You are on page 1of 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu pendidikan merupakan Iokus perhatian dalam rangka memperbaiki kualitas sumber
daya manusia (SDM). Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus
dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga pendidikan maupun masyarakat diantaranya dilakukannya
upaya-upaya inovasi dibidang pendidikan dan pembelajaran.
Berhasil atau tidaknya belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh bermacam-macam Iaktor,
yaitu Iaktor yang ada pada diri siswa itu sendiri dan Iaktor yang ada di luar siswa (Purwanto, 1991:
102). Faktor yang ada di dalam siswa itu antara lain Iaktor kematangan / pertumbuhan, kecerdasan,
latihan, motivasi, dan Iaktor pribadi. Sedangkan Iaktor di luar siswa antara lain Iaktor
keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang
tersedia serta motivasi sosial.
Namun demikian kemampuan dunia pendidikan akan berIungsi optimal apabila memiliki sistem
dan isi yang relevan dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil pendidikan adalah melalui proses pembelajaran yang bermutu sesuai dengan
PAKEM.
Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogyanya disediakan
serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan
memungkinkan terjadinya interaksi sosial. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa harus
terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata. Siswa diberi kesempatan memperoleh pengalaman
langsung dengan objek dan interaksi sosial dalam kelompoknya saat mencocokkan konsepsi
awalnta dengan konsep yang disepakati ilmuwan.
Untuk itu guru memiliki peran strategis dalam menanamkan pengetahuan dan keterampilan
bagi siswa. Peran guru yang dominan di kelas dialihkan menjadi Iasilitator belajar. Peran ini
menuntut kemampuan guru menerapkan pembelajaran yang aktiI, kreatiI, eIisien, dan
menyenangkan.
Proses pembelajaran pelajaran IPA di sekolah dasar dilaksanakan tergantung pada kondisi
sekolahnya, baik metodenya atau media pembelajarannya. Secara umum pembelajaran IPA masih
disampaikan secara konvensional dalam artian ceramah dan tanya jawab. Peranan guru lebih
dominan sebagai penceramah bukan sebagai Iasilitator dalam proses pembelajaran dan siswa
menerima konsep-konsep IPA secara abstrak.Hanya sedikit yang menggunakan metode eksperimen
atau demontrasi. Hal itu terkendala pada ketersediaan media pembelajaran, apalagi SD di daerah
desa guru hanya mengandalkan sepenuhnya pada buku paket yang bersumber dari dinas pendidikan
nasional atau departemen pendidikan kebudayaan atau buku teks lain.
Karena tidak semua kompetensi dasar pembelajaran IPA menuntut penggunaan metode
eksperimen atau demontrasi, maka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, guru dapat
menggunaka metode yang bervariasi dengan memanIaatkan alat peraga yang sesuai.
Kedudukan media belajar dalam pembelajaran cukup menentukan, sebab meskipun seorang
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah menguasai materi dengan baik dan sudah
menggunakan metode yang tepat, tetapi jika tidak memanIaatkan alat peraga, terlebih lagi untuk
SD, maka tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara optimal.
Rendahnya kualitas pendidikan dan rendahnya daya serap siswa terhadap materi IPA kelas
IV semester II di SD Negeri No. 037153 Kecamatan Siempat Nempu pada kompetensi dasar
perubahan lingkungan Iisik, terbukti dari hasil tes IormatiI nilai rata-ratanya masih rendah. Dari 24
sisiwa yang memperoleh nilai di atas 70 ada 9 anak atau 33,33 dan yang memperoleh nilai di
bawah 70 ada 18 anak atau 66,67 dengan nilai rata-rata kelas 60,29. Belum mencapai kriteria
ketuntasan klasikal sebesar 80 .
Negara Indonesia dengan sumber daya manusia yang besar membutuhkan penanganan yang
serius untuk meningkatkan mutu hidup bangsanya. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah
melalui pendidikan yang bermutu. Apalagi pada era globalisasi sekarang ini kesiapan untuk
bersaing setiap bangsa sangat diperlukan. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam
meningkatkan mutu hidup. Sudah semestinya pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas
utama yang harus dilakukan pemerintah. Indikator pendidikan bermutu adalah dengan perolehan
hasil belajar yang maksimal, hal tersebut dapat terlaksana apabila pembelajaran berlangsung secara
eIektiI dan eIisien didukung sarana dan prasarana yang memadai, peran serta masyarakat dan guru
yang berkualitas. Salah satu usaha guru agar berkualitas adalah dengan cara meningkatkan
kemampuan proIesionalnya melalui Pemantapan Kemampuan ProIesional dan dapat melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran tersebut memenuhi
target penelitian yang maksimal yaitu dengan hasil penelitian yang baik sehingga nantinya dapat
mendukung siswa dalam mencapai prestasi yang baik. Pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dengan kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya, pada siswa
kelas IV SDN No. 037153 Tornauli Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi prestasinya
rendah.
Setelah diadakan ulangan ada 7 orang dari 24 siswa kelas IV yang mencapai tingkat
penguasaan materi (mendapat nilai 70 keatas) hanya 25,92 yang mengalami belajar tuntas.
Sedangkan 20 siswa (74,08) mendapat nilai 70 k ebawah atau belum mengalami belajar tuntas.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran PKn dikatakan belum berhasil karena
banyak siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran ini dianggap masih
jauh dari harapan
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah masalah yang akan
diteliti dalam penelitian
1. Mata Pelajaran IPA
O Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran
Belajar IPA pada pembelajaran kompetensi dasar perubahan lingkungan Iisik.
2. Mata Pelajaran PKn
O Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran
Examples Non Examples pada pembelajaran materi pengaruh Globalisasi dilingkungannya.
O Meingkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar perubahan
lingkungan Iisik.
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi dasar pengaruh
globalisasi di lingkungannya di kelas IV semester II.
D. ManIaat Penelitian
Harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanIaat :
1. Bagi Guru
a. Memiliki pengalaman proIesional mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai
PAKEM pembelajaran di kelas.

