Program Studi Psikologi Fakultas FalsaIah dan Peradaban Universitas Paramadina Tahun 2011 PERBEDAAN PERILAKU HI1AU KONSUMEN BERDASARKAN 1ENIS KELAMIN DAN PENGELUARAN PER BULAN PADA CIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS PARAMADINA A 8umusan Masalah 3 8 1u[uan penellLlan 4 C 1eorl enellLlan 4 u MeLode enellLlan 8 ldenLlflkasl varlabel enellLlan 8 opulasl dan 1eknlk engambllan Sampel 8 MeLode engumpulan uaLa 8 Anallsls uaLa 9 LPasll penellLlan 11 l keslmpulan 13 AFTAR PUSTAKA 16
A. Rumusan Masalab
Perilaku konsumen ialah aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh, mengkonsumsi, dan mengatur serta disposisi barang dan jasa. Aktivitas ini termasuk proses pengambilan keputusan yang dilakukan sebelum dan sesudah aktivitas-aktivitas tersebut (Assael dalam iamantopaulos, 2003). Penulis berpendapat bahwa perilaku hijau konsumen merupakan perilaku konsumen yang pro lingkungan, perilaku-perilaku yang didasari oleh kecintaan terhadap lingkungan , sehingga perilaku-perilaku tersebut tidak merugikan lingkungan dan mempertimbangkan eIek dari produk-produk yang digunakan itu baik untuk kesehatan diri dan lingkungan itu sendiri. Pembelajaran tentang perilaku hijau konsumen tersebut dapat kita gambarkan melalui bagan di bawah ini:
Consumer learning adalah Proses yang dialami oleh individu untuk memperoleh pengetahuan pembelian dan konsumsi serta pengalaman yang mereka terapkan pada perilaku di masa yang akan datang. Pada penelitian ini, penulis melihat dari sudut pandang jenis kelamin dan pengeluaran per bulan dari konsumen. Bagaimana konsumen tersebut mempelajari tentang pentingnya sebuah perilaku pro lingkungan, berawal dari nilai-nilai kesehatan lingkungan yang sangat penting namun dengan kondisi lingkungan tidak memadai (contoh: besarnya polusi udara di kota Jakarta), tekanan ini mendorong munculnya perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut. isinilah terjadi proses pembelajaran secara kognitiI terlebih dahulu yang nantinya akan tercermin dalam perilaku (hijau) konsumen.
8agan 1 embe|a[aran er||aku n|[au konsumen Pembelajaran tentang mempromosikan produk ramah lingkungan, salah satunya adalah dengan cara mengesankan bahwa pemakaian produk-produk ini dengan kuantitas banyak akan lebih baik daripada memakai sedikit produk ramah lingkungan. Ini merupakan pengembangan yang menarik karena dapat menstimuli penelitian-penelitian sejenis belakangan ini. i lain pihak, banyak penelitian tentang perilaku hijau konsumen yang telah Iokus terhadap produk-produk yang tidak dikonsumsi secara langsung dan yang telah di konsumsi seperti daur ulang dan pembaharuan energi. (Follows& Jobber 2000; Lee, 2009 dalam iamantopaulos, 2003). Berdasarkan pembelajaran perilaku konsumen inilah, peneliti mencoba untuk merumuskan masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaaan perilaku hijau konsumen antara pria dan wanita pada civitas akademika Universitas Paramadina? 2. Apakah ada perbedaan antara nilai yang berorientasi lingkungan antara pria dan wanita pada civitas akademika Universitas Paramadina? 3. Apakah ada perbedaan antara perilaku hijau konsumen dengan pengeluaran per-bulan konsumen civitas akademika Universitas Paramadina? 4. Apakah ada perbedaan antara nilai yang berorientasi lingkungan dengan pengeluaran per - bulan konsumen civitas akademika Universitas Paramadina? . Tu|uan penelitian Penelitian ini mempunyai tujuantujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perbedaan perilaku hijau antara pria dengan wanita pada civitas akademika Universitas Paramadina. 2. Untuk mengetahui perbedaan perilaku hijau berdasarkan pengeluaran per bulan konsumen civitas akademika Universitas Paramadina. 