Professional Documents
Culture Documents
0
t
i
n
g
g
i
a
n
(
k
m
)
00
80
0
10
-0 -100 0 00 100 1000 0
T0mp0ratur
o
C
P0nyaringan #adiasi Matahari untuk iosf0r
S
i
n
a
r
X
.
0
1
-
1
0
n
m
I
n
f
r
a
r
e
d
.
8
-
1
0
0
0
m
U
l
t
r
a
v
i
o
l
e
t
1
0
-
4
0
0
n
m
S
i
n
a
r
V
i
s
i
b
l
e
4
0
0
-
7
0
0
n
m
R
a
d
i
o
w
a
v
e
s
>
1
0
c
m
is0rap uap air
is0rap Iapisan Ozon0
is0rap gas jarang
Tropopaus
Stratopaus
Mesopaus
Thermopaus
Litosfer
Astenosfer
Biosfer
0t0baIan iosf0r ini sangat tipis
dibandingkan d0ngan ukuran umi ,
hanya 0.03 % dari radius umi
M0skipun d0mikian agar dapat
m0Iaksanakan fungsinya iosf0r ini
dijaga oI0h infrastruktur Iapisan
atmosf0r diatasnya t0rhadap unsur-
unsur radiasi matahari yang
m0mbahayakan k0hidupan daIam
iosf0r t0rs0but
0ngan d0mikian unsur radiasi yang
masuk k0 iosf0r m0rupakan unsur
yang aman dan tidak m0mbahayakan
k0hidupan, yaitu unsur sinar t0rIihat
dan s0dikit unsur uItra-vioI0t.
$:2-07 Y. S. Djadjadiharja, BPPT (2008)
M0kanism0 T0rjadinya P0manasan
GIobaI Akibat G#
Klasifikasi Gas-gas Rumah Kaca
Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) mengenai Perubahan klim (United Nations
Framework Convention on Climate Change
UNFCCC), ada 6 jenis gas yang menyebabkan efek
rumah kaca yaitu :
Karbondioksida (CO
2
)
Dinitro Oksida (N
2
O)
Metana (CH
4
)
Sulfurheksaflorida (SF
6
)
Perflorokarbon (PFCs)
Hidroflorokarbon (HFCs)
Aktivitas alam
Aerosol seperti kegiatan gunung berapi
Perubahan energi matahari dengan sirkulasi air laut
Kontiibusi Beibagai Aktivitas Nanusia
Teihauap Piouuksi uRK
Emisi Terbesar
berasal dari
power industry
Gas-gas berbahaya
CFCs panas yang terperangkap dalam satu mol
CFCs ~ 1500-1700 kali lebih banyak daripada satu
mol CO
2
CH
CF
3
- panas yang terperangkap dalam satu mol
TrifIuorom0thyI suIphur p0ntafIourid0 (SF
CF
3
) ~
18000-000 kali lebih banyak daripada satu mol
CO
2
(Source: Down To Earth Vol.8 No. May 15
00 Kaushik and Kaushik 00tchaiand Tropp
1995)
Proporsi Emisi Gas Dari GRK yang Memberi
Kontribusi Pemanasan Global
CO
2
dari
berbagai
sumber
Non-CO
2
dari
berbagai
sumber
Negara-negara Penghasil
CO
2
Dampak Global warming
Biogeofisik ( pelelehan es di kutub,
kenaikan permukaan air laut,
perluasan gurun pasir, peningkatan
hujan dan banjir, punahnya flora dan
fauna tertentu, migrasi fauna)
Dampak Global warming pada
ekosistem terestrial
Degradasi sumberdaya Daya air tawar
Penurunan produksi pertanian
Meningkatnya angin puyuh dan banjir
Kekeringan dan degradasi kesuburan tanah
Meningkatnya suhu udara
Gempa/tsunami
EA#THQUAE A TSUAMI I SOLOMO
ISLAS: AP#IL 2007
EA#THQUAE I WEST SUMAT#A,
IOESIA: MA#CH 2007
TO#AO I G#EESO#O,
ASAS: MAY 2007
FLOOIG I I#A: JUE
2007
HEAT WAVE I WUHA, CHIA: 38
C JULY 2007
HEAT WAVE I UWAIT
CITY, UWAIT: C (113 F)
JULY 2007
WILFI#E I LOS AGELES, CA
A#EA: JULY 2007
Dampak Sosial ekonomi
Gangguan terhadap fungsi kawasan
pesisir dan kota
Gangguan terhadap fungsi sarana
dan prasarana (jaringan jalan,
pelabuhan, bandara)
Gangguan terhadap pemukiman
Gangguan produktivitas pertanian
Peningkatan resiko thd penyakit
Kenaikan muka air laut secara umum
akan mengakibatkan dampak sebagai
berikut
(a) meningkatnya frekuensi dan intensitas
banjir,
(b) perubahan arus laut dan meluasnya
kerusakan mangrove,
(c) meluasnya intrusi air laut,
(d) ancaman terhadap kegiatan sosial-
ekonomi masyarakat pesisir, dan
(e) berkurangnya luas daratan atau
hilangnya pulau-pulau kecil.
Antisipasi Kenaikan permukaan
air laut (kajian Makro)
Dengan memperhatikan dampak
pemanasan global yang memiliki
skala nasional dan dimensi waktu
yang berjangka panjang, maka
keberadaan RTRWN menjadi sangat
penting.
Pola pemanfaatan ruang wilayah
nasional
Pola pemanfaatan ruang wilayah
nasional
arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan
kawasan lindung (termasuk kawasan rawan
bencana seperti kawasan rawan gelombang
pasang dan banjir) ; dan
arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan
kawasan budidaya (hutan produksi,
pertanian, pertambangan, pariwisata,
permukiman, dsb).
struktur pemanfaatan ruang
wilayah nasional mencakup
arahan pengembangan sistem
permukiman nasional dan
arahan pengembangan sistem
prasarana wilayah nasional (seperti
jaringan transportasi, kelistrikan,
sumber daya air, dan air baku.