2. Bagi Siswa
a. Mengatasi kesulitan belajar siswa.
b. Memotivasi siswa dalam belajar.
c. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Mengikuti proses pembelajaran yang menantang , menyenangkan, dan bermakna.
3. Bagi Sekolah
a. Memiliki peluang untuk memberdayakan guru-guru yang proIesional demi kemajuan
sekolah.
b. Mengoptimalkan pemanIaatan Iasilitas yang ada di sekolah.
4. Bagi Instansi Terkait
Memiliki tenaga pendidik yang kompeten, proIesional dan mampu meningkatkan mutu
pendidikan sesuai Standar Nasional Pendidikan.













BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakaukan oleh guru dikelasnya
sendiri melalui reIleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat.
Guru dianggap paling tepat melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena :
a. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjannya.
b. Temuan penelitian biasa/Iormal sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.
c. guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya.
d. Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik.
e. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatiI yang bersiIat pengembangan
mempersyaratkan guru mampu melakakukan penelitian dikelasnya.
Tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu sistematis, hirarkis, dan
ilmiah.
ManIaat penelitian tindakan kelas :
a. Sebagai jalan para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuan, melatih praktek
pembelajaran di kelas dengan berbagai model pembelajaran yang dapat mengaktiIkan dan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Untuk meningkatkan kualiIikasi guru, agar guru merasa percaya diri dalam menjalankan
proIesinya, dan dapat mengembalikan harga dirinya.


2. Teori Belajar Dan Pembelajaran
Andi Mappiare (1982:62) mengemukakan'Minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut, atau
kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Dengan demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya, besar
kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan lancar, sebab tidak sesuai
dengan harapan, pendirian, perasaan, atau kecenderungan-kecenderungan anak didik.
1ones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 ) menyatakan bahwa :
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan
pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian dengan
Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti (1994 : 94)
Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu
menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staI ahli dengan cara mana, setiap
individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuhnya
sesuai dengan ide-ide demokrasi
3. Hakekat Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
a. Hakekat Sains
O Pengertian Sains:
Sains adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah (hakekat
Sains h.1).
Sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam
hal ini adalah dunia (Nash 1963 dalam buku hakekat Sains h.2).

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sains adalah suatu cara atau
metode untuk dapatkan pengetahuan dengan mengamati sesuatu yang ada di dunia ini
dan pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat diuji kembali kebenarannya melalui
metode ilmiah.
O Untuk memahami sains (menurut Bernal dalam hakekat sains h.3) haruslah melalui
berbagai pemahaman yaitu:
Sains sebagai institusi diartikan sebagai suatu kelembagaan imajiner, kelembagaan
dari bidang proIesi tertentu seperti: bidang proIesi hukum, bidang kesehatan, bidang
pendidikan dan sebagainya.
Sains sebagai suatu metode yaitu sebagai suatu proses yang masih terus
berkembang/berubah. Metode sains terdiri dari sejumlah kegiatan baik mental
maupun manual, termasuk observasi, eksperimen, klariIikasi, pengukuran, dan
sebagainya.
Sains sebagai kumpulan pengetahuan:
Pengetahuan sains merupakan kumpulan kebenaran yang tidak mutlak dan
jumlahnyapun selalu berkembang karena kebenarannya dapat diperiksa setiap saat
oleh orang lain ataupun diulang observasinya.
Sains senagai Iaktor pengembang produksi.
Sains sebagai salah satu Iaktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap.
Pengertian sains ternyata mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pda
mulanya sauns merupakan pengetahuan biasa, lambat laun pengertiannya berubah
menjadi pengetahuan yang rasional lepas dari takhayul, dan kepercayaan seperti
pada zaman Yunani, kemudian berkembang lagi menjadi pengetahuan yang didapat
dari metode ilmiah.
Namun metode ilmiah itupun nampaknya berkembang pila pengertiannya. Pada
mulanya dikatakan ilmiah asalkan yang masuk akal (rasional) dan sesuai dengan
obyeknya. Namun kemudian persyaratannya bertambah yaitu syarat kuantitatiI
bahkan pada zaman sekarang persyaratan itu ditambah lagi yaitu haruslah bersiIat
pragmatis.
O Nilai-nilai Sains
Sains mempunyai banyak nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai yang
terkandung dalam sains adalah sebagai berikut:
Nilai-nilai sosial dari sains terdiri dari nilai etika dan estetika, nilai moral humaniora,
nilai ekonomi.
Nilai-nilai pedagogik/psikologis dari sains terdiri dari sikap mencintai kebenaran,
sikap tidak purbasangka, menyadari kebenaran ilmu tidak mutlak, keyakinan bahwa
tatanan alam bersiIat teratu, bersiIat toleran terhadap orang lain, bersikap ulet, sikap
teliti dan hati-hati, sikap ingin tahu, sikap optimis.
b. Hakekat Mengajar
Hakekat mengajar menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982): Mengajar adalah
menanamkan pengetahuan pada anak. Kalau pengertian dianut maka tujuannya adalah
penguasaan pengetahuan oleh anak. Hal ini berarti anak pasiI guru centered. Guru
berperanan, lagi bahan pelajaran bersiIat intelektualitas.
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak. Kalau ini yang dianut maka
masalahnya hampir sama seperti hal tersebut. Hanya disini ditekankan penyampaian
pewarisan pengetahuan (kebudayaan) pada hal diharapkan dari anak mengembangkan
kebudayaan dengan menciptakan kebudayaan yang selaras dengan tuntutan zaman.
Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Kalau pengertian
ini yang dianut maka pengertiannya sama dengan pengertian mendidik. Guru hanya
membimbing (mengatur lingkungan) anak belajar untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan.
.. Hakekat Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya.
Belajar juga akan lebih baik, kalau subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi
tidak bersiIat verbalistik. Disamping diIinisi tersebut, ada pengertian lain yang cukup
banyak, baik dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat dalm arti luas atau pun
terbatas. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagi kegiatan psiko-Iisik menuju
perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa
belajar adalah penambahan pengetahuan (Sardiman, 1990: 22-23).

