You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN ISLAM

Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama Al Asiyah dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberi makanan dan memberikan obat. Pelayanan kesehatan telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang perawat wanita yang pertama yang bernama Rufaidah. Islam sangat menghargai seorang petugas kesehatan karna petugas ini adalah petugas kemanusiaan yang sangat mulia. Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan kesehatan kepada orang yang membutuhkan baik itu berupa asuhan keperawatan atau pelayanan kepada pasien. Hubungan antara petugas kesehatan dan pasien adalah sebagai penjual jasa dan pemakai jasa. Antara petugas kesehatan dan pasien terjadi akad Hijrah. Akad Hijrah adalah suatu akad dimana satu pihak memanfaatkan Barang, Tenaga, Pikiran dan Keahlian. Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan Fisik, Mental maupun kesehatan lingkungan.

Hak dan kewajiban antara perawat dengan pasien. kewajiban petugas keperawatan melaksanakan tugas sesuai dengan sumpah jabatan memberikan pelayanan dengan baik menetapkan tarip yang terjangkau oleh masyarakat mengusahakan keringanan biaya bertanggung jawab atas kematian /penderitaan dan kerugian pasien yang disebabkan oleh kesalahan perawat melimdungi pasien dari sasaran propaganda agama lain menyampaikan wasiat pasien yang meninggal kapada keluarganya membantu pemakaman jenazah secepat mungkin

menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan ajaran agama.

Hak Hak petugas keperawatan Mendapatkan Gaji dan Honorer Mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah Mendapat perlindungan hukum Melindungi pasien dari ancaman luar kehidupan keselamatan jiwanya. Menolak pelanyanan kesehatan yang bertentangan dengan ajaran Agama

Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia.akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai dengan syariah islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam.dalam Al-Quran disebutkan bahwa:

bertolong-tolonglah kamun dalam hal kebaikan,dan janganlah kamu bertolongtolong dalam hal keburukan atau kejahatan.

dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran menganjurkan untuk membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada keadaan sakit.seperti yang dicontohkan oleh rufaidah di zaman Rasulullah Saw.sebagai perumpamaan dalam penerapan asuhan keperawatan yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya adalah bagaimana cara bersuci dan shalat bagi pasien yang sedang sakit. Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185: artinya : allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu(QS.Al-baqarah;185)

Karena jumlah pasien yang sangat banyak dalam rumah sakit, pada umumnya dokter mempunyai waktu yang sangat pendek untuk memeriksa dan memantau perkembangan kesehatan pasiennya. Di rumah sakit dokter hanya berfungsi untuk menetapkan diagnosis, melakukan pembedahan, menetapkan obat yang sesuai, dan mengontrol perkembangan penyakit dan kesehatan pasien. Dokter tidak mempunyai cukup waktu untuk lebih lama berbicara dengan pasien maupun dengan keluarga pasien, karena banyak pekerjaan lain menunggunya. Kemudian banyak pekerjaan dalam perawatan pasien diserahkan kepada para perawat. Perawat adalah suatu profesi kedokteran dengan fungsi utama untuk membantu dokter dalam menangani pasien, antara lain:

1. Menerima instruksi tentang obat, diet, dan sebagainya 2. Mencatat secara teratur tensi darah, denyut nadi, atau suhu tubuh pasien 3. Memperhatikan keadaan emosi pasien: apakah tidurnya tenang, gelisah, atau bahkan tidak dapat tidur sama sekali? Apakah pasien sering batuk, berapa kali buang air besarnya dalam sehari, bagaimana warna air kencingnya, dan sebagainya. 4. Membantu memberi makan pasien yang tidak mampu makan sendiri, minum, mandi, menukar pakaian, menjaga kebersihan, mengganti perlengkapan tidur, dan sebagainya 5. Membantu melatih berjalan bagi pasien yang menderita penyakit lumpuh, atau bagi pasien yang baru sembuh setelah lama terbaring di ranjang rumah sakit. 6. Menyiapkan bahan-bahan untuk diperiksa di laboratorium, seperti darah, dahak, air kencing, atau tinja pasien kalau diperlukan. 7. Menjelaskan kepada dokter sewaktu visitasi (kunjungan) tentang perkembangan kesehatan pasien.

