You are on page 1of 16

GEJALA-GEJALA KEJIWAAN PADA MANUSIA 1. Presepsi Di dalam psikologi, proses sensasi dan persepsi berbeda.

Sensasi ialah penerimaan stimulus melalui alat indera, sedangkan persepsi menafsirkan stimulus yang telah ada dalam otak. Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Untuk menggambarkan perbedaan antara sensasi dengan persepsi, kita bandingkan potret sebuah pemandangan dengan lukisan pemandangan. Potret berupa pemandangan sebagaimana yang diterima alat ndera, sedangkan lukisan pemandangan bergantung pada intepretasi pelukis. Dengan kata lain, mata menerima sedangkan pikiran mempresepsi. Sensasi tanpa persepsi atau sensasi murni jarang terjadi. Kalau anda mendengar suara aneh, betapapu asingnya, anda segera menghubungkannya dengan sesuatu yang telah anda kenal. Kalau anda melihat suatu objek yang sama sekali aneh dan asing, secara idak sadar anda akan menghubungkannya dengan suatu bentuk yang telah anda lihat sebelumnya. Sensasi murni mungkin terjadi dalam peristiwa di mana rangsang warna ditunjukan untuk pertama kalui kepada seseorang yang sejak lahirnya buta dan tiba-tiba dapat melihat. Pada bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih bercampur aduk, sehingga ia belum dapat membedakan benda-benda dengan jelas. Makin besar anak itu, makin baiklah struktur susunan syaraf otaknya, dan bertambahnya pengalaman, anak tersebut mulai dapat mengenal objek-objek satu persatu, membedakanantara satu benda dengan benda lainnya. Organisasi dalam persepsi, mengikuti beberapa prinsip, yaitu 1. wujud dan latar, objek-objek yang kita amati di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud (figure) sedangkan dengan hal-hal lainnya sebagai latar ground).

2. pola pengelompokkan: hal-hal tertentu cenderung kita kelompokkan dalam persepsi kita. Bagaimana cara kita mengelompokkan dapat menentukan kita mengamati hal-hal tersebut. Ada beberapa pola pengamatan yang menetap:
1. ketetapan warna; sesuatu yang yang hitam akan tetap hitam, baik di bawah

sinar terang maupun di tempat yang agak gelap. 2. Ketetapan bentuk; sebuah pintu misalnya, tetap akan kita amati sebagai benda yang berbentuk empat persegi panjang, sekalipun kadang-kadang dari sudut pandang tertentu, pintu tampak sebagai trapezium atau jajar genjang. 3. Ketetapan ukuran; pohon setinggi dua meter, kalau dilihat dari jauh tampak sangat kecil, tetapi kita tetap mempresepsikannya sebagai benda yang tinggi dan besar. 4. Ketetapan letak; dalam kendaraan yang berjalan, kita melihat pohon-pohon dan tiang listrik tetap di tempatnya masing-masing tidak bergerak. Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal di bawah ini: 1. Perhatian; biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada satu atau dua objek saja. 2. Set; adalah harapan seseorang tenttang rangsang yang akan timbul.
3. Kebutuhan; kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri

seseorang, mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula perbedaan persepsi. 4. Sistem nilai; sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. 5. Cirri kepribadian; cirri kepribadian akan mempengaruhi persepsi.

6. Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi, halusinasi bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja. 2. Belajar dan Berpikir Seseorang anak dibelikan sepeda oleh ayahnya. Ia akan mencoba sepeda tersebut dan mengadakan reaksi-reaksi atas rangsang-rangsang yang ditimbulkan sepeda. Lama kelamaan reaksi-reaksinya semakain terautur hingga suatu saat ia dapat menguasai sepeda itu. Anak yang sebelumnya tidak dapat naik sepeda, kini dapat naik sepeda. Ini adalah contoh proses belajar. Jadi, belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi. Pada manusia, proses belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja, tetapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak, yaitu berpikir. Dalam hubungan ini, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar; 1. Waktu istirahat; khususnya dalam mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak, perlu di sediakan waktu-waktu tertebtu untuk beristirahat. 2. Pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh; dalam mempelajari sesuatu, lebih baik kalau pertama-tama kita pelajari materi atau bahan yang ada secara keseluruhan. Setelah itu mempelajari dengan lebih seksama bagian-bagiannya. Akan tetapi, untuk melakukan hal ini, diperlukan taraf kecerdasan yang tinggi. 3. Pengertian terhadap materi yang dipelajari; kalau hendak mempelajari sesuatu, maka kita harus mengerti materi yang kita pelajari itu. 4. Pengetahuan akan prestasi kita; kalau kita tiap kali mengetahui hasil prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui perbuatan-perbuatan yang masih salah, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu daripada kalau harus meraba-raba terus.