DiIinisi atau konsep ini adalah praktek banyak dianut di sekolah-sekolah bahwa belajar
adalah proses mentransIer pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap untuk membentuk
kepribadian seutuhnya.
d. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Pada setiap tahap pengajaran ilmu pengetahuan alam, sudah mempunyai gambaran
hasil-hasil yang diharapkan.
Mengembangkan tujuan pendidikan yang mencakup pengembangan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai dengan tingakat kematangan anak. Sementara itu dalam
pengembangan materi ilmu pengetahuan alam diharapkan materi tersebut berIungsi dalam
mencapai tujuan.Materi tersebut diurutkan secara logis dan sistematis. Demikian pula dalam
melaksanakan pengajaran IPA diharapkan pelaksanaan tersebut mencapai hasil yang cukup
memuaskan. Sejumlah harapan yang dirumuskan perlu diperiksa apakah harapan sudah
terwujud atau belum dalam setiapm tahap. Untuk keperluan itu diperlukan kegiatan
penilaian. Penilaian itu dimaksudkan untuk memeriksa kesesuaian antara apa yang
diharapkan dan apa yang tercapai. Hasil tersebut dapat dipeergunakan untuk memperbaiki
dalam mendekatkan tujuan yang diinginkan terutama dalam materi IPA.
Jadi mengajar dapat diartikan menanamkan pengetahuan, menyampaikan pengetahuan
dan kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan untuk menyampaikan sebuah ilmu atau
keterampilan.
. Alat Bantu Pelajaran
erlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak digunakan
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. FiksatiI (fixative property)
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
b. ManipulatiI (manipulatif property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu
dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
c. DistributiI (distributive property)
d. Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi
dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatiI sama tentang kejadian itu.
O Pengertian Alat Bantu Pelajaran.
Pengertian alat bantu pelajaran: Suatu alat bantu pelajaran adalah sebagai perantara,
pengantar pesan dari pengirim pesan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, alat bantu
pelajaran adalah suatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan , perhatian dan minat siswa sehingga terjadi
proses belajar.
Dengan penggunaan alat bantu pelajaran yang tepat dapat menambah belajar seorang
siswa dalam satu periode pengajaran dan mempercepat seluruh proses pelatihan, sebaliknya
penggunaan alat bantunpelajaran yang tidak tepat akan menyebabkan siswa-siswa salah
paham terhadap pokok yang diberikan dan sangat merintangi mereka mencapai hasil belajar
seperti yang diinginkan dari pelajaran tersebut.
O Macam-macam Bentuk Alat Bantu Pelajaran.
Menurut Rustaman (2003), alat bantu pelajaran berdasarkan jenisnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
Media asli hidup seperti Akuarium dengan ikan dan tumbuhannya, Terrarium dengan
hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang dengan hewan yang ada, kebun
percobaan, insektarium berupa kotak kaca yang berisi serangga.
Media asli mati misalnya herbarium,taksidermi, awetan dalam botol, bio plastik dan
diorama.
Media asli benda tak hidup contohnya: berbagai contoh batuan mineral, kkereta api,
pesawat terbang, mobil, gedung dan papan temple.
Media asli tiruan atau model contoh: Model irisan bagian dalam bumi, model
penampang melintang batang dikotil, penampang daun, model torso tubuh manusia yang
dapat dilepas dan dipasang kembali, model globe model atum, model DNA dan lain-
lain.
MediagraIis misalnya bagan, diagram, graIis, poster, plakat, gambar, Ioto, lukisan,
charta.
Media proyeksi terdiri dari proyeksi diam misalnya slide, transparan.
Proyeksi gerak misalnya Iilm atau gambar bergerak
Media cetak misalnya buku cetak, koran.
O ManIaat Alat Bantu Pelajaran.
Secara umum alat bantu pelajaran mempunyai manIaat antara lain:
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersiIat verbalistik (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan belaka).
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
Memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang disajikan dengan ABP.
Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang berlangsung.
Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Mempertinggi daya ingat siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajarinya.
. Metode Mengajar
a. Metode Ceramah
O Pengertian Metode Ceramah.
Metode ceramah adalah cara mengajar dengan ceramah, yang dapat dikatakan juga
sebagai teknis kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk
menyampaikan keterampilan atau inIormasi, atau uraian tenteng suatu pokok persoalan
serta masalah secara lisan (Strategi Belajar Mengajar, Dra. Roestidjah, NIC 1991 H.
136)
O Alasan Penggunaan Metode Ceramah
Alasan menggunakan metode ceramah adalah:
Sekolah tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang akan dibicarakan atau
yang diajarkan.
Jumlah siswa yang terlau banyak, tidak sesuai dengan alat bantu pelajaran yang
tersedia.
Guru memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik perhatian siswa.
Guru yang sedang mengajar bermaksud membuat kesimpulan pelajaran yang baru
diberikan.
b. Metode Tanya Jawab
O Pengertian Metode Tanya jawab.
Metode Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk memberikan motivasi pada siswa
agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru
yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab.
Metode ini hampir mirip dengan metode diskusi hanya berbeda dalam cara, jenis
pertanyaan yang dikemukakan guru, dan siIat partisipasi yang diharapkan dari siswa.
Dalam metode tanya jawab, guru pada umumnya berusaha menanyakan apa siswa telah
mengetahui Iakta tertentu yang sudah diajarkan atau proses pemikiran yang dipakai oleh
siswa.
O Tujuan Menggunakan Metode Tanya Jawab.
Tujuan menggunakan Metode Tanya jawab adalah:
Siswa dapat mengerti atau memahami tentang Iakta yang dipelajari, didengar
atau dibaca sehingga mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang
Iakta tersebut.
Siswa mampu menjalaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang
ditimbulkan dalam memecahkan masalah.
Menyimpulkan atau mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca. Dengan
dibantu tanya jawab siswa akan tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai
perumusan yang lebih baik dan cepat.
c. Metode Diskusi
O Pengetian Metode Diskusi
Pengertian diskusi menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982) adalah proses bertukar
pikiran mengenai suatu top|ik tertentu sehingga mendapat beberapa konklusi pendapat yang
dapat diterima.
Melakukan sesuatu sangat berguna bila mengetahui terlebih dahulu masalahnya dan turut
membahasnya. Metode ini sangat tepat situasi dimana: pertanyaan menarik minat siswa,
pertanyaan mempunyai kemungkinan jawaban yang lebih dari satu, pertanyaan tidak
menyatakan manakah jawaban yang benar.
O Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
Tujuan menggunakan metode diskusi adalah:
Mempertinggi partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar secara individu.
Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan dalam proses belajar mengajar.