Pada umumnya perawat inilah yang mempunyai banyak waktu bergaul mengawasi pasien, menolong pasien, dan mendengarkan keluhan mereka. Tidak saja yang berhubungan dengan keadaan di rumah sakit, tetapi juga yang berhubungan dengan keluarga pasien. Dia jauh lebih akrab dengan penderita daripada dokternya. Oleh karena itu sebagai perawat, dia harus dapat menenangkan pasiennya, menanamkan bahwa ALLOH Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang akan menyembuhkan penyakitnya. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat iman pasien dan mempercepat proses penyembuhan penyakitnya. Selain itu perawat harus menjadi penghubung antara pasien dengan dokter, dan sekaligus juga penghubung antara dokter dengan keluarga pasien. Dia dapat berbuat baik kepada keluarga pasien yang tentu ikut cemas dan gelisah ingin mengetahui tentang penyakit saudaranya, dan kemudian memberikan keterangan tentang penyakit yang diderita pasien dan dapat memberikan nasihat kepada mereka agar bersabar dalam menghadapi semua cobaan ini. Mengingat tugas yang sangat luhur dan mulia ini, perawat harus mempunyai pengetahuan tentang psikologi pasien, sehingga ia dapat memahami tingkah laku penderita, dan dapat pula menyampaikan kondisi yang diderita oleh pasiennya, baik kepada pasien sendiri maupun kepada

keluarganya dengan cara yang bijaksana. Terutama sekali perawat harus lebih banyak mengetahui tentang ajaran agama islam, sehingga perawat akan menjaga pasien yang kritis dengan sabar, sambil membaca surat Ya Sin, atau mentalqinkan pasien untuk membaca laa ilaha illallah ke dekat telinga pasien sehingga bila pasien meninggal, dia akan menemui Tuhan-nya dengan kalimat tauhid sebagai tanda orang yang memperoleh khusnul khatimah (akhir yang baik). Begitu luhurnya tugas seorang perawat, betapa banyak amal kebaikan yang dapat dilakukannya. Oleh karena itu, islam telah menetapkan beberapa sifat terpuji bagi manusia. Sifat-sifat itu niscaya harus dimiliki oleh para dokter dan perawat muslim, karena orang yang merawat orang sakit haruslah mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Tulus ikhlas Orang yang tulus ikhlas adalah orang yang berhati bersih dan benar-benar terbit dari hati yang suci, jujur, tidak berpura-pura, dan hanya mengharap keridhaan ALLOH semata. ALLOH subhanahu wa taala berfirman: Mereka hanya diperintahkan untuk mengabdikan diri kepada ALLOH dengan ikhlas dan lurus mengerjakan agama karena Dia (Q. S. 98: 5) Mereka memberi makan orang miskin, yatim, dan tawanan perang, sedangkan mereka sendiri masih memerlukan makanan itu. Kami hanya karena ALLOH memberi makan kamu, dengan tidak mengharapkan balasan dan terima kasih dari kamu (kata mereka) (Q. S. 76: 8-9) Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Sesungguhnya segala perbuatan itu dengan niat, dan sesungguhnya tiap-tiap seseorang itu mendapat sesuatu hanya menurut niatnya (H. R. Bukhori, Muslim, Abu Dawud, dan Nasai, dari Umar bin Khoththob) Sesungguhnya ALLOH assa wa jalla tidak menerima suatu amal perbuatan jika tidak disertai dengan keikhlasan, dan mengharapkan kerihoan-NYA (H. R. Abu Dawud dan Nasai)

