You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I


1ARINGAN SARAF




OLEH :

NAMA : DARWIN AZIS
NIM : 08101004060
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : DINA OKTAVIA



LABORATORIUM ZOOLOGI
1URUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWI1AYA
INDRALAYA
2011
ABSTRAK
Praktikum dengan judul 'Jaringan SaraI ini bertujuan untuk mengetahui
struktur dan perkembangan jaringan saraI pada hewan. Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2011, pukul 13.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB,
bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya Indralaya. Alat tulis, baki bedah, gunting,
kertas catatan, lup dan pinset sedangkan bahan yang digunakan yaitu Crypinus carpio.
Hasil yang didapat dari praktikum ini, bahwa terdapat jaringan saraI pada kepala
Crypinus carpio.. Kesimpulan yang didapat bahwa Sel saraI berIungsi untuk menerima
rangsangan dan mengolah rangsangan. Sebuah sel saraI terdiri dari tiga bagian, yaitu
dendrit, badan sel, dan akson.






























BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaringan saraI yang merupakan jenis keempat dari jaringan dasar, terdapat hampir
di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi. Dalam melaksanakan
Iungsinya, jaringan saraI mampu menerima rangsang dari lingkungannya, mengubah
rangsang tersebut menjadi impuls, meneruskan impuls tersebut menuju pusat dan
akhirnya pusat akan memberikan jawaban atas rangsangan tersebut. Rangkaian
kegiatan tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraI yang khas yaitu
mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Selain berkemampuan
utama dalam merambatkan impuls, sejenis sel saraI berkemampuan bersekresi seperti
halnya sel kelenjar endokrin (Subowo 1992: 161).
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan
inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraI, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berIungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraI, sedangkan akson berIungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang.
Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal
satu dendrit. Kedua serabut saraI ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat
lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel
pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh
serabut saraI mielin (Anonim 2011: 1).
Jaringan saraI sebagai suatu sistem komunikasi biasanya dibagi menjadi : system
nervorum central dan systema nervorum periferum. Komponen jaringan saraI terdiri
atas : sel saraI, serabut saraI dan jaringan pengisi. Pada dasarnya jaringan saraI berasal
dari jaringan ektoderm. Sel saraI yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-
sel dari jaringan dasar lainnya karena adanya tonjolan yang panjang dari badan selnya.
Oleh karena itu sel saraI dibedakan menjadi : badan sel, dendrit dan neurit Yang
dimaksudkan dengan badan sel yaitu bagian sel saraI yang mengandung inti, maka
kadang-kadang bagian ini disebut pula sebagai perikaryon (Subowo 1992:162).
Sel saraI atau neuron adalah unit sistem saraI dan terdiri dai perikaryon dengan
beberapa penonjolan. Dari penonjolan ini, ada yang mengkonduksikan impuls
menjauhi tubuh sel disebut axon. Biasanya cabang ini adalah penonjolan terpanjang
dan bercabang, membentuk hubungan Iungsional yang terbatas pada bagian terminal
neuron lain. Penonjolan yang lebih pendek; dendritum, mengkonduksi impuls ke badan
sel dan bercabang bebas (Geneser 1994: 215).
Sitoplasma sel saraI mengandung berbagai macam organela seperti halnya jenis
sel lain. Ciri khas dari sitoplasma sel neron yaitu adanya bangunan basoIil yang
berbentuk sebagai bercak-bercak yang dinamakan substansi Nissl yang tidak lain
adalah granular endoplasma retikulum yang banyak mengandung butir-butir ribosom
sebesar 100-300 A. Kehadiran bangunan tersebut mendukung adanya kegiatan sintesis
protein. Bentuk dan susunan substansi Nissl sangat tergantung dari jenis sel saraInya.
Mitokondria yang dikenal sebagai sumber energi bagi sebuah sel juga terdapat dalam
sitoplasma sel saraI bahkan meluas ke dalam tonjolan-tonjolannya. Energi yang
dibutuhkan oleh jaringan saraI jelas apabila diukur konsumsi oksigen dan kandungan
glukosa dalam sel saraI (Subowo 1992: 162).
Sistem saraI mempunyai Iungsi utama yang berhubungan dengan Iungsi tubuh,
permulaan dan regulasi. Sistem ini terdiri dari berjuta-juta sel saraI (neuron), yang
memiliki penonjolan protoplasma dalam bentuk serabut saraI yang mempunyai
panjang yang bervariasi. Serabut saraI membentuk bundel saraI, melalui kekontinuan
Iungsional satu sama lain, saluran saraI serta reIleks saraI. Dalam susunan saraI pusat,
sel saraI berkelompok membentuk massa jaringan selular (substansia grisea atau
nuclei), sedang serabut saraI membentuk tractus ascendesns, descendens dan tractus et
fascicule (substansi alba). Di luar susunan saraI pusat terdapat serabut saraI yang
membentuk bundel jaringan saraI yang dikelilingi dan didukung oleh jaringan ikat
(Geneser 1994: 215).