3. Untuk mengetahui proses 9ricomponen9 model terhadap perilaku hijau. . Teori Penelitian Tiga dimensi utama yang Iokus terhadap isu lingkungan adalah: 1. Pengetahuan tentang isu lingkungan 2. Sikap pro lingkungan 3. Perilaku yang mempengaruhi lingkungan engembangkan pemahaman perilaku hijau konsumen sangat penting bagi lingkungan dan program bisnis. ari sudut pandang lingkungan, mengurangi eIek negatiI konsumsi penting agar beberapa tujuan dapat diajukan oleh komunitas iinternasional. (OEC, 2002; UNEP, 2007 dalam arell dkk, 2010). ari perspektiI bisnis dan marke9ing mengurangi pengembangan produk yang berbahaya bagi lingkungan tidak eIektiI tanpa konsumen yang tidak suka pada teknologi dan gaya hidup ramah lingkungan. Hal ini juga menjadi perdebatan tentang keputusan yang tepat mempunyai kecenderungan untuk mengurangi bahkan menghapuskan bahaya lingkungan adalah tahap berikutnya dalam sirkulasi konsumsi. (Thogersen dalam arell dkk, 2010). ari sisi penelitian konsumen, perilaku mengurangi kerusakan lingkungan (seperti pembaharuan energi dan daur ulang) lebih dapat diterima daripada perilaku konsumen terhadap pembelian produk menjadi tanggung jawab lingkungan. Follows and Jobber (dalam arell, 2010) menyarankan Iokus perilaku terhadap barang konsumsi dan barang bekas harus dapat dipertanggungjawabkan pada lingkungan. Perilaku hijau sebaiknya memiliki nilai, kepercayaan dan norma atau aturan-aturan yang pro terhadap lingkungan. Kategori lain dalam perilaku hijau adalah eIisiensi energi meningkatkan perilaku terhadap pemilihan teknologi (Stern, 1992; Stern& Gardner, 1981 dalam arell, 2010) misalnya membeli produk hemat listrik, mengurangi pemakaian produk yang dapat mengakibatkan polusi lingkungan dan penggunaannya dapat dihemat untuk masa yang akan datang. Stern (dalam arell, 2010) menyatakan 4 kategori yang ditekankan pada perilaku hijau konsumen adalah pemahaman kontekstual, Iaktor sikap, kebiasaan dan kemampuan individu. Pemahaman kontekstual tentang perilaku hijau bertujuan agar konsumen dapat memahami produk yang akan dibeli berpengaruh baik/buruk terhadap lingkungan; Iaktor sikap mencakup nilai, kepercayaan dan aturan yang membimbing keputusan konsumen agar pro terhadap lingkungan. Thogersen and O lander (dalam arell 2010) mengemukakan pernyataan bahwa terdapat 3 cara agar perilaku dapat menjadi kebiasaan antara lain: 1. Perilaku tersebut harus diulang beberapa kali, 2. Perilaku tersebut harus stabil, 3. Pemberian hadiah akan memperkuat perilaku.
Kategori yang terakhir adalah kemampuan individu dalam mewujudkan perilaku hijau, misalnya konsumen sudah memahami daur ulang, bersikap setuju terhadap daur ulang dan mempunyai kebiasaan dalam hal daur ulang namun konsumen ini tidak mempunyai kapabilitas untuk memasarkan produk atau mempublikasikan produk daur ulang tersebut sehingga terkesan usahanya untuk pro tehadap lingkungan kurang terlihat.
1enis Kelamin Semua studi yang membahas tentang hubungan antara jenis kelamin dan pengetahuan lingkungan menyebutkan hubungan yang signiIikan. ayoritas peneliti menyebutkan pengetahuan tentang lingkungan pada pria lebih baik daripada wanita. eskipun di lain pihak menyebutkan wanita memiliki perhatian tinggi terhadap sikap dan perilaku terhadap lingkungan. (avidson& Freudenburg dalam Olson, 2010) Kecenderungan di dalam kehidupan modern saat ini antara pria dan wanita mengindikasikan pria dan wanita memiliki perbedaan dalam hal pemilihan teknologi yang berorientasi pada lingkungan. Wanita biasanya lebih proaktiI mendukung lingkungan daripada pria. Pendapatan dan Pengeluaran Seperti yang kita ketahui bahwa perbedaan pendapatan tiap bulan dapat mempengaruhi perilaku hijau konsumen. Perbedaan terdapat dalam hal penilaian, perilaku dan gaya hidup konsumen tersebut. Pendapatan juga berkaitan dengan pengeluaran konsumen tiap bulan, sebut saja, dalam hal pengeluaran untuk membeli produk yang ramah lingkungan pada umumnya yang mempunyai pendapatan yang lebih banyak, pengeluaran untuk membeli produk-produk yang ramah lingkungan pun semakin potensial. alam hal ini keduanya juga berkaitan dengan usia konsumen, biasanya orang yang lebih tua membelanjakan uangnya untuk produk hijau lebih banyak daripada anak muda yang pengetahuan dan pengalaman tentang 'melek lingkungannnya masih minim (Olson, 2010).
