I. MAKSUD DAN TU1UAN A. Maksud Melalukan proses pencelupan kain kapas menggunakan zat warna naItol dengan melakukan variasi garam diazonium pada proses kopling. B. Tujuan Membandingkan hasil proses pencelupan dari beberapa pengaruh yang terjadi selama proses pencelupan, seperti pengaruh penggunaan konsentrasi garam diazonium pada proses kopling.
II. TEORI DASAR Pencelupan adalah proses pemberian warna secara merata pada bahan tekstil baik berupa serat, benang maupun kain. Pemberian warna tersebut dilakukan dengan berbagai cara, bergantung pada jenis serat, zat warna dan mesin yang digunakan.
Serat Kapas dan Karakteristiknya Serat kapas merupakan serat alam yang berasal dari serat tumbuh-tumbuhan yang tergolong kedalam serat selulosa alam yang diambil dari buahnya. SiIat-siIat kapas secara Iisik : Warnanya agak krem Kekuatan per bundle 96.000 - 116.000 pound/inci Mulur antara 4 -13 Mousture Regain : 7 - 8,5 Berat Jenis : 1,5 - 1,56 Sedangkan siIat kimianya : Serat kapas akan terhidrolisa oleh asam kuat ksidator akan menurunkan kekuatan Alkali pekat akan menggelembungkan serat Tahan alkali tapi kurang tahan asam, sehingga pengerjaan proses pencelupannya dilakukanya dalam suasana alkali. at Warna Aaftol Zat warna naItol adalah zat warna azo yang pembuatannya simultan dengan proses pencelupan, zat warna naItol terdiri dari 2 komponen yaitu naItol dan garam diazonium. NaItol tidak bisa larut dalam air sehingga untuk penaItolan bahan naItol harus diubah menjadi naItolat dengan menambahkan NaOH. Setelah penaItolan, warnanya dibangkitkan dengan garam diazonium sehingga terjadi proses kopling antara naItol dan garam diazonium di dalam serat. Berdasarkan warna hasil koplingnya, ada 2 jenis naItol yaitu naItol monokromatik yang warnanya mengarah ke satu arah warna dan naItol polikromatik yang warnanya bervariasi tergantung pada garam diazonium yang dipakai. Garam diazonium untuk kopling dengan naItol mempunyai siIat kurang stabil, mudah terhidrolisis, tidak tahan panas dan cahaya, namun pada saat ini banyak yang sudah distabilkan sehingga pemakaiannya lebih mudah. Kelemahan zat warna naItol adalah tandingan warnanya susah dikontrol, ketahanan luntur warna hasil celup terhadap gosokannya kurang baik dan tidak tahan terhadap reduktor.
1ahapan Proses Pencelupan dengan at Warna Aaftol 1. Persiapan larutan celup zat warna naItol Pelarutan naItol NaItol tidak larut dalam air, untuk melarutkannya perlu ditambahkan NaOH sehingga naItol berubah menjadi naItolat yang larut. Reaksi pelarutan naItol sebagai berikut :
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelarutan naItol : Air sadah dapat mengganggu pelarutan naItol, jadi harus dipakai air yang tidak sadah. NaOH H 2 O
NaItol OH R NaItolat ONa R Banyaknya NaOH yang ditambahkan harus ekivalen atau sedikit berlebih dengan banyaknya naItol yang dilarutkan. Jumlah NaOH tersebut tergantung pada jenis naItol yang dipakai. Beberapa naItol bersiIat mudah larut sehingga dapat dilarutkan dengan cara dingin, tetapi untuk naItol yang sukar larut (NaItol AS-SW, BR, LB, RL, BG) proses perubahannya perlu menggunakan cara panas. Contoh : 1 gram naItol AS dipastakan dengan 1 ml TRO dan 10 ml air panas (80 o C) kemudian sambil diaduk ditambahkan 4 ml NaOH 38 o Be dan air panas hingga menjadi 100 ml larutan zat warna induk. Lalu dipanaskan hingga larut sempurna (larutan naItol yang terbentuk terlihat jernih). Beberapa naItol (naItol AS 2G, L4G, BR, GR) mudah teroksidasi udara, jadi haris ditambahkan Iormalin pada proses pelarutannya. Untuk naItol yang aIinitasnya ke serat kecil (NaItol AS-G dan L4G) perlu ditambahkan 30 g/l NaCl ke larutan naItolnya agar penyerapan naItol pada proses penaItolannya menjadi lebih naik.