. Model Pembelajaran Belajar IPA atau LIS
a. Pengertian
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok ildrens Learning in science di Inggris yang
dipimpin oleh Driver (1988, Tytler, 1996). Rangkaian Iase pembelajaran pada model CLIS
oleh Driver (1988) diberi nama general structure of a constructivist teacing sequence,
sedangkan Tytler (1996) menyebutnya constructivism and conceptual cange views of
learning in science.
b. Urutan Pembelajaran CLIS
Model CLIS terdiri aras lima tahap utama, yakni orientasi atau orientation (a), pemunculan
gagasan atau elicitation of ideas (b), penyusunan ulang gagasan atau restructuring of ideas
(c), penerapan gagasan atau application of ideas (d), pemantapan gagasan atau review
cange in ideas (e)
Model- model pembelajaran yang eIektiI yang disusun oleh Tim Widyaiswara Mapel IPS
LPMP Jateng di antaranya :
a. EXAMPLES NON EXAMPLES
Contoh dari gambar/kasus yang relevan dengan KD
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan tulis
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-4 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar itu dicatat
pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusi
6. Berdasarkan hasil diskusi, guru menjelaskan menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai
7. Guru menyimpulkan materi
b. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperhatikan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
c. NUMBERED HEADS TOGETHER
(Kepala Bernomor) Spencer Kagan, 1992
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
d. COOPERATIVE SCRIPT
(Dansereau cs,1985) Skrip kooperatiI :
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajarai
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat rangkuman
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan rangkumannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghaIal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditkar menjadi pendengar dan sebaliknya.
Seterusnya lakukan seperti di atas.
6. Siswa menyimpulkan bersama guru








BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELA1ARAN

A. Subjek Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan PKN dilaksanakan di kelas IV
semester II SD Negeri No. 037153 Tornauli Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi.
Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan dalam 2 siklus
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan sebagai berikut :

No Mata Pelajaran
Tanggal Pelakasanaan
Siklus I Siklus II
1 Ilmu Pengetahuan Alam Kamis, 17 Februari 2011 Kamis, 3 Maret 2011
2 Pendidikan Kewarga Negaraan Selasa ,15 Februari 2011 Selasa ,1 Maret 2011

2. ProIil Sekolah
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri No. 037153 Tornauli Kecamatan
Siempat Nempu Kabupaten Dairi. Pada saat pelaksanaan tindakan, SD Negeri No. 037153
Tornauli telah selesai mengadakan renovasi terhadap ruang kelas I, II, dan III. Ruang kelas IV
sebagai tambahan renovasi belum bisa diselesaikan mengingat dana yang tidak mencukupi. Oleh
karena itu pembelajaran di kelas IV menggunakan ruang kelas III. Sedangkan siswa kelas II masuk
siang menempati ruang kelas I.

Kondisi dan situasi SD Negeri No. 037153 Tornauli berada di tengah wilayah desa Tornauli
memiliki dua unit gedung yang terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang guru, dan satu ruang
kepala sekolah
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SD Negari Tornauli Kecamatan Siempat Nempu
Kabupaten Dairi yang berjumlah 24 orang. Terdiri dari 11 laki-laki dan 15 perempuan.
B. Deskripsi Per Siklus
Siklus 1
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas kegiatan :
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan reIleksi.
1. Perencanaan Tindakan
a. Tahap perencanaan penelitian bekerjasama dengan teman sejawat sebagai pengamat dan
bimbingan guru pemandu.
b. Menyusun rencana kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada penerapan model
pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan memanIaatkan alat peraga gambar kerusakan
lingkungan Iisik
c. Mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.
d. Mempersiapkan dan membuat alat peraga
e. Merancang tes IormatiI
I. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I.
g. Setelah rencana perbaikan pembelajaran telah disetujui oleh guru pemandu, peneliti ijin
kepada kepala SD Negeri No. 037153 Tornauli untuk mengadakan penelitian sekaligus
sebagai perbaikan pembelajaran IPA dan PKn .