1.2. Tujuan Praktikum
%ujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur dan perkembangan
jaringan saraI pada hewan.
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA

Jaringan saraI tersusun atas sel-sel saraI atau neuron. %iap neuron/sel saraI
terdiri atas badan sel saraI, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah
yang menghubungkan tiap-tiap sel saraI sehingga membentuk jaringan saraI. %erdapat
3 macam sel saraI : 1. Sel SaraI Sensorik, berIungsi menghantarkan rangsangan dari
reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang belakang 2. Sel SaraI Motorik,
berIungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraI pusat ke eIektor 3. Sel
SaraI Penghubung, merupakan penghubung sel saraI yang satu dengan sel saraI yang
lain. Sel saraI mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas artinya
kemampuan sel saraI untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas
artinya kemampuan sel saraI untuk membawa impuls-impuls saraI (Anonim

2010: 2).
Sistem saraI pada manusia memungkinkan tubuh berespons terhadap
lingkungannya dengan memantau rangsangan sensorik, menginterpretasikan inIormasi
yang diberikan oleh indra, dan menyarankan respons yang sesuai. Mekanisme system
saraI tersebut kompleks dengan banyak tingkatan pengaturan dan jutaan jaringan yang
saling berhubungan. Sistem saraI manusia mempunyai dua subdivisi anatomi. Sistem
saraI tepi (SS%) mencakup baik saraI cranial maupun spinal, serta ganglion yang
terkait. Sistem saraI pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis (Geneser 1994: 215).
Meskipun demikian, sebagian besar mempunyai bagian-bagian yang sama
dengan neuron motorik spinal yang khas. Sel ini mempunyai lima sampai tujuh
tonjolan yang disebut dendrit, yang menjulur keluar dari badan sel dan menjalar ke
segala arah. Khususnya di korteks serebri dan serebeli, Dendrit mempunyai tonjolan-
tonjolan bulat kecil yang disebut tonjolan dendrit. Ciri khas lain dari neuron adalah
adanya serat akson yang panjang, yang berasal dari akson hilok, yaitu bagian badan sel
yang agak menebal. Pangkal akson dinamakan segmen awal. Akson berakhir sebagai
cabang-cabang terminal, tiap-tiap cabang berakhir dengan tonjolan sinaptik. %onjolan
tersebut dinamakan juga tonjolan akhir atau telodendtia akson, yang mengandung
granula atau vesikel, tempat menyimpan sinaptik yang disekresi oleh saraI
(Subowo 1992: 165).
Dendrit merupakan tonjolan-tonjolan dari badan sel saraI yang bercabang-
cabang sebagai pohon sehingga memperluas permukaan sel saraI. Pada pangkalnya di
badan sel terdapat perluasan substansi Nissl dan mitokondria, namun neroIibril dan
mikroIibril meluas sampai ujung dendritnya. Dengan pewarnaan khusus menggunakan
inpregnasi perak dapat terlihat adanya tonjolan-tonjolan pada permukaan percabangan
dendrite yang disebut gemula dan spina. Banguna tersebut digunakan untuk tempat
kontak dengan sel saraI lainnya melalui synopsis. Bentuk percabangan dendrit
tergantung dari jenis sel saraInya. Fungsinya merambatkan impuls kea rah badan sel
(Geneser 1994: 215).
Sistem saraI pusat pada bagian medula spinalis adalah massa berbentuk kupu-
kupu tersusun atas badan sel neuron medula spinalis. Daerah ini secara kolektiI dikenal
sebagai substansia grisea karena badan sel berwarna abu-abu, sementara akson di
sekitarnya tetap putih. Badan sel yang menghantarkan Iungsi sensorik berada di tanduk
dorsal. Badan sel yang terlibat dalam aktivitas motorik berada di tanduk ventral. Di
sekeliling substansia grisea adalah substansi alba yang terutama terdiri dari serat saraI
bermielin. Susunan substansia grisea dan alba ini memanjang ke seluruh panjang