Tricomponent model Cogni9ive Componen9-Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan inIormasi berbagai sumber 11ec9ive Componen9Emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merek Cona9ive Componen9Kecenderungan atau tendensi yang individu ambil untuk berperilaku berkaitan dengan objek sikap
Tiga komponen model diatas merupakan proses yang dialami oleh konsumen ketika mereka menerima inIormasi tentang pengetahuan perilaku hijau atau perilaku-perilaku yang pro lingkungan sehingga berdampak pada pembelian produk-produk pro lingkungan. Proses inIormasi ini diolah secara kognitiI dalam pikiran konsumen tentang baik tidaknya perilaku hijau, untung ruginya dalam membeli dan memakai produk-produk pro lingkungan. Proses kognitiI tersebut yang disertai pemberian emosi pada sikap konsumen, sehingga perilaku hijau konsumen tersebut dapat bertahan lama yang akan menjadi suatu kebiasaan. Kecendrungan emosi inilah yang menghantarkan konsumen terhadap pemilihan sikap terhadap objek/kegiatan pro lingkungan. Setiap konsumen memiliki ketiga tahap ini untuk pembuatan keputusan sebagai respon dari konsumen terhadap isu-isu lingkungan, sebagai umpan balik dari konsumen dari pengaruh lingkungan (contoh: cuaca lebih panas, tanah gersang, kelangkaan air bersih, dll.) yang sebenarnya juga, lingkungan pun merespon terhadap perilaku konsumen tersebut. Ketika perilaku hijau konsumen ini dilakukan dengan baik dan secara sporadis, maka lingkungan pun akan merespon dengan kesehatan, kesegaran dan kesejukan yang lingkungan sediakan demi keseimbangan kehidupan manusia dengan alamnya (arell, 2010).
8agan 2 1r|componet Mode| .Metode Penelitian
Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatiI yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku hijau konsumen civitas akademika universitas paramadina berdasarkan jenis kelamin dan pengeluaran per-bulan. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah civitas akademika universitas paramadina. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling, yaitu teknik penentuan sampel secara acak. Subyek penelitian terdiri atas 30 responden dengan komposisi 16 responden wanita dan 14 responden pria dengan rentang usia 20-30 tahun. Metode Pengumpulan ata Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau angket. Responden yang terpilih diharuskan mengisi kuesioner yang telah peneliti siapkan. Pengumpulan data kuesioner dalam penelitian ini menggunakan jenis angket semi terbuka. Angket ini berisi pertanyaan yang sudah memiliki jawaban yang telah tersusun, alam menjawab pertanyaan, sampel penelitian diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dirinya atau pengalaman pribadinya.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan penghitungan terhadap angket yang telah terkumpul. Kemudian dilakukan koding terhadap jawaban yang diberikan oleh sampel penelitian, dengan kategori sebagai berikut :
1. Kode angka 1 diberikan untuk jawaban STS 2. Kode angka 2 diberikan untuk jawaban TS. 3. Kode angka 3 diberikan untuk jawaban N. 4. Kode angka 4 diberikan untuk jawaban S. 5. Kode angka 5 diberikan untuk jawaban SS. Untuk pengisian identitas responden dibuat berdasarkan kategori sebagai berikut:
1enis Kelamin 1. Kode angka 1 diberikan untuk jawaban Pria 2. Kode angka 2 diberikan untuk jawaban Wanita
Pengeluaran per-bulan 1. Kode angka 1 diberikan untuk jawaban 2 Juta 2. Kode angka 1 diberikan untuk jawaban _ 2 Juta Analisis ata Penelitian ini merupakan penelitian deskriptiI dengan menggunakan metode kuantitatiI. Pada penelitian ini digunakan teknik penghitungan ndependen9 Sample TTes9, untuk mengetahui perbedaan perilaku hijau konsumen civitas akademika Universitas Paramadina dilihat dari sosial demograIi berdasarkan jenis kelamin dan pengeluaran per- bulan. ata dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan uji statistik program SPSS 15.
.Hasil penelitian 1enis Kelamin dan Perilaku Pro Lingkungan 1ab|e 1 Mean Data er||aku ro L|ngkungan antara r|a dan Wan|ta Jenis Kelamin N ean Std. eviation Std. Error ean Jumlah PL Pro Lingkungan Pria 14 22,07 4,953 1,324 Wanita 16 24,06 3,974 ,994
Berdasarkan tabel diatas hasil mean perilaku pro lingkungan pada wanita lebih besar dibandingkan dengan pria. engan jumlah responden pria sebanyak 14 orang menunjukkan hasil sebesar 22,07 sedangkan pada wanita sebesar 24,06. Hal ini mengindikasikan bahwa wanita lebih menunjukkan perilaku pro lingkungan dibandingkan dengan pria.