Adanya harapan untuk mendapatkan hasil dari sesuatu pekerjaan tidak bertentangan dengan sifat-sifat tulus ikhlas di atas, karena Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam pernah bersabda, Bahwasanya harapan itu rahmat dari ALLOH bagi umatku. Kalau tidak ada harapan tidaklah seorang ibu menjuruskan anak, dan tidak ada seorangpun akan menanam sebatang pohon (H. R. Al-Khathib dari Anas bin Malik)

2. Penyantun Penyantun ialah orang yang halus perasaan, baik budi bahasa dan lakunya, orang yang suka menaruh belas kasihan dan lekas merasakan kesukaran orang lain; turut berduka cita dengan orang yang kesusahan, serta suka menolong orang lain dengan sekuat tenaga. ALLOH subhanahu wa taala berfirman: Sesungguhnya rahmat ALLOH itu dekat kepada orang yang berbuat kebajikan (Q. S. 7: 56) Tutur bahasa yang baik dan pemaaf lebih utama daripada pemberian yang diiringi dengan sesuatu yang menyakiti. Dan ALLOH Maha Kaya lagi Maha Penyantun (Q. S. 2: 263) Nabi Muhammad shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Setiap orang yang menyantuni disantuni oleh ALLOH Yang Maha Penyantun. Santunilah orang yang di bumi, niscaya yang di langit menyantuni kamu (H. R. Tirmidzi dan Abu Dawud) Orang yang tidak menyantuni manusia tidak disantuni oleh ALLOH (H. R Bukhori, Muslim, dan Tirmidzi) 3. Peramah Orang yang bertabiat ramah adalah orang yang baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan. ALLOH subhanahu wa taala berfirman: Maka karena rahmat ALLOH-lah engkau berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau berlaku kasar dan berhati bengis, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekitarmu (Q. S. 3: 159) Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Senyuman terhadap saudaramu adalah kebajikan (H. R. Tirmidzi) Sesungguhnya kamu tidak dapat melapangkan manusia dengan hartamu, tetapi manismuka dan baik-budimulah yang dapat melapangkan mereka (H. R. Abu Yala) 4. Sabar Orang yang sabar di antaranya adalah orang yang tidak lekas marah dalam mengerjakan sesuatu, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati.

ALLOH subhanahu wa taala berfirman: Sungguh orang yang sabar dan pemaaf adalah pekerjaannya itu termasuk pekerjaan yang sangat perlu dipelihara (Q. S. 42:43) Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Seorang muslim yang bergaul dengan orang lain, dan sabar menghadapi perbuatan mereka yang menyakiti, lebih utama dari seorang muslim yang tidak bergaul dan tidak sabar (H. R. Tirmidzi dan Abu Huroiroh) Sebaik-baik senjata orang mukmin adalah sabar dan doa (H. R. Ad-Dailami dari Ibu Abbas) 5. Tenang Orang yang tenang di antaranya adalah orang yang tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan seuatu pekerjaan. Nabi Muhammad shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Tetaplah kamu bersifat tenang (H. R. Thabrani dan Baihaqi) Bila engkau melakukan sesuatu pekerjaan, hadapilah dengan tenang, hingga ALLOH menunjukkan kepada engkau jalan keluar (dari kesulitanmu) (H. R. Bukhori) 6. Teliti Orang yang teliti adalah orang yang hati-hati, saksama, cermat, dan rapi. Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Sesungguhnya ALLOH Taala menyukai bila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan supaya dilakukannya dengan teliti (H. R. Baihaqi, Abu Yala, dan Ibnu Asakir dari Siti Aisyah r.a) Bila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan, hendaklah dia mengerjakannya dengan teliti, karena yang demikian itu meyenangkan hati si penderita (H. R. Ibnu Saad dari Atha) 7. Tegas Orang yang tegas adalah orang yang tentu dan pasti, dan tidak ragu-ragu lagi dalam mengerjakan sesuatu. Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Bila ada keraguan dalam hatimu, tinggalkanlah (H. R. Ahmad, Ibnu Hibban, dan

