You are on page 1of 3

Bilakah Hari Akhir Itu?

submitted
:
by
sumber : www.al-islam.com/articles/articles-i.asp?fname=42

Saat tibanya hari kiamat atau hari akhir adalah suatu persoalan yang dipegang sendiri dan
hanya diketahui oleh Allah swt. Jadi tidak seorang makhluk pun yang dapat
mengetahuinya,baik dari kalangan nabi atau rasul, maupun malaikat yang sangat dekat
hubungannya dengan Allah Taala. Semua tidak ada yang mengetahui kapan datangnya
waktu itu. Allah Taala dalam hal ini berfirman,“Sesungguhnya di
sisi Allah sajalah ilmunya untuk mengetahui saat tibanya hari kiamat. Allah pula yang
menurunkan hujan dan yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim ibu.” (Q.S.
Luqman:34)

Para sahabat di zaman Rasulullah saw dahulu pun sudah sama menginginkan untuk
mengetahui persoalan yang pelik ini. Mereka bertanya kepada beliau, bahkan ada yang
bersikap sangat mendesak, tetapi Allah Taala memberi perintah kepada beliauagar hal itu
dikembalikan saja semata-mata kepada Allah belaka. Ringkasnya hanyaAllah Taala Yang
Maha Esa yang mengetahui tibanya masa itu. Allah Taala berfirman, “Kepada Allah jualah
dikembalikan pengetahuan saat tibanya hari kiamat itu.” (Q.S. Fushshilat:47)

Soal jawab mengenai hari tibanya hari kiamat pun tercatat dalam lembaran Alquran,
sebagaimana firman-Nya,Orang-orang sama bertanya kepadamu (hai Muhammad)tentang
sa-ah (hari kiamat), bila datangnya? Katakanlah, -Pengetahuan
tentang sa-ah adalah di sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktunya
selain dari Tuhan. Berat sekali mengetahuinya bagi para penghuni langit dan bumi.Ia tidak
akan datang padamu semua melainkan dengan cara yang tiba-tiba saja-. Mereka bertanya
pula padamu, seolah-olah engkau dapat menerangkannya. Katakanlah, -Pengetahuan
tentang sa-ah adalah di sisi Tuhan, tetapi kebanyakan
manusia memang tidak mengetahui-.” (Q.S. Al-Araf:187)

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi saw. bersabda,-Kunci kegaiban ada lima
perkara tidak ada yang dapat mengetahuinya kecuali Allah sendiri, yaitu bahwa di sisi
Allah sajalah pengetahuan waktu tibanya hari kiamat, Allah pula yang mengetahui waktu
turunnya hujan, Allah saja yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim, tidak seorang
pun mengetahui apa yang akan dikerjakan esok hari dan tidak seorang pun yang
mengetahui di bumi mana ia akan meninggal dunia.”

Dalam tafsir Imam Alusi berkata, “Allah swt sengaja merahasiakan urusan datangnya hari
kiamat karena adanya hikmah syariat dalam hal itu, sebab dengan merahasiakannya, maka
akan menyebabkan seseorang lebih memperhatikan ketaatan
terhadap Allah dan lebih menghindarkan diri dari perbuatan maksiat. Ini adalah bagaikan
merahasiakan saat tibanya ajal (kematian) yang khusus bagi setiap manusia. Tujuannya
adalah sebagaimana di atas pula.” Jika ada yang berkata bahwa hikmah pengaturan alam
ini pun dimaksudkan sedemikian pula, maka pendapat semacam ini rasanya tidak terlalu
jauh dari kebenaran.

Melihat lahir ayat-ayat yang ada,terang bahwa Rasulullah saw. sendiri tidak mengetahui
secara pasti kapan tibanya hari kiamat. Memang beliau hanya memberikan tanda-tanda
tentang sudah dekat saatnya bahkan beliau memberitahukan
pula bahwa dengan diutusnya beliau sendiri sudah merupakan salah satu tanda dekat
tibanya saat itu. Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Tirmizi dan dianggap sebagai
hadis sahih dari Anas r.a. Rasulullah saw. bersabda, “Saya
diutus dan jarak waktu antara saya diutus dengan tibanya hari kiamat adalah seperti dua
buah jari ini.” (Beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya).

Disebutkan pula dalam sahih Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar r.a. dari Rasulullah
saw., sabdanya, “Jarak waktumu dengan hari kiamat, dibanding dengan waktu-waktu bagi
umat-umat yang sebelummu adalah seperti antara salat asar dengan terbenamnya
matahari.”