medulla spinalis, hanya berbeda dalam perbandingan materi abu-abu dan materi putih.
Serat substansia alba berjalan melalui medula spinalis dalam jaras (traktus) atau
kolumna (Anonim 2011: 2).
Axon berbeda dengan tonjolan yang dinamakan dendrit, maka axon merupakan
tonjolan yang hanya terdapat sebuah dan berIungsi merambatkan impuls yang
meninggalkan badan sel. Bahkan salah satu jenis sel saraI dalam retina yang disebut
sel amakrin tidak memiliki axon sama sekali. Axon berpangkal pada badan sel sebagai
suatu bukit kecil yang dinamakan axon hillock. Di dalam daerah ini tidak terdapat
sunbstansi Nissl karena di daerah ini banyak neroIibril yang akan meninggalkan badan
sel (Subowo 1992: 165).
Sistem saraI tepi mempunyai struktur 12 pasang saraI kranial yang keluar
langsung dari otak, ada 31 pasang saraI spinal yang keluar dari medulla spinalis. SaraI
spinal atau saraI tepi keluar melalui kolimna vertebra melalui Ioramen intervertebralis
dan dinamai sesuai dengan tingkat vertebra tempat saraI itu keluar. Badan sel pada
serat sensorik saraI spinal berada di ganglion akar dorsal, dan serat motoriknya
terdapat di dalam tanduk ventral. Secara normal, impuls sensorik berjalan ke otak
(tempat impuls sensorik diproses) dan impuls motorik mengirimkan inIormasi ke
periIer untuk memerintahkan respons yang diinginkan. Sistem saraI pusat dilewati
pada kasus sebuah lengkung reIleks. Pada skenario yang paling sederhana, reseptor
sensorik merangsang sebuah saraI sensorik yang kemudian bersinaps, baik secara
langsung maupun tak langsung. SaraI motorik selanjutnya merangsang jaringan
eIektor, melengkapi sirkuit tersebut (Geneser 1994: 216).
Inti sel biasanya terletak sentral, walaupun kadang-kadang dapat eksentrik.
Biasanya berbentuk bulat dan berukuran besar. Di dalamnya terdapat butiran-butiran
kromatin halus yang tersebar. Nukleus biasanya besar sehingga kadang-kadang dapat
disangka sebagai intinya sendiri. Penampilan inti yang demikian merupakan ciri khas
dari sel saraI, oleh karena berkaitan erat sekali dengan kegiatan sel saraI. Dalam
nucleolus banyak mengandung molekul DNA dan RNA yang penting untuk kegiatan
sel terutama dalm sintesis protein, sehingga mengikat warna basoIil. Energi yang
dibutuhkan oleh jaringan saraI jelas apabila diukur konsumsi oksigen dan kandungan
glukosa dalam sel saraI (Subowo 1992: 162).
Sejumlah besar neuron memiliki akson yang bermielin. Akson-akson
tersebut memperoleh lapisan mielin, suatu kompleks lipid protein yang membungkus
sekeliling akson. Di luar sistem saraI pusat, lapisan mielin ini adalah bagian dari sel-
sel Schwann, yaitu sel-sel yang menyerupai sel-sel glia yang tedapat di sepanjang
akson. Lapisan mielin terbentuk bila satu sel Schwann membungkuskan membran
selnya sekeliling akson sampai 100 kali. Mielin ini kemudian menjadi padat bila
bagaian ekstrasel dari suatu protein membrane. %idak semua neuron mamalia
bermielin; beberapa neuron tidak bermielin, artinya dikelilingi sel Schwann tanpa
dibungkus membran sel Schwann yang membentuk mielin, di sekeliling aksonnya.
Hampir semua neuron pada invertebrata tidak bermielin. Neuron pada sistem saraI
pusat mamalia terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran (Geneser 1994: 218).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2011, pada
pukul 08.00 sampai pukul 10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya,
Inderalaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, baki bedah, gunting,
kertas catatan, lup dan pinset sedangkan bahan yang digunakan yaitu Crypinus carpio.

3.3. Cara Kerja

Disiapkan lup yang akan digunakan. Dibedah bagian kepala Crypinus carpio,
Diamati bagian otaknya dengan mengguanakn lup dan digambar hasil serta diberi
keterangan.

