penguasaan TIK, terutama guru yang tua minimal bisa menguasai komputer dan TIK atau lebih, sedangkan guru yang yunior harus bisa mengusai TIK Penutup Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media. Di antara tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah: 1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk Teratasinya kendala-kendala guru dalam penggunaan

mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat. 2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri 3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari. 4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama. 5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

Agusampurno. 2008. Integrasi TIK Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. April 2008 Kutipan: Ari Kristianawati (Sinarharapan, 29 April 2008), Darman Ady Prabowo, S. Kom, Mendeskripsikan Peranan TIK Dalam Kehidupan Seharihari, (19 November 2008), Fathul Wahid, Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan Bangsa, (19 November 2008). Kuswayatno, Lia. 2007. Skenario Pembelajara TIK

You might also like