2. Pelaksanaan Perbaikan
Langkah-langkah umum pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang ditempuh adalah
kegiatan awal. Kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan inti perbaikan pembelajaran siklus I
dengan penerapan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) adalah sebagai berikut :
No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterangan
1. Orientasi Menyuruh siswa untuk
mengamati gambar,
memberi
pertanyaan,Sebutkan
peristiwa alam yang terlihat
pada gambar ?
dan tunjukkan gambarnya!
Menjawab
bergantian sambil
menunjukkan
gambarnya
Guru meminta siswa
menjawab bergantian
secara cepat
2. Pemunculan
gagasan
Menginstruksikan siswa
untuk menuliskan apa yang
diketahui tentang gambar
dengan berpasangan
Mendiskripsikan
gambar dan
mengerjakan LKS 1
Siswa berusaha
mengisi peta konsep
3a. Pertukaran
gagasan
Membimbing siswa
berdiskusi kelompok
Berdiskusi kelompok
mengerjakan LKS 2
Jawaban LKS 1 dan
2 gabungkan
3b. Situasi KonIlik Guru menyuruh siswa
mendemontrasikan
peristiwa erosi dan banjir
Mengamati
demontrasi peristiwa
erosi dan banjir
Semua siswa aktiI
berpartisipasi
3c. Konstruksi
gagasan baru
Membimbing siswa yang
kurang mengerti dengan
kosep materi
Berkelompok
memperbaiki
jawaban pada LKS 1
dan 2
Beberapa siswa perlu
dibimbing
4. Penerapan
gagsan
Menyuruh siswa untuk
menjelaskan langkah-
langkah dalam menghadapi
banjir
Mengungkapkan
langkah-langkah
dalam menghadapi
banjir
Siswa
menyampaikan
secara lisan
5. Pemantapan
gagasan
Memberi pertanyaan
kepada beberapa siswa
tentang konsep untuk
menguatkan gagasan
Mengemukakan
jawaban
Pertanyaan dapat
diulang-ulang

3. Pengamatan/Observasi
Observer dengan instrumen pengamatan di belakang mengamati proses pembelajaran yang
diIokuskan pada kegiatan guru saat memberi materi pelajaran IPA dan PKn dengan
menitikberatkan pemanIaatan alat peraga, penerapan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS)
dan keaktivan siswa serta perIormans guru (lembar observasi terlampir).
Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh teman sejawat antara lain :
a. Sebelum kegiatan inti guru telah memberikan apersepsi dan motivasi siswa
b. Dalam menjelaskan materi pembelajaran guru belum memanIaatkan alat peraga dengan
maksimal
c. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
d. Guru belum mengelola waktu dengan eIisien
Hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain :
a. Masih ada siswa yang belum jelas dengan materi yang diajarkan
b. Masih ada siswa yang tidak aktiI dalam pembelajaran
c. Siswa dalam berdiskusi tidak eIisien waktu
3. ReIleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan reIleksi dan meminta bantuan saran dari pengamat dan
pembimbing dari Dosen Pembimbing diperoleh reIleksi sebagai berikut :
a. Guru belum memanIaatkan alat peraga dengan maksimal
b. Metode diskusi berpasangan dan kelompok belum eIisien
c. Guru kurang memberikan penguatan materi pelajaran
d. Hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan minimal klasikal 80 dengan nilai KKM
70 karena baru mencapai 55,55 atau hanya 15 anak.




Siklus II
Berdasarkan hasil siklus 1 disusunlah rencana perbaikan pembelajaran berupa prosedur
kerja yang dilaksanakan di kelas terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan reIleksi dengan langkah-langkah sebagai berikut
1. Perencanaan
a. Perencanaan siklus II didasarkan atas reIleksi siklus I pada identiIikasi
dan perumusan masalah, peneliti bekerja sama dengan pengamat dan
guru pemandu untuk mengungkap masalah dan mencari jalan pemecahan.
b. Menyusun rencana perbaikan yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran
Belajar IPA dan PKn (CLIS) dan PemanIaatan peta konsep.
c. Menyiapkan alat peraga yang sudah ada menambah dengan peta konsep
d. Menyiapkan lembar pengamatan sebagai panduan pengamatan dalam melakukan observasi,
lembar pengamatan diIokuskan pada masalah penerapan model pembelajaran Belajar IPA
(CLIS) dan aktivitas siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
e. Menyusun RPP siklus II
2. Pelaksanaan Perbaikan
Perbaikan pembelajaran siklus II dengan melaksanakan aktivitas-aktivitas kegiatan inti selama
45 menit adalah :
No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterangan
1. Orientasi Menunjukkan peta konsep Beberapa siswa
bergantian
menjelaskan peta
konsep
Guru meminta siswa
maju bergantian
secara cepat
2. Pemunculan Menyuruh siswa untuk Mendiskripsikan peta Siswa berusaha
gagasan mengubah peta konsep
menjadi paragraI pada LKS
1
konsep menjadi
paragraI pada LKS 1
mengubah peta
konsep menjadi
paragraI
3a. Pertukaran
gagasan
Membimbing siswa
berdiskusi kelompok
Berdiskusi kelompok
mengerjakan LKS 2
Jawaban LKS 1 dan
2 gabungkan
3b. Situasi
KonIlik
Menyuruh siswa
mendemontrasikan
peristiwa erosi dan banjir
Mengamati
demontrasi peristiwa
erosi dan banjir
Semua siswa aktiI
berpartisipasi
3c. Konstruksi
gagasan
baru
Membimbing siswa yang
kurang mengerti dengan
kosep materi
Berkelompok
memperbaiki jawaban
pada LKS 1 dan 2
Beberapa siswa perlu
dibimbing
4. Penerapan
gagsan
Menyuruh siswa untuk
menjelaskan langkah-
langkah dalam menghadapi
banjir
Mengungkapkan
langkah-langkah
dalam menghadapi
banjir
Siswa
menyampaikan
secara lisan
5. Pemantapan
gagasan
Memberi pertanyaan
kepada beberapa siswa
tentang konsep untuk
menguatkan gagasan
Mengemukakan
jawaban
Pertanyaan dapat
diulang-ulang