5. Transfer; pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, kadang=kadang mempengaruhi juga proses yang sedang kita lakukan sekarang. Belajar adalah pengalaman universal. Setiap orang harus selalu belajar sepanjang hidupnya. Balita harus belajar berbicara, berpakaian dan makan sendiri. Para remaja harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat diterima oleh masyarakar. Orang dewasa harus belajar bagaimana melakukan pekerjaan dan memenuhi tanggung jawab kehidupan rumah tangga. Kehidupan sehari-hari penuh dengan problem-problem yang harus dipecahkan dengan belajar. Perkataan : 1) Menemukan 2) Mengingat 3) Menjadi efesien Proses belajar itu dapat terdiri dari semua, beberapa atau salah satu langkah: 1) Menemukan pemecahan yang asli atau berfikir 2) Mengingat 3) Menjadi efesien menerapkan pemecahan itu terhadap suatu problem atau bentuk kebiasaan Macam-macam kegiatan berfikir dapat kita golongkan sebagai berikut: a) Berfikir asosiatif; yaitu proses berfikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berfikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis asosiatif:

a) Asosiasi bebas; suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya.
b) Asosiasi terkontrol; satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai

hal lain dalam batas-batas tertentu. c) Melamun; yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis. d) Mimpi; ide-ide tentang berbagai hal, yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. e) Berfikir artistik; yaitu proses berfikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
b) Berfikir terarah, yaitu proses berfikir yang sudah ditentukan sebelumnya

dan di arahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan padapemecahannya persoalan. Dua macam berfikir terarah, yaitu: a) Berfikir kritis, yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan. b) Berfikir kreatif, yaitu berfikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari soal, menemuykan sistem baru, menemukan bentuk artistic baru, dan sebagainya. Telah dikatakan diatas, bahwa berfikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran pada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi umum dalam memecahkan persoalan:
a) Strategi menyeluruh; di sini persoalan dipandang sebagai keseluruhan dan

pemecahan untuk keseluruhan tersebut.

b) Strategi detalistis; di sini persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian. Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh: 1) Set; pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya (timbul). 2) Sempitnya pandangan; sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihatsatu kemungkinan jalan keluar. Meskipun teryata kemungkinan yang satu ini tidak benar., orang tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yan lain. Hakikat berfikir Menurut analisis berfikir, proses berfikir itu terdiri dari keaslian., kritik, dan penerimaan atau penolakan hipotesis

3. Mengingat Semua orang mengingat banyak hal setiap harinya. Tingkah laku manusia selalu dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau yang diingatnya. Karena iyu, mengingat dapat didefenesikan sebagai pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa lampau. 1) Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Bentuk yang paling sederhana adalaha mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikenakan pada indera.
2) Bentuk mengingat yang lebih sukar ialah recall. Kita me-recall seseorang

apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami sesuatu di masa yang lalu, tanpa mengenakan sesuatu itu pada indera kita.
3) Lebih sukar lagi ialah andea mengingat dengan cukup tepat untuk

memproduksi bahan yang pernah dipelajari. Misalnya anda mengenal

kembali (rekognisi) sebuah nyayian dan inat juga bahwa anda pernah mempelajari nyayian itu (recall), tetapi dapatkah anda menyayikannya kembali (reproduksi)?
4) Bentuk mengingat keempat adalah melakukan (performance) kebiasaan-

kebiasaan yang sangat otomatis. Ingatan versus kebiasaan Dalam percakapan sehari-hari, perkataan kebiasaan dibedakan dengan perkataan ingatan, seakan-akan keduanya tidak merupakan fungsi yang sama bagi manusia. Biasanya perkataan ingatan dikaitkan dengan memperoleh dan menyimpan kata-kata, symbol-simbol dan pengalaman-pengalaman sadar, sedangkan perkataan kebiasaan dikaitkan dengan perbuatan nonverbal. Sebenarnya perbedaan itu hanyalah tampaknya saja dan bukan perbedaan yang sebenarnya. Banyak perbuatan yang berwujud keterampilan otot dipelajari dengan bantuan petunjuk dan intruksi yang bersifat verbal; misalnya mengendarai mobil, mengetik, main tenis, dan sebagainya. Disamping itu hamper semua perbuatan mengingat didasarkan atas gerakan-gerakan otot, seperti menempuh ujian, memanggil-manggil orang yang dikenal, memeriksa tertuduh di pengadilan, dan sebagainya. Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya; 1) Rekolisasi, yaitu menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa, lengkap dengan segala detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa yang terjadi pada masa lalu. 2) Pembauran ingatan, hamper sama dengan rekolisaasi, tetapi ingatanya hanya timbul kalau ada hal yang merangsang ingatan itu. 3) Memanggil kembali ingatan, yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari hal-hal masa lalu.

