Professional Documents
Culture Documents
O dan CO
. Hasil akhir
pemberian amonium klorida adalah asidosis metabolik karena terjadi
penambahan ion klorida ke dalam plasma. Bikarbonat direabsorpsi
lengkap di tubuli proksimal, sedangkan amonia dimetabolisme menjadi
urea.
O Penggunaan klinis
Amonium klorida dulu digunakan untuk memperbaiki alkalosis yang
disebabkan oleh diuretika merkurial yang sekarang sudah tidak
digunakan lagi. Ketika diuretika yang disebutkan terakhir, yaitu
diuretika golongan xantin, diuretika osmotik, dan amonium klorida
merupakan diuretika yang pemakaiannya terbatas.
f. Karboksimetil selulosa
Karboksimetil selulosa merupakan merupakan eter polimer selulosa
linear dan berupa senyawa anion, yang bersiIat biodegradable, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak beracun, butiran atau bubuk yang larut dalam air namun
tidak larut dalam larutan organik, memiliki rentang pH sebesar .5 sampai 8.,
stabil pada rentang pH 1, bereaksi dengan garam logam berat membentuk
Iilm yang tidak larut dalam air, transparan, serta tidak bereaksi dengan
8
senyawa organik. Karboksimetil selulosa berasal dari selulosa kayu dan kapas
yang diperoleh dari reaksi antara selulosa dengan asam monokloroasetat,
dengan katalis berupa senyawa alkali. Karboksimetil selulosa juga merupakan
senyawa serbaguna yang memiliki siIat penting seperti kelarutan, reologi, dan
adsorpsi di permukaan. Selain siIat-siIat itu, viskositas dan derajat substitusi
merupakan dua Iaktor terpenting dari karboksimetil selulosa.
II. TU1UAN
1. Praktikan dapat mengerti dan memahami mekanisme kerja obat yang
mempengaruhi sistem respirasi.
. Praktikan dapat memahami cara menguji dahak/lendir untuk mengetahui
penyebab munculnya dahak tersebut.
. Praktikan dapat mengetahui perbedaan dan cara menanggulangi/mengobati
batuk-batuk berdasarkan jenisnya.
III. ALAT DAN BAHAN
Bahan : - putih telur ayam kampung
- air suling
- amonium klorida
- ambroksol
- bromheksin
- gliseril guaiokolat
- dekstrometorIan
- karboksimetilselulosa
Alat : - Viskometer Hoeppler
- stop watch
- alat-alat gelas yang biasa dipergunakan di laboratorium kimia dan
Iarmakologi
IV. PROSEDUR
a. Pembuatan Dahak Buatan
Dahak buata dibuat dari putih telur ayam kampung. Telur ayam
kampung dipilih untuk pembuatan dahak buatan ini karena putih telurnya lebih
kental dibandingkan telur ayam negeri.
b. Pengamatan aktivitas mukolitik
Penentuan viskositas kontrol, uji 1 (amonium klorida), uji (ambroksol), uji
(bromheksin), uji (gliseril guaiakolat) dan uji 5 (dekstrometorIan)
O Sistem kontrol : putih telur dan air suling
O Sistem uji 1 : campuran putih telur dan amonium klorida
O Sistem uji : campuran putih telur dan amroksol
O Sistem uji : campuran putih telur dan bromheksin
Volume semua sistem disamakan disesuaikan daya tampung tabung
viscometer dengan sediaan uji masing-masing 5 ml
Tabung viskometer diisi dengan komponen sistem sampai penuh
Selanjutnya bola dimasukkan ke dalam tabung viskometer yang berisi
cairan sistem uji
Cairan sistem uji ditambahkan sampai tabung penuh dan ditutup
sehingga tidak terdapat gelembung udara
Jika bola sudah turun melampaui garis awal, bola dikembalikan ke
posisi semula dengan membalikan tabung
Viskositas dihitung, dilakukan pengukuran waktu bola jatuh di dalam
viskometer seret bobot jenis cairan sistem uji
Waktu yang diperlukan oleh bola melalui tabung mulai dari garis awal
sampai akhir dalam detik
1
Bobot jenis cairan sistem uji ditentukan dengan menggunakan
piknometer
Semua cairan sistem uji dihitung dengan menggunakan persamaan
q B (p
1
-p
)
V. DATA PENGAMATAN
O No spindel
O Speed 1 rpm
No Sediaan uji t
0
t
10
t
20
t
30
t
40
1 Ambroxol 15 1 1 5
Gliserin guaiakolat 15 5 8
Bromheksin 11 8 1 5 8
DekstrometorIan 18 1
5 OBH 5
Kontrol 8 15 5
0
30
100
130
200
230
300
330
o menlL 10 menlL20 menlL30 menlL40 menlL
V
|
s
k
o
s
|
t
a
s
Waktu
Ambroxol
Cllserln gualakolaL
8romheksln
uekLromeLorfan
C8P
konLrol
11
VI. PEMBAHASAN
Percobaan mengenai aktivitas mukolitik ini bertujuan untuk melihat seberapa
eIektiI suatu zat yang bersiIat sebagai antitusiI dan ekpektoran dalam menurunkan
viskositas suatu lendir. Dalam percobaan ini yang dipilih adalah putih telur ayam
bebek karena menurut suatu penelitian viskositas nya sama dengan lendir yang
dihasilkan manusia. Putih telur bebek diberikan suatu zat dan dilihat viskositas nya
sebelum dan sesudah secara in vitro. Obat diberikan dalam macam sediaan uji yaitu
ambroxol, gliseril guaiakolat, dekstrometorphan, bromheksin, OBH (mengandung
ammonium klorida) dan kontrol. Kontrol harus tetap ada karena untuk menguji
viskositas tanpa diberikan sediaan uji dan memgukur keberhasilan sediaan uji dalam
menurunkan viskositas lendir.