2. Pencelupan (penaItolan) AIinitas naItolat relatiI kecil, sehingga perlu dibantu dengan penambahan NaCl sebagai pendorong penyerapan zat warna, sehingga naItolat akan masuk ke pori pori serat kapas. Selulosa naItolat selulosa naItolat Selesai penaItolan kemudian bahan diperas dengan mesin padder.
3. Pembangkitan warna (Proses kopling dengan garam diazonium) NaItolat yang sudah terserap pada bahan dikoplingkan dengan garam dazonium yang dipilih, sehingga akan terbentuk zat warna naItol monoazo di dalam serat dan berikatan berupa ikatan hidrogen dan Iisika (Van Der Waals) dengan serat. Reaksi kopling (pembangkitan warna) zat warna naItol sebagai berikut :
NaCl
NaItolat ONa R Zw naItol monoazo NO 2
HO N OH R O 2 N OH N NCl Garam diazonium Pada proses pembangkitan warna, perlu diperhatikan Iaktor Iaktor yang mempengaruhi proses dan hasil proses kopling antara lain : Jumlah garam diazonium harus ekivalen atau sedikit berlebih dengan jumlah naItol yang ada pada bahan. Garam diazonium umumnya mudah rusak terhidrolisa pada kondisi alkali, jadi pH larutan garam diazonium harus netral atau agak asam tergantung jenis garam dazoniumnya. Garam diazonium juga mudah rusak oleh cahaya dan suhu tinggi, jadi pelarutannya dilakukan pada suhu kamar dan sebaiknya memakai wadah yang tinggi dan tidak tembus cahaya (misal gelas piala keramik). Beberapa garam diazonium yang dijual saat ini (contoh, Fast Blue B salt, Fast Red 3 GL salt) sudah distabilkan dengan cara dibuat komplek garam diazonium dengan tetraklorozinkat, seng-klorida atau tetraIluoroborat, sehingga pelarutannya jadi lebih mudah karena garam diazoniumnya tidak mudah rusak.
4. Pencucian Pencucian dilakukan guna meningkatkan tahan luntur zat warna. Pencucian menggunakan sabun untuk menghilangkan sisa sisa zat warna yang hanya menempel di permukaan serat.
III. PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan yang digunakan a. Alat Piala porselen Gelas piala Gelas ukur Pipet Pengaduk Timbangan Thermometer Bunsen Kasa asbes Kaki tiga a. Bahan Kain kapas Zat warna naItol ASBS Garam diazonium merah Pembasah NaOH TRO NaCl CH 3 COOH Na 2 CO 3
Sabun
3.2 Diagram Alir dan Skema Proses Diagram alir
Persiapan larutan celup (pelarutan naItol) Pembangkitan warna (kopling) Proses penaItolan Proses Pencucian 3.3 Resep dan Fungsi zat a. Resep Pencelupan NaItolat : 2 Na 2 CO 3 : 1 g/L Pembasah : 1 ml/L NaCl : 60 g/L Vlot : 1 : 10 Suhu : 30C - 50C
b. Resep Proses Kopling RESEP 1 2 3 4 5 Garam diazonium 1 2 2,5 3 3,5 Asam Asetat 30 ml/L 1 1 1 1 1 Vlot 1 : 10 Suhu 30C Waktu 10 menit
c. Resep Pencucian Sabun Teepol : 1 g/L Na 2 CO 3 : 1 g//L Suhu : 80C Waktu : 10 menit
d. Fungsi Zat Zat warna naItol untuk mewarnai kain yang akan dicelup. Pembasah berIungsi untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan kain. NaCl berIungsi untuk mendorong penyerapan zat warna. NaOH berIungsi untuk merubah naItol menjadi naItolat yang larut. Na 2 CO 3 berIungsi untuk mendapatkan suasana pencucian hasil celupan alkalis agar kereaktiIan sabunnya makin baik. Sabun berIungsi untuk proses pencucian guna menghilangkan zat warna naItol yang menempel dipermukaan serat hasil celupan. Garam diazonium berIungsi untuk proses pengkoplingan zat warna naItol. CH 3 COOH 35 berIungsi sebagai pengatur pH pada proses kopling. 3.4 Cara Kerja a. Proses pelarutan zat warna naItol 0,5 gram zat warna naItol 1 ml TRO 10 ml air panas (dipastakan) lalu ditambahkan 1,5 gram NaOH air hingga menjadi 50 ml kemudian dipanaskan 60C selama 10 menit hingga larut sempurna (menjadi naItolat).