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Sistem SaraI pada !lanaria sp
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : %urbelaria
Ordo : %ricladida
Famili : Paludicola
Genus : !lanaria
Spesies : !lanaria sp
Nama umum : Cacing planaria

Keterangan :
1. Mata
2. Otak
3. SaraI tepi
4. SaraI penghubung









2. Sistem saraI pada #ana cancrivora
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Amphibi
Ordo : Anura
Famili : Raniidae
Genus : #ana
Spesies : #ana cancrivora
Nama umum: Katak

Keterangan :
1. Otak besar
2. Otak tengah
3. Otak kecil















3. Sistem saraI pada Cyprinus carpio

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Osteichytes
Famili : Osteriophysi
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Nama umum : Ikan mas

Keterangan :
1. Otak besar
2. Otak tengah
3. Otak kecil














4. Sistem saraI pada Columbia livia

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : ColumbiIormes
Famili : Columbidae
Genus : Columbia
Spesies : Columbia livia
Nama umum : Burung merpati

Keterangan :
1. Otak besar
2. Otak tengah
3. Otak kecil














5. Sel saraI pada manusia
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Homonidae
Genus : omo
Spesies : omo sapiens
Nama umum : Manusia


Keterangan :
1. Dendrit
2. Inti
3. Butir nissl
4. Akson
5. Nodus Ranvier
6. Sel Schwann
7. Selubung mielin
8. Sinapsis









6. Sumsum %ulang Belakang Manusia
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Homonidae
Genus : omo
Spesies : omo sapiens
Nama umum : Manusia

Keterangan :
1. SaraI spinal
2. Bagian dalam
3. Kanal pusat
4. Bagian tepi
5. Sayap dorsal
6. Akson neuron sensorik
7. Badan sel neuron sensorik
8. Akson neuron motorik
9. Badan sel neuron motorik
10.Sayap ventra








