Professional Documents
Culture Documents
1 u g a s A k h | r s | k o | o g | A b n o r m a | L k s h | b | s | o n | s m e a g e | 9
0/.,943
Ada beberapa kelas yang berbeda pada obat yang digunakan untuk mengobati pasien
dengan eksibisionisme dan paraIilia lainnya. Namun, perlu perhatikan kesulitan dalam
mengevaluasi eIektivitas komparatiI dari obat yang berbeda. Kategori obat yang digunakan
untuk mengobati eksibisionisme adalah:
W Inhibitor serotonin reuptake inhibitor (SSRI). SSRI yang menjanjikan untuk mengobati
paraIilia, serta gangguan depresi dan lain suasana hati. Ditemukan bahwa tingkat lebih rendah
dari serotonin di otak menyebabkan dorongan seksual meningkat. SSRI sesuai untuk pasien
dengan ringan sampai sedang paraIilia tingkat dan pasien ini mayoritas terdiri dari pamer.
W Hormon-hormon wanita. Estrogen telah digunakan untuk pengobatan pelaku kejahatan
seksual sejak tahun 1940. Medroksiprogesteron asetat, atau MPA, adalah obat hormonal yang
paling banyak digunakan di Amerika Serikat untuk pengobatan orang dengan eksibisionisme.
Medroksiprogesteron asetat bekerja dengan merangsang hati untuk memproduksi bahan kimia
yang mempercepat pembersihan testosteron dari aliran darah. Sebagai pasien yang mengambil
KPL mereka diresepkan oleh dokter, ternyata eIektiI. Sayangnya, MPA dapat menyebabkan
beberapa eIek samping yang tidak menyenangkan pada beberapa pasien. Ini adalah mual,
muntah, berat badan dan sakit kepala.
W Luteinizing hormone-releasing hormone (LHRH) agonis. Obat ini kadang-kadang
digambarkan untuk menjadi setara Iarmakologi dari pengebirian. Mereka bekerja dengan
mengurangi pelepasan hormon gonadotropin. Para agonis LHRH termasuk obat-obatan seperti
triptorelin (Trelstar), leuprolid asetat dan asetat goserelin.
W Antiandrogen. Obat ini memblokir penyerapan dan metabolisme testosteron dan kadar
testosteron darah. Para antiandrogen termasuk siproteron asetat (BPA) dan Ilutamide. Siproteron
asetat telah digunakan di Jerman untuk mengobati menunjukkan sejak awal 1970-an, dan
kebanyakan studi jangka panjang BPA telah dilakukan oleh psikiater Jerman. Obat tampaknya
memiliki eIek samping yang minimal dalam penggunaan jangka panjang dan secara signiIikan
mengurangi residivisme (kambuh dan pengulangan perilaku menyimpang).
1 u g a s A k h | r s | k o | o g | A b n o r m a | L k s h | b | s | o n | s m e a g e | 10
KESIMPULAN
Vina, mahasiswa yang berproIesi sebagai karyawati Bank itu mengaku sebagai
eksibisionis. Mengacu pada teori, perilaku yang ditampilkannya memang menunjukkan adanya
kecenderungan indikator-indikator perilaku seorang eksibisionis, seperti: merasa senang apabila
tubuhnya dilihat oleh orang lain dan ketika sedang bermasturbasi sambil membayangkan banyak
lelaki yang memandangi tubuh telanjangnya. Hal itu dilakukan untuk membuat lelaki terangsang
oleh tubuhnya, sehingga membuatnya merasa terangsang juga.
Berbagai jenis psikoterapi dapat dilakukan untuk dapat menangani kasus ekshibisionis
yang dialami oleh Vina. Tidak hanya itu, beberapa kategori obat juga dapat digunakan untuk
membantu mengobati kelainan perkembangan psikoseksual ini. Namun hal utama yang
dibutuhkan yakni adanya dukungan positiI, baik dari pihak keluarga serta orang-orang di
sekitarnya. Selain itu, kemauan dan kesadaran Vina untuk dapat sembuh dari kelainan
perkembangan psikoseksual berupa eksibisionis adalah Iaktor penting yang turut membantu
selama proses penyembuhan.
1 u g a s A k h | r s | k o | o g | A b n o r m a | L k s h | b | s | o n | s m e a g e | 11
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku:
American Psychiatric Association. 2000. iagnostic and Statistical Manual of Mental
isorders. Washington, DC: Author
Barlow, David H. & V. Mark Durand. Abnormal Psychology, 5
th
edition. 2008. Canada: Nelson
Education
Kartono, Kartini. 2009. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung: CV. Mandar
Maju
Nevid, JeIrey S., Spencer A. Rathus & Beverly Greene. 2008. Psikologi Abnormal. Jakarta:
Penerbit Erlangga
ebsite:
Cipta, Ayu., Ananda Badudu & Martha Warta. (16 September 2011). Jumlah Kasus
Pemerkosaan di Jakarta Merisaukan diakses dari
http://www.tempo.co/hg/kriminal/2011/09/16/brk,20110916-356537,id.html pada tanggal
27 September 2011 pukul 14.22
Indarini, Nurvita. (20 April 2011). 'Eksibisionis Hingga Penodong di Halte Bus & Jembatan
Penyeberangan diakses dari
http://www.detiknews.com/read/2011/04/20/113836/1621638/10/eksibisionis-hingga-
penodong-di-halte-bus-jembatan-penyeberangan pada tanggal 27 September 2011 pukul
14.22
Indarini, Nurvita. (03 Januari 2008). 'Perempuan Juga Bisa Jadi Eksibisionis diakses dari
hLLp//wwwdeLlknewscom/lndexphp/deLlkread/Lahun/2008/bulan/01/Lgl/03/Llme/114314/ldn
ews/874138/ldkanal/10 pada Langgal 27 SepLember 2011 pukul 1423
htt:jjwww.ortulgue.comjjjcerltudewusgudlsekslblslonlsst.html dlukses udu tunggul
Setember ukul .