You are on page 1of 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Rupture perineum adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara ilmiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan (Hamilton, 2002). Episiotomi adalah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A, 1996). Angka Kematian Ibu Bersalin di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 373/100.000. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap Angka Kematian Ibu adalah terjadinya infeksi post partum karena penanganan keperawatan yang kurang memadai pada saat perawatan sendiri oleh Ibu pada saat di rumah. Hal yang melatar belakangi kejadian ini diduga karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman Ibu nifas dalam melakukan perawatan perineum. Penyebab timbulnya infeksi pada perineum adalah luka yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara ilmiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan yang di sebut rupture. Penyebab infeksi lainnya bisa diakibatkan karena irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan pada saat yang tepat.

Angka kematian yang diakibatkan oleh infeksi pada post partum, khususnya pada lamanya penyembuhan luka jahitan perineum masih sangat tinggi. Angka infeksi ini terjadi dikarenakan masih banyaknya Ibu nifas yang kurang melakukan perawatan pada masa post partum, terutama kurangnya hygiene vulva di daerah luka jahitan perineum. Hygiene vulva tidak dijaga, akan berdampak terhadap masuknya kuman dan bakteri sehingga akan memudahkan terkena infeksi post partum. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit

Muhammadiyah Surabaya pada bulan Februari 2011, tercatat sebanyak 116 Ibu nifas, dan sebanyak 82 orang yang mengalami luka jahitan perineum. Baik itu dari episiotomi, ataupun dari rupture. Data ini menunjukkan bahwa Ibu nifas yang mengalami luka jahitan perineum lebih besar daripada Ibu nifas yang tidak mengalami luka jahitan perineum. Dari jumlah 82 responden yang mengalami penyembuhan lama pada luka jahitan perineum sebanyak 20 responden dimana luka jahitan perineum masih basah dan belum menutup dengan baik, rata rata sudah melebihi 30 hari, yang mengakibatkan hal hal tersebut dikarenakan hygiene vulva yang kurang baik, sehingga perawatan luka jahitan perineum kurang optimal. Faktor karakteristik Ibu penyebab kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jahitan perineum diantaranya adalah faktor umur Ibu nifas, kurangnya pengetahuan tentang hygiene vulva dengan benar, faktor pendidikan Ibu nifas, dan faktor pekerjaan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada para petugas kesehatan khususnya

bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ibu nifas.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah gambaran percepatan penyembuhan luka jahitan perineum ditinjau dari hygiene vulva pada Ibu nifas?

1.3

Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Didapatkan gambaran percepatan penyembuhan luka jahitan perineum ditinjau dari hygiene vulva pada Ibu nifas di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi gambaran percepatan penyembuhan luka

jahitan perineum di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. 2. Mengidentifikasi gambaran hygiene vulva pada Ibu nifas di

Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. 3. Mengidentifikasi gambaran karakteristik ibu nifas di

Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. 4. Mengidentifikasi gambaran percepatan penyembuhan luka

jahitan perineum ditinjau dari hygiene vulva pada Ibu nifas di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.

1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi peneliti 1. Menambah wawasan baru, serta meningkatkan pemahaman

tentang perawatan luka jahitan perineum masa nifas 2. Menambah pengetahuan di bidang penelitian

1.4.2 Bagi Institusi pendidikan Penelitian ini diharapakan dapat menambah kepustakaan Sebagai salah satu karya tulis ilmiah yang dapat menambah perbendaharaan kepustakaan dan dapat dijadikan penelitian lanjutan pada penelitian selanjutnya. 1.4.3 Bagi institusi Kesehatan Memberikan masukan dibidang kesehatan khususnya bagian maternitas dalam upaya peningkatan pelaksanaan perawatan luka jahitan perineum, dan penelitian ini diharapakan memberi tambahan informasi tentang perawatan luka jahitan perineum masa nifas sehingga diharapakan dapat menciptakan iklim yang tepat agar penataaksanaan perawatan luka jahitan perineum masa nifas dapat mencapai keberhasilanya sesuai dengan tujuan. 1.4.3 Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapakan menjadi bahan informasi bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang perawatan luka jahitan perineum masa nifas.

You might also like