Pada ambroxol dan bromheksin terjadi penurunan secara bertahap dari t
sampai t
karena ambroxol merupakan golongan ekspektoransia yang mekanisme
kerjanya sebagai mukolitik (mengubah siIat Iisiko kimia, terutamas viskositasnya
diturunkan), bekerja menguraikan mukopolisakarida asam sehingga serabut lendir
bronkus akan terurai. Ini dilakukannya dengan memperbanyak produksi lisosom dan
mengaktiIkan enzim hidrolitik. Pada saat yamg sama sel kelenjar serosa di
stimulasi.dengan pertambahan jumlah sekret, viskositas lendir akan turun.
Kemungkinan ambroxol mempunyai kerja lain, yaitu menurunkantegangan
permukaan dengan menstimulasi pembentukan zat aktiI permukaan (surIaktan)
sehingga adhesi pada lendir pada epitel bronkus akan berkurang. Ambroxol adalah
metabolit bromheksin yang aktiI secara biologik.
Pada gliseril guaikolat dan ammonium klorida (didapat dalam OBH)
penurunan viskositas tidak telalu drastis, namun pada hasil akhir hampi sama hasilnya
pada zat mukolitik diatas. Karena gliseril guaiakolat dan ammonium klorida termasuk
golongan ekspektoransia yang mekanisme kerjanya sebagai sekretolitik (meninggikan
sekresi bronkus dan dengan demikian mengencerkan lendir), gliseril guaikol bekerja
secara reIlektoris. Sedangkan ammonium klorida bekerja baik secara reIlektorik
maupun secara langsung.
1
nervus vagus Jalur parasimpatis aIeren
Stimulasi reIlektorik melalui lambung pada sekresi bronkus.
Pada dekstrometorIan yang terjadi viskositan tetap kostan, karena zat ini
merupakan antitusiI buak ekspektoran yang berarti digunakan untuk batuk kering
bukan untuk batuk berdahak yang mengeluarkan lendir. Dekstrometorphan
menghentikan rangsang batuk menurunkan Irekuensi dan intensitas doronhan batuk
dengan menekan reIleks batuk akibat penghambatan pusat batuk dalam batang otak
dan/ melalui blokade reseptor sensorik (reseptor batuk) dalam saluran bronkus. Obat
ini hanya digunakan pada rangsang batuk kering, yang melalui penghentian reIleks
batuk tak ada bahaya terjadinya bendungan sekret.
VII. KESIMPULAN
Batuk merupakan merupakan respon tubuh secara spontan terhada gangguan
saluran naIas sebagai upaya untuk mengeluarkan penyebab gangguan
termasuk dahak berlebih atau inIektor.
Dahak adalah bahan yang dikeluarkan dari paru-paru,bronchus,trakhea melalui
mulut,biasanya juga disebut
Obat yang termasuk antitusiv (untuk batuk kering) : dekstrometophan, codein
HCl
Obat yang termasuk ekpektoransia (untuk batuk berdahak) :
Sekretolitik : gliseril guaiakolat, ammonium klorida
Mukolitik : ambroxol, bromheksin
Sekretomotorik : minyak atsiri
9DA1 MD-1AP
kLLL-A8
88C-kD
LAM8D-C
1
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Pediatri - Laman 1 (M.William Schwartz) penerbit buku kedokteran.
. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Pernapasan - Laman
18(AriI Muttaqin)
. Bijak Mengonsumsi Obat Flu - Laman 18(dr. Bahar Azwar, Sp B Onk)
. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam - Laman (buku kedokteran EGC)