1ab|e 2 1abe| 11est Ium|ah er||aku ro L|ngkungan antara r|a dan Wan|ta
Levene's Test Ior Equality oI Variances t-test Ior Equality oI eans F Sig. t dI Sig. (2- tailed) ean iIIerence Std. Error iIIere nce 95 ConIidence Interval oI the iIIerence
Lowe r Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Jumlah PL Pro Lingku ngan Equal variances assumed 1,200 ,283 -1,221 28 ,232 -1,991 1,631 -5,331 1,349 Equal variances not assumed -1,203 24,919 ,240 -1,991 1,655 -5,401 1,418 Ket: - Jika data homogen lihat nilai t (equal variances assumed) Jika data heterogen lihat nilai t (equal variances no9 assumed)
Untuk melihat apakah ada perbedaan perilaku pro lingkungan berdasarkan jenis kelamin, nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel (dengan db N-2 28) Tabel di atas merupakan tabel t-test. Tabel tersebut mengindikasikan bahwa data yang dimiliki homogen. Hal ini ditunjukkan dari hasil signiIikansi sebesar 0,283 yang apabila dibandingkan dengan 0,05 nilai tersebut lebih besar. Karena data homogen, maka nilai t yang kita lihat adalah nilai pada equal variances assumed yakni sebesar -1,221. Sedangkan T tabel dengan db28 sebesar 2,048. engan demikian maka T hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel t: -1,221 2,048. Berdasarkan hasil tersebut, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku pro lingkungan dengan jenis kelamin. 1enis Kelamin dan Nilai-Nilai Berorientasi Lingkungan 1ab|e 3 Mean Data N||a|N||a| 8eror|entas| L|ngkungan antara r|a dan Wan|ta Jenis Kelamin N ean Std. eviation Std. Error ean Nilai Berorientasi Lingkungan Wanita 16 37,94 3,511 ,878 Pria 14 36,21 3,945 1,054
Berdasarkan tabel diatas hasil mean nilai berorientasi lingkungan pada wanita lebih besar dibandingkan dengan pria. engan jumlah responden pria sebanyak 14 orang menunjukkan hasil sebesar 36,21 sedangkan pada wanita sebesar 37,94. Hal ini mengindikasikan bahwa wanita lebih memiliki sikap pro lingkungan dibandingkan dengan pria. 1ab|e 4 1abe| 11est Ium|ah N||a|N||a| 8eror|entas| L|ngkungan antara r|a dan Wan|ta
Levene's Test Ior Equality oI Variances t-test Ior Equality oI eans F Sig. t dI Sig. (2- tailed) ean iIIerence Std. Error iIIerence 95 ConIidence Interval oI the iIIerence Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Nilai Berorientasi Lingkungan Equal variances assumed ,148 ,704 1,266 28 ,216 1,723 1,361 -1,065 4,511 Equal variances not assumed 1,256 26,31 1 ,220 1,723 1,372 -1,095 4,542
Tabel di atas merupakan tabel t-test. Tabel tersebut mengindikasikan bahwa data yang dimiliki homogen. Hal ini ditunjukkan dari hasil signiIikansi sebesar 0,704 yang apabila dibandingkan dengan 0,05 nilai tersebut lebih besar. Karena data homogen, maka nilai t (equal variances assumed) 1,266. T hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel, yakni t:1,266 2,048. Berdasarkan hasil tersebut, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai yang berorientasi lingkungan dengan jenis kelamin.
Pengeluaran Per-Bulan dan Perilaku Pro Lingkungan
1ab|e S Mean Data er||aku ro L|ngkungan berdasarkan enge|uaran er8u|an Pengeluaran Bulanan N ean Std. eviation Std. Error ean Jumlah PL Pro Lingkungan ~ 2 17 23,24 5,718 1,387 2 13 23,00 2,273 ,630
Berdasarkan tabel diatas hasil mean perilaku pro lingkungan pada responden dengan pengeluaran per-bulan _ 2 lebih besar dibandingkan responden dengan pengeluaran per- bulan 2 . engan jumlah mean responden dengan pengeluaran per-bulan _ 2 sebesar 23,24 dan responden dengan pengeluaran per-bulan 2 sebesar 23,00. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan pengeluaran per-bulan 2 menunjukkan perilaku pro lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan pengeluaran per- bulan < 2.