3. Pengamatan/Observasi
Pengamat mengamati proses pembelajaran yang diIokuskan pada kegiatan guru saat
memberikan materi pembelajaran IPA dan PKn dengan menitikberatkan pada pemanIaatan alat
peraga (lembar observasi terlampir). Pengamat mencatat temuan-temuan saat pembelajaran
berlangsung.
Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh temuan-temuan antara lain :
a. Sebelum melakukan kegiatan inti, guru melakukan kegiatan awal dengan baik
b. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan memanIaatkan alat peraga dengan tepat
c. Guru dalam memberikan soal latihan cukup bervariatiI
d. Guru dalam memberikan pertanyaan terhadap siswa sebagian besar sudah merata
Hasil pengamatan tehadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain :
a. Siswa percaya diri dan aktiI dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru
b. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan cepat dan tepat
c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran berjalan hidup
4. ReIleksi
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran Siklus II ditemukan
reIleksi sebagai berikut :
a. Dengan menjelaskan materi pelajaran menggunakan alat peraga, pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran meningkat
b. Dengan memberikan soal-soal latihan yang bervariatiI dan tanya jawab yang maksimal nilai
prestasi siswa meningkat
c. Guru dalam proses pembelajaran siklus II telah berhasil dan terbukti siswa telah mencapai
nilai ketuntasan minimal klasikal yang ditentukan sesuai KKM sebesar 60 (telah tercapai
81,48 )
. Sumber Data dan ara Pengambilan Data
1. Sumber Data:
a. Hasil tes IormatiI siswa kelas IV SD Negeri No. 037153 Tornauli
b. Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan perIomansi guru
2. Cara Pengumpulan Data, melalui
a. Teknik Tes: Tes IormatiI siklus I dan II
b. Teknik Observasi: Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan guru
D. Indikator Keberhasilan
Penggunaan alat peraga gambar dan metode diskusi kelompok dikatakan eIektiI untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dan PKn, jika:
a. Hasil Belajar Siswa
1) Rata-rata kelas sekurang-kurangnya 60
2) Persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 80 (minimal 80 siswa yang
memperoleh skor _ 70)
b. Aktivitas Belajar Siswa
Nilai aktivitas belajar minimal B
Adapun rentangan penilaian aktivitas belajar siswa didasarkan pada:
Tabel . Tabel nilai aktivitas siswa dan perIormaansi guru
Nilai Angka Nilai HuruI
81 100 A
71 80 B
61 70 C
51 60 D
0 50 E



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PER SIKLUS
a. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil tes IormatiI yang dilaksanakan pada sebelum siklus,siklus I dan siklus II ada
peningkatan, baik dalam perolehan prestasi nilai, nilai diatas 70 serta ketuntasan klasikal.
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel berikut ini.

Tabel . Tabel Irekuensi nilai rata-rata kelas sebelum siklus
No Nilai I x
i

fx
i

1 42 47 3 44,5 133,5
2 48 53 7 50,5 353,5
3 54 59 4 56,5 226
4 60 65 4 62,5 250
5 66 71 - 68,5 -
6 72 - 77 9 74,5 670,5
Jumlah 24 1633,5
Nilai rata-rata kelas 60,5

Tabel . Tabel evaluasi belajar sebelum siklus
No Rentang Nilai Jumlah siswa
1 31 40 -
2 41 50 3
3 51 60 14
4 61 70 1
5 71 80 9
6 81 - 90 -
7 91 -100 -
Jumlah 27
Tingkat ketuntasan 33,33

Dari tabel di atas dapat di baca tingkat ketuntasan yang baru tercapai yaitu 33,33 dari jumlah
siswa sebanyak 24 siswa perolehan nilai terendah 42 dan perolehan nilai tertinggi 77



Dari graIik tersebut perolehan nilai 51-60 terbanyak yaitu 14 siswa perolehan nilai terendah antara
41-50 sebanyak 3 siswa sedangkan perolehan nilai tertinggi antara 71-80 baru 9 siswa
Pada tabel menunjukkan tingkat ketuntasan baru mencapai yaitu 55,55 dari jumlah siswa
sebanyak 24 siswa perolehan nilai terendah 45 dan perolehan nilai tertinggi 81
Rekapitulasi Hasil evaluasi siswa pra siklus, siklus I dan silus II diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 11. Hasil Evaluasi IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Adiputra Simamora 58 58 63
2 Ani Wibowo 60 72 77
3 Benyamin Malau 63 72 81
4 Dahlia Sihombing 52 65 77
5 Delvina Panjaitan 52 63 72
6 Dedy Jaluhu 72 77 81
7 Enjelina Manullang 52 58 65
8 Gesbi Simamora 45 58 65
9 Helvina Siburian 52 63 72
10 Ivo Nainggolan 60 72 72
11 Kiristina Hutasoit 76 81 92
12 Karlos Sihombing 72 72 77
13 Martin Silitonga 42 45 52
14 Monika Hutabarat 72 77 81
15 Pangki Purba 58 72 72
16 Reksi Simanullang 60 72 72
17 Reles Manalu 58 65 72
18 Rivai Siburian 52 63 72
19 Rotama Siringo 72 77 81
20 Santa Siburian 72 77 81
21 Selina Manurung 72 77 81
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
22 Susi Manalu 45 58 63
23 Tommi Manurung 58 72 77
24 Wiwin Sihombing 72 77 92
Jumlah 1447 1643 1790
Rata-rata 60,29 6843 7438
Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa
mencakup pembelajaran secara kelompok maupun secara klasikal. Pada siklus I, diperoleh rata-rata
nilai aktivitas belajar dalam pembelajaran secara klasikal sebesar 60,29 Pada siklus II, diperoleh
rata-rata nilai aktivitas belajar dalam pembelajaran secara klasikal sebesar 6843.

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
Pra Siklus
Hasil penelitian pembelajaran IPA kompetensi dasar perubahan lingkungan Iisik di kelas IV
SD Negeri No. 037153 Tornauli Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Semester II tahun
pelajaran 2010/2011 sebelum siklus banyak anak yang bingung karena siswa belum memahami
materi, hal ini terbukti dari nilai tes IormatiI yang masih rendah dari 24 siswa yang mendapat nilai
75 ke atas hanya ada 9 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 33,33 dengan nilai rata-rata
kelas 60,29. Kondisi ini disebabkan karena peneliti pada waktu mengajar materi tidak
menggunakan alat peraga dan pada awal pelajaran kurang memberi motivasi pada siswa dan pada
akhir pembelajaran tidak mengadakan penguatan
Peneliti diskusi dengan teman sejawat dan guru pemandu, atas saran dan masukan dari guru
pemandu peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II.