Hakim dari Abu Umamah) Abu Said meriwayatkan, bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Nabi Muhammad shollalohu alayhi wa sallam dan berkata, Saudaraku sakit perut. Nabi bersabda, Minumkanlah madu! Kemudian dia datang kedua kalinya, dan Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Minumkanlah madu! Kemudian dia datang lagi seraya berkata, Sudah kukerjakan! Nabi bersabda, Benarlah ALLOH dan berdustalah perut saudaramu, minumkanlah madu! Maka diminumkannyalah madu dan lantas dia sembuh (H. R. Bukhori)

Hadits ini menyatakan bahwa si penanya merasa ragu-ragu memberikan obat (madu), tetapi Nabi tetap tegas menyuruhnya meminumkan madu tersebut kepada saudaranya yang sedang sakit itu. 8. Patuh Orang yang patuh adalah orang taat pada perintah dan aturan, baik yang diberikan oleh agama maupun oleh atasan. Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Dengarkanlah dan patuhilah, walaupun yang dijadikan pemimpin atasmu seorang budak hitam (H. R. Bukhori) Abdulloh bin Umar r.a. bersabda, Mendengarkan dan mematuhi wajib atas seorang islam dalam hal-hal yang disukainya atau tidak, selama dia tidak diperintahkan melakukan maksiat (pelanggaran hukum). Bila dia diperintahkan melakukan maksiat, maka tidak boleh dia mendengarkan dan mematuhinya (H. R. Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud) 9. Bersih Orang yang bersih adalah orang jelas, rapi, apik, dan suci. ALLOH subhanahu wa taala berfirman: ALLOH menyukai orang-orang yang bersih (Q. S. 9: 108) Pakaianmu bersihkanlah (Q. S. 74: 4) Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Sesungguhnya ALLOH Taala baik, menyukai kebaikan. Ia pemurah, menyukai kepemurahan. Ia pemberi, menyukai kedermawanan. Maka bersihkanlah

pekaranganmu Jabir bin Abdulloh meriwayatkan, bahwa Nabi shollallohu alayhi wa sallam melihat seorang laki-laki dengan rambut kusut masai, lalu beliau bersabda, Apakah orang ini tidak mempunyai sesuatu untuk merapikan rambutnya? Dan beliau melihat laki-laki lain, pakaiannya kotor, lalu beliau bersabda, Apakah orang ini tidak mempunyai sesuatu untuk mencuci pakaiannya? (H. R. Abu Dawud) 10. Penyimpan rahasia Orang yang bertugas merawat orang sakit haruslah pandai menyimpan rahasia pasiennya, terutama kepada orang yang tidak berkepentingan. Sebab kemungkinan besar hal itu akan membuka aib diri pasien atau keluarganya, dan mungkin juga akan mengeruhkan suasana sehingga dapat memperburuk kesehatan pasiennya. ALLOH subhanahu wa taala berfirman: ALLOH tidak menyukai orang yang mengeluarkan kata-kata keji (menyebutkan dan menyebarkan keaiban orang lain) kecuali bila ia dianiaya (Q. S. 4: 148) Sesungguhnya orang-orang yang menyukai tersiarnya kekejian pada orang-orang yang beriman, untuk mereka siksa yang pedih di dunia dan di akhirat (Q. S. 24: 19) Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Barangsiapa menyimpan rahasia (keaiban) temannya, ALLOH menyimpan pula rahasianya di hari kiamat. Dan barangsiapa membuka rahasia temannya sesama muslim, ALLOH membukakan pula rahasianya, hingga ALLOH memberi malu dia dalam rumah tangganya Barangsiapa menyimpan rahasia (keaiban), seakan-akan dia menghidupkan kembali anak yang dikubur hidup-hidup (H. R. Abu Dawud dan Nasai) Bila seseorang menutup rahasia (keaiban) orang lain di dunia, pasti ALLOH menutup pula rahasia (keaiban)nya di hari kiamat (H. R. Muslim dari Abu Huroiroh) 11. Dapat dipercaya Seorang perawat harus menjadi orang yang dapat dipercaya, baik oleh dokter, pasien, atau keluarga pasien. ALLOH subhanahu wa taala berfirman: Sungguh berbahagialah orang-orang yang beriman yaitu yang khusuk dalam sembahyang, yang meninggalkan segala yang sia-sia, yang menunaikan zakat, yang memelihara kehormatannya selain kepada istri atau hamba sahayanya, buat ini mereka tidak tercela. Barangsiapa menghendaki selain dari itu, maka adalah mereka melampaui