Levene's Test Ior Equality oI Variances t-test Ior Equality oI eans F Sig. t dI Sig. (2- tailed) ean iIIerence Std. Error iIIerenc e 95 ConIidence Interval oI the iIIerence Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Jumlah PL Pro Lingkunga n Equal variances assumed 3,632 ,067 ,140 28 ,890 ,235 1,684 -3,215 3,685 Equal variances not assumed ,154 22,04 2 ,879 ,235 1,523 -2,923 3,394
Tabel di atas merupakan tabel t-test. Tabel tersebut mengindikasikan bahwa data yang dimiliki homogen. Hal ini ditunjukkan dari hasil signiIikansi sebesar 0,067 yang apabila dibandingkan dengan 0,05 nilai tersebut lebih besar. Karena data homogen, maka nilai t (equal variances assumed) 0,140. T hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel t: 0,140 2,048. Berdasarkan hasil tersebut, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku pro lingkungan dengan pengeluaran per-bulan. Pengeluaran Per-Bulan dan Nilai-Nilai Berorientasi Lingkungan
1ab|e 7 Mean Data N||a|N||a| 8eror|entas| L|ngkungan berdasarkan enge|uaran er8u|an Pengeluaran Bulanan N ean Std. eviation Std. Error ean Nilai Berorientasi Lingkungan ~ 2 17 37,82 3,861 ,936 2 13 36,23 3,563 ,988
Berdasarkan tabel diatas hasil mean nilai berorientasi lingkungan pada responden dengan pengeluaran per-bulan _ 2 lebih besar dibandingkan responden dengan pengeluaran per-bulan 2 . engan jumlah mean responden dengan pengeluaran per-bulan _ 2 sebesar 37,82 dan responden dengan pengeluaran per-bulan 2 sebesar 36,23. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dengan pengeluaran per-bulan 2 menunjukkan nilai berorientasi lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan pengeluaran per-bulan < 2.
Levene's Test Ior Equality oI Variances t-test Ior Equality oI eans F Sig. t dI Sig. (2- tailed) ean iIIerence Std. Error iIIerence 95 ConIidence Interval oI the iIIerence Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Nilai Berorientasi Lingkungan Equal variances assumed ,096 ,759 1,157 28 ,257 1,593 1,376 -1,227 4,412 Equal variances not assumed 1,170 26,93 7 ,252 1,593 1,361 -1,201 4,386
Tabel di atas merupakan tabel t-test. Tabel tersebut mengindikasikan bahwa data yang dimiliki homogen. Hal ini ditunjukkan dari hasil signiIikansi sebesar 0,759 yang apabila dibandingkan dengan 0,05 nilai tersebut lebih besar. Karena data homogen, maka nilai t (equal variances assumed) 1,157. T hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel, yakni t: 1,157 2,048. Berdasarkan hasil tersebut, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai berorientasi lingkungan dengan pengeluaran per-bulan. . Kesimpulan
\ Terdapat perbedaan perilaku pro lingkungan berdasarkan jenis kelamin. imana perempuan lebih menunjukkan perilaku pro lingkungan dibanding laki-laki. \ Terdapat perbedaan nilai yang berorientasi lingkungan berdasarkan jenis kelamin. imana perempuan lebih menunjukkan sikap yang berorientasi lingkungan dibanding laki- laki. \ Terdapat perbedaan perilaku pro lingkungan berdasarkan pengeluaran per-bulan. imana responden dengan pengeluaran per-bulan _ 2 lebih menunjukkan perilaku pro lingkungan dibandingkan responden dengan pengeluaran per-bulan 2. \ Terdapat perbedaan nilai yang berorientasi lingkungan berdasarkan pengeluaran per- bulan. imana responden dengan pengeluaran per-bulan _ 2 lebih menunjukkan sikap yang berorientasi lingkungan dibandingkan responden dengan pengeluaran per-bulan 2.
DAFTAR PUSTAKA
iamantopoulo, Adamantious., dkk. 2003. Journal oI Business Research: 'Can socio-demographics still play a role in proIiling green consumers? A review oI the evidence and an empirical investigation hal. 465 480
arell, A., Johan Jansson & Annika Nordlund. 2010. 'Green consumer behavior: determinants oI curtailment and eco-innovation adoption diambil dari www.emeraldinsight.com/0736- 3761.htm. Emerald Group Publishing
ayasari, Iin. 2010. Power Point Bahan Ajar ata Kuliah Psikologi Konsumen Chapter 3: 'arke9 Segmen9a9ion. Psikologi universitas paramadina
Olson, Jerry C & Paul Peter. 2010. Consumer behavior & marke9ing s9ra9egy. 9 th edition. Singapore: c graw hill Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan. alang: U Press