b. Pencelupan secara Padding 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Menimbang kain. 3. Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep dan berat bahan. 4. Masukkan leuco zw naItol, Na 2 CO 3, pembasah , NaCl dan kebutuhan air kedalam baki. 5. Memasukkan kain ke dalam baki yang telah berisi kebutuhan larutan untuk pencelupan kurang lebih sealama 10 menit. 6. Kain diangkat dari larutan lalu dipadding. 7. Setelah selesai di padding langsung kain tersebut dilakukan proses kopling dengan dimasukan pada larutan yang telah berisi larutan garam diazonium merah dan asam asetat 30. 8. Proses pencucian 9. Evaluasi.
IV. PEMBAHASAN a. Perhitungan resep pencelupan Berat bahan keseluruhan 22,4 gram Kebutuhan larutan 10 x 22,4 224 ml Zw naItol 2 100 , = ,8 gram
0,448 0,5 = ,8 Na 2 CO 3
1 1000 = , ro Pembasah
1 1000 = , ro NaCl 0 1000 = , ro
b. Perhitungan resep kopling Resep 1 Berat bahan 4,34 gram Kebutuhan larutan 10 x 4,34 43,4 ml Garam diazonium 1 100 , = , gram Asam asetat 30
1 1000 , = ,
Resep 2 Berat bahan 4,76 gram Kebutuhan larutan 10 x 4,76 47,6 ml Garam diazonium 2 100 , = ,9 gram Asam asetat 30
1 1000 , = ,
Resep 3 Berat bahan 4,45 gram Kebutuhan larutan 10 x 4,45 44,5 ml Garam diazonium 2,5 100 , = , gram Asam asetat 30
1 1000 , = ,
Resep 4 Berat bahan 4,58 gram Kebutuhan larutan 10 x 4,58 45,8 ml Garam diazonium 3 100 ,8 = , gram Asam asetat 30
1 1000 ,8 = ,8
Resep 5 Berat bahan 4,27 gram Kebutuhan larutan 10 x 4,27 42,7 ml Garam diazonium 3,5 100 , = ,9 gram Asam asetat 30
1 1000 , = ,
c. Perhitungan resep pencucian
Sabun Teepol
1 1000 = , ro Na 2 CO 3
1 1000 = , ro
Hasil Percobaan
Resep 1
Resep 2
Resep 3
Resep 4
Resep 5
DAFTAR PUSTAKA
1. Karyana, Dede. S.Teks, M.Si., dkk. ahan Ajar Praktek Pencelupan 1. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung : 2005 2. DjuIri, Rasyid. Ir., dkk. 1eknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan. Institut Teknologi Tekstil. Bandung : 1976 3. Isminingsih, S.Teks, M.Sc.dkk. Pengantar Kimia at Warna. Institut Teknologi Tekstil. Bandung : 1982