4) Rekognisi, yaitu mengingat kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari ingatan tersebut. 5) Mempelajari kembali, terjadi kalau kita mempelajari hal yang sama untuk kedua kalinya, banyak hal yang diingat kembali, sehingga tempo belajar dapat menjadi lebih singkat. Lupa Daya ingat kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yang pernah diketahui, tidak dapat diingat kembali atau di lupakan. Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa, keempatnya tidak saling bertentangan, malainkan saling mengisi, 1) Ingatan yang tidak digunakan lagi, maka otomatis akan terhapus. 2) Mungkin pula materi-materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsipprinsip sebagai berikut; a. Penghausan; meteri berubah kearah bentuk yang lebih sistematis. b. Penegasan; bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan. c. Asimilasi; perubahan materi di sini menyebabkan kita cenderung mencari bentuk yang ideal dab lebih sempurna. 3) Kalau kita mempelajari hal yang baru, kemunginan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak dapat kita ingat lagi.
4) Ada kalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi. Eristiwa-

peristiwa yang mengerikan, manakutkan, penu dosa, menjijikan dan sebagainya. 4. Emosi

Pada umumnya perbuatan kta sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau tidak senag. Perasaan senang atau tidak senang selalu menyertai perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna efektif inilah kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Dalam hal warna efektif yang kuat, maka perasan-peasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. 1) Teori-teori emosi Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi. Pendapat yang nativistik mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Sedangkan pendapat yang empiristik mengatakan behwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. Tokoh empiris lain yang mengungkapkan teori emosi adalah Eilhem Wundt (1832-1920). Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa timbul emosi, W. Wundt menguraikan jenis-jenis emosi. Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi a. Lust-unlust b. Spanning-losung c. Erregung-berubigung 2) Perubahan-perubahan pada tubuh saat terjadi emosi a. Reaksi elektris pada kulit b. Peredaran darah c. Denyut jantung d. Pernapasan e. Pupil mata

f. Liur g. Bulu roma h. Pencernaan i. Otot j. Komposisi 3) Menggolongkan emosi a. Emosi yang sangat mendalam b. Satu orang dapat menghayati emosi dengan berbagai macam cara c. Nama yang umumnya di berikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya d. Pengenalan emosi secara subjektif dan introspektif 4) Pertumbuhan emosi Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir dapat menangis, tetapi ia harus mencapai tingkat kematangan tertentu untuk tertawa. 5) Takut Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu. Bentuk ekstrim dari takut adalah takut yang pathologis, yang disebut fobia. Fobia adalah perasaan takut terhadap hal-hal tertentu yang demikian kuatnua, meskipun tidak ada alas an yang nyata. 6) Kuatir

Kuatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali. 7) Cemburu Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekuatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih saying dari seseorang. 8) Gembira Gembira adalah ekpresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. 9) Marah Sumber utama dari marah adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai tujuannya.

5. Motif

Motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif erat hubunganya dengan gerak, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga terjadinya suatu tingkah laku.

BAB IV FASE DAN CIRI-CIRI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


1. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan ini sudah mulai sejak bertemunya sel telur dengan sperma dalam kandungan sang ibu, kemudian lahir sampai dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan ini menyangkut bidang jasmani dan rohani. Pada waktu dilahirkan, anak telah merupakan satu kesatuan psycho-physis sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu. Istilah pertumbuhan dan perkembangan, meskipun saling melengkapi, sebenarnya mempunyai arti dan makna yang agak berlainan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi mental, sedangkan perkembangan mengandung makna pemunculan hal yang baru. Pada peristiwa pertumbuhan akan tampak adanya sifat-sifat yang baru, berbeda dari sebelumnya. Misalnya pohon mangga yang semula kecil menjadi besar adalah peristiwa pertumbuhan. Tetapi perubahan dari telur menjadi anak ayam besar adalah peristiwa perkembangan.

Prof. Arthur T. Jershild dalam bukunya, Child Psychology , 1962, mengemukakan tentang masa mengandung dan masa kelahiran. a) Masa mengandung Kita tidak dapat memungkiri adanya kenyataan bahwa pada masa mengandung, calon ibu menghadapi berbagai masalah sifat khusus yang erat kaitanya dengan keseluruhan cara hidup wanita. Bila pada masa mengandung mengalami kesukaran yang bersifat khusus,seperti kondisi keuangan yang kurang memadai, kewajiban rumah tangga yang cukup berat, kekalutan keluarga dalam mengadapi kenyataan yang ada, maka peristiwa kehamilan iu merupakan percobaan yang sangfat berat. Bahkan, masa hamil ini dapat menjadi pengalaman yang menegangkan dan mendebarkan hati. b) Masa kelahiran

Kelahiran dapat diartikan sebagai kehadiran bayi dikalangan keluarga yang sebelumnya berada dalam kandungan ibunya, berwujud tidak lebih dari sebuah sel tunggal, kemudian mengalami perubahan kehidupan didunia fana ini.