Siklus I
Pada pembelajaran siklus I peneliti menitik beratkan pada penerapan model pembelajaran
CLIS dan penggunaan alat peraga gambar peristiwa hujan, hutan gundul, erosi, dan banjir. Dengan
model pembelajaran tersebut siswa lebih semangat dan aktiI dalam mengikuti pembelajaran.
Pada awal pembelajaran peneliti memberi apersepsi. merupakan penguatan yang bisa
membawa siswa untuk mampu menanggapi suatu hal mendiskripsikan aspek-aspek berdasarkan
ciri-ciri yang telah diketahui siswa, dan pemberian motivasi siswa agar siswa terIokus pada materi
pelajaran menurut (Udin S. Wiranaputra 2001 : 210-211) berIungsi sebagai motor penggerak
aktivitas, bila motornya tidak ada maka aktivitas tidak akan terjadi.
Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan tes IormatiI. Nilai hasil tes IormatiI siswa pada
siklus I sudah mengalami peningkatan yaitu dari nilai rata-rata sebelum siklus 60,29 menjadi 68,45
dan ketuntasan belajar siswa dari 33,33 menjadi 55,55 (ada peningkatan 22,22 ). Jumlah
hasil pembelajaran siklus I belum sesuai yang diharapkan maka penulis merencanakan siklus II

Siklus II
Melalui diskusi dengan teman sejawat dan guru pemandu, peneliti mendapat pengarahan
untuk merencanakan pembelajaran siklus II. Aspek-aspek pembelajaran yang sudah baik pada
siklus I dipertahankan dan yang belum baik diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II
Peneliti masih menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran CLIS dan pemanIaatan
alat peraga gambar hujan, hutan gundul, erosi, dan banjir serta dengan memperbanyak tanya jawab
untuk memantapkan penguasaan konsep ternyata siswa lebih terdorong, termotivasi dan lebih aktiI
belajar, pembelajaran menjadi sangat eIektiI dan pemahaman aktiIitas siswa meningkat. Hal ini
terbukti dari sikap siswa yang sungguh-sungguh dalam mengerjakan tes evaluasi.
Pada akhir pembelajaran Siklus II, penulis melaksanakan tes IormatiI untuk mengetahui daya
serap siswa terhadap materi pelajaran. Dari tes IormatiI Siklus II ketuntasan belajar siswa
meningkat mencapai 81,48 , berarti ada kenaikan dari siklus I sebesar 25,93 . Jumlah siswa
yang mencapai nilai di atas 70 pada siklus I ada 15 anak bertambah menjadi 22 anak. Nilai rata-rata
68,59 pada siklus I meningkat menjadi 75,03 pada siklus II. Sedangkan 2 anak yang tidak
mencapai ketuntasan 70 ke atas disebabkan kemungkinan anak tersebut memang kemampuannya
kurang.
Pra siklus
Proses pembelajaran PKn materi pengaruh globalisassi di linkungannya di kelas IV SD Negeri No.
037153 Tornauli Kec. Siempat Nempu Kab. Dairi diperoleh hasil dari 24 siswa yang mendapat
nilai 70 ke atas ada 5 siswa (25,92 ) tuntas belajar dan sisanya 19 siswa (74,08) mendapat nilai
di bawah 70 (belum tuntas).

Tabel . Tabel Irekuensi nilai rata-rata kelas sebelum siklus
No Nilai F x
i

fx
1 45 50 2 47,5 95
2 51 56 2 53,5 107
3 57 62 11 59,5 833
4 63 68 2 65,5 131
5 69 74 3 71,5 214,5
6 75 - 80 3 77,5 232,5
7 81 - 86 1 83,5 83,5
Jumlah 24 1696,5
Nilai rata-rata kelas 62,83

Dari hasil diskusi dengan teman sejawat tentang proses pembelajaran yang berlangsung
memperoleh masukan untuk melakukan perbaikan pembelajaran siklus I. Selanjutnya penulis
berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas masalah, selalu
mencari alternatiI pemecahannya atas masukan dari teman sejawab dan saran pembimbing
penulis merencanakan pembelajaran siklus I.

Siklus I
Pembelajaran siklus I penulis menitikberatkan pada penggunaan metode pembelajaran
tanya jawab bervariatiI yang dipadu dengan media gambar globalisasi dilingkungannya.
Pada awal pembelajaran guru memberi apersepsi dan motivasi dengan tujuan untuk
menarik belajar siswa dan lebih Iokus dalam mengikuti proses pembelajaran tanggal
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I yaitu :
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran diperoleh data nilai hasil belajar siswa yang
disajikan dalam bentuk tabel maupun graIik.

Tabel . Tabel Irekuensi nilai rata-rata kelas siklus I
No Nilai F x

fx
1 52 58 2 55 110
2 59 65 10 62 620
3 66 72 8 69 552
4 73 79 2 76 152
5 80 86 2 83 166
6 87 - 93 3 90 270
Jumlah 27 1870
Nilai rata-rata kelas 69,26
Tabel . Tabel Perolehan Nilai PKn Siklus I
No Rentang Nilai 1umlah Siswa
1 41 50 -
2 51 60 6
3 61 70 6
4 71 80 10
5 81 - 90 2
6 91 - 100 3
Jumlah 27
Ketuntasan Klasikal 55,56