batas, yang memelihara amanat dan menetapi janji, yang menetapi segala sembahyangnya. Mereka itu memperoleh surga firdaus, di mana mereka akan kekal selama-lamanya (Q. S. 23: 1-11) Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati ALLOH dan RosulNYA, dan janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepada kamu, sedangkan kamu mengetahui (Q. S. 8: 27) Sesungguhnya ALLOH memerintahkan kamu supaya menyampaikan segala amanat (yang dipercayakan) kepada yang berhak (Q. S. 4: 48) Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Anas meriwayatkan, bahwa dalam khutbah atau pidatonya, Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam selalu bersabda, Tidak ada iman pada orang yang tidak dapat dipercaya, tidak memelihara amanat, dan tidak ada agama pada orang yang tidak menepati janji (H. R. Ahmad) 12. Bertanggung jawab Seorang perawat haruslah bertanggung jawab dalam merawat pasiennya sesuai dengan tugas yang diembannya. ALLOH subhanahu wa taala berfirman: Dan janganlah engkau menuruti apa-apa saja yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati itu masing-masingnya akan dimintai pertanggungjawabannya (Q. S. 17: 36) Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam bersabda, Sesungguhnya ALLOH akan memeriksa setiap orang tentang urusan yang dipertanggungjawabkan kepadanya, apakah diurusnya dengan baik atau disiasiakannya, sehingga pertanggungjawaban terhadap keluarga/ rumah tangganya pun akan diperiksa juga. (H. R. An-Nasai dan Ibnu Hibban dari Anas bin Malik) Tiap-tiap kamu adalah pemimpin/ pengurus, dan tiap-tiap kamu bertanggung jawab atas pimpinan/ urusannya; kepala negara adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas pimpinannya. Suami adalah pemimpin atas keluarganya dan ia bertanggung jawab atas pimpinannya. Istri adalah pengurus dalam rumah tangganya, dan dia bertanggung jawab atas urusannya. Pelayan adalah pengurus harta benda majikannya, dan dia bertanggung jawab atas urusannya. Laki-laki adalah pengurus harta benda orang tuanya, dan dia bertanggung jawab atas urusannya. Ringkasnya, tiap-tiap kamu adalah pemimpin/ pengurus dan bertanggung jawab atas pimpinan/ urusannya (H. R. Ahmad, Bukhori, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi dari Ibnu Umar

Menurut hukum islam, seseorang yang melakukan praktek kedokteran dan pengobatan, sedangkan ia bukan ahlinya, misalnya, ia Kunter (dukun yang melakukan praktek dokter seperti operasi), atau Terkun (dokter yang melakukan praktek dukun) Seperti ia tidak memberikan resep obat kepada pasiennya yang sesuai dengan disiplin ilmu kedokteran yang ia pelajari, tetapi ia harus bertanggung jawab atas kerugian pasien nya, jiwa/materialnya. Hal ini berdasarkan sabda Hadis Nabi : Barang siapa melakukan praktek kedokteran/pengobatan, sedangkan ia bukan ahlinya, maka ia harus bertanggung jawab menggung kerugian. kemudian ketika memberikan pelayanan perawatan bagi pasien yang perempuan hendaknya dirawat oleh perawat perempuan.begitu juga sebaliknya,pasien laki-laki dirawat oleh perawat laki-laki pula. ruang lingkup itu mencakup berbagai aspek dan keadaan yang sesuai dengan kaidah dan aturan dalam islam.misalnya : Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional sesuai fungsi dan tujuan dari asuhan keperawatan.dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan syariah islam.
Perawatan menurut medis