4.2. Pembahasan
Sel saraI berIungsi untuk menerima rangsangan dan mengolah rangsangan.
Sebuah sel saraI terdiri dari tiga bagian, yaitu dendrit, badan sel, dan akson. Menurut
Geneser (1994: 216) bahwa saraI manusia terdiri dari saraI sadar dan saraI tak sadar.
Sistem saraI sadar adalah sistem saraI yang bekerja atas kehendak kita. Sistem saraI ini
dapat dibedakan atas dua, yaitu saraI pusat dan saraI tepi. SaraI pusat terdiri atas
cerebrum, cerebellum, drenseIalon, mecenseIalon, dan medula oblongata. SaraI tak
sadar bekerja bukan karena adanya kehendak kita sehingga sering disebut juga sebagai
saraI autonom. Sistem saraI ini dapat pula di bagi atas dua yaitu saraI simpatik dan
saraI parasimpatik.
Sistem saraI tepi terdiri atas semua jaringan saraI di luar otak dan medula
spinalis. Hal ini sependapat dengan Subowo (1992: 165) bahwa Sistem saraI tepi ini
terdiri atas kelompok-kelompok sel saraI yang dinamakan ganglia, jala-jala serat saraI,
yaitu pleksus dan berkas-berkas sel saraI yang sejajar membentuk saraI dan radiks
saraI. SaraI-saraI ini muncul berpasangan dari otak dan medula spinalis, agar satu sel
saraI dari tiap pasangan ada pada satu sisi tubuh dan pasangannya pada sisi yang lain.
SaraI-saraI dari otak dinamakan saraI kranial dan harus masuk lubang-lubang atau
kranal dalam tengkorak untuk meninggalkan otak. SaraI-saraI yang muncul dari
medula spinalis disebut saraI spinal dan harus melalui lubang-lubang diantara tulang
belakang untuk mencapai tujuan di dalam tubuh.
Serat-serat saraI yang mempunyai juluran panjang dari sel-sel saraI pada
ganglia di luar susunan saraI pusat dan yang melalui saraI-saraI kranial atau saraI-saraI
spinal di bawa ke dalam saraI spinal dinamakan serat-serat aIeren atau serat-serat
sensoris. Menurut Anonim (2011: 1) bahwa Serat-serat motoris dan sensoris biasanya
bercampur pada saraI kranial dan saraI spinal. Adapun SaraI-saraI ini bercabang
sepanjang jalannya ke arah tepi, dimana salah satu ujung bebas berada dalam jaringan
atau berkaitan dengan organ akhir yang khusus. Sistem saraI tidak hanya mengandung
sel-sel penyokong dan jaringan penyambung. Neuroglia atau sel-sel penyokong terdiri
atas neuroglia sistem saraI pusat, sel-sel Schwann, saraI tepi, dan satelit-satelit
ganglion periIer.
Beberapa sel saraI melakukan Iungsi-Iungsi penggabungan sel-sel saraI
tersebut dengan memakai hormon-hormon yang dilepaskan dari ujung-ujung saraI dan
dihantarkan ke target organ melalui darah. Menurut Subowo (1992: 166) bahwa sel-sel
saraI demikian dinamakan neurosekretorik. Susunan saraI pusat terdiri atas otak, yang
terdapat dalam tengkorak, dan medula spinalis yang terdapat pada kanalis vertebralis
dan berhubungan dengan otak pada bagian paling atasnya. Pada mamalia, massa sel-
sel saraI terutama terletak dalam susunan saraI pusat yang dengan jelas
menggambarkan secara histologis asal epitelial dari jaringan saraI. Susunan saraI pusat
manusia mengandung miliaran neuron yang secara Iungsional dihubungkan melalui
perantaraan sinaps-sinaps, dan kerumitan yang sangat dari hubungan timbal-balik
sinapsis.
Pada ujung yang jauh dari badan sel, akson mengadakan percabangan yang
dinamakan kolateral. Menurut Geneser (1994: 216) bahwa Adanya kolateral inilah
yang menyebabkan sebuah neuron mampu berkomunikasi dengan banyak sel lainnya.
Percabangan dari kolateral dinamakan telodendria, yang berakhir pada suatu ujung
yang dinamakan ujung sinapsis. Satuan Iungsional dan struktural susunan saraI dengan
sendirinya adalah memiliki juluran sitoplasma halus yang disebut serat saraI. Jumlah
serat saraI pada sebuah neuron merupakan dasar struktural bagi penggolongan nya
yang memiliki suatu juluran yang disebut neuron unipolar. Adapun Ciri khas dari
neuron ini adalah memiliki badan sel. Bagian ini terdiri dari inti dan biasanya banyak
sitoplasma yang mengelilingi inti sehingga karenanya kadang-kadang disebut
perikarion.
Dendrit merupakan penjuluran sitoplasma yang terjadi di sekitar badan sel,
menurut anonim (2011: 2) bahwa jumlahnya banyak dan bercabang. %iap percabangan
akan bercabang lebih kecil lagi yang bentuknya menyerupai duri yang dinamakan
dendritik. Akson merupakan slah satu penjuluran sitoplasma yang paling luar dari
badan sel saraI yang dinamakan akson. Kita ketahui bahwa Pada bagian akson inilah
terjadi potensial aksi dalam penghantar impuls saraI menuju sel-sel lainnya.
Sitoplasma pada bagian akson dinamakan aksoplasma. Sedangkan Aksoplasma
dibungkus oleh suatu membran sel yang dinamakan aksolema.
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sistem saraI tidak hanya mengandung sel-sel penyokong dan jaringan penyambung.
2. Sistem saraI tepi mempunyai struktur 12 pasang saraI kranial yang keluar langsung dari
otak, ada 31 pasang saraI spinal yang keluar dari medulla spinalis.
3. Sel saraI berIungsi untuk menerima rangsangan dan mengolah rangsangan. Sebuah sel
saraI terdiri dari tiga bagian, yaitu dendrit, badan sel, dan akson.
4. Pada ujung yang jauh dari badan sel, akson mengadakan percabangan yang dinamakan
kolateral.
5. SaraI manusia terdiri dari saraI sadar dan saraI tak sadar.

















DAFTAR PUSTAKA
Anonim
a
2011. Artikel Jaringan. http.//id.wikipedia.org/wiki/faringan. Diakses pada
tanggal 23 Oktober 2011.

Anonim
b
2011. Artikel Jaringan saraI. http.//id.wikipedia.org/wiki/faringan saraf. Diakses
pada tanggal 23 Oktober 2011.

Geneser, Iinn. 1999. Zoologi Dasar. %iga Serangkai. Surabaya: xv 266 hlm.
Subowo. 1999. istologi Umum. Jakarta. Bumi Aksara : viii 196 hlm.






















LAMPIRAN


Neuron pada manusia jaringan saraI aves




Jaringan saraI pada pisces planaria

You might also like