Kesepakatan nternasional
ntergovernmental Panel on Climate
Change (PCC)
diselenggarakan tahun 1988 kesepakatan untuk
meningkatkan kepedulian pada permasalahan yang
berhubungan dengan aktivitas manusia yang
menghasilkan polutan GRK
Rio Earth Summit
diselenggarakan tahun 1992 yang bertujuan untuk
mendapatkan kesepakatan untuk mengurangi GRK
Kyoto Agreement
diselenggarakan tahun 1997
CDM
Clean Development Mechanism
(CDM)
Clean Development
Mechanism (CDM)
CDM merupakan hasil dari Kyoto
Protocol
CDM mengijinkan negara-negara
maju/industry (dalam rangka
menurunkan CO
2
) untuk melakukan
proyek investasi di Negara-negara
berkembang
Proyek CDM dibagi ke dalam 2 kategori
yaitu
Proyek pengurangan emisi
Proyek penyerapan karbon (kehutanan :
aforestasi dan reforestasi)
Distribusi Proyek CDM Pada
Beberapa Negara di Dunia
Negara )umlab Proyek Prosentase
Proyek
Brazil 111 13
Chile 21 3
China 125 15
India 287 35
Indonesia 9 1
Malaysia 17 2
Meksiko 97 12
Republik Korea 15 2
AIrika Selatan 10 1
Lain-lain 135 16
CDM di ndonesia
Ada 22 p0rusahaan t0Iah
m0n0rapkan CM
1.PT ndocement Tunggal Prakarsa
2.PT Multimas Nabati Asahan
3.PT Murini Samsam (MSS)
4.PT Petromat Agrotech
5.PT ndotirta Suaka
6.Chevron Geothermal ndonesia Ltd.
7.EcoSecurities ndonesia
8.BPPT & Climate nterchange, AG
9.PT Navigat Organic Energy
ndonesia
10.PT Medco Energi Oil & Gas
11.PT Cargill ndonesia
12. PT Multi Nitrotama Kimia
13. PT Budi Acid Jaya
14. PT Odira Energy Persada
15. Permata Hijau Group
16. PT Holcim ndonesia Tbk
17. PT Manunggal Energi Nusantara
18. PT ntibenua Perkasatama
19. PT Sumi Rubber ndonesia
(SURNDO)
20. PT Fajar Futura Energi Luwu
21. PT Musim Mas
22. PT Gikoko Kogyo ndonesia
Contoh CDM
PT. Manunggal Energi Nusantara
merupakan salah satu perusahaan yang melaksanakan
CDM, yaitu dengan mengembangkan penggunaan gas
alam sebagai pengganti bahan bakar agar mengurangi
GRK yang dihasilkan.
Jumlah Boiler
Current
Demand
35,5 T/jam
Potential Full
Demand 43
T/jam
Current
Demand 35,5
T/jam
Potential Full
Demand 43
T/jam
2 unit Coal
27 (T/jam)
8 unit Residual Oil
50,4 (T/jam)
MEN's cogeneration system Natural Gas
9,5 (T/jam)
Bahan Bakar
Boiler
Total Stream Generating
Capacity (T/jam)
Ranking
1
Sebelum Proyek CDM Adanya Proyek CDM
Operation Status Operation Status
2
3
27T/jam 27T/jam
- -
8,5 T/jam 16 T/jam
26 T/jam 27T/jam
not running 6,5 T/jam
9,5 T/jam 9,5 T/jam
Berkurang 1 T/jam setelah
adanya proyek CDM
Reduksi Emisi CO
2
dari
CDM
Sumber : Project Design Document Form (CDM PDD) "MEN-Tangerang 1.6 MW
Natural Gas Co-generation Project"
Kontribusi untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
Proyek ini mengadopsi
pengembangan dan penggunaan
bahan bakar yang lebih "bersih untuk
power dan thermal energy provision.
Tidak lagi menggunakan residual oil
untuk bahan baku boiler dan
mengurangi penggunaan coal untuk
bahan bakar boiler.
Mengurangi GRK dan sesuai dengan
kampanye lingkungan pemerintah
What should we do?
Mengupayakan mengkonsumsi makanan rendah karbon
Aktivitas di rumah, mengganti lampu, menggunakan sistem
insulasi, penggunaan TV dan barang elektronik
Gunakan kertas yang daur ulang, termasuk gelas dan
kaleng.
Gunakan mesin cuci dgn air biasa, matikan lampu jika tidak
diperlukan
Usahakan tidak ada kebocoran udara pada saat
penggunaan AC dalam ruang dilakukan
Penggunaan AC, refrigerator sebaiknya tidak berumur > 20
tahun, perletakannya harus dilindungi agar dari matahari
agar dapat meningkat efisiensinya (setidaknya 10%)
Dalam berkendaraan, gunakan kendaraan hemat bahan
bakar
Mengatur jenis dan peletakan pepohonan di halaman rumah
Kajian-kajian yang
dibutuhkan
Bagaimana penyiapan infrastruktur kita dalam
mengantisipasi dampak yang akan terjadi
Mengidentifikasi tahapan biaya efektif yang
dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon
Melakukan kajian untuk mengantisipasi tindakan
mitigasi dan beradaptasi terhadap perubahan
iklim
Mengembangkan aplikasi teknologi bersih pada
perusahaan dan implementasi efisiensi energi.
Mengembangkan jejaring pertukaran informasi
untuk mengatasi masalah perubahan iklim ini
secara bersama. (Teller, Wood dan Hyde ,
1997).