2. Konsepsi Para Ahli Tentang Perkembangan

a) Konsepsi aliran asosiasi Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakikatnya perkembangan adalah proses asosiasi. Bagi para ahli ang mengikuti aliran ini, yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian itu teriat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah John Locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaan jiwa anak itu adalah bersih seperti lembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman. Dalam hal ini Locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:
1) Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui

pancaindera, yaitu menimbulkan sensation.


2) Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai kegiatan dan keadaan

batin sendiri yang menimbulkan reflexions.


b) Konsepsi aliran sosiologis

Para ahli yang mengikuti aliran sosiologis menganggap bahwa perkembangan itu adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula bersifat asosial (barangkali untuk tepatnya dapat disebut pra-sosial) yang kemudian dalam perkembangan sedikit demi sedikit disosialisasikan. Salah seorang ahli yang mempunyai konsepsi itu dan cukup besar pengaruhnya adalah Baldwin. Baldwin adalah seorang ahli dalam lapangan biologi, sosiologi, psikologi, dan filsafat.

3. Fase-fase Perkembangan Selama perkembangannya, kehidupan individu-individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya yang sesuai dengan masa perkembangan itu. Pengalaman belajar yang disajikan kepada mahasiswa harus sesuai dan cocok untuk individu pada usi mahasiswa, yang tentu saja berlainan dengan pengalaman belajar yang cocok untuk individu pada usia sekolah dasar. Pendapat-pendapat mengenai penahapan yang bermacam-macam itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: a. Berdasarkan biologis b. Berdasarkan didaktis/intruksional c. Baedasarkan psikologis Perlu dicatat, bahwa pembedaan menjadi tiga kelompok itu tidak bararti bahwa setiap penahanan hanya menggunakan satu dasar dan mengingkari berfungsinya kedua dasar yang lain; pembedaan itu dilakukan attas dasar pilihan di antara dasar yang dianggap paling menentukan. a. Tahap perkembangan berdasarkan Biologis Sekelompok ahli dalam membuat penahanan mendasarkan diri pada keadaan atau proses biologis tertentu; diantara yang berpendapat demikian , misalnya Aristoteles, Kretschmer, dan Freud. b. Tahap perkembangan berdasarkan didaktis Dasar didaktis yang dipergunakan oleh para ahli disini ada beberapa kemungkinan, yaitu; 1) Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu

2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pernglaman belajar kepada anak didik pada masa-masa tertentu itu 3) Menerapkan kedua hal yang telah disebutkan itu bersama-sama c. Tahap perkembangan berdasarkan Psikologis Ahli-ahli yang mengikuti pendapat ini menyatakan bahwa apabila orang berbicara tentang perkembangan psikologis, maka hendaknya dia menggunakan hal-hal psikologis sebagai landasan, bukan keadaan biologis atau keadaan-keadaan lain. Menurut piaget dari fase satu ke fase lain tidak terdapat perbedaan yang bersifat kuantitatif, tetapi juga, dan ini justru yang terpenting, terdapat perbedaan kualitatif.

Perkembangan individu sejak lahir hingga dewasa a. Masa usia pra-sekolah, yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 6,0 b. Masa sekolah usia dasar, yaitu dari kira-kira 6,0 sampai kira-kira 12,0 c. Masa usia sekolah menengah, yaitu dari kira-kira 12,0 sampai kira-kira 18,0 d. Masa usia mahasiswa, yaitu dari kira-kira 18 sampai kira-kira 25,0 4. Cirri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu seri perbuatan menurut aturan-aturan tertentu dari keadaan semula menuju keadaan yang lebih lengkap atau lebih matang. Perkembangan terjadi dengan teratur, di mana tiap tingkat perkembangan mempunyai hubungan tertentu dengan tingkatt berikutnya. Suatu yang terjadi pada tingkat perkembangan akan diteruskan pada tingkat berikutnya.

Tingkat perkembangan berikutnya adalah hasil dari tingkat perkembangan sebelumnya. Ada dua cirri-ciri perubahan pokok dari pertumbuhan dan perkembangan, yaitu: a. Adanya penambahan ukuran/berat serta perbedaan perbandingan ukuran/beratr/kesanggupan b. Hilangnya cirri-ciri yang lama dan munculnya cirri-ciri yang baru Prinsip-prinsip perkembang Pada garis besarnya peristiwa perkembangan itu mempunyai/mengikuti prinsipprinsip perkembangan sebagai berikut: a. Perkembangan mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara terarur. b. Perkembangan itu selalu menuju diferensi dan integrasi. c. Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berlangsung secara berangsur-angsur secara teratur dan terus menerus. d. Suatu dingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya. e. Perkembangan itu antara anak yang satu berbeda dengan anaka yang lain.

You might also like