Perihal penghabisan dari kehidupan di dunia, sama sekali tidak terdapat sebuah hadis pun
yang sahih yang kiranya dapat digunakan sebagai pegangan. Ibnu Hazmin berkata, “Kita
kaum muslimin tidak dapat memberikan ketentuan dengan menggunakan hitungan yang
biasa kita kenal di dunia ini. Apabila ada orang yang mengklaim
bahwa lamanya ada tujuh ribu tahun atau lebih atau kurang dari itu, maka orang yang
berkata demikian, benar-benar telah mengemukakan sesuatu yang tidak ada keterangannya
sama sekali dari Rasulullah saw. Sebabnya ialah karena dari beliau sendiri tidak pernah
ada sebuah kata pun yang sahih mengenai hal itu, bahkan yang benar ada dari beliau
adalah kebalikan atau yang berlawanan dari adanya ketentuan tadi. Oleh karena itu kita
harus menetapkan saja bahwa dunia ini
mempunyai suatu masa yang tertentu yang hanya diketahui oleh Allah Taala sendiri.
Dalam hal ini Allah Taala berfirman, ‘Aku (Allah) tidak mempersaksikan kepada mereka
mengenai penciptaan langit dan bumi, bahkan tidak pula mengenai penciptaan diri mereka
sendiri’.” (Q.S. Al-Kahf:51)

Rasulullah saw. juga bersabda, “Tidaklah kamu semua jika dibandingkan dengan masa-
masa umat yang sebelummu itu, melainkan hanya sebagai sehelai rambut putih di kulit
lembu yang hitam atau sebagai sehelai rambut hitam di kulit lembu yang putih
(maksudnya sebentar sekali).”ini adalah suatu perumpamaan, maka bagi seseorang yang
memikirkan hal dengan tenang serta mengetahui kadar pemeluk agama Islam dan
disesuaikan pula dengan masa kemakmuran dunia yang ada di tangan mereka, tentu ia
dapat mengambil kesimpulan bahwa dunia ini benar-benar mempunyai masa yang tidak
dapat diketahui oleh siapa pun. Satu-satunya yang mengetahui hanyalah Allah swt.

Demikian pula apa yang disabdakan Rasulullah saw. bahwa waktu antara diutusnya beliau
dengan waktu datangnya hari kiamat diumpamakan sebagai letak dua jarinya yang
berdekatan yakni jari telunjuk dan jari tengah. Sewaktu menunjukkan beliau merapatkan
letak dua jari tersebut. Dalil agama sudah jelas bahwa tibanya hari kiamat tidak dapat
diketahui dengan pasti dan yang mengetahui hanyalah Allah Taala belaka. Jadi benarlah
bahwa Rasulullah saw. dengan memberikan perumpamaan sebagaimana di atas, dengan
maksud memberitahukan sangat dekatnya waktu itu, oleh sebab kedua jari beliau
dirapatkan bukan direnggangkan jarak antara yang sebuah dengan yang lainnya. Sebabnya
ialah andaikata demikian tujuannya,tentu dapat diambil kesimpulan berapa jarak yang ada
antara kedua jari yang terlonggar
atau dengan menyesuaikan panjang jarinya. Dengan mengukur demikian, tentu dapat
dipastikan kapan waktu tibanya hari kiamat itu. Tetapi perkiraan yang semacam itu pasti
batal dan salah sama sekali. Lagi pula, jika ketentuan demikian
ditemukan, tentu perumpamaan masa antara umat-umat dahulu dengan zaman kita
sekarang ini sebagai sehelai rambut di kulit lembu sebagaimana hadis di atas,tentu
merupakan suatu dusta belaka, naudzu billah min dzalik.

Oleh karena yang terang dan jelas yang dimaksud oleh Rasulullah saw. dalam
menunjukkan dua jari beliau yang mulia bukanlah supaya dapat dipastikan perkiraan
kapan tibanya hari kiamat, tetapi semata-mata sebagai gambaran tentang dekatnya saja.
Hingga kini masa diutusnya Rasulullah saw. sudah lebih dari seribu empat ratus tahun,
sedang Allah Taala akan lebih mengetahui lagi berapa usia yang tertinggal dari waktu
dunia kita ini. Kalau pun masa sekian ini dianggap cukup lama, tetapi masih dapat
dikatakan sebentar bila dibandingkan dengan masa sebelumnya yakni yang sudah lampau.
Pendek kata masih sangat sedikit
bila diukur dengan masa-masa yang telah berlalu karena Rasulullah saw. sendiri telah jelas
memberikan perumpamaan antara masa kita sekarang dengan yang sudah-sudah sebagai
sehelai rambut di kulit lembu atau sebagai suatu titik di lengan seekor keledai.

You might also like