Perawatan
Perawatan ialah cara pengobatan dimana sisakit harus menginap dirumahsakit, sebagai Dokter dengan pembantunya, dapat memberikan perhatian penuh dan dapat memonitor serta menilai perkembangan penyakit dan kesembuhannya. a) Membantu penderita melakukan air besar atau kecil, baik dengan menemaninya ke WC atau dengan pertolongan pispot, dan membersihkannya sesuai dengan agama yang dianutnya. Orang Islam tentu dengan air suci lagi mensucikan. b) Membantu penderita menukar pakaian dan memasang pakaiannya dan menjaga auratnya tetap terpelihara. c) Membantu agar tubuh penderita tetap bersih serta dibersihkan apalagi kalau di cemari oleh najis berak, kencing, muntah dan darah nanah serta melindungi tubuhnya dari najis ini. d) Membantu penderita agar terhindar dari bahaya disekitarnya seperti listrik, pisau, barang gelas yang mudah pecah jatuh dan melindungi masyarakat dari bahaya yang mungkin datang dari pasien seperti yang sedang dalam delirium (kacau pikiran). e) Membantu penderita berhubungan dengan orang lain dalam mengamukakan kebutuhannya dan perasaannya seperti pengunjung bukan keluarga atau Dokter sendiri f) Membantu penderita dalam melakukan ibadahnya dengan memperingatkan waktu sembahyang, memperingati kesabaran terhadap cobaan tuhan, banyak bertaubat dan berzikir.

g) Membantu penderita dengan kegiatan kreasi, membaca, mendengar siaran radio dengan warta berita atau pembacaan Al-Quran h) Membantu penderita belajar. Penderita yagn mengalami gangguan alat gerak seperti kaki, maka penderita dibantu untuk kembali memakaikan anggota tubuh tersebut. Belajar berjalan, berbcara, makan sendiri, memakai pakaian dan sebagainya. i) Membantu penderita dalam keadaan sakaratulmaut/meninggal dunia yang fana ini dengan tenang dan untuk penderita muslim membantu membacakan La ila ha illallah. j) Membantu menenangkan keluarga yang ikut melepas penderita. k) Menutupkan kelopak mata dan mulut penderita yang sudah meninggal dunia serta menutupinya dengan kain yang bersih. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam merawat orang sakit: a. Yang paling tepat dan seharusnya merawat orang yang sakit seperti itu adalah pihak keluarga dan perawat. b. Di dalam merawat orang sakit, orang yang mendampingi sedikit banyak harus tahu apa kebutuhannya, obat-obatannya, makanannya, dan sebagainya. c. Usahakanlah untuk terus berkomunikasi dengan orang sakit. d. Untuk bisa menumbuhkan kasih dalam merawat orang sakit, kita harus merawat bukan sekedar melakukan tugas. Jadi dalam merawat itu harus ada kasih. e. Baik orang yang merawat maupun yang dirawat harus mempersiapkan hati menghadapi apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Pengobatan
Pengobatan ialah segala yang dilakukan untuk menyembuhkan penyakit seseorang. Pegobatan dapat berupa fisik, kimiawi, operatif dan sebagainya. Ini diberikan beberapa contoh yang pokok dalam perawatan : a) Membantu penderita supaya ia bernafas dengan baik. Gangguan bernafas dapat terjadi karena kekurangan zat asam, maka kepada pasien diberikan zat asam oxygen. b) Mengambil nadi dan suhu yang diperlukan dokter untuk mengetahui jalnnya penyakit. c) Membantu penderita memakan obat yagn sudah diatur dan ditetapkan oleh dokter. d) Membantu penderita makan dan minum apalagi bila ia sendiri tidak sanggup makan/minum sendiri. e) Membantu penderita agar bisa punya sikap yang benar pada waktu berjalan, duduk dan tidur, dan membantu pasien mengubah posisi tubuh yang menyenangkan. f) Membantu penderita supaya dapat beristirahat dan tidur dengan baik dan cukup.

You might also like