You are on page 1of 4

Nama : Teguh Husadani

NPM : 1006802332
Mata Kuliah : KonIlik Antar Kelompok dan Negosiasi

1
Statement of Purpose

1udul Penelitian:
'Pemasaran Sosial sebagai Solusi Tawuran Pelafar

Rumusan Singkat Permasalahan
Hasil penelitian Markum (1999), tawuran adalah bentuk tingkah laku konIlik
antarkelompok yang amat berbeda dinamikanya, dengan tingkat laku konIlik
antarindividu. Sehingga usaha penanggulangan harus mempertimbangkan tawuran
sebagai gejala perilaku kelompok, yang tidak memiliki signiIikan dengan perilaku
individual anggota kelompok tersebut.
Menurut Markum, perlakuan penanggulangan yang dipusatkan pada individu yang
terlibat tawuran dan penonjolan ciri negatiI siswa merupakan /ramatisation of evil
yang justru akan memperkuat kecenderungan penyimpangan perilaku siswa.
Tidak eIektinya program pencegahan dan penanggulangan tawuran selama ini adalah
karena bersumber pada pendekatan sektoral, individual, serta terbatas pada tataran
konseptual dan tidak berkesinambungan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan yang komprehensiI dari berbagai sudut
tinjauan keilmuan, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh. Usaha penanggulangan
dapat dirancang lebih terarah dan konsisten dengan dasar pemikiran yang kuat, serta
secara berkala dapat dilakukan evaluasi program.
Dalam penelitiannya, Markum (1999) menganalisis permasalahan dari sudut analisis
sosio-psikologis dan analisa sosio-kriminologis.

Analisis sosio-psikologis
Analisis ini menunjukkan, tawuran adalah tingkah laku antarkelompok, yang didasari
upaya meningkatkan identitas sosial kelompok dan konsep diri anggotanya. Sehingga
muncul pandangan stereotipikal yang merendahkan (ingroup favouritism) dan
prasangka (prefu/ice) terhadap kelompok lain. Kelompok di siniadalah sekolah dan
basis.
Basis terbentuk dari beberapa kelompok kecil (kelompok siswa kelas 1, 2 dan 3) yang
bertempat tinggal berdekatan dan menggunakan bus yang sama dari rumah. Di
terminal misalnya, kelompok-kelompok ini bergabung dan membentuk basis. Dalam
basis, siswa tidak mengakui adanya pemimpin tunggal, tapi memandang siswa kelas
tiga sebagai pemimpin.
Basis hanya berIungsi sebagai kelompok yang 'agresiI' apabila berhadapan dengan
basis sekolah lain yang dianggap sebagai musuh. Di saat tidak kontak dengan lawan,
Nama : Teguh Husadani
NPM : 1006802332
Mata Kuliah : KonIlik Antar Kelompok dan Negosiasi

2
basis hanya merupakan kerumunan teman sekolah.

Analisis sosio-kriminologis
Menurut analisis ini, tawuran adalah tingkah laku kolektiI. Menurut analisis kolektiIa,
keterlibatan seseorang dalam tingkah laku kolektiI tidak didasarkan pertimbangan
rasional pelakunya. Dalam kehidupan sehari-hari yang normal, para individu anggota
kelompok adalah orang-orang yang tunduk hukum.
Namun dalam situasi yang sangat khusus, yaitu berada dalam kolektiIa atau
kerumunan, mereka seakan menghadapi situasi problematis yang harus segera
diantisipasi dengan suatu tindakan yang nyata. Tindakan nyata yang dipandang paling
relevan dalam situasi problematis adalah tindakan bersama (kolektiIa) yang biasanya
merupakan tingkah laku kekerasan kolektiI.
Berdasarkan hal di atas, maka upaya peredaman tawuran pelajar harus didasari pada
dua Iaktor penyebab gejala tawuran. Yakni Iaktor utama (basis yang dibentuk oleh
siswa) dan Iaktor pendukung (kondisi di luar basis yang kondusiI bagi terjadinya
tawuran).
Dalam pengembangan Iaktor utama dan Iaktor pendukung di atas, agar menjadi
positiI, perlu adanya Pemasaran Sosial bagi pemahaman dan pengembangan nilai baru
antitawuran; pengembangan pengenalan diri, kematangan emosi, kontrol diri; reputasi
kelompok yang bernilai positiI; bimbingan karir dan pelatihan motivasi berprestasi.