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus cukup eIektiI hal ini terbukti :
1. Persentase ketuntasan belajar dari 7 siswa (25,92) sebelum siklus naik menjadi 15 siswa
(55,56 ) pada siklus 1
2. Nilai rata-rata kelas dari 62,83 sebelum siklus naik menjadi 69,26 pada siklus I
Siklus II
Hasil diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing maka penulis mengadakan
pembelajaran siklus II
Pada pembelajaran siklus II penulis menitikberatkan pada metode pembelajaran tanya
jawab bervariatiI disertai penggunaan alat peraga. Melalui tanya jawab siswa dibimbing guru
tentang pengaruh globalisasi di lingkungannya, ditunjukkan berbagai macam gambar pengaruh
globalisasi.
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus II sudah berhasil dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
Hal ini dapat penulis paparkan sebagai berikut :
1. Persentase ketuntasan belajar siswa dari 15 siswa (55,56) pada siklus I naik menjadi 23
siswa (85,19) pada siklus II
2. Nilai rata-rata kelas dari 69,26 pada siklus I menjadi 77,72 pada siklus II








Tabel 9. Hasil Evaluasi PKn Pengaruh globalisasi di lingkungannya
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Adiputra Simamora 42 52 52
2 Ani Wibowo 60 72 77
3 Benyamin Malau 60 72 81
4 Dahlia Sihombing 58 63 72
5 Delvina Panjaitan 60 72 77
6 Dedy Jaluhu 77 92 97
7 Enjelina Manullang 58 65 72
8 Gesbi Simamora 52 60 60
9 Helvina Siburian 72 77 77
10 Ivo Nainggolan 58 65 72
11 Kiristina Hutasoit 77 92 97
12 Karlos Sihombing 72 81 92
13 Martin Silitonga 63 72 81
14 Monika Hutabarat 77 92 97
15 Pangki Purba 60 72 81
16 Reksi Simanullang 58 60 72
17 Reles Manalu 60 72 81
18 Rivai Siburian 58 60 72
19 Rotama Siringo 72 77 81
20 Santa Siburian 60 65 77
21 Selina Manurung 63 72 81
22 Susi Manalu 45 58 63
23 Tommi Manurung 60 72 81
24 Wiwin Sihombing 77 81 92
Jumlah 1499 1716 1883
Rata-rata 62,45 7130 7834


Tabel 10. Hasil Ketuntasan Tes Pra Siklus, Tes Siklus I, Tes Siklus II
Mata Pelajaran PKn Pengaruh globalisasi di lingkungannya

1umlah
Siswa
Nilai Rata-rata Tes Keterangan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
24 62,45 7130 7834 Tuntas

B. Pembahasan dari Setiap Siklus
Sebelum siklus penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah, hal ini dapat
dilihat dari nilai tes IormatiI siswa yaitu dari 24 siswa yang mendapat nilai 70 keatas hanya 7
siswa, ketuntasannya 25,92 dengan rata-rata kelas 62,45
Proses pembelajaran yang dilakukan sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, penjelasan
guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan aktiIitas siswa dalam pembelajaran kurang
Siklus I
Upaya perbaikan pembelajaran PKn siklus I yang dilakukan guru untuk mengatasi
masalah siswa adalah melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples.
Upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan penulis pada siklus I dari hasil tes
IormatiI siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
sebelum siklus 62,45 meningkat menjadi 7130 dengan ketuntasan belajar dari 7 siswa (25,92)
bertambah menjadi 15 siswa (55,56)
Siklus II
Upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II ditekankan pada aktiIitas guru dan siswa
dalam pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples yang
dimantapkan dengan memperbanyak Tanya jawab dan penguatan konsep. Sejalan dengan ini,
menurut Nasution, N. Budiastra, K. dkk (1998) 'tanya jawab dapat membantu timbulnya
perhatian murid pada pelajaran.
Metode tanya jawab bervariatiI sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa
karena dengan metode tanya jawab akan membuat anak menjadi senang, tertarik dan bersikap
positiI terhadap pembelajaran.
Dari tes IormatiI siklus II, jumlah yang mendapat nilai 70 ke atas pada siklus I ada 15
siswa bertambah menjadi 23 siswa pada siklus II. Nilai rata-rata 69,26 pada siklus I menjadi
77,72 pada siklus II. Persentase ketuntasan belajar siswa dari 55,56 pada siklus I meningkat
menjadi 85,19 pada siklus II atau naik sebesar 29,63
Dengan demikian upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar yang
optimal melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dan disertai alat
peraga gambar benar-benar dapat dirasakan oleh siswa..




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian selama dua siklus ini
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas telah menciptakan perubahan kearah positiI,
perubahan itu meliputi perubahan pada siswa dan perubahan pada guru. yang dilakukan di kelas IV
SD Negeri No. 037153 Tornauli Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi dapat disimpulkan
bahwa dengan yang menerapkan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan pemanIaatan alat
peraga gambar hujan, hutangundul, erosi, dan banjir, dapat meningkatkan aktivitas, dan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik Bumi kelas
IV semester II SD Negeri No. 037153 Tornauli
Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menggunakan alat peraga yang
menarik dapat memperjelas pemahaman siswa tentang materi sehingga hasil prestasi siswa dapat
meningkat.
Tujuan guru melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran adalah dalam rangka
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil
belajar yang lebih baik. Bagi guru sendiri kegiatan perbaikan juga dalam rangka meningkatkan
proIesionalisme dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan kegiatan perbaikan ternyata dapat meningkatkan hasil prestasi siswa. Hasil evaluasi
dari siklus ke siklus ternyata selalu meningkat.




B. Saran
Berdasarkan simpulan, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik pada siswa kelas IV
semester II SD, guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan
memanIaatkan alat peraga gambar hujan, hutan gundul, erosi, dan banjir.
2. Dalam pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik, guru hendaknya
lebih memperhatikan perpindahan pola interaksi belajar dari klasikal ke kelompok dan
sebaliknya, agar pembelajaran lebih eIektiI dan eIisien.
3. Dalam pembelajaran PKn Kompetensi Dasar Pengaruh Globalisasi di Lingkungannya pada
siswa kelas IV semester II SD, guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Examples
Non Examples dan memanIaatkan gambar dampak globalisasi.
4. Dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples
guru sebaiknya menyiapkan gambar yang sesuai dengan setiap sub konsep.

You might also like