1ustikasi pemilihan permasalahan
Data Polda Metro Jaya mencatat, kasus tawuran pelajar masuk dalam klasiIikasi
kejadian kasus tawuran warga. Di wilayah Jakarta, kasus tawuran warga tahun ini
lebih meningkat kuantitasnya dibanding tahun lalu. Tahun 2010 terjadi 28 kasus
tawuran. Sedangkan di tahun 2011 dari Januari - Agustus tercatat 39 kasus.
1

Data tawuran sesuai wilayah:
O 2010 total 28 tawuran (Jakarta Pusat 19, Jakarta Barat 2, Jakarta Selatan 3,
Tangerang Kota 1, Tangerang Kabupaten 2, Depok 1)
O 2011 dari Januari-Agustus total 39 tawuran (Jakarta Pusat 25, Jakarta Utara 2,
Jakarta Timur 1, Jakarta Barat 3, Jakarta Selatan 6, Bekasi 1, Depok 1)




Rumusan singkat pertanyaan penelitian

1
http://megapolitan.kompas.com/ tanggal 21.09.2011
Nama : Teguh Husadani
NPM : 1006802332
Mata Kuliah : KonIlik Antar Kelompok dan Negosiasi

3
1. Berdasarkan analisis sosio-psikologis yang menunjukkan bahwa tawuran adalah
tingkah laku antarkelompok, yang didasari upaya meningkatkan identitas sosial
kelompok dan konsep diri anggotanya, apakah kebutuhan tersebut bisa dijawab
dengan Pemasaran Sosial?
2. Berdasarkan analisis sosio-kriminologis yang menunjukkan keterlibatan
seseorang dalam tindakan bersama (kolektiIa) kekerasan, apakah kebutuhan
tersebut bisa dijawab dengan Pemasaran Sosial?.
3. Bagaimana strateginya dan manakah jenis kampanye Pemasaran Sosial yang
eIektiI dalam meredam potensi tawuran? Apakah:
O Kampanye kognitiI (cognitive campaigns)?
O Kampanye aksi (action campaigns)?
O Kampanye keprilakuan (behavior campaigns)?
O Kampanye nilai (value campaigns)?

idang ilmu S1 yang ditempuh
Bidang ilmu S1 yang ditempuh penulis adalah S1 Teknik Industri.
Teknik Industri adalah ilmu yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
tinggi di dalam perencanaan, pengorganisasian sistem industri secara lebih luas dan
kompleks. Kemampuan lain yang diinginkan dari keberadaan ilmu ini adalah
meningkatkan eIektiIitas dan eIisiensi yang dilihat khususnya di sistem industri.
Untuk itu maka seorang sarjana Teknik Industri mempunyai peran yang sangat kuat
yang berhubungan dengan perancangan (desain), perbaikan dan pengoperasian sistem
produksi yang melibatkan manusia, material, mesin dan peralatan serta inIormasi dan
energi secara integral.
Dalam memenuhi kemampuan diatas maka seorang sarjana Teknik Industri
harus mendapat bekal yang kuat yang dapat memanIaatkan dan mengaplikasikan
ilmu-ilmu sosial (misal: psikologi industri), ilmu ekonomi dan ilmu keteknikan secara
bersama-sama yang dapat dipakai untuk menganalisa, memprediksi serta melakukan
evaluasi hasil yang akan dicapai oleh sistem industri secara optimal.

Lima temuan penelitian sejenis
Hermawati, Istiana, 2004. aktor-faktor Determinan yang Mempengaruhi Remafa
terlibat tawuran pelafar. Media InIormasi Penelitian Kesejahteraan Sosial 28
(179) Juli-September 2004 : 24 45
Rahmania, Atika Nur. 2002. Perencanaan Sosial Penanganan Masalah Tawuran
Pelafar /i Propinsi DKI Jakarta. Tesis Pascasarjana Manajemen Pembangunan
Sosial UI.
Nama : Teguh Husadani
NPM : 1006802332
Mata Kuliah : KonIlik Antar Kelompok dan Negosiasi

4
Ridwan, Hana Karlina, 2006. gresi pa/a Siswa-Siswa SLT yang Melakukan /an
Ti/ak Melakukan Tawuran Pelafar, Universitas Indonesia. Fakultas Psikologi
Saleh, Imam Anshori. 2003. Tawuran Pelafar . akta Sosial yang Tak Berkesu/ahan
/i Jakarta. Yogyakarta : IRCiSoD
Siregar, M. Bahari, 2003. Penanggulangan Masalah Tawuran Pelafar Sebagai
Tingkah Laku Kolektif /i DKI, Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik

%R PUS%

Fromm, Erich dan Imam Muttaqin, 2000. kar Kekerasan. nalisa Sosio-psikologis
atas Watak Manusia, Pustaka Pelajar.

Markum, M. Enoch. 1999. Kafian penanggulangan tawuran siswa /i /aerah
metropolitan Jakarta, Direktorat Pembinaan Kesiswaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedjono Soedjono D, 1984. Sosio Kriminologi. malan Ilmu-ilmu Sosial /alam
Stu/i Kefahatan, Bandung: Sinar Baru.

You might also like